Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KESMAVET

HIGIENE MAKANAN (KHU 4074)

ACARA VII : PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL (TOTAL PLATE


COUNT) DAN METODE UJI TAPIS (SCREENING TEST) RESIDU ANTIBIOTIK
SECARA BIOASSAY

Disusun oleh :

Nama : Farid Aji Kurniawan

NIM : 17/412420/KH/09316

Asisten : Gerarda Gita Puspitandaru, S.K.H.

DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2020
LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE MAKANAN

ACARA 7

I. JUDUL PRAKTIKUM
“Perhitungan Angka Lempeng Total (Total Plate Count) dan Metode Uji Tapis
(Screening Test) Residu Antibiotik Secara Bioassay”

II. TUJUAN PRAKTIKUM


A. Untuk mengetahui perhitungan total plate count (TPC)
B. Untuk mengetahui metode uji tapis (screening test) residu antibiotik secara
bioassay
C. Untuk mengetahui batas cemaran mikrobia pada daging dan susu

III. PENGERTIAN (SNI)


A. Total Plate Count (TPC)
Total plate count (TPC) merupakan cara perhitungan jumlah mikroba
yang terdapat dalam suatu produk yang tumbuh pada media agar pada suhu dan
waktu inkubasi yang ditetapkan. (BSN, 2008)

B. Cemaran Mikroba
Cemaran mikroba adalah kontaminan jasad renik/mikroba pada daging,
telur dan susu, serta hasil olahannya yang dapat merusak produk dan atau
membahayakan Kesehatan manusia. (BSN, 2008)

C. Prinsip Pengujian Total Plate Count


Total plate count (TPC) mempunyai prinsip untuk menunjukan jumlah
mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni
bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. (BSN, 2008)

D. Metode Uji Tapis


Metode uji tapis yaitu suatu cara melakukan pengujian untuk mendeteksi
kandungan residu antibiotika secara kuantitatif sesuai dengan batas deteksi
tertentu pada daging, telur, dan susu. (BSN, 2008)

E. Bioassay
Merupakan suatu pengujian yang menggunakan mikroorganisme untuk
mendeteksi senyawa antibiotika yang masih aktif. (BSN, 2008)

F. Residu Antibiotika
Adalah zat antibiotika termasuk metabolitnya yang terkandung dalam
daging, telur, dan susu, baik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung
dari penggunaan antibiotika. (BSN, 2008)
G. Prinsip Bioassay Pengujian Residu Antibiotika
Residu antibiotika akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada media agar. Penghambatan dapat dilihat dengan terbentuknya daerah
hambatan disekitar kertas cakram atau silinder cup atau agar well. Besarnya
diameter daerah hambatanmenunjukkan konsentrasi residu antibiotika.
Pengujian ini harus dilakukan secara aseptis dengan memperhatikan kaidah
berlaboratorium yang baik di laboratorium mikrobiologi. (BSN, 2008)

IV. STANDAR BATAS MAKSIMUM CEMARAN MIKROBA PADA DAGING


DAN SUSU (buat dalam bentuk tabel)

Tabel 1. Spesifikasi persyaraatan mutuBatas maksium cemaran mikroba


pada daging (dalam satuan CFU/gram)
Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM)
Daging Segar/Beku Daging Tanpa Tulang
a) Total Plate Count (TPC) 1 x104 1 x104
b) Coliform 1 x102 1 x102
1
c) Escherichia coli (*) 5 x10 5 x101
2
d) Enterococci 1 x10 1 x102
e) Staphylococcus aureus 1 x102 1 x102
f) Clostridium sp 0 0
g) Salmonella sp (**) negatif negatif
h) Camphylobacter sp 0 0
i) Listeria sp 0 0
Keterangan:
(*) : dalam satuan MPN/gram
(**) : dalam satuan kuantitatif

Tabel 2. Spesifikasi persyaraatan mutuBatas maksium cemaran mikroba


pada susu (dalam satuan CFU/gram)
Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM)
Susu Susu Susu Susu
Segar Pasteurisasi Bubuk Steril/UHT
j) Total Plate Count (TPC) 1 x106 < 3 x104 5 x104 <10/0,1
1
k) Coliform 2 x10 <01 x102 0 0
l) Escherichia coli (*) 0 0 0 0
m) Enterococci 1 x102 1 x102 1 x101 0
2 1 1
n) Staphylococcus aureus 1 x10 1 x10 1 x10 0
o) Clostridium sp 0 0 0 0
p) Salmonella sp (**) negatif negatif negatif negatif
q) Camphylobacter sp 0 0 0 0
r) Listeria sp 0 0 0 0
Keterangan:
(*) : dalam satuan MPN/gram
(**) : dalam satuan kuantitatif
V. MATERI DAN METODE PENGUJIAN
 Materi (Alat dan Bahan)
- Pipet dan filler : mengukur dan mengambil bahan
- Cawan petri :tempat pengujian
- Bunsen : untuk menjaga lingkungan tetap aseptis
- Tabung reaksi : tempat pengenceran
- Susu segar 10 ml : bahan uji
- Media PCA cair : media untuk pengujian
- Larutan BPW/RS : reagen pengujian
- Paper disk 6 mm : untuk menentukan adanya zona hambat
- Agar dengan biakan spora : media pengujian metode uji tapis residu
antibiotik

 Metode
1. Pembuatan pengenceran hingga 10-5

Bahan dan alat disiapkan

Susu sebanyak 1 ml dan dicampur dengan 9 ml ragen BPW, dicampur


hingga merata/dihomogenkan dan didapat pengenceran 10-1

1 ml dari pengenceran 10-1 diambil dan dicampur dengan 9 ml BPW, dan


didapat pengenceran 10-2

Dari pengenceran 10-2 diambil 1 ml dan campur dengan 9 ml BPW,


sehingga diperoleh pengenceran 10-3

1 ml dari pengenceran 10-3 diambil dan dicampur dengan 9 ml BPW, dan


didapat pengenceran 10-4

Dari pengenceran 10-4 diambil 1 ml dan campur dengan 9 ml BPW,


sehingga diperoleh pengenceran 10-5
2. Cara penanaman (metode pour plate)
1 ml diambil dari pengenceran 10-4 dan dan 10-5 dan dimasukan kedalam
cawan petri

ditambahkan 15-20 ml PCA cair kedalam masing-masing cawan petri yang


berisi suspensi

Keduanya dihomogenkan dengan melakukan pemutaran cawan membentuk


angka 8 dan didiamkan menjadi padat

diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dengan meletakan cawan dalam
posisi terbalik

Setelah inkubasi dilakukan perhitungan koloni pada masing masing cawan dan
dicatat hasilnya.

3. Pengujian Sampel susu menggunakan paperdisk

Paper disk diletakkan di tengah plate

6 mikroliter sampel susu diteteskan pada paper disk dan dibiarkan beberapa
saat hingga meresap kedalam paper disk

Paper disk diambil secara aseptis dengan pinset

Paper disk diletakkan ditengah agar

Bakteri disimpan dalam inkubator bersuhu 30oC selama 18-24 jam

Zona hambat diukur dengan kaliper ke arah kanan dan kiri, hasil postif
terdapat zona hambat >2mm
VI. PEMBAHASAN
SKENARIO I
Berdasarkan hasil pemeriksaan TPC susu dan pengujian sampel susu menggunakan
paper disk yang didapatkan jelaskan dan bandingkan hasil dengan literatur!

Nilai TPC pada ketiga sampel adalah 2,2 x 106 CFU/ml , 4,8 x 105 CFU/ml, dan
2 x 107 CFU/ml. Menurut BSN (2000), batas maksimum cemaran mikroba total plate
count pada susu segar adalah 1 x 106 CFU/ml. Sehingga dapat disimpulkan sampel
1 dan 3 tersebut memiliki nilai TPC diatas batas maksimum cemaran mikroba dan
sampel 2 sesuai dengan standar SNI sehingga layak untuk diproses atau dikonsumsi.
Pada pengujian residu antibiotik menggunakan paper disk, diperoleh hasil
sampe 1 dan 3 adalah positif sedangkan sampe 2 negatif. Dapat dikatakan positif
karena besarnya zona hambat yang terbentuk > 2 mm sehingga dapat disimpulkan
sampel tersebut mengandung residu antibiotik. Sedangkan pada sampe 2 tidak
terbentuk zona hambat yang artinya tidak mengandung residu antibiotik.

SKENARIO II
Berdasarkan hasil pemeriksaan TPC susu yang didapatkan jelaskan dan bandingkan
hasil dengan literatur dan sertakan penyelesaian hasil perhitungan TPC tiap sampel!
Berdasarkan hasil pengujian sampel susu menggunakan paper disk yang didapatkan
jelaskan dan bandingkan hasil dengan literatur!

Jawab :
 Sampel A
Kedua pengenceran berada dalam batas:
10-4 : = 123,5 x 104

10-5 = 41 x 105
^
Ratio = , ^
= 3,31

Ratio > 2 maka diambil hasil perhitungan terendah


TPC = 123,5 x 104 = 1,2 x 106 CFU/ml

 Sampel B
Kedua pengenceran berada dalam batas :
10-4 : = 120 x 104

10-5 = 27 x 105
^
Ratio = ^
= 2,25

Ratio > 2 maka diambil hasil perhitungan terendah


TPC = 120 x 104 = 1,2 x 106 CFU/ml
 Sampel C
Salah satu dari masing masing pengenceran berada dalam batas :
10-4 : = 174 x 104
10-5 = = 31 x 105
^
Ratio = ^
= 1,78

Ratio ≤ 2 maka diambil rata-rata dari hasil perhitungan.


^
TPC = = 242 x 104 = 2,4 x 106 CFU/ml

 Sampel D
Hanya satu pengenceran yang ada dalam batas, diambil rata-ratanya.
10-4 : = 34,5 x 104

TPC = 3,4 x 105 CFU/ml


 Sampel E
Hanya satu pengenceran yang ada dalam batas, diambil rata-ratanya.
10-4 : = 45 x 104

TPC = 4,5 x 105 CFU/ml

Nilai TPC pada sampel A, B, C, D dan E adalah 1,2 x 106, 1,2 x 106, 2,4 x 106,
3,4 x 105 dan 4,5 x 105. Menurut BSN (2000), batas maksimum cemaran mikroba
total plate count pada susu segar adalah 1 x 106. Sehingga dapat disimpulkan sampel
A, B dan C tersebut memiliki nilai TPC diatas batas maksimum cemaran mikroba.
Sedangkan pada sampel D dan E dibawah batas maksimal cemaran mikroba,
sehingga aman untuk dikonsumsi.
Pada pengujian residu antibiotik menggunakan paper disk, diperoleh hasil
sampel D dan E adalah positif sedangkan sampel A, B, dan C negatif. Dapat
dikatakan positif karena besarnya zona hambat yang terbentuk > 2 mm sehingga
dapat disimpulkan sampel tersebut mengandung residu antibiotik. Sedangkan pada
sampel B dan C tidak terbentuk zona hambat yang artinya tidak mengandung residu
antibiotik. Dan sampel A memiliki hasil negatif karena zona hambat yang terhitung
adalah 1 mm, dan nilai tersebut <2 sehingga negatif residu antibiotik.
VII. KESIMPULAN
1. Total plate count (TPC) merupakan cara perhitungan jumlah mikroba yang
terdapat dalam suatu produk yang tumbuh pada media agar pada suhu dan waktu
inkubasi yang ditetapkan
2. Metode uji tapis merupakan suatu cara melakukan pengujian untuk mendeteksi
kandungan residu antibiotik secara kualitatif sesuai dengan batas deteksi tertentu
pada daging, telur, dan susu.
3. Batas maksimal cemaran mikroba jenis TPC pada daging adalah 1 x 104 dan
pada susu adalah 1 x 106
4. Hasil pemeriksaan skenario 1 didapatkan sampel 1 dan 3 tidak layak diproses
lebih lanjut karena memiliki cemaran mikroba diatas 1.000.000 CFU/ml dan
mengandung residu antibiotik. Dan sampel 2 layak untuk diproses lebih lanjut.
5. Hasil pemeriksaan skenario 2 didapatkan sampel A, B, C tidak layak untuk
diproses lebih lanjut karena cemaran mikroba diatas 1.000.000CFU/ml namun
tidak mengandung residu antibiotik. Sampel D memiliki cemaran dibawah
1.000.000 CFU/ml namun mengandung residu antibiotik sehingga tidak boleh
dikonsumsi, sedangkan sampel E memiliki cemaran mikroba dibawah 1.000.000
CFU/ml dan tidak mengandung residu antibiotik sehingga layak diproses lebih
lanjut
VIII. LAMPIRAN

DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBA / TPC DAN METODE UJI TAPIS


(SCREENING TEST) RESIDU ANTIBIOTIK DALAM SUSU SECARA BIOASSAY

SKENARIO I

1. TABEL HASIL PEMERIKSAAN TPC

PENGENCERAN HASIL
PERHITUNGAN
SAMPEL
10-4 10-5 (CFU per
gram/ml)

158 282 72 spredaders 2.200.000


1
CFU/ml

63 32 spredaders 21 4.800.000
2
CFU/ml

spredaders spredaders 196 spredaders 20.000.000


3
CFU/ml

PENYELESAIAN HASIL PERHITUNGAN TPC

Sampel 1

10-4=

10-5 = 72

X 10-4 = = 220
Rasio =

= 3,27 (>2, ambil pengenceran terendah)


Hasil TPC = 220 x 10
= 2.200.000 CFU/ml

Sampel 2 :
Hanya satu pengenceran yang berada dalam batas :

10-4 = = 47,5 x 104 = 4,8 x 105 = 4.800.000 CFU/ml

Sampel 3 :
Hanya salah satu pengenceran 10-5 yang terhitung, yang lainnya spreaders
10-5 = 196 x 105 = 200 x 105 = 20.000.000 CFU/ml

2. TABEL HASIL PENGUKURAN ZONA HAMBAT


SAMPEL HASIL KETERANGAN

1 3 mm Terukur 3 mm, nilai tersebut > 2


mm sehingga positif terdapat zona
hambat, sehingga terdapat residu
antibiotik
2 - Negatif, tidak terdapat zona
hambat, sehingga tidak ada residu
antibiotik

3 4 mm Terukur 3 mm, nilai tersebut > 2


mm sehingga positif terdapat zona
hambat, sehingga terdapat residu
antibiotik
SKENARIO II

A. TABEL HASIL PEMERIKSAAN TPC


PENGENCERAN HASIL
PERHITUNGAN
SAMPEL
10-4 10-5 (CFU per
gram/ml)

A 118 129 41 41 1.200.000 CFU/ml

56 184 27 spredaders 1.200.000 CFU/ml


B

174 spredaders 42 20 2.400.000*


C CFU/ml

D 34 35 1 19 340.000 CFU/ml

E 31 59 10 8 340.000 CFU/ml

B. TABEL HASIL PENGUKURAN ZONA HAMBAT


SAMPEL HASIL KETERANGAN

A 1 mm Terukur zona hambat 1 mm, nilai tersebut <


2 mm, sehingga tidak ada residu antibiotik

B - tidak terdapat zona hambat, sehingga tidak


ada residu antibiotik

C - tidak terdapat zona hambat, sehingga tidak


ada residu antibiotik

D 5 mm Terukur 5 mm, nilai tersebut > 2 mm


sehingga positif terdapat zona hambat,
sehingga terdapat residu antibiotik

E 2mm Terukur 2 mm, sehingga tidak ada residu


antibiotik

Anda mungkin juga menyukai