Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I

PERCOBAAN X

ARGENTOMETRI

OLEH :

NAMA : YULI ANGGREANI LENA

NIM : F1F1 12 009

KELOMPOK : III

KELAS : A

ASISTEN PEMBIMBING : SYAIFUL KATADI

LABORATORIUM FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013
ARGENTOMETRI

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini antara lain :

1. Untuk mengetahui cara analisis kimia dengan metode argentometri

2. Untuk mengetahui konsentrasi suatu spesies kimia dalam sampel dengan

metode argentometri

B. LANDASAN TEORI

Argentometri adalah metode yang juga dikenal dengan metode

pengendapan. Karena pada metode ini diperlukan pembentukan senyawa yang

relatif tidak larut dalam air. Dengan kata lain, diperlukan pembentukan endapan.

Argentometri umumnya digunakan untuk menetapkan kadar halogenida dan juga

senyawa lain yang dapat membentuk endapan ketika direaksikan dengan AgNO3.

Pada titrasi argentometri, biasa digunakan indikator kalium kromat yang

menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+ (Gandjar, 2012).

Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan perak

nitrat untuk menentukan kadar halogen. Titrasi argentometri dengan metode Mohr

yakni mula-mula Ag+ yang ditambahkan bereaksi membentuk endapan AgCl

berwarna putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya

bereaksi dengan kromat dan membentuk endapan yang berwarna merah bata,

berarti titik akhir titrasi sudah tercapai (Antara, 2008).

Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar

suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang biasa disebut larutan standar.

Larutan standar ini telah diketahui konsentrasinya secara pasti dan dijadikan
patokan agar kita dapat menghitung konsentrasi larutan lain. Larutan standar

ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui,

sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut dapat berlangsung secara

sempurna (Chandra, 2006).

Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi

sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator

umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah

warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya

kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena

system kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).

Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia. Air

yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat, antara lain tidak boleh

mengandung zat-zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Air merupakan

bagian terpenting bagi kehidupan manusia (Pujiastuti, 2007).

Klorida dalam bentuk ion Cl- adalah salah satu anion anorganik yang

banyak terdapat dalam air dan air buangan. Asam klorida pekat (asam klorida

berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan,

mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia gas

beracun klorin akan terbentuk (Renny, 2010).


C. URAIAN BAHAN

1. Akuades (Dirjen POM, 1979).

Sinonim : Aqua Destillata, Air Suling

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

O
Rumus Struktur : H H

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak berrasa.

Kelarutan : Larut dalam etanol dan gliserol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

2. Kalium Bikromat (Dirjen POM, 1979).

Sinonim : Kalium Bikromat

Rumus Molekul : K2Cr2O7

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; merah jingga.

Kelarutan : Larut dalam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

3. Argenti Nitras (Dirjen POM, 1979).

Sinonim : Perak nitrat

Berat Molekul : 169,87

Rumus Molekul : AgNO3

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih;

tidak berbau; menjadi gelap jika kena cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95 %)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.


D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

Buret

Corong

Erlenmeyer

Gelas kimia

Labu ukur

Pipet tetes

Statif dan klem

Timbangan analitik

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

Sampel Air Aguaria

Sampel Air sumur

Larutan NaCl

Larutan AgNO3

Indikator K2Cr2O7
E. PROSEDUR KERJA

Sampel Air

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

sebanyak 10 ml.

- Ditambahkan 3 tetes indikator

K2Cr2O7.

- Dititrasi dengan larutan AgNO3

- Diulangi untuk Sampel air Aguaria dan

NaCl.

Hasil pengamatan = ?
F. HASIL PENGAMATAN

1. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil

1. Sampel Air Aguaria Larutan merah bata

Diambil 10 ml + indicator K2Cr2O7 Volume AgNO3 = 1,2 ml

Dititrasi dengan AgNO3

2. Sampel Air Sumur Larutan merah bata

Diambil 10 ml + indicator K2Cr2O7 Volume AgNO3 = 1 ml

Dititrasi dengan AgNO3

3. Larutan NaCl Larutan kuning keruh,

Diambil 10 ml + indicator K2Cr2O7 endapan putih

Dititrasi dengan AgNO3 Volume AgNO3 = 24 ml

2. Data Perhitungan

a. Sampel Aguaria

Diketahui : V1 = 1,2 ml

M1 = 0,1 M

V2 = 10 ml

Ditanyakan : M2 = ?

Penyelesaian :

V1 M1 = V2 M2

1,2 0,1 = 10 M2

0,12 = 10 M2
0,12
M2 = = 0,012
10
b. Sampel Air Sumur

Diketahui : V1 = 1,0 ml

M1 = 0,1 M

V2 = 10 ml

Ditanyakan : M2 = ?

Penyelesaian :

V1 M1 = V2 M2

1,0 0,1 = 10 M2

0,1 = 10 M2
0,1
M2 = 10

M2 = 0,01 M

c. Sampel larutan NaCl

Diketahui : V1 = 24 ml

M1 = 0,1 M

V2 = 10 ml

Ditanyakan : M2 = ?

Penyelesaian :

V1 M1 = V2 M2

24 0,1 = 10 M2

0,24 = 10 M2
0,24
M2 = 10

M2 = 0,024 M
G. PEMBAHASAN

Argentometri adalah salah satu metode titrasi dengan menggunakan garam

argentum nitrat (AgNO3) sebagai larutan standarnya. Senyawa AgNO3 ini

digunakan untuk menentukan garam-garam halogen dan golongan sianida.

Garam-garam ini dapat ditentukan dengan menggunakan AgNO3 karena ketika

bereaksi dengan Ag+ dari perak nitrat akan membentuk suatu endapan atau

senyawa kompleks.

Metode argentometri merupakan salah satu analisis kuantitatif dengan

menggunakan sistem pengendapan. Dalam argentometri terbagi beberapa metode

penetapan disesuaikan dengan indikator yang diperlukan dalam penetapan kadar,

yaitu metode Mohr, metode Volhard dan juga metode Fajans. Dalam percobaan

ini kami menggunakan metode Mohr yang juga dikenal dengan metode

pembentukan endapan berwarna. Dalam metode Mohr, indikator yang digunakan

adalah kalium kromat.

Pada percobaan kali ini, kami melakukan metode argentometri untuk

menguji beberapa sampel air. Sampel air yang kami uji berupa air merek Aguaria

dan juga air sumur. Selain itu kami juga melakukan pengujian terhadap larutan

NaCl. Pada sampel pertama yaitu air sumur, setelah dipipet dan dimasukkan ke

dalam labu Erlenmeyer sebanyak 10 ml, kemudian dilakukan metode titrasi

langsung. Yaitu metode yang titrannya, tanpa diuji ke pereaksi yang lain terlebih

dahulu, langsung dititrasi dengan sampel ujinya.


Dalam perak nitrat (AgNO3) terdapat ion Ag+ yang ketika bereaksi dengan

senyawa Cl-, akan membentuk endapan putih. Ion Ag+ dan Cl- dalam metode

argentometri ini, dapat dituliskan dengan reaksi :

AgNO3 + Cl - AgCl + NO3-

Kelebihan Ag+ kemudian akan bereaksi dengan kromat, sampai tercapai

titik ekivalen dan membentuk larutan berwarna merah. Kelebihan ion Ag+ dan

kalium kromat yang bereaksi dapat dituliskan sebagai berikut :

AgNO3 + K2CrO7 AgCr2O7 + KNO3

Pada percobaan sampel air sumur ketika kami titrasi dengan larutan perak

nitrat, larutan yang terbentuk langsung berwarna merah bata. Hal ini menandakan,

bahwa dalam sampel air sumur tidak mengandung senyawa Cl-. Sehingga tidak

ada Ag+ yang bereaksi dengan Cl- yang akan membentuk endapan putih. Padahal,

meskipun kandungan kadar Cl- yang sangat sedikit akan membentuk endapan

putih. Hal ini juga terjadi pada sampel air Aguaria, ketika kami titrasi dengan

perak nitrat, tidak ada endapan yang terbentuk dan ketika dititrasi, larutan

langsung menghasilkan warna merah bata.

Sedangkan pada larutan NaCl ketika dititrasi dengan kalium kromat

terbentuk endapan putih. Yang merupakan hasil reaksi dari ion Ag+ dan Cl- dalam

larutan NaCl. Namun karena di dalam larutan NaCl tersebut terdapat sangat

banyak ion Cl- dan indikator K2CrO7 ketersediaannya terbatas, sehingga ketika

dititrasi larutan NaCl tidak sampai mencapai titik ekuivalen dan juga tidak

terbentuk larutan warna merah bata.


Dari percobaan yang telah dilakukan kemudian diketahui bahwa

konsentrasi sampel air sumur adalah 0,01 M, sampel air Aguaria 0,012 M dan

larutan NaCl adalah sebesar 0,024 M.


H. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Analisis kimia dapat dilakukan dengan metode argentometri, yaitu metode

yang menggunakan perak nitrat sebagai larutan bakunya.

2. Berdasarkan analisis argentometri yang dilakukan dapat diketahui bahwa

sampel air Aguaria memiliki konsentrasi sebesar 0,012 M, air sumur memiliki

konsentrasi sebesar 0,01 M dan larutan NaCl memiliki konsentrasi sebesar

0,024 M.
DAFTAR PUSTAKA

Antara, I. K. G., Budiarsa S. dan A. A Bawa P., 2008, Kajian Kapasitas Dan
Efektivitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat Klor dan Aplikasinya
Pada Air, Jurnal Kimia, Volume 2(2), Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran.

Chandra, A. D., dan Hendra Cordova, 2012, Rancang Bangun Kontrol Ph


Berbasis Self Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control, Jurnal
Teknik Pomits, Volume 1, No.1, Institut Teknologi Sepuluh November.

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Gandjar, I. G. dan Abdul R., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Pujiastuti, P. dan Riyanti A., 2007, Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) Dalam Air
Sumur, Air PDAM, Air Instalasi Migas Di Desa Kampung Baru Cepu
Secara Spektrofotometri, Jurnal Kimia dan Teknologi, Universitas Setia
Budi, Surakarta.

Renny, V. dan Lina S., 2010, Analisis Kandungan Klorida dalam Air Minum Isi
Ulang secara Argentometri Mohr di Kalurahan Sewu, Jurnal Kimia dan
Teknologi, Volume 6, No. 2, Universitas Setia Budi, Surakarta.

Suirta, I. W., 2010, Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator


Dalam Titrasi, Jurnal Kimia, Volume 4 (1), Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran.

Anda mungkin juga menyukai