Anda di halaman 1dari 8

I.

JUDUL
PENANGANAN DISTOKIA SECARA FETOTOM

II. TUJUAN PRAKTIKUM


A. Mengetahui pengertian fetotomi serta tujuan dan manfaatnya.
B. Mengetahui indikasi dilakukannya fetotomi.
C. Mengetahui penanganan induk sebelum dan sesudah dilakukannya fetotomi.
D. Mengetahui teknik dan prosedur fetotomi.

III. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian fetotomi
Fetotomi adalah tindakan memotong fetus kedalam potongan yang lebih kecil, atau
pengangkatan parsial bagian fetus yang mati atau ketika bagian kecil fetus seperti kaki
dilepas semuanya. (Mekonnen and Moges, 2016)

B. Tujuan dan manfaat fetotomi


Tujuan : Menyelamatkan induk dengan mengurangi ukuran fetus yang terlalu besar
sehingga dapat dikeluarkan. (Jackson, 2004)

Manfaat fetotomi :
1. Mengurangi ukuran fetus sehingga dapat menyelamatkan induk
2. Menghindari sectio caesaria
3. Menghindari trauma
4. Tidak membutuhkan banyak tenaga
5. Menangani distokia lebih mudah

(Noakes et al., 2016)


C. Indikasi dilakukannya fetotomi
1. Fetus yang besar
2. Abnormalitas pada presentasi
3. Abnormalitas posisi
4. Abnormalitas postur tubuh
5. Kombinasi ini yang tidak dapat diperbaiki dengan mutasi
6. Fetus mengalami emfisema
(Kumar, 2009)
D. Kelebihan dan kekurangan fetotomi
Kelebihan : menghindari operasi caesar, membutuhkan lebih sedikit bantuan, waktu
pemulihan lebih pendek, perawatan setelahnya lebih sedikit dan biaya rendah
dibandingkan operasi caesar. (Anil dkk, 2018)
Kekurangan : memiliki kekurangan yang mungkin berbahaya yaitu menyebabkan luka
atau 11 laserasi pada uterus atau jalan lahir oleh instrumen atau tepi tulang yang tajam
dan juga mungkin mengambil waktu lama yang akan melelahkan baik induk sapi
maupun operator (Mekonnen and Moges, 2016)

1 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


E. Prosedur sebelum dilakukannya fetotomi
1. Melakukan anamnesa
2. Melakukan pemeriksaan umum pada pasien
3. Melakukan pemeriksaan khusus mengenai posisi, postur, dan presentasi fetus
4. Restrain pasien
5. Persiapan alat
6. Pemberian lubrikan
7. Anestesi epidural
8. Perlakuan fetotomi
(Jackson, 2004)

F. Teknik fetotomi
1. Perkutan (keterangan + gambar)
Teknik yang menggunakan embriotom tubuler yang melewati kawat gergaji untuk
memotong fetus. Embriotom melindungi jaringan maternal dari kerusakan sayatan
kulit. (Jackson, 2004)

Gambar 1 Fetotomi Perkutan (Noakes et al.,, 2001)

2. Subkutan (keterangan + gambar)

Dilakukan dengan tubuh fetus dibelah keluar dari dalam kulitnya hingga mengurangi
bagian terbesar fetus dan memungkinkan untuk dikeluarkan. (Jackson, 2004)

Gambar 2. Fetotomi Subkutan (Noakes et al., 2001)

1 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


G. Jenis pemotongan fetotomi
1. Pemotongan transversal (keterangan + gambar)
Memiliki daerah pemotongan tegak lurus dengan sumbu tubuh. Daerah yang
terpotong adalah daerah lumbal dan sacral (Jackson, 2004)

Gambar 3. Pemotongan transversal (Jackson, 2004)

2. Pemotongan obliquus (keterangan + gambar)


Mempunyai daerah pemotongan ke arah diagonal sumbu tubuh 45o, biasanya
untuk pemotongan kaki dan kepala. (Jackson, 2004)

Gambar 4. Pemotongan obliquus (Jackson, 2004)

3. Pemotongan longitudinal (keterangan + gambar)


Memiliki daerah pemotongan searah sumbuh tubuh biasanya pemotongan bagian
pelvis. (Jackson, 2004)

Gambar 5. Pemotongan longitudinal (Jackson, 2004)

2 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


H. Prosedur Fetotomi
1. Fetotomi total
a. Fetus dalam presentasi anterior
No. Gambar Penjelasan
1. Pemotongan kepala :
pemotongan obliquus, kawat
gergaji dililitkan melalui kepala
dan kembali ke pangkal leher.
(Jackson, 2004)

(Jackson, 2004)

2. Pemotongan kaki depan :


pemotongan obliquus, simpul
kawat fetotom dikaitkan di kaki
yang akan dipotong. (Jackson,
2004)

(Jackson, 2004)
3. Pemotongan dada :
pemotongan transversal,
menggergaji dan melewati
caudal ke tulang iga pada area
lumbal. (Jackson, 2004)

(Jackson, 2004)
4. Pemotongan pelvis :
pemotongan longitudinal, kawat
dikaitkan secara longitudinal dan
akan membelah pelvic girdle.
(Jackson, 2004)
(Jackson, 2004)

b. Fetus dalam presentasi posterior


No. Gambar Penjelasan
1. Pemotongan kaki belakang :
pemotongan obliquus, simpul
kawat fetotom dililitkan pada
kaki yang akan dipotong.
(Jackson, 2004)

(Jackson, 2004)

3 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


2. Pemotongan daerah lumbal :
pemotongan trasnversal,
memotong daerah lumbal
melewati caudal daerah lumbal.
(Jackson, 2004)

(Bierschwal dan DeBois, 1996)


3. Pemotongan daerah scapula :
pemotongan longitudinal, gergaji
kawat dililitkan ke scapula lalu
dipotong. (Jackson, 2004)

(Noakes et al., 2016)


4. Pemotongan badan fetus bagian
depan :
pemotongan transversal, gergaji
kawat dililitkan pada tubuh
bagian depan. (Jackson, 2004)

(Bierschwal dan DeBois, 1996)


5. Pemotongan dua kaki depan :
pemotongan obliquus, gergaji
kawat dililitkan ke kaki yang
akan dipotong. (Jackson, 2004)

(Bierschwal dan DeBois, 1996)

I. Penanganan induk pasca fetotomi


1. Vagina dan uterus diperiksa secara manual untuk melihat apakah ada kerusakan
jaringan lunak atau tidak

2. Pemberian antibiotik lokal dan parenteral untuk mencegah terjadinya infeksi oleh
bakteri

3. Terapi non-steroidal akan memberikan efek analgesia dan melawan toksemia

4. Terapi antiinflamasi untuk mencegah inflamasi

4 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


5. Pengeluaran plasenta, dapat dilepaskan dari uterus dan harus segera dikeluarkan
(Jackson, 2004)

IV. HASIL PRAKTIKUM

A. Fetotomi parsial
No. Gambar Penjelasasan
1. Posture abnormal : Unilateral
Hock Flexion Sinister
Jenis pemotongan : transversal
Prosedur fetotomi : dengan pisau
fetotom dibuat jejas pada fetus
kemudian Kawat fetotomi
dilewatkan di sekitar ekstremitas
menggunakan introducer.
Tungkai digergaji tepat di bawah
hock. Setelah itu dilakukan
pemotongan dengan menarik
handel

2. Posture abnormal : Unilateral


Tarsal Flexion Sinister
Jenis pemotongan: obliquus
Prosedur fetotomi : dibuat jejas
pada fetus dengan pisau fetotom,
kemudian kawat dililitkan pada
bagian tarsal, lalu lakukan
pemotongan dengan menarik
handel.

5 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


V. KESIMPULAN
 Fetotomi adalah tindakan memotong fetus kedalam potongan yang lebih kecil, atau
pengangkatan parsial bagian fetus yang mati atau ketika bagian kecil fetus seperti
kaki dilepas semuanya.
 Tujuan dari fetotomi adalah menyelamatkan induk yang mengalami distokia dan
tidak dapat ditangani secara manipulatif.
 Fetotomi dilakukan jika terindikasi fetus berukuran besar, abnormalitas posisi,
postur tubuh, presentasi fetus dan fetus mengalami emfisema
 Penanganan induk sebelum fetotomi yaitu anestesi epidural dan sesudah dilakukan
fetotomi yaitu pemeriksaan vagina dengan vagina skop, pemberian antibiotic local,
terapi non-steroid, terapi antiinflamasi dan pengeluaran plasenta
 Teknik fetotomi terdiri dari fetotomi perkutan dan subkutan

VI. DAFTAR PUSTAKA


Anil, M., Kumar K.P., M Rajashri dan A Lingaswamy. 2018. Management
of malpositioned fetus by partial percutaneous fetotomy and mutational
technique in a non-descript cow: A case report. The Pharma Innovation
Journal 2018; 7(3)

Jackson, P. G. G. 2004. Handbook of Veterinary Obstetrics. London :


Saunders Elsevier
Kumar, P. 2009. Applied Veterinary Gynacology and Obstetrics. 1 ed. IBDC
(International book distributing co.). Pp. 132-140.
Mekonnen, M., Moges, N. 2016. A Review on Dystocia in Cows. European
Journal of Biological Sciences. 8 (3): 91-100, 2016. ISSN 2079-2085.

Noakes, D. E., Parkinson, T. T., dan England, G. C. W. 2001. Arthur’s


Veterinary Reproduction and Obstetrics. USA : WB Saunders
Noakes, D. E., Parkinson, T. T., dan England, G. C. W. 2016. Reproduksi
dan Obstetri Veteriner Edisi ke-9. Yogyakarta : UGM Press

6 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020


7 | Departemen Reproduksi dan Obstetri 2020

Anda mungkin juga menyukai