Anda di halaman 1dari 23

Gempa Bumi di Indonesia

Disampaikan oleh:
Naldi Candra

S2 Ilmu Lingkungan

1
Gempa Bumi

BUKU SAKU TANGGAP


TANGKAS TANGGUH
MENGHADAPI
BENCANA. BNPB

 Indonesia adalah wilayah yang terletak di pada jalur sumber gempa


besar dari zona megathrust-subduksi lempeng dan sesar-sesar aktif di
daratan. Segmen-segmen sesar aktif yang berpotensi menghasilkan
gempa di atas skala magnitude 6,5 diidentifikasi mencapai 295 sesar
(RENAS PB 2020-2024) 2
3
• Berdasarkan catatan BMKG, pada bulan Januari 2021, ada 662 kali aktivitas
gempa bumi. Kemudian, di bulan Februari, ada 526 kali aktivitas gempa bumi.

• Potensi atau tren kejadian gempa bumi, baik di Indonesia atau pun dunia,
terutama di tahun 2021

• rata-rata kejadian gempa bumi di Indonesia sejak tahun 2008 hingga tahun
2020 cenderung naik turun. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2015, tercatat rata-
rata kejadian gempa bumi sekitar 6.000 kejadian dalam setahun.

• pada tahun 2018 meningkat menjadi 11.920 kali dan pada tahun 2019 tercatat
sekitar 11.588 kali kejadian. Lalu pada tahun 2020, kejadian gempa bumi di
Indonesia mulai menurun menjadi 8.258 kali. “Trend peningkatan kejadian
gempa bumi di Indoensia, ini trendnya melompat,”

4
5
Sebagaimana terlihat pada gambar, dalam rentang 2013-2018 terdapat 153 kabupaten/kota yang berada di zona bahaya tinggi
gempabumi. Sementara itu terdapat 203 juta jiwa penduduk yang berada di kawasan rawan gempabumi yang 60,9 juta jiwa
diantaranya berada di zona bahaya tinggi gempabumi 6
Kerusakan bernilai total sekiatr Rp 146,1 Milyar (M). Rinciannya
sebagai berikut: kerusakan rumah penduduk Rp 94,2 M dengan rincian
707 rusak berat, 1.519 rusak sedang, dan 1.843 rusak ringan. Gedung
kantor pemerintah yang rusak senilai Rp 12 M, sarana pendidikan SD
Negeri Rp 12,3 M, SMTP/SMTA/PT negeri dan swasta Rp 16,5 M,
kesehatan Rp 2,5 M, rumah ibadah Rp 1 M, dan jalan Rp 5M.

Selama Padang sering dilanda gempabumi, selama itu pula mereka


sering mengalami kerugian dikarenakan harus berulang kali melakukan
perbaikan besar‐besaran terhadap bangunan properti yang dimilikinya.
Wawancara penulis terhadap warga Kota Padang menyebutkan bahwa
rekonstruksi bangunan di wilayah ini sering dilakukan oleh warga pasca
gempabumi bahkan dilakukan lebih dari setahun sekali

7
KERUSAKAN DAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA BESAR
DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2016
A C E H, 2004 PIDIE, 2016
Gempa bumi
Gempa bumi & Tsunami KELUD-JAWA TIMUR, 2014 MANADO, 2014
BENER MERIAH, 2012 Erupsi Gunungapi Kelud
Banjir bandang
Rp 41,4 triliun Rp 3,16 triliun Gempa bumi
RP 1,15 Trillion Rp 1,43 triliun
Rp 1,4 triliun

WASIOR, 2010
KARO, 2013 Banjir Bandang
MENTAWAI, 2010 Erupsi Gunungapi Sinabung
Gempa bumi & Tsunami Rp 281 miliar
Rp 1,8 triliun
Rp 348 miliar

PADANG, 2009
Gempa bumi

Rp 21,56 triliun
JABODETABEK,
Banjir
SUMATERA BARAT, 2007 SIDOARJO, 2006
Gempa bumi 2007 : Rp 5,1 triliun Lumpur panas
2013 : Rp 8,2 triliun
Rp 1,01 triliun Rp 41,4 triliun Bima, 2016
Banjir bandang
Rp 1,48 triliun
BENGKULU, 2007 Garut, 2016
Gempa bumi Banjir Bandang

Rp 1,89 triliun Rp 295 miliar


Jawa Timur & Jawa Tengah, 2008 JOGJA, 2006
Pangandaran, 2006 Gempa bumi
Gempa bumi & Tsunami Banjir
DIY –JAWA TENGAH, 2010
Rp 2,02 triliun Rp 21,15 triliun
Rp 402,7 miliar Erupsi Gunungapi Merapi
TASIKMALAYA, 2009
Gempa bumi Rp 3,63 triliun

Rp 7,9 triliun 8
Bagaimana Motoring Yg sudah ADA?
Prediksi untuk gempa perlu ditingkatkan dengan menggunakan GPS
stasiun. Saat ini ketangguhan sistem informasi gempabumi dan
peringatan dini tsunami di Indonesia makin meningkat. Dalam waktu
5 (lima) menit setelah gempabumi terjadi, BMKG sudah dapat
mengeluarkan hasil analisis dan informasi kejadian gempabumi.
Namun demikian, ketangguhan sistem tersebut perlu ditingkatkan.
Dengan mempertimbangkan kondisi geologis dan karakteristik
kegempaan di Indonesia, maka perlu meningkatkan ketangguhan
sistem informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang
mampu mengeluarkan hasil analisis dan informasi gempabumi dalam
rentang 3 menit pertama setelah gempabumi terjadi. (RENAS-PB
2020-2024)

9
10
11
Dalam rangka meningkatkan pengurangan risiko bencana yang ditimbulkan oleh
aktivitas gunungapi, diperlukan peralatan pemantauan gunungapi untuk
mendapatkan data-data yang digunakan untuk menganalisis suatu aktivitas dari
gunungapi sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat dalam upaya penanganan dan tindak lanjut dari aktivitas bencana gunungapi

 Peralatan pemantauan gunungapi antara lain melingkupi:

o Peralatan seismik, berupa alat untuk merekam aktivitas kegempaan dari suatu gunungapi
(seismograf);
o Alat yang digunakan untuk menentukan deformasi
gunungapi (GPS);
o Alat pemantauan secara visual secara real time (CCTV);

o Alat untuk merekam aktivitas letusan dan intensitasnya dari suatu gunungapi (infrasound);
o Alat untuk mengukur suhu mata air/solfatara/fumarola suatu gunungapi (sensor
suhu/thermo sensor);
o Alat mengukur kemiringan pada suatu struktur di permukaan dan dipakai untuk
memonitor pergerakan magma pada gunungapi (tilt meter);
o Perangkat untuk menyimpan data dan menganalisis hasil kegiatan pemantauan dan
pengamatan gunungapi (komputer);
o Alat untuk menerima dan mengirim sinyal dari dan ke satelit, khususnya untuk daerah
yang susah dijangkau jaringan komunikasi (VSAT).
12
13
PENDEKATAN PENINGKATAN KAPASITAS
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KERENTANAN PEPRENCAN PENGETAHUAN
EKONOMI & PEMAHAMAN
AAN &
ANGGARAN SOSIALISASI
KERENTANAN MASYARA KERENTANAN PENINGKATAN
PELAKSAN DAN
FISIK KAT SOSIAL KELEMBAGA DISEMINASI KESADARAN
AN AAN
DATA
KERENTANAN INFORMASI
LINGKUNGAN APARATUR
PEMERINTA MASYARAKAT
H
DITURUNKAN
IPTEK Penguatan

V
PENDIDIKAN &
REGULASI Sumber daya PELATIHAN
lokal (Modal

R≈H SDM Sosial)


GLADI/
SIMULASI

C
DITINGKATKAN
Masyarakat diharapkan akan
Kapasitas
memiliki kemampuan dan kapasitas
Kapasitas
Pulih
Kapasitas sebagai first responder terhadap
Kembali
Antisipatif
(Bounce Respon bencana sekaligus memiliki daya
back) lenting untuk memulihkan diri
ketika bencana terdampak bencana
14
PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN DAERAH

• Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana


(PRB) dalam Perencanaan dan Penganggaran
Daerah dilakukan dalam seluruh proses atau
siklus perencanaan dan penganggaran baik
secara teknokratis, partisipatif maupun top
down-bottom up.
• Hasil integrasi ini dapat dilihat melalui
dokumen yang dihasilkan di setiap proses
perencanaan dan penganggaran.

15
PENYELARASAN DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

UU 25/2004

Pemerintah Pusat
Rincian
Renstra K/L pedoman Renja K/L pedoman
RKA K/L APBN
pedoman bahan diacu bahan
RPJP RPJM
Nasional pedoman Nasional dijabarkan RKP pedoman RAPBN APBN
diserasikan melalui
diacu diperhatikan
Musrenbang

Pemerintah Daerah
RPJP RPJM RKP RAPBD APBD
Daerah pedoman Daerah dijabarkan Daerah pedoman

pedoman bahan diacu bahan


Rincian
Renstra SKPD pedoman Renja SKPD pedoman RKA SKPD APBD
UU 17/2003

diacu sumber

Pemerintah
UU 6/2014
masukan

Desa
RPJM RKP
Desa RAPBDes APBDes
dijabarkan Desa pedoman
16
16
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH PUSAT (1)
RPJPN dan VISI-MISI
RTRW PRESIDEN
G
WAJ UBERN
IB m UR
Komitmen Global:
RPJ enyusu
SDG’s, Climate MD n
Change, SFDRR

Sasaran RPJMN
Tingkat 1 NAWACITA
Impact dan/Outcome Prioritas Nasional Impact dan/Outcome

Konsistensi
Sasaran Program Prioritas Program Pendukung
Tingkat 2 Outcome

Sasaran
Tingkat 3 Renstra K/L Renstra K/L Renstra K/L RPJMD
Outcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja
dan/Output
Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja KOMITMEN
Menteri/Kepala Badan Menteri/Kepala Badan Menteri/Kepala Badan Gubernur
+ + + +
Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas

Sinkronisasi DPR dan BAPPENAS,


DPD SEKAB17dan KSP 17
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH DAERAH
RPJPN dan VISI-MISI
GUBERNUR/BUPATI/
RTRW WALIKOTA G
WAJ UBERN
IB m UR
Komitmen Global:
RPJ enyusu
SDG’s, Climate MD n
Change, SFDRR

Sasaran RPJMD
Tingkat 1 Impact dan/Outcome Prioritas
DADaerah Impact dan/Outcome

Konsistensi
Sasaran Program Prioritas Program Pendukung
Tingkat 2 Outcome

Sasaran
Tingkat 3 Renstra OPD Renstra OPD Renstra OPD RPJMD
Outcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja
dan/Output
Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja KOMITMEN
Kepala/Pimpinan OPD Kepala/Pimpinan OPD Kepala/Pimpinan OPD Bupati/Walikota/
Camat/Kepala Desa
+ + + +
Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas

Sinkronisasi DPRD
BAPPEDA dan
SEKDA
18
18
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH DAERAH (2)
ARAHAN (DIREKTIF)
ANTISIPASI RISIKO
RPJMD 2015-2019
+ GUBERNUR/BUPATI
/WALIKOTA + PERUBAHAN

RENSTRA
Sasaran
Tingkat 3 ORGANISASI
Outcome dan/Output PERANGKAT DAERAH

Konsistensi
Sasaran Program, Kegiatan dan Program, Kegiatan dan
Tingkat 4 Outcome Proyek Prioritas Proyek Pendukung
dan/Output

Sasaran
Tingkat 5 Kabid/Kasubdit Kabid/Kasubdit Kabid/Kasubdit UPT
Otcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama
dan Output

Sasaran
Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan
Tingkat 6 Input Proyek Prioritas dan Proyek Prioritas dan Proyek Prioritas dan Prioritas dan
dan Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung
Output
Sinkronisasi SEKRETARIS DAN
INSPEKTORAT
19
19
Penanggulangan Bencana sebagai Urusan Pemerintah Wajib dalam SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah maka pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal


merupakan urusan pemerintahan wajib yang
diselenggarakan Pemerintah daerah baik
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah. SPM Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan masyarkat
dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi Pemerintah Provinsi :
jenis SPM terdiri atas : • pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum provinsi
1. Pendidikan Pemerintah Kabupaten/Kota :
2. Kesehatan • pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang • pelayanan informasi rawan bencana
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman • pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
5. Ketentraman, ketertiban umum dan • pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana
perlindungan masyarakat, dan • pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
6. Sosial
20
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
DALAM
PENURUNAN KERENTANAN
1.Menumbuh- 1
TERHADAP BENCANA
5
• Fasilitasi Penyusunan Rencana Aksi
kan kesadaran Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
• Pendidikan dan pelatihan PB Bencana
dan • Pertukaran Pengetahuan • Fasilitasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan
pengetahuan Pengurangan Risiko Bencana Rekonstruksi Bidang Fisik
bencana BNPB, Kemendagri, • Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi dan
7.Menumbuh- 2.Sosialisasi Kemendikbud, Kemendes PDTT, Sosial di Wilayah Pascabencana
kan kearifan PB melalui Pemda BNPB, Kemen PU-PR, Kemenhub, Kemenkes,
lokal media Kemendikbud, Kementan, Kemenhut,
2 Kemensos, Kemendag, dll, Pemda

Penyebaran Informasi
Kebencanaan 6
Penurunan
BNPB, Kemenkominfo, Pemda Penerapan Mitigasi Bencana
tingkat
BNPB, Kemen PU-PR, Kemen ATR, Kemen
6.Penataan kerentanan LHK, Pemda
dan terhadap 3.Penyebarlua 3
pemeliharaan bencana s-an informasi Penyusunan data dan informasi
lingkungan 7
kebencanaan kebencanaan
rawan
bencana BNPB, Kemenkominfo, • Fasilitasi dan Pengembangan Kapasitas
BMKG, Pemda Relawan PB
• Fasilitasi dan Pengembangan Pemberdayaan
kelompok Masyarakat dalam Pengurangan
4.Kerjasama 4 Risiko Bencana (PRB)
5.Percepatan Kerjasama Antar Lembaga
Pemerintah • Fasilitasi pemberdayaan dan Pengembangan
penyelesaian Kerjasama Internasional
dengan ketangguhan masyarakat
pemulihan BNPB, Bappenas, Kemenlu,
lembaga non BNPB, Kemendagri, Kemendikbud,
pascabencana Pemda Kemendes PDTT, dll, Pemda
pemerintah
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM PENINGKATAN
KAPASITAS MENGHADAPI BENCANA
1 6
1.Kapasitas Pembangunan EWS, TES, jalur
Pendidikan dan pelatihan
kelembagaan evakuasi, dll
dan aparatur BNPB, Kemendagri, Pemda
Kemen PU-PR, Kemenhub, KKP, dll,
Pemda
9.Pusat logistik 2.Penguatan 2
kewilayahan tata kelola PB • Koordinasi Kesiapsiagaan
• Peningkatan Kapasitas Penanganan 7
Darurat Penyaluran Bantuan Kedaruratan
BNPB, BPKP,BPK, Itwil BNPB, Kemensos, Kemendikbud,
Kemenkes, Kemen PU-PR, Kemen
8.Desa 3 LHK, Kementan, BASARNAS dll
3.Pengembang
tangguh • Fasilitasi Kesiapsiagaan
bencana untuk Peningkatan -an sistem
peringatan dini • Penguatan Pengurangan Risiko Bencana
desa hebat kapasitas dalam Daerah 8
• Fasilitasi dan Pengembangan
penanggulangan BNPB, BMKG. Kemen ESDM, Kemen PU-PR, Pemberdayaan kelompok
bencana Kemen LHK, Pemda Masyarakat dalam Pengurangan
Risiko Bencana (PRB)
4
BNPB, Kemendagri,
7.Perlindunga
4.Pengembang • Teknologi modifikasi cuaca
n dan layanan Kemenkes, Kemendes PDTT,
-an dan • Riset dan Pengembangan Teknologi
pada saat KKP, Kemensos, dll, Pemda
pemanfaatan Kebencanaan Geologi
darurat
IPTEK BNPB, Kemenristek, BPPT, LIPI
bencana 9
5 • Penyediaan dan distribusi logistik
6.Infrastruktur • Simulasi PRB dan peralatan
5.Simulasi dan
mitigasi dan • Gladi Penanggulangan Bencana • Pembangunan Gudang Logistik
gladi PB
kesiapsiagaan BNPB, BPBD, K/L, Pemda BNPB, Kemendagri, KL, Pemda
PENUTUP

1. Mendorong penginterasian dalam perencanaan pembangunan melalui visi misi


kepala daerah.
2. Berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang SPM, urusan kebencanaan
merupakan urusan bersama sehingga Pemerintah Daerah wajib menyediakan
pelayanan dasar kebencanaan dan mendorong konsolidasi dalam penanganan
bencana di daerah.
3. Bappeda dan BPBD sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah, mempunyai tugas melaksanakanan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencananaan pembangunan daerah, termasuk
didalamnya kebijakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
4. BPBD dan Bappeda provinsi/kabupaten/kota agar melaksanakan peranannya
sebagai ujung tombak untuk memastikan bahwa PRB menjadi isu strategis
pembangunan didaerahnya.
5. Bappeda dan BPBD mengawal pengarusutamaan PRB dalam penyusunan23
RPJMD, RKPD, dan RENSTRA SKPD dalam Forum Musrenbang di Daerah

Anda mungkin juga menyukai