Anda di halaman 1dari 4

NAMA:SULTON SRIWIJAYA S.

NIM:20230810011
DOSEN PENGAMPU: Dr.Weni Endahing Warni.,M.Psi.,Psikolog
Drs. Ahmad Burhan Wijaya, M.Si.,Psikolog
MATA KULIAH: KODE ETIK
KELAS: A
ASESMEN TENGAH SEMESTER GASAL 2023/2024
SOAL dari Drs. Ahmad Burhan Wijaya,M.Si.,Psikolog
1. Persamaan Etika dengan Hukum
-Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip moral, nilai-nilai, dan
norma-norma yang mengatur perilaku manusia. Ini berkaitan dengan pertanyaan
tentang apa yang dianggap baik atau benar, serta apa yang dianggap buruk atau
salah dalam tindakan dan keputusan manusia. Etika mencari pemahaman tentang
bagaimana individu dan masyarakat seharusnya bertindak berdasarkan
pertimbangan moral, prinsip-prinsip keadilan, dan nilai-nilai moral yang berlaku.
-Hukum adalah seperangkat aturan, peraturan, dan norma yang dibuat oleh
pemerintah, otoritas, atau lembaga hukum yang mengatur perilaku individu dan
kelompok dalam masyarakat. Hukum memiliki beberapa tujuan, termasuk menjaga
ketertiban sosial, mengatur hak dan kewajiban warga negara, serta memberikan
kerangka kerja untuk penyelesaian konflik dan sengketa.

Persamaan antara etika dan hukum:


keduanya merupakan upaya untuk mengatur perilaku manusia dengan menentukan
apa yang dianggap baik atau benar, serta apa yang dianggap buruk atau salah dalam
masyarakat. Meskipun ada perbedaan mendasar dalam sifat dan sumber keduanya
(etika bersifat subjektif, sedangkan hukum bersifat objektif), keduanya memiliki
tujuan umum untuk mempromosikan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang diterima dalam suatu masyarakat.

Perbedaan antara etika dengan hukum:


Sifat:
Etika bersifat subjektif. Etika berhubungan dengan nilai-nilai, moralitas, dan prinsip-
prinsip pribadi yang berbeda-beda antara individu dan budaya. Etika berkaitan
dengan pertanyaan tentang apa yang dianggap benar atau salah secara moral.
Hukum bersifat objektif. Hukum adalah seperangkat aturan dan peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas hukum yang mengikat semua warga
negara dalam suatu yurisdiksi. Hukum memiliki sifat yang lebih tegas dan berlaku
secara umum.
Asal-usul:
Etika berasal dari nilai-nilai, keyakinan, budaya, agama, dan prinsip-prinsip pribadi.
Etika sering kali didasarkan pada pertimbangan moral individu atau kelompok.
Hukum berasal dari keputusan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah, lembaga
legislatif, atau otoritas hukum yang sah. Hukum memiliki dasar hukum yang
terdokumentasi.
Kewajiban:
Etika tidak mengikat secara hukum. Ini berfungsi sebagai panduan moral yang
bersifat sukarela, dan pelanggaran etika mungkin tidak memiliki konsekuensi hukum.
Hukum adalah kewajiban hukum yang mengikat. Pelanggaran hukum dapat
mengakibatkan sanksi atau tindakan hukum yang telah ditentukan.

2A. Moral mengacu pada seperangkat prinsip dan aturan yang mengatur perilaku
individu atau kelompok dalam masyarakat berdasarkan konsep apa yang dianggap
baik atau buruk, benar atau salah. Moral sering kali didasarkan pada nilai-nilai,
norma-norma, dan etika yang dianut oleh individu atau budaya tertentu.

Contoh moral:
Jujur: Prinsip moral jujur berarti mengatakan yang sebenarnya dan tidak berbohong.
Ini dianggap sebagai perilaku moral yang baik.
Peduli pada orang lain: Peduli terhadap kesejahteraan dan kebutuhan orang lain
adalah nilai moral yang mendorong individu untuk membantu sesama dalam situasi
sulit.
Tidak mencuri: Prinsip moral ini mengajarkan bahwa mengambil barang milik orang
lain tanpa izin adalah tindakan yang salah dan tidak bermoral.
Menjaga janji: Mematuhi janji dan komitmen adalah contoh moral yang penting
dalam menjaga integritas pribadi dan membangun kepercayaan.
Tidak menyakiti orang lain: Moral mencakup prinsip-prinsip yang menentang
perlakuan buruk atau kekerasan terhadap orang lain.

2B. Immoral adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku atau
tindakan yang dianggap tidak bermoral, atau dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika
atau moral yang diterima. Tindakan-tindakan yang dianggap immoral dapat
bervariasi berdasarkan norma-norma moral dan nilai-nilai masyarakat tertentu.

Contoh perilaku immoral:


Penipuan: Berbohong atau menipu orang lain dengan maksud memanfaatkan
mereka secara tidak jujur dianggap sebagai perilaku immoral.
Kejahatan seksual: Tindakan seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, atau
pornografi anak dianggap sangat immoral karena melanggar prinsip-prinsip etika dan
hukum.
Kekerasan fisik yang tidak sah: Menggunakan kekerasan atau tindakan fisik untuk
menyakiti atau merugikan orang lain secara tidak sah dianggap perilaku immoral.
Mencuri: Mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau tanpa hak adalah
tindakan yang dianggap tidak bermoral.
Korupsi: Tindakan korupsi dalam konteks pemerintahan atau bisnis, seperti
menerima suap atau menyalahgunakan kekuasaan, adalah contoh perilaku immoral
yang merusak integritas dan keadilan.

B. SOAL dari Dr. Weni Endahing Warni.,M.Psi.,Psikolog


1. Ya, etika tradisional memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari,
meskipun pengaruhnya mungkin bervariasi dari individu ke individu. Berikut adalah
beberapa alasan saya mengapa etika tradisional tetap relevan dalam kehidupan
sehari-hari:

-Panduan Perilaku: Etika tradisional memberikan panduan tentang cara bertindak


dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah dianut oleh
kelompok atau budaya tertentu. Ini membantu individu membuat keputusan yang
baik dan sesuai dengan norma-norma sosial yang dianut.
-Mempromosikan Keadilan: Prinsip-prinsip etika tradisional sering kali bertujuan
untuk mencapai keadilan. Mereka mendorong individu untuk berperilaku secara adil
terhadap orang lain dan menghormati hak dan martabat mereka.
-Membangun Kepercayaan: Etika tradisional membantu dalam membangun
kepercayaan antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Ketika seseorang
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai etika yang dianut oleh masyarakat, ini dapat
menghasilkan kepercayaan dan keterimaan.
-Memperkuat Hubungan Sosial: Etika tradisional seringkali berfokus pada prinsip-
prinsip seperti empati, peduli pada sesama, dan kerja sama. Ini dapat memperkuat
hubungan sosial, mempromosikan kerukunan, dan meminimalkan konflik.
-Identitas Budaya: Etika tradisional merupakan bagian penting dari identitas budaya
suatu kelompok atau masyarakat. Mempertahankan nilai-nilai etika tradisional
membantu kelompok menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka.
-Pengambilan Keputusan Etis: Etika tradisional dapat memberikan dasar untuk
pengambilan keputusan etis dalam berbagai konteks, termasuk di tempat kerja,
dalam hubungan pribadi, dan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Saya setuju karena pernyataan tersebut menggambarkan pentingnya kesadaran,


nurani, rasa malu, dan rasa bersalah dalam menjalankan kode etik dan mengontrol
pelanggaran etika. Ini adalah pandangan yang konsisten dengan pemahaman umum
tentang etika dan perilaku moral. Penting untuk diingat bahwa sifat dan kekuatan
rasa malu serta rasa bersalah dapat berbeda antara individu. Beberapa orang
mungkin lebih rentan terhadap emosi ini daripada yang lain. Selain itu, kontrol
internal ini dapat lebih efektif ketika didukung oleh lingkungan yang
mempromosikan etika dan memberikan konsekuensi yang sesuai bagi pelanggaran
etika.
3. Perilaku Negatif seperti Plagiat dan Copy-Paste:
Dalam era budaya instan, di mana informasi mudah diakses melalui internet, ada
risiko maraknya perilaku plagiat dan copy-paste. Mahasiswa dapat cenderung
mengambil informasi dari sumber lain tanpa memberikan kredit yang sesuai atau
tanpa melakukan pekerjaan intelektual mereka sendiri.Dampak negatifnya adalah
bahwa ini melanggar prinsip akademik kejujuran dan mengurangi nilai pendidikan.
Plagiat mengurangi kemampuan mahasiswa untuk belajar dan berkembang secara
intelektual. Penting untuk mengatasi perilaku negatif seperti plagiat dengan ketat,
tetapi juga untuk memanfaatkan potensi positif budaya instan. Pendidikan tentang
etika penelitian dan kebijakan akademik yang ketat dapat membantu meminimalkan
plagiat. Selain itu, dosen dan lembaga pendidikan perlu memberikan panduan yang
jelas tentang penggunaan sumber dalam tugas dan proyek akademik.

Sementara budaya instan membawa tantangan baru, itu juga membuka pintu untuk
pembelajaran dan kolaborasi yang lebih efisien jika digunakan dengan bijak.
Mahasiswa harus diajarkan cara memanfaatkan sumber daya ini dengan benar dan
menjaga prinsip-prinsip akademik kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai