(1). Cari literature mengenai analisis kuantitatif berdasarkan standar plate count !
Tujuan analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan adalah untuk
mengetahui mutu bahan pangan dan mengitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Cara yang digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik didalam suatu bahan ada 3 kelompok : 1) Perhitungan jumlah sel Hitungan Mikroskopik Hitungan Cawan (Total Plate Count) MPN (Most Probable Number) 2) Perhitungan massa sel secara langsung Volumetrik Gravimetrik Kekeruhan
HITUNGAN CAWAN (TOTAL PLATE COUNT)
Prinsip dari metode hitungan cawan (TPC) adalah jika sel jasad renik msh hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat lihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, ada keuntungan yang perlu diperhatikan yaitu : 1). Hanya sel yang masih hidup yang dihitung 2). Beberapa jensi dapat dihitung sekaligus 3). Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik.
Kelemahan-kelemahan metode hitungan cawan (TPC) : 1) Hasil hitungan tidak menunjukan jumlah sel yang sebenarnya, karena berbeda sel yang berdekatan membentuk satu koloni 2) Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda ax menghasilkan nilai yangh berbeda 3) Jasad reniki yang ditumbuihkan harus daoat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar. 4) Memerluka persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan Koloni dapat dihitung
Dalam metode hitungan cawan, bahan pangan diperkirakan mengandung lebih dari 250 jasad renik per ml atau per gram, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar didalam cawan petri. Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan dalam jumlah yang dapat dihtung antara 50 250 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1 : 10, 1: 100, 1 : 1000 dengan menggunakan larutan pengenceran yaitu buffer fosfat, NaCl 0.85 %, Larutan Ringer. Cara tuang dibedakan atas dua (2) cara : 1) Metode tuang (pour plate),. Sejumlah contoh (1 ml atau 0,1 ml)n dari pengenceran dimasukan ke dalam cawan Steril, kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47- 50 0 C) Sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata.
2) Metode permukaan (spread plate) Agar cair dimasukkan dalam cawan terlebih dahulu kemudian sebanyak 0.1 ml cth yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar, diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dapat hitung sebagai berikut :
Jumlah koloni 1 Koloni/ml/g = ---------------------- x --------------------- Cawan F. pengenceran
Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan digunakan standar yaitu Standar Plate Counts (SPC) sebagai berikut : 1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah 25 250 koloni 2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni. 3. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Dalam Standar Plate Counts (SPC) ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni sebagai berikut : 1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka. Angka yang pertama (satuan), angkan kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu (1) angka lebih tinggi pada angka kedua. Cth : 1.7 x 10 3 unti koloni/ml atau 2.0 x 10 6 unit koloni/g 2. Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 25 pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang terendah dihitung. Hasil laporan sebagai kurang dari 25 dikalikan dengan besar pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. 3. Jika semua pengenceran dihasilkan lebih dari 250 koloni pada cawan petri, berarti pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. 4. Jika menggunakan dua cawan petri (DUPLO) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan, tidak boleh diambil salah satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat pengenceran yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni di antara 25 dan 250.
(2). Cari Literatur mengenai metode tuang atau metode permukan !
Prinsip dari metode hitungan cawan ini adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan menggunakan mata telanjang tanpa harus dengan menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1992). Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba, hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut. 1. Hanya sel yang masih hidup saja yang dapat dihitung. 2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus. 3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu mikroba yang mempunyai penampakan pertumbuhan secara spesifik. Kelemahan penggunaan metode cawan ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena sel yang berdekatan kemungkinan membentuk koloni. 2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda. 3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas. 4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relatif lama. Dalam metode hitungan cawan, bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml atau per gram atau per cm, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar dalam cawan petri. Setelah inkubasi terbentuk koloni pada cawan tersebut, namun masih dalam jumlah yang dapat dihitung. Jumlah yang terbaik adalah diantara 30 sampai 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu, 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0,85% NaCl atau larutan ringer (Fardiaz, 1992). Cara penggunaan metode ini ada 2 cara yaitu metode tuang dan metode permukaan. 1. Metode tuang
Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal. Contoh yang sudah diencerkan dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47-50 o C) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya menyebar dan merata. 2. Metode permukaan Cara yang dilakukan pada metode ini adalah terlebih dahulu dibuat medium padat pada cawan petri. Kemudian 0,1 ml contoh yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut, dan diratakan dengan batang gelas yang melengkung yang steril. Jumlah koloni yang ada dalam contoh bahan makanan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Koloni per ml = jumlah koloni per cawan x 1 / faktor pengenceran Cara perhitungan koloni pada metode cawan ini adalah dengan menggunakan Standart Plate Count (SPC), caranya adalah sebagai berikut. 1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih besar dari lima, harus dibulatkan satu angka lebih tiinggi pada angka kedua. 2. Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni mikroba pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang diukur/dihitung. Selanjutnya hasil yang kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. 3. Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada medium, berarti pengeceran yang dilakukan terlalu rendah. Oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan kemudian dikalikan dengan faktor pengencernya, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. 4. Jika digunakan dua cawan petri per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu. Oleh karena itu harus dipilih tingkat pengenceran yang menghasilkan koloni diantara 30-300. Menurut Anonim (2011c) perbedaan metode pour plate (metode tuang) dan metode surface plate (metode permukaan) adalah:
1. Metode tuang(pour plate) Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pengenceran sampel dan memasukkan hasil pengenceran tersebut. Pada pembuatan pengenceran, diambil 1 ml larutan uji dan dimasukkan dalam cawan petri kemudian dimasukkan ke media cair steril dengan suhu kira-kira 500C sebanyak 15 ml (sebaiknya selama penuangan tutup cawan jangan dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi). Cawan petri digerakkan di atas meja dengan gerakan melingkar seperti angka 8, gunanya untuk menyebarkan sel mikroba secara merata. Setelah agar memadat, cawan diinkubasikan dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 350C-370C selama 24 jam. Koloni yang terbentuk dihitung dengan Quebec Colony Counter. Larutan pengencer yang biasa digunakan adalah NaCl 0,9%; larutan buffer fosfat, atau larutan ringer 2. Metode permukaan Caranya: media cair steril dituang terlebih dahulu ke dalam cawan petri, setelah membeku dituang 0,1 ml sediaan yang telah diencerkan, lalu diratakan dengan alat pengusap di atas permukaan media, kemudian diinkubasi dalam inkubator. Cara ini dilakukan minimal duplo (2 kali), misalkan yang pertama 60 koloni dan ynag kedua 64 koloni.