Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK PRAKTIKUM

MATA KULIAH
TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN

Oleh :
TIM MATA KULIAH

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS PALANGKA RAYA
2021
PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH TATA LETAK DAN
PENANGANAN BAHAN

1. Peralatan Praktikum
∙ Alat tulis
∙ Kertas double folio dan notes untuk mencatat data
∙ Stop Watch
∙ Meteran

2. Metode Praktikum
∙ Praktikum TLPB meliputi kunjungan lapangan (berkunjung ke sebuah perusahaan
atau industri, NAMUN KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN MAKA
BROWSING INTERNET) untuk memperoleh data-data yang diperlukan.
∙ Pengambilan data-data menggunakan metode sebagai berikut :
a) Observasi dilakukan dari literatur atau pustaka (sekunder) dengan mengukur
waktu dan jarak semua kegiatan di perusahaan dengan tujuan untuk
mempelajari tata letak industri tersebut dan permasalahannya, serta
mempelajari proses pembuatan.
b) Pencatatan data atau informasi yang telah ada di industri, yaitu informasi yang
berhubungan dengan tata letak. Data-data tersebut meliputi :
▪ Data P (Product), meliputi bahan baku dan bahan pembantu yang
membentuk suatu produk.
▪ Data R (Routing), menyatakan data urusan proses di suatu
perusahaan/pabrik.
▪ Data Q (Quantity), menyatakan jumlah dan volume dari bahan atau
produk yang akan diproduksi.
▪ Data S (Service area), untuk setiap kegiatan yang menopang operasi dan
data proses produksi, seperti gudang, toilet, kantor, dan lain-lain.
∙ Tahapan kerja praktikum sebagai berikut :
1) Pencatatan data P, R, Q, S.
2) Perancangan aliran produksi untuk memudahkan tahapan analisa data, dan
dimulai dari pembuatan diagram perakitan aliran bahan, pembuatan bagan
proses, dan pembuatan bagan aliran proses produksi.

A. Pembuatan Diagram Proses Pengolahan Bahan


Diagram perakitan merupakan gambaran yang menunjukkan aliran komponen
bahan dan sub bahan mengalir membentuk produk. Tahapan pembuatan diagram
perakitan bahan (Machfud dan Agung, 1990) adalah :
a. Mengumpulkan data P untuk proses pengolahan yang berisi jenis bahan dan
variasinya pada setiap tahapan proses pembuatan produk, seperti pada Gambar 1.
b. Menentukan operasi terakhir dalam proses suatu produk dan memberikan
lingkaran di sebelah kiri dengan keterangan di sebelah kanan.
c. Memberikan garis penghubung horizontal dari lingkaran di sebelah kiri dengan
lingkaran di sebelah kanan.
d. Memberikan nomor setelah diagram tahap proses lengkap.
e. Memberikan garis penghubung vertikal pada operasi tahap terakhir.

1. Bahan baku

Tahapan Proses
2. Bahan baku

B. Pembuatan Bagan Proses Operasi


Bagan proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urusan-urusan operasi dan
pemeriksaan. Jadi dalam suatu bagan proses operasi yang dicatat hanyalah kegaitan-
kegiatan operasi dan pemerikasaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang
penyimpanan. Tahapan pembuatan bagan proses operasi (Sutalaksana dkk., 1982) :
a. Bahan baku (utama) yang paling banyak memiliki suatu operasi
ditempatkan/dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan di sebelah kanan kertas,
sedangkan tahapan prosesnya dipetakan dengan garis vertical.
b. Tahapan proses dan bahan-bahan baku yang akan dipetakan sesuai dengan diagram
perakitan yang telah dibuat. Bahan baku yang lain setelah bahan baku utama
diletakkan di sebelah kiri bahan utama, tahapan prosesnya dibuat ke bawah sesuai
dengan tahapan proses yang telah dibuat di dalam diagram peraktian.
c. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan
urutan proses pada diagram perakitan.

Arah bahan baku yang masuk proses


U
r
3. Bahan Baku 2. Bahan Baku 3. Bahan Baku Utama u
B
B t
a
a a
g
g T n
i i
a
B a B a
n a n h d
a
g g a a
y y
i i p l
a a a a
n a a
n n n
g g n m
d d p
d a d
a
i
r p
r r i
r o e
i i r
a a s r
k
k e u
i i
s b
t t
a
h
a
n
p
r
o
s
e
s

Gambar 2. Bagan Proses Operasi


C. Bagan Proses
Bagan proses merupakan tabulasi catatan dari setiap tahapan proses yang
menjamin bahan tidak terlewatkan dalam proses pembuatan produk (Apple, 1990). Bagan
proses yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Pembuatan bagan proses adalah
sebagai berikut :
1. Pembuatan Tabel bagan proses seperti contoh Tabel 1.
2. Menentukan kegiatan yang akan diikuti pada proses pembuatan produk.
3. Menerapkan jenis informasi yang diinginkan dengan melengkapi kolom sesuai tiap
jenis data yang sedang dianalisis seperti :
a. Jarak perpindahan
b. Jumlah orang yang terlibat
c. Waktu yang dibutuhkan
d. Jumlah bagian yang ditangani
e. Metode perpindahan
f. Nomor operasi
4. Menghubungkan masing-masing tahapan menjadi satu rangkaian langkah sesuai
aktivitas.
5. Mengkaji ulang peta aliran proses untuk kemungkinan perbaikan.
Tabel 1. Bagan Proses

BAGAN
PROSES
SPESIFIKASI REKAPITULA
SI
Aktivit Jumla
as h
Kapasitas = 20 Operasi O
kg
Pengangkutan
Bahan : Penundaan
tt = 10 kg Inspeksi
Mentega = 600 gr Penyimpanan
Susu bubuk = Σ Jarak
…… (m)
Σ Waktu 1689 menit
(menit)
N Uraia Lamba Ke
O J W
o n ng t
r a
a
a k
r
n t
a
g u
k
O

Keterangan :
♦ Pekerja bekerja dari jam 06.00-11.00
♦ Dilanjutkan dengan proses fermentasi
♦ Total kerja 28,15 jam sekali produksi
D. Bagan Aliran Proses
Bagan aliran proses merupakan kombinasi dari bagan proses operasi dan bagan
proses untuk masing-masing komponen dari produk atau perakitan diagram. Aliran bahan
berfungsi sebagai suatu pelengkap dari diagram aliran proses. Proses dalam merakit
bagan aliran proses (Machfud dan Agung, 1990) terbagi atas beberapa tahapan yaitu :
a) Membuat bagan proses
b) Masukkan denah perusahaan/pabrik yang diamati (petakan ruang peralatan, ruang
proses, dan ruang penyimpanan), dibuat memakai skala dalam kertas
c) Menggambar kembali bagan proses operasi dengan memasukkan simbol-simbol
proses dari masing-masing bagan proses dari garis vertikal yang sesuai, yang
menyatakan masing-masing komponen
d) Masukkan data-data yang diinginkan sesuai simbol
e) Keadaan pabrik akan ditunjukkan pada peta alir ini dengan menggambarkan
menurut skala, sehingga dapat memperkirakan dimana kira-kira akan terjadi
kemacetan aliran, dan mempermudah perancangan tata letak tempat kerja.

Bahan C Bahan B Bahan A

Gambar 3. Bagan Alir Proses


3. Pengumpulan Data
Data-data atau informasi penting yang akan dicari dalam praktikum lapangan
(sebelumnya proses produksi atau diagram aliran pembuatan suatu produk di perusahaan
atau pabrik harus diketahui terlebih dahulu) sebagai berikut :

1. Data Jarak Pengangkutan Oleh Pekerja

N Pengangkutan dari ke Jarak


o (m)
1 Penerimaan bahan baku ke sortasi dan
penimbangan
2 Sortasi dan penimbangan ke pencucian
3 Pencucian ke tempat fermentasi

2. Data Waktu Tahapan Proses

N Tahapan Prooses Waktu (menit)


o
1 Penerimaan bahan baku
2 Sortasi dan penimbangan
3 Pencucian

3. Data Perjalanan (frekuensi perjalanan) antar pekerja tiap minggu

N Pengangkutan ke Jumlah Jumlah Pekerja


o Perjalanan
1 Penerimaan bahan baku ke sortasi dan
Penimbangan
2 Sortasi dan penimbangan ke
pencucian
3 Pencucian ke tempat fermentasi

Contoh Perhitungan :
Jumlah hari kerja : 7 hari
Jumlah pekerja : 3 orang
Jumlah perjalanan : 10 kali
TOTAL PERHITUNGAN : 7 X 3 X 10 = 210 kali
4. Cara menghitung lembar kebutuhan luas ruangan
a. Menghitung luas mesin atau peralatan
Contoh : Mesin pengiris
Panjang (P) = 1 m
Lebar (L) = 0,5 m
Luas (A) =PXL
A = 1 X 0,5 = 0,5 m2

b. Menghitung luasan operator


Contoh : Mesin pengiris
Panjang maksimum alat/mesin (P) =1m
Jumlah luas (A) =3XP
A = 3 X 1 = 1 m2

c. Menghitung jumlah luas


Contoh : Tempat Pengirisan
Jumlah luas (A) = A alat/mesin + A Operator
A = 0,5 + 3 = 3,5 m2

d. Menghitung kelonggaran
Contoh : Tempat Pengirisan
Kelonggaran = Jumlah luas X 150 %
= 3,5 m2 X 150 % = 5,25 m2

e. Menghitung jumlah luas operasi


Contoh : Tempat Pengirisan
Jumlah alat =2
Kelonggaran = 5,25 m2
Jumlah luas operasi = jumlah mesin X kelonggaran
= 2 X 5,25 = 10,50 m2
CATATAN : untuk ruangan yang lain, cara perhitungannya sama.
5. Cara menghitung beda luas produksi

Conto : Gudang bahan baku


h
Luas hasil penelitian = 54,25 m2
Luas ruangan yang ada = 27 m2
Beda luas ruangan produksi = 54,25 m2 – 27 m2 = 27,25
m2
CATATAN : untuk ruangan yang lain, cara perhitungannya sama.

6. Data jarak, frekuensi, biaya tata letak

N Pengangkutan dari Jarak Frekuen Jarak perjalanan Biaya


o ke (cm) si
prjln/
mnggu

Jumlah pegawai :
Upah per minggu :
Total jarak :
Biaya =

7. Cara menghitung asumsi penanganan bahan % berasal dari :

N Pengangkutan dari Waktu (menit) Jumlah perjalanan Jumlah


o ke

Perhitungan asumsi penanganan bahan =

Luas ruangan dengan fleksibilitas 25%


8. Denah pabrik/perusahaan lengkap (dicantumkan luas ruangan, serta jarak dari
satu ruangan ke ruangan lainnya, lalu dibuat menurut skala)
9. Total jumlah pekerja yang dipekerjakan di pabrik/perusahaan
10.Kapasitas produksi/hari yang dapat dilakukan oleh pabrik/perusahaan
4. Pustaka

Apple. J, 1990. Tata Letak dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Machfud dan Y, Agung. 1990. Perancangan Tata Letak Pada Industri Pangan PAU
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Sutalaksana, I., Z., R. Anggawisastra dan J.H. Tjakraatmaja. 1982. Teknik Tata Cara
Kerja. Penerbit Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai