Oleh Kelompok II
Chyntia Fatika
Ella Rahmi Aurora
Fitria Kamta
Jimmy Zulhendra
Nadya S
Rifki Syaifa
Septia Anggina
Ukhty Amalia
Wella Mutia
Yuni Zelti
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman B yang berjudul “Pemeriksaan
Sampel Makanan Cair” yang dilaksanakan pada tanggal 10 November dan 12
November 2015. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa mengetahui cara
pemeriksaan sampel makanan cair.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan penjelasan mengenai penyusunan laporan ini, serta kepada instruktur
Kesling pada mata kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman B.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada
pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-
obatan, karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi
manusia 1. Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran
penyakit. Dengan demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian
yang cukup. Untuk itu, produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab
II Pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan
diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan,
kesehatan, standar mutu, atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk
tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi
orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan
pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui populasi kuman atau
jumlah bakteri dalam suatu bahan, misalnya air, makanan dan minuman.
Cara perhitungan ini didasarkan pada anggapan bahwa sel-sel
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel atau bahan jika dicampur atau
dibiakkan masing-masing akan membentuk koloni yang Nampak dan
terpisah. Jadi yang terhitung adalah kuman yang hidup (viable) dan dapat
tumbuh membentuk koloni dalam suasana yang disediakan. Poulasi kuman
yang ditentukan (dihitung) per-ml untuk bahan cair dan per-gram untuk bahan
padat.
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan untuk menentukan jumlah
atau angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk,
baik itu makanan-minuman, obat tradisional ataupun kosmetika. Media yang
digunakan untuk uji ALT adalah NA (Nutrient Agar).Masa inkubasi
dilakukan dengan membalik cawan petri yang berisi biakan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan
disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air yang jatuh maka akan
merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji. Cara
inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk
melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil, yang membutuhkan oksigen
dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati bahwa pertumbuhan bakteri
aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar, karena
pertumbuhannya yang mencari oksigen.Oleh karena itu, pada pengamatan
angka lempeng total ini, dicari hanya koloni bakteri yang tumbuh di
permukaan lempeng agar.
Hasil pengujian ALT untuk beberapa sampel yang diuji, termasuk sampel
makanan-minuman, obat tradisional, dan kosmetik, pada umumnya
memenuhi syarat. Akan tetapi, ada juga sampel obat tradisional yang tidak
memenuhi syarat. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memproduksi
produk tersebut belum menerapkan cara produksi yang higienis. Selain itu,
kontaminasi mikroba mungkin juga karena kesalahan penguji atau peralatan
pengujian yang kurang bersih.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
ulang dengan personal yang berbeda dengan personal pertama.
Hitung angka kuman bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri pada
sampel.Prinsip dari pemeriksaan ini menghitung jumlah koloni yang tumbuh
pada Plate Count Agar.Hitung angka kuman dilakukan pengenceran
bertingkat bertujuan agar koloni tiap plate dapat dihitung.Tahap akhir, jumlah
koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan dicari rata-rata dari
semua plate.Nilai yang didapat adalah Jumlah Angka Kuman dari Sampel
yang di Periksa.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
A. Pengertian ALT
Uji Angka Lempeng Total (ALT) merupakan metode kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba pada suatu sampel. ALT aerob
mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung, intepretasi hasil
berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g. Cara yang digunakan antara lain
dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar. Prinsip metode ini adalah jika se
lmikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel
mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Sampel dari bahan atau produk yang sudah dihomogenisasikan
diinokulasi kedalam atau permukaan media agar.Setelah diinkubasi, koloni
mikroba yang tumbuh dihitung sebagai jumlah mikoba. Proses inokulasi
sampel ke media agar dapat dilakukan dengan cara penuangan, penyebaran
dan penetesan. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara
penuangan, 1 ml sampel dipindahkan ke dasar cawan petri dan 15-20 ml
media agar cair dituangkan di atasnya. Untuk mencegah kematian mikroba
sampel, suhu media agar cair yang dituangkan berkisar 45-50ºC. Bila
suhunya terlalu rendah akan menyulitkan karena sudah mulai mengental.
Selanjutnya cawan digeserkan di permukaan meja dengan membentuk pola
angka delapan agar sampel tersebar merata di seluruh media agar.Inkubasikan
cawan di dalam inkubator.Metode ini paling peka karena mampu menghitung
mikroba sampai kepadatan 20 sel/ml namun metode inikurang praktis
digunakan di lapangan karena membutuhkan peralatan untuk mencairkan
media agar.
Metoda hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu :
Selain keuntungan tersebut metode ini juga mempunyai kelemahan antara lain:
1. Alat
2. Bahan
a. Buffer posfat
d. Aquadest
e. Kapas
f. Koran
g. Kertas Label
3. Sampel
C. Cara Kerja
2. Buat media yang akan digunakan dalam pemeriksaan angka lempeng total
pada makanan cair dengan cara sebagai berikut :
a. Buffer pospat
10-1 = 90 ml
10-2 = 9 ml
10-3 = 9 ml
Kontrol= 10ml
90 + 9 + 9 + 10 =118 m ≈130 ml
0,1
× 130 = 0,13 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Cara :
15 ml x 4 = 60 ml
𝑉
× 20
1000
60
× 20 = 1,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000
Cara :
1) Alat
a) Pipet ukur 10 ml
b) Petridish
2) Bahan
a) Buffer posfat
b) NA (Nutrient Agar)
Cara kerja
h. Keluarkan alat dan bahan yang ada di dalam autoclave dengan hati-
hati
10 ml sampel
1ml 1ml
10-1
1 ml 1 ml 1ml 1ml
Keterangan :
A. Hasil
Hasil pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman B yang dilakukan
pada tanggal 10November dan 12November 2015 mengenai pemeriksaan
sampel makanan cair adalah sebagai berikut :
Sampel Cair
Control 9 koloni 9
10-1 267 267 2670 2,9
10-2 80 80 8000(8×103) 7,5
10-3 60 60 60.000(60×104)
Jumlah koloni yang dihitung apabila berkisar antara 30-300 koloni atau ada
juga yang berkisar antara 25-250 koloni.Perhitungan angka lempeng total
adalah sebagai berikut :
Rata-rata
koloni =
𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−1 +𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 10−2 −𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖
×
2
1
faktor pengencer tertinggi
267+80−9 1
= × 10−1 = 1690 = 1,69×10-3
2
B. Pembahasan
Penentuan ALT (Angka Lempeng Total) merupakan metode kuantitatif
yang digunakan untuk mengetahui jumlah koloni yang ada pada suatu sampel
(BPOM 2008).Berdasarkan data dan analisis data dapat diketahui bahwa
sampel minuman yang digunakan untuk perhitungan ALT koloni ini adalah
air tebu.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di dapatkan angka kuman pada
sampel air tebu yaitu sebesar 1,69 X 10-3 cfu/g, sedangkan nilai ALT air tebu
dan sejenisnya adalah 1×104 cfu/g. hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
ALT bakteri dari sampel lebih kecil dari nilai standar ALT dari minuman,
sehingga minuman tersebut masih layak untuk dikonsumsi, makanan yang
mengandung cemaran baik biologis yaitu cemaran biologis maupun kimia
yang melampaui batas maksimal yang telah ditetapkan adalah pangan
tercemar. Sedangkan sampel yang diuji ALT kurang dari ambang batas
maksimal sehingga dapat dikatakan bahwa makanan yang diuji memiliki
kualitas yang baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara yang dilakukan dalam pemeriksaan Angka Lempeng Total pada
makanan dan minuman adalah :
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel makanan cair yang telah dihitung
jumlah koloninya belummelewati ambang batas maksimum cemaran mikroba
makanan air tebuyaitu dengan ambang batas maksimum pada ALT adalah 1 x
104 koloni/g.
B. Saran
Depkes RI, 2004. Hygiene sanitasi makanan dan minuman.Jakarta : Ditjen PPM
dan PL
Menteri Kesehatan RI. 2011. Permenkes nomor 1096 tahun 2011 tentang
persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. Jakarta : Menteri Kesehatan RI