Disusun oleh :
NIM : 17/412420/KH/09316
2020
LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE MAKANAN
ACARA 7
I. JUDUL PRAKTIKUM
“Perhitungan Angka Lempeng Total (Total Plate Count) dan Metode Uji Tapis
(Screening Test) Residu Antibiotik Secara Bioassay”
B. Cemaran Mikroba
Cemaran mikroba adalah kontaminan jasad renik/mikroba pada daging,
telur dan susu, serta hasil olahannya yang dapat merusak produk dan atau
membahayakan Kesehatan manusia. (BSN, 2008)
E. Bioassay
Merupakan suatu pengujian yang menggunakan mikroorganisme untuk
mendeteksi senyawa antibiotika yang masih aktif. (BSN, 2008)
F. Residu Antibiotika
Adalah zat antibiotika termasuk metabolitnya yang terkandung dalam
daging, telur, dan susu, baik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung
dari penggunaan antibiotika. (BSN, 2008)
G. Prinsip Bioassay Pengujian Residu Antibiotika
Residu antibiotika akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada media agar. Penghambatan dapat dilihat dengan terbentuknya daerah
hambatan disekitar kertas cakram atau silinder cup atau agar well. Besarnya
diameter daerah hambatanmenunjukkan konsentrasi residu antibiotika.
Pengujian ini harus dilakukan secara aseptis dengan memperhatikan kaidah
berlaboratorium yang baik di laboratorium mikrobiologi. (BSN, 2008)
Metode
1. Pembuatan pengenceran hingga 10-5
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dengan meletakan cawan dalam
posisi terbalik
Setelah inkubasi dilakukan perhitungan koloni pada masing masing cawan dan
dicatat hasilnya.
6 mikroliter sampel susu diteteskan pada paper disk dan dibiarkan beberapa
saat hingga meresap kedalam paper disk
Zona hambat diukur dengan kaliper ke arah kanan dan kiri, hasil postif
terdapat zona hambat >2mm
VI. PEMBAHASAN
SKENARIO I
Berdasarkan hasil pemeriksaan TPC susu dan pengujian sampel susu menggunakan
paper disk yang didapatkan jelaskan dan bandingkan hasil dengan literatur!
Nilai TPC pada ketiga sampel adalah 2,2 x 106 CFU/ml , 4,8 x 105 CFU/ml, dan
2 x 107 CFU/ml. Menurut BSN (2000), batas maksimum cemaran mikroba total plate
count pada susu segar adalah 1 x 106 CFU/ml. Sehingga dapat disimpulkan sampel
1 dan 3 tersebut memiliki nilai TPC diatas batas maksimum cemaran mikroba dan
sampel 2 sesuai dengan standar SNI sehingga layak untuk diproses atau dikonsumsi.
Pada pengujian residu antibiotik menggunakan paper disk, diperoleh hasil
sampe 1 dan 3 adalah positif sedangkan sampe 2 negatif. Dapat dikatakan positif
karena besarnya zona hambat yang terbentuk > 2 mm sehingga dapat disimpulkan
sampel tersebut mengandung residu antibiotik. Sedangkan pada sampe 2 tidak
terbentuk zona hambat yang artinya tidak mengandung residu antibiotik.
SKENARIO II
Berdasarkan hasil pemeriksaan TPC susu yang didapatkan jelaskan dan bandingkan
hasil dengan literatur dan sertakan penyelesaian hasil perhitungan TPC tiap sampel!
Berdasarkan hasil pengujian sampel susu menggunakan paper disk yang didapatkan
jelaskan dan bandingkan hasil dengan literatur!
Jawab :
Sampel A
Kedua pengenceran berada dalam batas:
10-4 : = 123,5 x 104
10-5 = 41 x 105
^
Ratio = , ^
= 3,31
Sampel B
Kedua pengenceran berada dalam batas :
10-4 : = 120 x 104
10-5 = 27 x 105
^
Ratio = ^
= 2,25
Sampel D
Hanya satu pengenceran yang ada dalam batas, diambil rata-ratanya.
10-4 : = 34,5 x 104
Nilai TPC pada sampel A, B, C, D dan E adalah 1,2 x 106, 1,2 x 106, 2,4 x 106,
3,4 x 105 dan 4,5 x 105. Menurut BSN (2000), batas maksimum cemaran mikroba
total plate count pada susu segar adalah 1 x 106. Sehingga dapat disimpulkan sampel
A, B dan C tersebut memiliki nilai TPC diatas batas maksimum cemaran mikroba.
Sedangkan pada sampel D dan E dibawah batas maksimal cemaran mikroba,
sehingga aman untuk dikonsumsi.
Pada pengujian residu antibiotik menggunakan paper disk, diperoleh hasil
sampel D dan E adalah positif sedangkan sampel A, B, dan C negatif. Dapat
dikatakan positif karena besarnya zona hambat yang terbentuk > 2 mm sehingga
dapat disimpulkan sampel tersebut mengandung residu antibiotik. Sedangkan pada
sampel B dan C tidak terbentuk zona hambat yang artinya tidak mengandung residu
antibiotik. Dan sampel A memiliki hasil negatif karena zona hambat yang terhitung
adalah 1 mm, dan nilai tersebut <2 sehingga negatif residu antibiotik.
VII. KESIMPULAN
1. Total plate count (TPC) merupakan cara perhitungan jumlah mikroba yang
terdapat dalam suatu produk yang tumbuh pada media agar pada suhu dan waktu
inkubasi yang ditetapkan
2. Metode uji tapis merupakan suatu cara melakukan pengujian untuk mendeteksi
kandungan residu antibiotik secara kualitatif sesuai dengan batas deteksi tertentu
pada daging, telur, dan susu.
3. Batas maksimal cemaran mikroba jenis TPC pada daging adalah 1 x 104 dan
pada susu adalah 1 x 106
4. Hasil pemeriksaan skenario 1 didapatkan sampel 1 dan 3 tidak layak diproses
lebih lanjut karena memiliki cemaran mikroba diatas 1.000.000 CFU/ml dan
mengandung residu antibiotik. Dan sampel 2 layak untuk diproses lebih lanjut.
5. Hasil pemeriksaan skenario 2 didapatkan sampel A, B, C tidak layak untuk
diproses lebih lanjut karena cemaran mikroba diatas 1.000.000CFU/ml namun
tidak mengandung residu antibiotik. Sampel D memiliki cemaran dibawah
1.000.000 CFU/ml namun mengandung residu antibiotik sehingga tidak boleh
dikonsumsi, sedangkan sampel E memiliki cemaran mikroba dibawah 1.000.000
CFU/ml dan tidak mengandung residu antibiotik sehingga layak diproses lebih
lanjut
VIII. LAMPIRAN
SKENARIO I
PENGENCERAN HASIL
PERHITUNGAN
SAMPEL
10-4 10-5 (CFU per
gram/ml)
63 32 spredaders 21 4.800.000
2
CFU/ml
Sampel 1
10-4=
10-5 = 72
X 10-4 = = 220
Rasio =
Sampel 2 :
Hanya satu pengenceran yang berada dalam batas :
Sampel 3 :
Hanya salah satu pengenceran 10-5 yang terhitung, yang lainnya spreaders
10-5 = 196 x 105 = 200 x 105 = 20.000.000 CFU/ml
D 34 35 1 19 340.000 CFU/ml
E 31 59 10 8 340.000 CFU/ml