NIM : 208114089
GOLONGAN : B2
KELOMPOK :2
1. TUJUAN:
- Menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel
- Menguji bahwa sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi batas
yang ditetapkan karena berbahaya bagi kesehatan manusia
Angka Lempeng Total bakteri adalah jumlah koloni bakteri aerob mesofil yang terdapat
dalam tiap gram ataupun ml sample uji. Bakteri mesofil merupakan bakteri yang tumbuh
pada temperatur minimal 10-20°C, optimal pada suhu 20-40°C dan maksimal pada suhu
40-45°C. (Yusmaniar, Wardiyah & Nida, 2017).
(BPOM,2019)
1. Obat Dalam
a. Rajangan yang Diseduh dengan Air Panas Sebelum Digunakan
(BPOM,2014)
b. Rajangan yang Direbus Sebelum Digunakan
(BPOM,2014)
c. Serbuk Simplisia yang Diseduh dengan Air Panas Sebelum Digunakan
(BPOM,2014)
d. Sediaan Lainnya
(BPOM,2014)
2. Obat Dalam
a. Sediaan Cair
(BPOM,2014)
b. Sediaan Semi Padat
(BPOM,2014)
c. Sediaan Padat
(BPOM,2014)
3. SKEMA KERJA:
Alat :
a. Pipet volume
b. Colony Counter (alat hitung koloni)
Bahan :
a. Buffered Pepton Water (BPW)
b. Sampel uji (jamu gendong)
c. Media Plate Count Agar (PCA)
Cara Kerja :
Kemasan jamu yang akan dibuka dibersihkan dengan kapas beralkohol 70%
Secara aseptis diambil sebanyak 10 ml sampel ke dalam labu ukur 100 ml.
pengenceran 10-1
Dari tiap pengenceran dipipet 1 ml suspensi ke dalam cawan petri steril secara duplo.
Dalam setiap cawan petri dituangkan sebanyak 15 ml media PCA. Cawan petri digoyang
dengan hati-hati agar sampel tersebar merata.
Dilakukan pula uji kontrol untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Uji sterilitas
media dilakukan dengan cara menuangkan media PCA dalam cawanpetri dan biarkan
memadat.
Uji sterilitas pengencer dilakukan dengan cara menuangkan media PCA dan 1 ml pengencer
BPW lalu dibiarkan memadat.
Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 350C selama 24 - 48 jam. Jumlah koloni
yang tumbuh diamati dan dihitung.
Perhitungan Angka Lempeng total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan jumlah rata-rata
koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan
4. HASIL PRAKTIKUM:
a. Perhitungan ALT
"Karena menurut ketentuan bahwa jumlah koloni yang dapat diamati adalah kisaran
30-300 koloni, maka yang digunakan dalam perhitungan ialah ALT dengan
1
pengencer 10−1 dan 10−2 . Faktor pengenceran = . Jadi jika
faktor pengenceran
1
pengenceran = 10−1 maka Faktor pengenceran = 10−1 ”
Cara perhitungan :
1. Menghitung rata-rata koloni :
ALT 10−1
n cawan A + n cawan B 248 + 224
= = 236 koloni
2 2
ALT 10−2
n cawan A + n cawan B 97 + 79
= = 88 koloni
2 2
ALT 10−3
n cawan A + n cawan B 12 + 18
= = 15 koloni
2 2
2. Menghitung ALT CFU/ml :
ALT 10−1
Rata −rata koloni x faktor pengenceran = 236 x 10 = 2,36 x 103 CFU/ml
ALT 10−2
Rata −rata koloni x faktor pengenceran = 88 x 100 = 8,8 x 103 CFU/ml
3. Total :
Cawan A Cawan B
ALT
10-1
ALT 10-2
ALT 10-3
ALT
10-4
ALT 10-5
Langkah kerja:
Sensitifitas dan kontras kamera pada Scan 500 Colony Counter diatur
dan background untuk perhitungan dipilih ingin gelap atau terang
↓
Untuk menge-test sensitivitas klik icon “test” pada kolom sensitivity
↓
Cawan petri diletakkan pada colony counter dan klik icon “count”
↓
Scan 500 Colony Counter akan menampilkan hasil hitung koloni secara
real time
↓
Hasil perhitungan damati lalu dicatat
↓
Untuk melakukan pengamatan pada hasil yang tertera di colony counter,
1 tanda silang merah menandakan 1 koloni
- Screen shoot Ketentuan BPOM terkait cemaran /ALT pada kosmetik selain untuk
anak dibawah 3 tahun :
Sumber lampiran :
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Peraturan Badan Kepala Pengawas Obat dan Makanan Repbulik Indonesia Nomor 12
Tahun 2019 Tentang Cemaran dalam Kosmetika.
5. PERTANYAAN DISKUSI
a) Interpretasikan hasil percobaan yang telah Anda lakukan dan simpulkan apakah sampel
makanan yang telah Anda analisis mengandung jumlah mikroba melebihi batas yang
ditetapkan atau tidak! Jelaskan! (berdasarkan Peraturan Pemerintah/Keputusan Kepala
Badan POM RI tentang persyaratan cemaran mikrobia pada makanan)
a. Pilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-
250 setiap cawan. Dihitung semua koloni dalam cawan petri dengan menggunakan alat
penghitung koloni ( Colony counter). Dihitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan
dengan faktor pengenceran dan dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per mL atau
gram.
b. Jika salah satu dari dua cawan terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau lebih
besar dari 250, dihitung rata-rata jumlah koloni, dikalikan dengan faktor pengencer dan
dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per gram.
c. Jika hasil dari 2 pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25-250
koloni, dihitung jumlah koloni dari masing-masing pengenceran seperti pada poin a
dan b diatas dan d…
e. Jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua
cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi dalam 2, 4, atau 8 sektor. Dihitung
jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam
satu cawan petri, dihitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan dengan faktor pembagi
dan pengenceran. Dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per gram.
f. Jika dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah
koloni yang didapat =8 x 200 (1600). Dikalikan dengan faktor pengenceran dan
dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan permililiter atau gram lebih besar
dari jumlah yang didapat (>1600 x faktor pengenceran).
g. Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah bakteri
perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran yang terendah
(<10). (Dewi,2016)
Spreader merupakan koloni yang tumbuh menutup lebih besar dari setengah luas cawan
petri (Azizah et al,2020). Spreader terjadi karena terlalu banyak mikroba yang tumbuh
dengan jarak kerapatan yang sangat kecil sehingga sulit untuk dilakukan penghitungan
(Utami et al,2018).
6. DAFTAR PUSTAKA:
Azizah, Endang, S., 2020. Akurasi Perhitungan Bakteri pada Daging Sapi Menggunakan
Metode Hitung Cawan, Jurnal Biologi,Vol. 8(3), pp.75-79.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.2014.Peraturan Badan Kepala
Pengawas Obat dan Makanan Repbulik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional.Jakarta
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.2014.Peraturan Badan Kepala
Pengawas Obat dan Makanan Repbulik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 Tentang
Cemaran dalam Kosmetika. Jakarta
Utami, S., Siti, H. B., Susanti, 2018. Deteksi Eschericia colli pada Jamu Gendong di
Gunungpati dengan Medium Selektif Diferensial. Life Science.Vol. 7(2), pp. 73-
81.
Yusmaniar, Wardiyah, Nida, K., 2017. Bahan Ajar Farmasi Mikrobiologi dan Parasitologi.
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Tanggal ACC:
Lampiran :
ACC Laporan Sementara Acara 3