HESTI CLAUDIA
CGA 118 043
KELOMPOK VII (TUJUH)
2
NAMA-NAMA KELOMPOK VII (TUJUH)
NAMA NIM
RITA CGA 118 047
STEFANI MILENIA CGA 118 041
HESTI CLAUDIA CGA 118 043
HERMANDO SILITONGA CGA 118 038
YONATHAN RUDIKAN CGA 118 044
2
LEMBAR PENGESAHAN
DOSEN PENGAMPU
2
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tipe-tipe Tata Letak................................................................... 3
2.2 Langkah-langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik..................... 4
2.3 Pabrik Pengolahan Minyak Goreng Kelapa Sawit..................... 22
2.4 Proses Pengolahan Minyak Goreng Kelapa Sawit..................... 28
2.4 Diagram Proses Pengolahan Minyak Goreng Kelapa Sawit...... 28
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan Dan Alat......................................................................... 29
3.1 Prosedur Praktikum................................................................... 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................... 21
4.1 Pembahasan................................................................................ 21
V. PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia industri manufaktur, tata letak secara nyata mempunyai peran
penting dalam meningkatkan kapasitas produksi terutama menyangkut efisiensi
waktu, tempat, dan biaya. Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak
fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan
mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan yang
digunakan dalam proses operasi. (James M.Apple, 1990).
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tipe-tipe Tata Letak
Tipe tata letak fasilitas diperlukan sebagai dasar dari perancangan pabrik dan
penentu keberhasilan strategi manufaktur yang telah ditetapkan. Secara umum, ada
empat tipe tata letak, yaitu tata letak produk (product layout), tata letak proses
(process layout), tata letak lokasi tetap (fixed location layout), dan tata letak grup
teknologi (group technology layout).
a. Product Layout
Tata letak produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu
macam produk atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu produksi
yang lama. Prinsip tata letak produk adalah machine after machine dimana mesin
disusun berdasarkan urutan proses yang ditentukan pada pengurutan produksi. Tujuan
utama tata letak produk adalah mengurangi proses pemindahan bahan dan
memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksinya.
2
Kelemahan tata letak proses, yaitu:
2
Kelemahan tata letak proses, yaitu:
c. Fixed Layout
Tata letak dari fixed material berbeda dari tipe layout yang lain. Pada
layout yang lain, material dibawa menuju workstation, sementara fixed
material workstation yang dibawa menuju material. Layout ini digunakan
pada perakitan pesawat, pembuatan kapal, dan masih banyak yang lainnya.
layout dari fixed material melibatkan urutan dan penempatan stasiun kerja di
sekitar material. Tipe fixed location layout mengkondisikan bahwa material
tetap pada posisinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, peralatan, dan
komponen-komponen pembantu lainnya bergerak menuju lokasi material atau
komponen produk utama.
2
4. Sangat fleksibel atas perubahan produk desain maupun perubahan volume
produksi.
5. Bebas dalam menentukan jadwal dan dapat mencapai waktu produksi total
minimum.
6. Menyediakan kesempatan job enrichments
7. Mengedepankan kebanggaan dan kualitas karena masing-masing individu
dapat menyelesaikan ”whole job”.
d. Group Technology
2
Keuntungan tata letak Group Technology, yaitu:
Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan
pengaturan letak dari pada mesin-mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-
orangyang bekerja di tiap-tiap stasiun kerja yang ada.
2
Keseimbangan dalam lintasan area perakitan
Kemungkinan dan fleksibilitas untuk menghadapi ekspansi di masa
mendatang.
Proses pengaturan segala fasilitas produksi dibedakan atas:
Pengaturan Tata Letak Mesin dan Fasilitas, adalah pengaturan semua mesin
dan fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi di dalam tiap departemen
dari pabrik yang ada.
Pengaturan Tata Letak Departemen, adalah pengaturan bagian atau
departemen serta hubungannya antara satu dengan yang lainnya di dalam
pabrik.
Langkah-langkah dalam perencanaan tata letak pabrik:
Analisa Produk. Menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat
menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
Analisa Proses. Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi
yang telah ditetapkan untuk dibuat.
Sigi dan Analisa Pasar. Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Informasi ini digunakan untuk menentukan
kapasitas produksi yang berikutnya dapat member keputusan tentang
banyaknya mesin dan fasilitas produksi yang diberikan.
Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yang
Dibutuhkan. Dengan memperhatikan volume produk yang akan dibuat, waktu
standard, jam kerja dan efisiensi mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yang
diperlukan (juga operator) dapat dihitung. Untuk selanjutnya luas area, stasiun
kerja, kebutuhan area, jalan lintasan dapat di tentukan agar proses berlangsung
dengan lancer.
Pengembangan Alterantif Tata Letak. Sebelum menentukan tata letak terbaik
yang harus dipilih, terlebih dahulu dilakukan pengembangan alternative
dengan mempertimbangkan:
2
1. Analisa ekonomi didasarkan macam tipe layout yang dipilih
2. Perancanaan pola aliran material yang harus dipindah dari satu proses ke
proses berikutnya
3. Pertimbangan yang terakait dengan luas area, kolom bangunan, struktur
4. organisasi, dan lain-lain.
5. Analisi aliran material dengan memperhatikan volume, frekwensi dan jarak
perpindahan material sehingga diperoleh total biaya yang paling minimum.
6. Perancangan Tata Letak Mesin dan Departemen Dalam Pabrik. Hasil analisa
terhadap layoutdipakai dasar pengaturan fasilitas fisik dan pabrik dan
pengaturan departemen penunjang.
2
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau lokasi
yang tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu,
dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Dalam
pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya,
berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.
Pabrik kelapa sawit (PKS) merupakan pabrik yang mengolah TBS sebagai
bahan baku menjadi CPO (crude palm oil) dan inti sawit dengan menggunakan
berbagai tahapan-tahapan proses pengolahan dari mulai stasiun penerimaan bahan
baku, perebusan, pemipilan, pengempaan, pemurnian minyak. Dalam tahapan-tahan
proses pengolahan tersebut sangat mengedepan kan pencapaian rendemen dan mutu.
Dari kedua produk dan hasil olahan pabrik kelapa sawit (PKS) tersebut terdapat
perbedaan angka rendemen yang sangat jauh berbeda. Dimana rendemen CPO selalu
menjadi rendemen premier, sedangkan rendemen PKO selalu menjadi rendemen
sekunder. Padahal jika rendemen inti (kernel) dapat ditingkatkan lagi, maka akan
menambah keuntungan bagi perusahaan.
2
kekerasan, uji tari, uji komposisi kimia, uji analisa metalografi, dan metode pengujian
bending.
2
menggunakan mesin Depericarper untuk mendapatkan kandungan minyak
yang masih terdapat didalamnya.
6. Pemisahan Minyak Dengan Air
Pada proses ini, minyak yang telah tercampur dengan air dari uap akan
dipisahkan. Proses pemisahan berurut, mengikuti fase minyak dan sesuai
dengan kadar minyak yang ada. Pada fase ringan, minyak, air, dan massa jenis
minyak ditampung pada continuous setting tank yang kemudian akan di bawa
ke oil tank. Sedangkan fase berat berisi minyak, air, dan massa berat
ditampung pada sludge tank dan kemudian dibawa ke sludge separator untuk
memisahkan minyak dari airnya.
7. Pemurnian Minyak
Minyak yang telah terpisah dengan air belum 100 persen bebas air,
hingga masih membutuhkan proses pemurnian lagi. Minyak dimasukkan ke
dalam vacuum dryer yang untuk membuang kandungan air yang masih ada
hingga volume minyak minimal atau di bawah ambang batas. Minyak yang
telah melewati vacuum dryer, ini sudah dianggap sebagai minyak murni, dan
dimasukkan ke dalam oil storage tank untuk kemudian dibawa ke bagian
pengemasan. Pemurnian minyak juga umumnya dilakukan dua kali proses
penyulingan sehingga dapat menghasilkan minyak goreng yang lebih jernih.
2
2.5 Diagram Proses Pengolahan Minyak Goreng Kelapa Sawit
Pengumpulan buah
kelapa sawit Perebusan buah Perontokan buah
Pemisahan minyak
dengan air
Pengemasan
2
III. METODE PRAKTIKUM
2
5. Merancang aliran produksi untuk mempermudah tahapan analisa data,
dengan pembuatan diagram perakitan aliran bahan, pembuatan bagan proses
dan pembuatan bagan aliran proses produksi.
2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
2
Ruangan luar = 0,6 x 31.504
= 18902,4 m2
IV.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa Pabrik Minyak Goreng mempunyai ruangan
yang memadai sesuai dengan ungsi nya. Hal ini sangat membantu kecepatan produksi
ninyak kelapa sawit menjadi minyak goreng. Namun dari data yang di dapat, yaitu
sebagai berikut: TLS = 35,096 m2, BCR = max 40%, Sempadan jalan = 4 m, Luas
sempadan jalan = 2.332 m2, Sempadan bangunan = 1.260 m2, Total luas sempadan =
3.592 m2, TLSE = TLS – Total luas sempadan = 35.096 – 3.592 = 31.504 m1 (3.1 ha)
Lantai dasar bangunan = BCR 40 % x TLSE = 0,4 x 31.504 = 12.601,6 m.2
Dan sisanya adalah 60% untuk ruangan luar. Ruangan luar = 0,6 x 31.504 = 18902,4
m.2 Sehingga memungkinkan jika ingin menambah luar Pabrik agar produksi minyak
goreng dapat lebih meningkat lagi.
2
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Tata letak fasilitas produksi yang digunakan sudah efektif karena mudah dalam
pengaturan fasilitas produksi yang terletak di dalam pabrik minyak tersebut.
2. Tata letak fasilitas menjadikan pekerjaan lebih terarah dan tidak berantakan. Di
samping itu aspek pengawasannya yang relatif mudah serta dapat mengefesienkan
waktu dalam proses produksi sehingga tidak terjadi pemborosan waktu dalam
pembuatan minyak goreng.
2
DAFTAR PUSTAKA
Marie, I.A., dan Chaiyadi, T.N., 2015. Perancangan Tata Letak Pabrik Dan Analisis
Ekonomi Pada Pt Xyz Extension.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol. 3 No 1. 363 Handoko, H.T. 2016. Dasar- Dasar
Manajemen Produksi dan Operasi. Jilid I. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta. Yamit,
Zulian. 2003.
Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi II. Ekonisia: Yogyakarta. Nur, Rusdi dan
Suyuti, M.A. 2017. Pengantar Sistem Manufaktur.
Apple, J. M., 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi
Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan edisi
ketiga. Guna Widya, Surabaya.