Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN B

Oleh Kelompok II

Chyntia Fatika
Ella Rahmi Aurora
Fitria Kamta
Jimmy Zulhendra
Nadya S
Rifki Syaifa
Septia Anggina
Ukhty Amalia
Wella Mutia
Yuni Zelti

Dosen Pembimbing: Erdi Nur, SKM, M.Kes


Hj. Awalia Gusti, S.Pd, M.Si
Dra. Sukapti, Apt, M.Si

Instruktur Pembimbing: Erick Zicof, SKM

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2015
LEMBARAN PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman B mengenai


Pemeriksaan Usap Alat Makan dan ALT Sampel Cair Pada Air Tebu yang dilaksanakan
pada tanggal 3 dan 10 november 2015, 10 dan 12 november 2015 di Laboratorium Poltekkes
Kemenkes RI Padang, disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Instruktur Pembimbing

Erdi Nur, SKM, M.Kes Erick Zicof, SKM

Dosen Mata Kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman B

Hj. Awalia Gusti, S.Pd, M.Si Dra. Sukapti, Apt, M.Si


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman B yang berjudul “Pemeriksaan
Sampel Makanan Cair” yang dilaksanakan pada tanggal 10 November dan 12
November 2015. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa mengetahui cara
pemeriksaan sampel makanan cair.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan penjelasan mengenai penyusunan laporan ini, serta kepada instruktur
Kesling pada mata kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman B.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada
pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, November 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-
obatan, karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi
manusia 1. Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran
penyakit. Dengan demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian
yang cukup. Untuk itu, produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab
II Pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan
diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan,
kesehatan, standar mutu, atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk
tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi
orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan
pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui populasi kuman atau
jumlah bakteri dalam suatu bahan, misalnya air, makanan dan minuman.
Cara perhitungan ini didasarkan pada anggapan bahwa sel-sel
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel atau bahan jika dicampur atau
dibiakkan masing-masing akan membentuk koloni yang Nampak dan
terpisah. Jadi yang terhitung adalah kuman yang hidup (viable) dan dapat
tumbuh membentuk koloni dalam suasana yang disediakan. Poulasi kuman
yang ditentukan (dihitung) per-ml untuk bahan cair dan per-gram untuk bahan
padat.
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan untuk menentukan jumlah
atau angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk,
baik itu makanan-minuman, obat tradisional ataupun kosmetika. Media yang
digunakan untuk uji ALT adalah NA (Nutrient Agar).Masa inkubasi
dilakukan dengan membalik cawan petri yang berisi biakan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan
disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air yang jatuh maka akan
merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji. Cara
inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk
melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil, yang membutuhkan oksigen
dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati bahwa pertumbuhan bakteri
aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar, karena
pertumbuhannya yang mencari oksigen.Oleh karena itu, pada pengamatan
angka lempeng total ini, dicari hanya koloni bakteri yang tumbuh di
permukaan lempeng agar.
Hasil pengujian ALT untuk beberapa sampel yang diuji, termasuk sampel
makanan-minuman, obat tradisional, dan kosmetik, pada umumnya
memenuhi syarat. Akan tetapi, ada juga sampel obat tradisional yang tidak
memenuhi syarat. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memproduksi
produk tersebut belum menerapkan cara produksi yang higienis. Selain itu,
kontaminasi mikroba mungkin juga karena kesalahan penguji atau peralatan
pengujian yang kurang bersih.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
ulang dengan personal yang berbeda dengan personal pertama.
Hitung angka kuman bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri pada
sampel.Prinsip dari pemeriksaan ini menghitung jumlah koloni yang tumbuh
pada Plate Count Agar.Hitung angka kuman dilakukan pengenceran
bertingkat bertujuan agar koloni tiap plate dapat dihitung.Tahap akhir, jumlah
koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan dicari rata-rata dari
semua plate.Nilai yang didapat adalah Jumlah Angka Kuman dari Sampel
yang di Periksa.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui cara pemeriksaaan sampel makanan cair


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan untuk


melakukan pemeriksaan sampel makanan cair

b. Untuk mengetahui cara pembuatan media yang digunakan dalam


pemeriksaan sampel makanan cair

c. Untuk mengetahui cara sterilisasi alat dan bahan

d. Untuk mengetahui cara pengenceran dan penanaman sampel


makanan cair

e. Untuk mengetahui cara menghitung angka lempeng total pada


sampel makanan cair
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ALT
Uji Angka Lempeng Total (ALT) merupakan metode kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba pada suatu sampel. ALT aerob
mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung, intepretasi hasil
berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g. Cara yang digunakan antara lain
dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar. Prinsip metode ini adalah jika se
lmikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel
mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Sampel dari bahan atau produk yang sudah dihomogenisasikan
diinokulasi kedalam atau permukaan media agar.Setelah diinkubasi, koloni
mikroba yang tumbuh dihitung sebagai jumlah mikoba. Proses inokulasi
sampel ke media agar dapat dilakukan dengan cara penuangan, penyebaran
dan penetesan. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara
penuangan, 1 ml sampel dipindahkan ke dasar cawan petri dan 15-20 ml
media agar cair dituangkan di atasnya. Untuk mencegah kematian mikroba
sampel, suhu media agar cair yang dituangkan berkisar 45-50ºC. Bila
suhunya terlalu rendah akan menyulitkan karena sudah mulai mengental.
Selanjutnya cawan digeserkan di permukaan meja dengan membentuk pola
angka delapan agar sampel tersebar merata di seluruh media agar.Inkubasikan
cawan di dalam inkubator.Metode ini paling peka karena mampu menghitung
mikroba sampai kepadatan 20 sel/ml namun metode inikurang praktis
digunakan di lapangan karena membutuhkan peralatan untuk mencairkan
media agar.
Metoda hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu :

1. Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung.


2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
terbentuk
4. mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik.

Selain keuntungan tersebut metode ini juga mempunyai kelemahan antara lain:

1. Hasil hitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena


beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni kompak dan jelas, tidak menyebar
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.Untuk melaporkan hasil, digunakan
standar yang disebut “Standart Plate Count” yang menjelaskan mengenai
cara menghitung koloni. Cara menghitung koloni pada tiap-tiap cawan
petri sebagai berikut :
a. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah cawan yang mengandung
jumlah koloni antara 30-300
b. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloni diragukan, dapat dihitung
sebagai satu koloni
c. Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.

Hasil pengamatan dan perhitungan yang diperoleh dinyatakan sesuai


persyaratan berikut :
1. Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah
koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung
lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai
Angka Lempeng Total (ALT) dari tiap gram atau tiap ml sampel
2. Bila salah satu dari cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni
kurang dari 30 atau lebih dari 300, dihitung jumlah rata-rata koloni,
kemudian dikalikan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai
Angka Lempeng Total (ALT) dari tiap gram atau tiap ml sampel
3. Jika terdapat cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah koloni antara 30-300, maka dihitung jumlah
koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, kemudian dikalikan
dengan faktor pengencerannya. Apabila hasil perhitungan pada tingkat
yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata lebih besar dari dua
kali jumlah koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka ALT
dipilih dari tingkat pengenceran yang lebih rendah. Bila hasil
perhitungan pada tingkat pengenceran lebih tinggi diperoleh jumlah
koloni rata-rata kurang dari dua kali jumlah rata-rata pada penenceran
dibawahnya maka ALT dihitung dari rata-rata jumlah koloni kedua
tingkat pengenceran tersebut
4. Bila tidak ada satupun koloni dari cawan maka ALT dinyatakan sebagai <
1 dikalikan faktor pengenceran terendah
5. Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni lebih dari 300, dipilih
cawandari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi
beberapa sector (2, 4 dan 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu
sektor. ALT adalah jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor,
kemudian dihitung rata-rata darikedua cawan dan dikalikan dengan
faktor pengencerannya
6. Jumlah koloni rata-rata dari 1/8 bagian cawan lebih dari 200, maka ALT
dinyatakan lebih besar dari 200 x 8 dikalikan faktor pengenceran.
7. Perhitungan dan pencatatan hasil ALT hanya ditulis dalam dua angka.
Angka berikutnya dibulatkan ke bawah bila kurang dari 5 dan dibulatkan
ke atas apabila lebih dari 5
8. Jika dijumpai koloni spreader meliputi seperempat sampai setengah bagian
cawan , maka dihitung koloni yang tumbuh di luar daerah spreader . Jika
75% dari seluruh cawan mempunyai koloni spreader seperti diatas,
maka dicatat sebagai “spr”. Untuk keadaan ini harus dicari penyebabnya
dan diperbaiki cara kerjanya (pengujian diulang).
BAB III
ISI

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa/10 November dan 12 November 201

Waktu : 13.30-16.00 WIB

Tempat : Laboratorium Poltekkes Kemenkes RI Padang

Praktek : Pembuatan Media, Sterilisasi dan Pengenceranserta

Penanaman Sampel cair

B. Alat dan Bahan

1. Alat

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2 Termometer 1 buah
3 Gelas Ukur 100 ml 1 buah
4 Inkubator 1 buah
5 Kompor listrik 1 buah
6 Gelas Kimia 100 ml 2 buah
7 Pipet Ukur 10 ml 4 buah
8 Karet Hisap 1 buah
9 Batang Pengaduk 1 buah
10 Sendok Porselen 1 buah
11 Neraca Analitik 1 buah
12 Timbangan Kasar 1 buah
13 Testube 3 buah
14 Petridish 4 buah
15 Rak testub 1 buah
16 Autoclave 1 buah
17 Lampu Spiritus 1buah
18 Botol pijit 1 buah

2. Bahan

a. Buffer posfat

b. Nutrient Agar (NA)


c. Alkohol 70 %

d. Aquadest

e. Kapas

f. Koran

g. Kertas Label

3. Sampel

Sampel cair adalahes Tebu

C. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipratikumkan dan bersihkan

2. Buat media yang akan digunakan dalam pemeriksaan angka lempeng total
pada makanan cair dengan cara sebagai berikut :

a. Buffer pospat

10-1 = 90 ml

10-2 = 9 ml

10-3 = 9 ml

Kontrol= 10ml

90 + 9 + 9 + 10 =118 m ≈130 ml

0,1
× 130 = 0,13 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

Cara :

1. Timbang 0,13 gr pepton dengan menggunakan neraca analitik

2. Kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100 ml


3. Setelah itu larutkan dalam 130 ml aquadest yang diambil dengan
menggunakan gelas ukur 100 ml dan aduk dengan batang pengaduk

4. Pindahkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

5. Panaskan di dalam waterbath sampai suhu 50ºC

6. Pipet 90 ml Buffer posfat dengan menggunakan gelas ukur 100 ml


dan masukkan kedalam 1 buah erlemeyer beri label 10-1untuk sampel
cair dan tutup dengan kapas.

7. Pipet 9 ml Buffer posfat dengan menggunakan pipet ukur 10 ml dan


masukkan kedalam 1 buah tabung reaksi beri label 10-2 untuk sampel
cair dan tutup dengan kapas

8. Pipet 9 ml Buffer posfatdengan menggunakan pipet ukur 10 ml dan


masukkan kedalam 1 buah tabung reaksi beri label 10-3untuk sampel
cair dan tutup dengan kapas.

9. Pipet 10 ml Buffer posfatdengan menggunakan pipet ukur 10 ml dan


masukkan ke dalam 1 buah tabung reaksi, beri label kontrol dan
tutup dengan kapas

b. Nutrient Agar (NA)

Dalam membuat media NA, petridish yang digunakan adalah


sebanyak 4 buah petridish, di mana volume petridish yang digunakan
adalah = 15 ml

15 ml x 4 = 60 ml

𝑉
× 20
1000

60
× 20 = 1,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

Cara :

1. Timbang 1,2 gr NA dengan menggunakan neraca kasar


2. Kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

3. Setelah itu larutkan dalam 60 ml aquadest yang diambil dengan


menggunakan gelas ukur 100 ml dan aduk dengan batang pengaduk

4. Pindahkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

5. Panaskan di dalam waterbath sampai suhu 100ºC

6. Setelah dipanaskan tutup dengan kapas

c. Sterilisasi alat dan bahan

1) Alat

a) Pipet ukur 10 ml

b) Petridish

2) Bahan

a) Buffer posfat

b) NA (Nutrient Agar)

Cara kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang akan disterilisasikan

b. Bungkus alat dengan menggunakan koran

c. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam


autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat

d. Masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasikan

e. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar


tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave

f. Nyalakan autoclave, atur pada suhu 121oC atau 249,8ºF


g. Setelah suhu mencapai 249,8ºF, biarkan selama 15 menit kemudian
matikan autoclave dan buka klep-klep pengaman untuk
mengeluarkan uap dari autoclave

h. Keluarkan alat dan bahan yang ada di dalam autoclave dengan hati-
hati

d. Pengenceran dan penanaman sampel cair

Sampel cair : air Tebu

10 ml sampel

1ml 1ml

10-1

10-1 10-2 10-3 kontrol

1 ml 1 ml 1ml 1ml

10-1 10-2 10-3 kontrol

Keterangan :

1. Ambil 10 ml sampel dengan menggunakan pipet ukur 10 mllalu


pindahkan ke dalam erlemeyer yang telah berisi 90 ml pepton.
Homogenkan sebanyak 3 kali dengan cara menghisap dan
mengeluarkan kasih label 10-1 dan pipet 1 ml pindahkan ke petridish
10-1

2. Kemudian pipet 1 ml dari testube 10-1 menggunakan pipet ukur 10


ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi 9 ml, beri label 10-2.
Homogenkan sebanyak 3 kali dengan cara menghisap dan
mengeluarkan. Pipet @ 1 ml dan masukkan ke dalam petridish. Beri
label 10-2 dan pipet ukur diganti

3. Pipet 1 ml dari testube (10-2) dengan menggunakan pipet ukur 10 ml


dan masukkan ke dalam tabung reaksi 9 ml, beri label 10-3.
Homogenkan sebanyak 3 kali dengan cara menghisap dan
mengeluarkan. Pipet @ 1 ml dan masukkan ke dalam petridish.
Beri label 10-3 dan pipet ukur diganti.

4. Pipet 1 ml buffer fospat yang ada dalam testube yang berisi 10 ml


dengan menggunakan pipet ukur 10 ml dan masukkan ke dalam
petridish. Beri label kontrol.

5. Tambahkan NA ke dalam4buah petridish dengan ketebalan ± 3 mm


dan homogenkan dengan cara memutar petridish searah dengan
jarum jam.

e. Inkubasi sampel makanan cair

1) Siapkan sampel makanan cair yang akan diinkubasi

2) Hubungkan kabel power ke stop kontak

3) Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala)

4) Masukkan sampel makanan cairyang ada di dalam petridish dengan


keadaan terbalik ke dalam incubator

5) Atur suhu dalam inkubator dengan suhu 37ºC

6) Eramkan selama 2 x 24 jam


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman B yang dilakukan
pada tanggal 10November dan 12November 2015 mengenai pemeriksaan
sampel makanan cair adalah sebagai berikut :

Sampel Cair

Pengenceran Jumlah Koloni Rata-rata koloni Jumlah Bakteri Ratio

Control 9 koloni 9
10-1 267 267 2670 2,9
10-2 80 80 8000(8×103) 7,5
10-3 60 60 60.000(60×104)

Untuk :Kontrol sampel cair = 9 koloni (kontrol seharusnya 0)

Jumlah koloni yang dihitung apabila berkisar antara 30-300 koloni atau ada
juga yang berkisar antara 25-250 koloni.Perhitungan angka lempeng total
adalah sebagai berikut :

Rata-rata
koloni =
𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛10−1 +𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 10−2 −𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖
×
2
1
faktor pengencer tertinggi

267+80−9 1
= × 10−1 = 1690 = 1,69×10-3
2

B. Pembahasan
Penentuan ALT (Angka Lempeng Total) merupakan metode kuantitatif
yang digunakan untuk mengetahui jumlah koloni yang ada pada suatu sampel
(BPOM 2008).Berdasarkan data dan analisis data dapat diketahui bahwa
sampel minuman yang digunakan untuk perhitungan ALT koloni ini adalah
air tebu.

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di dapatkan angka kuman pada
sampel air tebu yaitu sebesar 1,69 X 10-3 cfu/g, sedangkan nilai ALT air tebu
dan sejenisnya adalah 1×104 cfu/g. hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
ALT bakteri dari sampel lebih kecil dari nilai standar ALT dari minuman,
sehingga minuman tersebut masih layak untuk dikonsumsi, makanan yang
mengandung cemaran baik biologis yaitu cemaran biologis maupun kimia
yang melampaui batas maksimal yang telah ditetapkan adalah pangan
tercemar. Sedangkan sampel yang diuji ALT kurang dari ambang batas
maksimal sehingga dapat dikatakan bahwa makanan yang diuji memiliki
kualitas yang baik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara yang dilakukan dalam pemeriksaan Angka Lempeng Total pada
makanan dan minuman adalah :

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan sampel makanan


cair

2. Membuat media unuk pemeriksaan sampel makanan cair

3. Sterilisasi alat dan bahan

4. Melakukan pengenceran dan penanaman sampel makanan cair

5. Melakukan pemeriksaan ALT pada sampel makanan cair

Untuk sampel makanan cair = 1,69 x 103 koloni/g

Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel makanan cair yang telah dihitung
jumlah koloninya belummelewati ambang batas maksimum cemaran mikroba
makanan air tebuyaitu dengan ambang batas maksimum pada ALT adalah 1 x
104 koloni/g.

Maka minuman inimasih layak untuk dikonsumsi karena masih berada di


bawah ambang batas maksimum cemaran mikroba pada makanan dan
minuman.

B. Saran

Diharapkan ketika ingin mengkosumsi minumanmelihat keadaan fisik


suatu makanan sehingga makanan tersebut dapat dikonsumsi.Pilihlah
minuman yang masih baru atau tidak rusak dan makanan tersebut memang
layak untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC

Depkes RI, 2004. Hygiene sanitasi makanan dan minuman.Jakarta : Ditjen PPM
dan PL

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Menteri Kesehatan RI. 2011. Permenkes nomor 1096 tahun 2011 tentang
persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. Jakarta : Menteri Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai