Pipet
Corong
=
Contoh Perhitungan
Materi
1. Timbang bahan padat yang sudah dihaluskan atau bahan 5. Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 15mL larutan Luff
cair sebanyak 2 g tergantung kadar gula reduksinya, dan schoorl dengan 15 mL aquades.
pindahkan ke dalam labu takar 100 mL, tambahkan 50
6. Setelah ditambahkan beberapa butir batu didih, erlenmeyer
mL aquades.
dihubungkan dengan pendingin balik (refluks), kemudian
2. Tambahkan bubur Al(OH)3. Penambahan bahan dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih.
penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai penetesan Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.
dari reagensia tidak menimbulkan pengeruhan lagi.
7. Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan tambahkan 15 mL
Kemudian tambahkan aquades sampai tanda dan
KI 20% dan dengan hatihati ditambahkan 25 mL H2SO4
disaring.
26,5%.
3. Filtrat ditampung dalam labu takar 250mL. Kemudian
8. Tambahkan indikator pati sebanyak 2-3 mL.
ditambah aquades sampai tanda, di gojog dan disaring.
9. Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1N sampai warna
4. Ambil 5 mL filtrat yang diperkirakan mengandung 15- 60
berubah dari coklat menjadi putih susu (untuk memperjelas
mg gula reduksi, masukkan dalam erlenmeyer dan
perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati
tambahkan 15 mL larutan Luff schoorl.
diberikan pada saat titrasi hampir berakhir).
Prosedur Penentuan Kadar Gula Setelah Invert
1. Ambil 50 mL filtrat dari larutan (dapat diambil dari preparasi sampel yang sebelum inversi), masukkan ke dalam
Erlenmeyer, kemudian ditambah dengan 25 mL aquades dan 10 mL HCl 30% (berat jenis 1,15). Panaskan diatas penangas air
pada suhu 60- 700C selama 10 menit. Kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu 200C. Netralkan dengan NaOH 45%,
kemudian diencerkan sampai volume tertentu, sehingga 25 mL larutan mengandung 15-60 mg gula reduksi.
2. Diambil 5 mL larutan dan masukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambah 15 mL larutan Luff Schoorl. Dibuat pula percobaan
blanko yaitu 15 mL larutan Luff Schoorl ditambah 15 mL aquades.
3. Tambahkan beberapa butir batu didih, erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik, kemudian dididihkan. Diusahakan
2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.
4. Kemudian cepat-cepat didinginkan. Tambahkan 15 mL KI 20% dan dengan hati-hati ditambahkan 25 mL H2SO4 26,4%
6. Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1N sampai warna berubah dari coklat menjadi putih susu (untuk memperjelas
perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir).
Materi Tambahan
Karbohidrat merupakan suatu kelompok senyawa yang mempunyai rumus umum yaitu CH2O. Karbohidrat
umumnya dikenal dengan gula.
Berdasarkan ukuran, karbohidrat dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Monosakarida, merupakan gula-gula sederhana dengan 3-10 atom C.
Contoh: Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa.
2. Disakarida, adalah 2 monosakarida yang disatukan dengan ikatan O-glikosidat.
Contoh: Sukrosa, Maltosa, dan Laktosa
3. Oligosakarida, merupakan suatu susunan rantai monosakarida yang terdiri atas 3-10 unit.
Contoh: Glikoprotein, Glikolipid.
4. Polisakarida, makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberaoa ribu monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
(Sumardjo. 2008)
Carbohydrate by Difference
Merupakan penentuan kadar karbohidrat yang paling mudah dimana
kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui anlisis
tetapi melalui perhitungan.
Rumus:
Kadar karbohidrat (%) = 100% – (% kadar air + %kadar abu + %kadar
protein + % kadar lemak)
Kelemahan dari metode ini adalah tingkat ketelitian datanya yang tidak
setinggi bila dibandingkan dengan analisa lengkap seperti pada metode Luff
Schoorl. Namun Carbohydrate by Difference sudah cukup memadai dan
dapat diterima dibeberapa penelitian.