Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MIKROBIOLOGI

Nama Mahasiswa : Hilman Kasyfil Isyraqi Tanggal praktikum : 12 januairi 2024


NIM : 20211666056 Golongan : kelompok 1B
Materi praktikum : Penetapan Angka Lempeng Total Makanan dan Jamu
Pustaka : 1. SNI 2009;
2. Standards and Guidelines for Microbiological safety of food,
January 2003, Health Canada, http://www.hc-gc.gc.ca/foo-aliment
3. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawas Obat dan Pangan
No. 03726/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum cemaran
mikroba dalam pangan
Dosen pengampu : Dr. Isnaeni, Apt. MS

A. TUJUAN
Metode penentuan angka lempeng total ini, digunakan untuk menentukan
jumlah total mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan
termofilik) pada produk obat, obat tradisional, makanan minuman, dan kosmetika
setelah sampel diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35°C ± 1°C selama 48
jam ± 1 jam.
B. PRINSIP DASAR
Mikroba dapat dijumpai pada berbagai jenis bahan makanan, baik makanan
yang berbentuk padat maupun makanan yang berbentuk cair. Untuk mengetahui
jumlah bakteri yang terkandung 1 gram sampel bahan makanan padat atau 1 ml
bahan makanan cair yang diperiksa, maka perlu dilakukan pengenceran sampel
tersebut. Hasil pengenceran ini kemudian diinokulasikan pada medium lempeng dan
diinkubasikan. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni bakteri dihitung dengan
memperhatikan faktor pengencerannya.
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada
pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji
Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob
mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat
diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml.
Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang/pour plate, cara tetes, dan cara
sebar/spread plate (BPOM, 2008).
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul
pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terkandung dalam sampel. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni.
Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka
untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam
jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran.
C. PERALATAN
1. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g
2. Autoclav
3. Inkubator 35 ± 1o C
4. Cawan petri 15 mm x 90 mm
5. Tabung reaksi
6. Alat penghitung koloni (colony counter)
7. Vortex
8. Micro pipette 100-1000 uL
9. Pembatas spiritus
D. BAHAN
1. Nutrient agar (NA)
2. Larutan phospate buffer saline / PBS (0,9%)
E. KONDISI
Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya populasi
bakteri akibat panas yang berlebih maka media agar yang akan dituang mempunyai
suhu 45oC ± 1o C.
F. PREPARASI SAMPEL
Berat sampel yang akan diuji diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Sampel dengan berat lebih kecil dari 1 kg
Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dengan potong
kecil-kecil hingga beratnya mencapai 100 g.
2. Sampel dengan berat 1-4,5 kg
Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dan potong kecil-
kecil hingga beratnya mencapai 300 g.
3. Sampel dengan berat lebih besar dari 4,5 kg
Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dan potong kecil-
kecil hingga beratnya mencapai 500 g.
Langkah preparasi sampel adalah sebagai berikut:
1) Timbang contoh secara aseptis sebanyak 25 gram untuk contoh dengan
ketentuan a dan b dan 50 g untuk contoh dengan ketentuan c diatas,
kemudian masukkan dalam wadah atau plastik steril. Untuk contoh 25 g
tambahkan 22 ml larutan PBS dan untuk contoh 50 g tambahkan 450 ml
larutan PBS.
2) Homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan
pengenceran 100.
3) Dengan menggunakan micro pipet steril, ambil 1 ml homogenat diatas
dan masukkan ke dalam 9 ml larutan PBS untuk mendapatkan
pengenceran 10-1. Siapkan
4) Pada setiap pengenceran dilakukan pengocokan dengan vortex.
5) Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk pengenceran 10 -3, 10-4 dst
sesuai kondisi sampel.
G. PROSEDUR KERJA
1. Sterilkan semua alat dan bahan yang digunakan.
2. Siapkan cawan petri steril, pembakar spiritus, sampel dalam tabung reaksi (10 -
1
sampai 10-6 ).
3. Cawan petri diberi kode sesuai kode pengenceran sampel
4. Pipet 1 ml dari setiap pengenceran 10-1, 10-2 , dst dan masukkan kedalam
cawan petri steril. Lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran
5. Tambahkan 12 ml – 15 ml nutrient agar yang sudah didinginkan dalam
waterbath hingga mencapai suhu 45oC ± 1oC kedalam masing-masing cawan
yang sudah berisi contoh. Supaya sampel dan media nutrient agar tercampur
sempurna lakukan pemutaran cawan kedepan belakang dan ke kiri ke kanan.
6. Setelah agar menjadi padat, untuk penentuan mikroorganisme aerob inkubasi
cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 24 jam ±
2 jam pada suhu 22oC ± 1oC (psikrofilik); 35oC (mesofilik); 45oC (thermofilik
7. Hitung koloni yang tumbuh pada media setelah inkubasi
H. PEMBACAAN DAN PERHITUNGAN KOLONI PADA CAWAN PETRI
a. Cawan yang mengandung jumlah 25 koloni – 250 koloni dan bebas spreader
Catat pengenceran yang digunakan dan htung jumlah total koloni.
Perhitungan angka lempeng total sebagai berikut:

C
N=
(1 x n1 ) + (0,1 x n2)  x d
Dengan :
N = jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per g
 C = jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung
n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung
d = pengenceran pertama yang dihitung
Contoh
Pengenceran = 1 : 100 1 : 1000
Jumlah koloni = 232 dan 244 33 dan 28
N = (232+244+33+28)
(1 x 2) + (0,1 x 2)  x 10-2
= 537 / 0,022
= 24.409
= 24.000
b. Cawan dengan jumlah koloni lebih besar dari 250
Bila jumlah koloni per cawan lebih besar dari 250 pada seluruh pengencer
maka laporkan hasil sebagai terlalu banyak untuk dihitung ( TBUD), tetapi
jika salah satu pengenceran mempunyai jumlah koloni mendekati 250
laporkan sebagai perkiraan ALT.
Contoh
Pengenceran : 1:100 1:1000
Jumlah koloni TBUD 640
Perkiraan ALT koloni per ml atau per g : 640.000
c. Jumlah koloni semua cawan kurang dari 25 koloni atau cawan tanpa koloni
Bila pada kedua pengenceran yang digunakan diperoleh koloni kurang dari
25, catat koloni yang ada, tetapi nyatakan perhitungan sebagai kurang dari 25
dan kalikan dengan 1/d, dimana d adalah faktor pengenceran pertama yang
digunakan dan dilaporkan sebagai perkiraan ALT.
Contoh :
Pengenceran : 1:100 1:1000
Jumlah koloni : 18 dan 0 2 dan 0
Perkiraan ALT koloni per ml atau koloni per g : lebih kecil dari 2.500 lebih
kecil dari 2.500
I. PELAPORAN
1. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat dan teliti, maka laporkan hasilnya
dengan dua angka (digit) pertama sebagai hasil pembulatan.
2. Bulatkan keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih
tinggi bila angka ketiga adalah 6,7,8 atau 9 dan gunakan angka 0 untuk masing-
masing angka pada digit berikutnya.
3. Bulatkan kebawah bila angka ketiga adalah 1,2,3
4. Bila angka ketiga 5, bulatkan keatas bila angka kedua ganjil dan bulatkan
kebawah bila angka kedua itu genap.
J. DATA HASIL PENGAMATAN
1) Hasil Uji

Gambar 1 Hasil pengamatan ALT Hilman Kasyfil I. (10-4)


2) Perhitungan Hasil Pengamatan Uji Angka Lempeng Total
Jumlah Angka
Replikasi Pengenceran Keterangan
Lempeng Total
Tidak Memenuhi
Salsa 101 1
Syarat
2
Nanda 10 69 Memenuhi Sayarat
Atikah 103 64 Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Hilman 104 0
Syarat
5
Aisyah 10 74 Memenuhi Syarat
Syarat : perhitungan angka lempeng total koloni bakteri antara 30-300 koloni
TSUD : terlalu sedikit untuk dibaca
3) Perhitungan angka lempeng total
Berasarkan data pengamatan ALT, interpretasi koloni yang jumlahnya pengeceran 1-5
jumlah koloni semua cawan kurang dari 25 koloni atau cawan tanpa koloni, maka :
Pengeceran : 1:100 - 1:1000
Jumlah koloni total : 1, 69, 64, 0, 74
Perkiraan ALT koloni per ml atau koloni per g : lebih kecil dari 2.500
Perhitungan angka lempeng total pengenceran 104 : 0 = 0 CFU/g
K. PEMBAHASAN
Prinsip kerja angka lempeng total adalah mengamati pertumbuhan koloni bakteri yang
terbentuk. Pada praktikum uji angka lempeng total ini, mikroba yang diberikan di
encerkan terlebih dahulu hingga konsentrasi 10-5 , setiap selesai pencampuran, mikroba
dalam tabung reaksi dikocok menggunakan vortex sebentar hingga homogen. Kemudian
mikroba dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi media agar dan dilakukan
inkubasi selama 24 jam. Pada pengamatan ini, alat yang seharusnya kami gunakan yaitu
colony counter untuk menghitung jumlah mikroba sedang tidak dapat digunakan,
akhirnya kami menghitung koloni manual menggunakan panca indera. Hal ini dapat
mempengaruhi jumlah mikroba yang dihasilan.
Dari hasil praktikum, pada pengeceran 101 dan 104 yang dilakukan oleh kelompok kami
tidak memenhi syarat, atau kurang dari 30-300 CFU sehingga terlalu sedikit untuk di
hitung (TSUD) yang dikarenakan terjadi kesalahan pada pelaksanaan oleh praktikan
selama melakukan pengerjaan atau prosedur kegitaan praktikum. Maka, seharusnya
dilakukan pengerjaan yang lebih teliti lagi terutama pada saat pengeceran, pemipetan, dan
penuangan media supaya menghasilkan media yang rata dan baik. Dan pengerjaan harus
dikerjakan secara hati-hati dan aseptis agar tidak ada kontaminasi mikroba lain melalui
kontak langsung atau tidak.

L. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum analisis mikrobiologi uji angka lempeng total (ALT) dapat
disimpulkan bahwa sampel pengeceran 104 tidak memenuhi persyaratan angka lempeng
total karena masuk range kurang dari 25 koloni yaitu dengan jumlah 0 CFU/g.

Surabaya, 18 januari 2024


Praktikan

Hilman Kasyfil Isyraqi (20211666037)

Anda mungkin juga menyukai