Anda di halaman 1dari 5

Uji Angka Lempeng Total (ALT)

1. Pendahuluan
a. Jenis Pengujian
Jenis pengujian yang digunakan berupa uji Angka Lempeng Total (ALT).
b. Tujuan pengujian
Tujuan dari Uji Angka Lempeng Total (ALT) untuk menentukan jumlah atau
angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk, baik itu
makanan, minuman, obat tradisional. Dalam pengujian ini digunakan sampel Obat
tradisional dalam bentuk kapsul. Dimana jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji
Angka Lempeng Total (ALT).
c. Paramater pengujian
Parameter pengujian Angka Lempeng Total tidak lebih dari 106 koloni/g
(Peraturan Kepala Badan POM RI, Nomor 12/2014).
2. Metode pengujian
a. Peralatan
1) Biological Safety Cabinet (BSC)
2) Autoklaf
3) Inkubator
4) Stomacher
5) Timbangan
6) Pipet Ukur
7) Vortex mixer
8) Tabung reaksi
9) Erlenmeyer
10) Alat Hitung koloni
11) Oven
12)
b. Bahan
1) Media dan Pengencer
 Letheen broth (LB)
 Plate Count Agar (PCA + 1% TTC)
2) Pereaksi
 Triphenyl Tetrazolium Chloride 0,5% (TTC)
3) Sampel
 Serbuk obat tradisional
c. Prosedur kerja
1) Langkah kerja pembutan pelarut dan pengencer Letheen broth (LB)

Gambar 2. Prosedur Pembuatan pelarut LB


2) Langkah kerja pembuatan medium Plate Count Agar (PCA)

Gambar 3. Prosedur Pembuatan pengencer PCA


3) Langkah Persiapan sampel
a) Homogenisasi sampel.
Dilakukan seperti MA No. 18/MI/10, atau disesuaikan dengan jenis
sampel yang diuji. Sampel secara aseptis ditimbang 10 gram ke dalam
wadah steril yang sesuai, selanjutnya ditambahkan 90 mL Letheen Broth
dikocok homogen, sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1.
b) Pengenceran
Disiapkan 5 tabung masing – masing berisi 9 ml Letheen Broth. Dari
suspensi pengenceran 10-1 di pipet 1 ml kedalam tabung Letheen Broth
pertama dikocok homogen hingga diperoleh suspensi pengenceran 10-2.
Pengenceran dilanjutkan dengan cara yang sama hingga diperoleh
suspensi dengan pengenceran 10-6.
c) Inokulasi dan Inkubasi
Dari tiap pengenceran dipipet 1 ml kedalam cawan petri steril masing –
masing dibuat duplo. Ke dalam tiap cawan petri, dituangkan 15 – 20 ml
media PCA + 1% TTC suhu ± 45˚ C. Cawan petri segera cawan digoyang
dan diputar sedemikian rupa sehingga suspensi tercampur merata
kemudian dibiarkan memadat. Untuk mengetahui sterilisitas media dan
pengencer dibuat uji kontrol (blanko) Letheen Broth dan kontrol (blanko)
LB + PCA. Setelah media padat, cawan diinkubasi pada suhu 32,5 ± 2,5
°C selama 72 jam dengan posisi dibalik.
d) Pengamatan dan Perhitungan
Cawan petri dari satu pengenceran dipilih yang menunjukkan
jumlah koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan,
dihitung dan dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan
sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram sampel. Untuk beberapa
kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan di atas, maka diikuti
petunjuk berikut:
1) Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni <30 atau
>300 koloni, dihitung jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan
dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka
Lempeng Total dalam tiap gram sampel.
2) Jika terdapat cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang
berurutan menujukkan jumlah koloni antara 30-300, maka dihitung
jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, kemudian
dikalikan dengan faktor pengencerannya. Apabila hasil perhitungan
pada tingkat yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata lebih
besar dari 2 kali jumlah koloni rata-rata pengenceran di bawahnya,
maka Angka Lempeng Total dipilih dari tingkat pengenceran yang
lebih rendah (misal pada pengenceran 10-2 jumlah koloni rata-rata 140
pada pengenceran 10-3 jumlah koloni rata-rata 32, maka dipilih jumlah
koloni 140x102. Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran lebih
tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata kurang dari 2 kali jumlah rata-
rata pada pengenceran di bawahnya, maka Angka Lempeng Total
dihitung dari rata-rata jumlah koloni kedua tingkat pengenceran
tersebut. (misal pada 10-2 jumlah koloni rata-rata 240, pada
pengenceran 10-3 jumlah koloni rata-rata 41), maka Angka Lempeng

240+410
Total adalah x 102 = 325 x 102 koloni/g
2
= 33 x 103 koloni/g
3) Bila tidak satupun kolono tumbuh di dalam cawan, maka Angka
Lempeng Total dinyatakan sebagai kurang dari 1 dikalikan faktor
pengenceran terendah.
4) Jika cawan-cawan pada semua pengenceran memiliki jumlah koloni
<30, dicatat jumlah koloni yang ada pada pengenceran terendah,
kecuali bila ada spreader). Misal pada pengenceran 10-1 jumlah koloni
yang tumbuh 4 dan 6, jumlah koloni rata-rata 5, maka ALT 5x10
koloni/g.
5) Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni >300, dipilih cawan
dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa
sektor (2,4 atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor. Angka
Lempeng Total adalah jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor,
kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan
faktor pengenceran.
6) Jumlah koloni rata-rata dari 1/8 bagian cawan lebih dari 200, maka
Angka Lempeng Total dinyatakan lebih besar dari 200x8 dikalikan
faktor pengenceran.
7) Perhitungan dan pencatatan hasil Angka Lempeng Total hanya ditulis
dalam dua angka. Angka berikutnya dibulatkan ke bawah bila <5 dan
dibulatkan ke atas bila >5. Sebagai contoh : jumlah koloni 523.000
menjadi 52 x 104, untuk 83.600 dibulatkan menjadi 84 x 103.
8) Jika dijumpai koloni spreader meliputi seperempat sampai setengah
bagian cawan, maka dihitung koloni yang tumbuh di luar daerah
spreader. Jika 75% dari seluruh cawan mempunyai koloni spreader
dengan keadaan seperti di atas, maka dicatat sebagai “Spr”. Untuk
keadaan ini harus dicari penyebabnya dan diperbaiki cara kerjanya
(pengujian diulang).
9) Jika dijumpai koloni spreader tipe rantai, maka tiap satu deret koloni
yang terpisah dihitung sebagai satu koloni, dan bila dalam kelompok
spreader terdiri dari beberapa rantai, maka tiap rantai dihitung sebagai
satu koloni

Sumber :

Anonim, 2010, MA PPOM Nomor 18/MI/10 Tentang Prosedur Uji Angka Lempeng Total pada
Sediaan Serbuk, BPOM, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai