PERCOBAAN X
ARGENTOMETRI
OLEH :
KELOMPOK : III
KELAS : A
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ARGENTOMETRI
A. TUJUAN
metode argentometri
B. LANDASAN TEORI
relatif tidak larut dalam air. Dengan kata lain, diperlukan pembentukan endapan.
senyawa lain yang dapat membentuk endapan ketika direaksikan dengan AgNO3.
menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+ (Gandjar, 2012).
nitrat untuk menentukan kadar halogen. Titrasi argentometri dengan metode Mohr
berwarna putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya
bereaksi dengan kromat dan membentuk endapan yang berwarna merah bata,
suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang biasa disebut larutan standar.
Larutan standar ini telah diketahui konsentrasinya secara pasti dan dijadikan
patokan agar kita dapat menghitung konsentrasi larutan lain. Larutan standar
sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut dapat berlangsung secara
umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah
kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena
yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat, antara lain tidak boleh
Klorida dalam bentuk ion Cl- adalah salah satu anion anorganik yang
banyak terdapat dalam air dan air buangan. Asam klorida pekat (asam klorida
berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan,
mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia gas
O
Rumus Struktur : H H
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95 %)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
1. Alat
Buret
Corong
Erlenmeyer
Gelas kimia
Labu ukur
Pipet tetes
Timbangan analitik
2. Bahan
Larutan NaCl
Larutan AgNO3
Indikator K2Cr2O7
E. PROSEDUR KERJA
Sampel Air
sebanyak 10 ml.
K2Cr2O7.
NaCl.
Hasil pengamatan = ?
F. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
2. Data Perhitungan
a. Sampel Aguaria
Diketahui : V1 = 1,2 ml
M1 = 0,1 M
V2 = 10 ml
Ditanyakan : M2 = ?
Penyelesaian :
V1 M1 = V2 M2
1,2 0,1 = 10 M2
0,12 = 10 M2
0,12
M2 = = 0,012
10
b. Sampel Air Sumur
Diketahui : V1 = 1,0 ml
M1 = 0,1 M
V2 = 10 ml
Ditanyakan : M2 = ?
Penyelesaian :
V1 M1 = V2 M2
1,0 0,1 = 10 M2
0,1 = 10 M2
0,1
M2 = 10
M2 = 0,01 M
Diketahui : V1 = 24 ml
M1 = 0,1 M
V2 = 10 ml
Ditanyakan : M2 = ?
Penyelesaian :
V1 M1 = V2 M2
24 0,1 = 10 M2
0,24 = 10 M2
0,24
M2 = 10
M2 = 0,024 M
G. PEMBAHASAN
bereaksi dengan Ag+ dari perak nitrat akan membentuk suatu endapan atau
senyawa kompleks.
yaitu metode Mohr, metode Volhard dan juga metode Fajans. Dalam percobaan
ini kami menggunakan metode Mohr yang juga dikenal dengan metode
menguji beberapa sampel air. Sampel air yang kami uji berupa air merek Aguaria
dan juga air sumur. Selain itu kami juga melakukan pengujian terhadap larutan
NaCl. Pada sampel pertama yaitu air sumur, setelah dipipet dan dimasukkan ke
langsung. Yaitu metode yang titrannya, tanpa diuji ke pereaksi yang lain terlebih
senyawa Cl-, akan membentuk endapan putih. Ion Ag+ dan Cl- dalam metode
titik ekivalen dan membentuk larutan berwarna merah. Kelebihan ion Ag+ dan
Pada percobaan sampel air sumur ketika kami titrasi dengan larutan perak
nitrat, larutan yang terbentuk langsung berwarna merah bata. Hal ini menandakan,
bahwa dalam sampel air sumur tidak mengandung senyawa Cl-. Sehingga tidak
ada Ag+ yang bereaksi dengan Cl- yang akan membentuk endapan putih. Padahal,
meskipun kandungan kadar Cl- yang sangat sedikit akan membentuk endapan
putih. Hal ini juga terjadi pada sampel air Aguaria, ketika kami titrasi dengan
perak nitrat, tidak ada endapan yang terbentuk dan ketika dititrasi, larutan
terbentuk endapan putih. Yang merupakan hasil reaksi dari ion Ag+ dan Cl- dalam
larutan NaCl. Namun karena di dalam larutan NaCl tersebut terdapat sangat
banyak ion Cl- dan indikator K2CrO7 ketersediaannya terbatas, sehingga ketika
dititrasi larutan NaCl tidak sampai mencapai titik ekuivalen dan juga tidak
konsentrasi sampel air sumur adalah 0,01 M, sampel air Aguaria 0,012 M dan
sebagai berikut :
sampel air Aguaria memiliki konsentrasi sebesar 0,012 M, air sumur memiliki
0,024 M.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, I. K. G., Budiarsa S. dan A. A Bawa P., 2008, Kajian Kapasitas Dan
Efektivitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat Klor dan Aplikasinya
Pada Air, Jurnal Kimia, Volume 2(2), Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran.
Gandjar, I. G. dan Abdul R., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Pujiastuti, P. dan Riyanti A., 2007, Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) Dalam Air
Sumur, Air PDAM, Air Instalasi Migas Di Desa Kampung Baru Cepu
Secara Spektrofotometri, Jurnal Kimia dan Teknologi, Universitas Setia
Budi, Surakarta.
Renny, V. dan Lina S., 2010, Analisis Kandungan Klorida dalam Air Minum Isi
Ulang secara Argentometri Mohr di Kalurahan Sewu, Jurnal Kimia dan
Teknologi, Volume 6, No. 2, Universitas Setia Budi, Surakarta.