Anda di halaman 1dari 8

MATERI UJIAN METHODOLOGI PENELITIAN SOSIAL ( KUANTITATIF)

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN


Pendahuluan
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif
naturalistik peneliti lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrument.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah instrumen yang digunakan
untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh peneliti sendiri.
Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka
setiap instrumen harus mempunyai skala. Macam-macam skala akan diberikan penjelasan sebagai berikut.
Macam-Macam Skala
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh
misalnya, timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan dengan mg dan akan menghasilkan data kuantitatif
berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur, meteran sebagai instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm,
dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 10 kg, suhu badan orang sehat 37 0 celcius, IQ
seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap.
Macam-macam skala pengukuran dapat berupa skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.
Berbagai skala sikap yang digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antara lain adalah:
1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Semantic Differential
4. Rating Scale
Ke empat skala tersebut jika digunakan akan menghasilkan data interval atau rasio. Hal ini akan tergantung pada bidang yang akan
diukur.
1.

Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
a.
b.
c.
d.

Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

a.
b.
c.
d.

Sangat Positif
Positif
Negatif
Sangat Negatif

a.
b.
c.
d.

Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu bisa kita beri skor, misalnya:
1. Setuju/Selalu/Sangat Positif diberi skor
5
2. Setuju/Sering/Positif diberi skor
3. Ragu-Ragu/Kadang-Kadang/Netral diberi skor
4. Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif diberi skor
5. Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/diberi skor

4
3
2
1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
a. Contoh bentuk checklist
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda dengan cara memberi tanda () pada kolom yang tersedia.
No

Pertanyaan
SS

b.

ST

Jawaban
RG
TS

STS

Prosedur kerja yang baru itu akan segera


diterapkan di perusahaan anda

SS
=
Sangat Setuju
diberi skor
ST
=
Setuju
diberi skor
RR =
Ragu-Ragu
diberi skor
TS
=
Tidak Setuju
diberi skor
STS =
Sangat Tidak Setuju
diberi skor
1
Contoh pilihan ganda
Berikut adalah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan
nomor jawaban yang tersedia.

5
4
3
2
pendapat anda, dengan memberi tanda lingkaran pada

Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di lembaga anda?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu/netral
d. Setuju
e. Sangat setuju
Dalam penyusunan instrumen untuk variabel tertentu, sebaiknya butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral
atau negatif, sehingga responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Contoh:
1. Saya mencintai mobil disesel karena hemat bahan bakar (positif)
2. Mobil diesel banyak diproduksi di Jepang (netral)
3. Mobil diesel sulit dihidupkan di tempat dingin (negatif)
Dengan cara demikian, maka kecenderungan responden untuk menjawab pada kolom tertentu dari bentuk checklist dapat
dikurangi. Dengan model ini juga responden akan selalu membaca pertanyaan setiap item instrumen dan juga jawabannya. Pada bentuk
checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu. Tetapi dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan
dalam hal ini singkat dalam pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data dan secara visual lebih menarik. Data yang diperoleh
dari skala tersebut berupa data interval.
2.

Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas yaitu ya-tidak; salah-benar; pernah-tidak pernah; positifnegatif dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat
3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju, maka dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu setuju
atau tidak setuju. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
Contoh:
1.
2.

Bagaimana pendapat Anda, bila orang itu menjabat pimpinan perusahaan ini?
a. Setuju
b. Tidak setuju
Pernahkan pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja Anda?
a. Tidak pernah
b. Pernah

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat
skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya, untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Analisa diberikan seperti pada
skala likert. Pertanyaan yang berkenaan dengan fakta benda bukan termasuk ke dalam skala pengukuran interval dikotomi. Contoh:

1.
2.

Apakah tempat kerja Anda dekat dengan jalan protokol?


a. Ya
b. Tidak
Anda punya ijazah sarjana?
a. Tidak
b. Punya

3.

Semantic Differential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic differential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur
sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam bentuk garis kontinum yang jawaban sangat positif
terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data
interval dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh:
Beri nilai gaya kepemimpinan manajer Anda
Bersahabat
Tepat janji
Demokratis
Memberi pujian
Mempercayai

5
4
5
5
5

4
3
4
4
4

3
2
3
3
3

2
1
2
2
2

1
Bermusuhan
Ingkar Janji
1
Otoriter
1
Mencela
1
Mendominasi

Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif. Hal ini tergantung dari persepsi
responden kepada yang dinilai.
Responden yang memberikan angka penilaian 5, berarti persepsi responden terhadap pemimpin itu sangat positif, sedangkan bila
memberi jawaban pada angka 3, berarti netral dan bila memberi jawaban pad angka 1, maka persepsi responden terhadap pemimpinnya
sangat negatif.
4.

Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan di atas, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang
kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data
kualitatif.
Dalam model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi
menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran
sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses keggiatan dan lain-lain.
Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sma
maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
Contoh 1
Seberapa baik tata ruang kerja yang ada di perusahaan A?
Berilah jawaban dengan angka:
4. Bila tata ruang itu sangat baik
3. Bila tata ruang itu cukup baik
2. Bila tata ruang itu kurang baik
1. Bila tata ruang itu sangat tidak baik
Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
No

Pertanyaan

1
2
3
4

Penataan meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek


Pencahayaan alam tiap ruang
Pencahayaan buatan/listrik tiap ruang sesuai dengan kebutuhan
Warna lantai sehingga tidak menimbulkan pantulan cahaya yang dapat mengganggu
pegawai
Sirkulasi udara setiap ruangan

Interval
Jawaban
4321
4321
4321
4321
4321

6
7
8
9
10

Keserasian warna alat-alat kantor, perabot dengan ruangan


Penempatan lemari arsip
Penempatan ruangan pimpinan
Meningkatkan keakraban antar pegawai
Kebersihan ruangan

4321
4321
4321
4321
4321

Contoh 2
Seberapa tinggi pengetahuan Anda terhadap mata pelajaran berikut sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan dan latihan. Arti setiap angka
adalah sebagai berikut:
0
1
2
3
4

=
=
=
=
=

bila sama sekali belum tahu


telah mengetahu sampai 25 %
telah mengetahui sampai 50 %
telah mengetahu sampai dengan 75 %
telah mengetahu sampai 100 % (semuanya)

Mohon dijawan dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah latihan
Pengetahuan sebelum mengikuti
diklat
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4

Mata Pelajaran
Komunikasi
Tata ruang kantor
Pengambilan keputusan
Sistem pembuatan laporan
Pemasaran
Akuntansi
Statistik

Pengetahuan sesudah mengikuti


diklat
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4

Dengan dapat diketahuinya pengetahuan sebelum dan sesudah mengikuti diklat, maka pengaruh pendidikan dan latihan dalam
menambah pengetahuan para pegawai yang mengikuti diklat dapat dkenali.
Data dari pengukuran sikap dengan skala sikap adalah berbentuk data interval, demikian juga dalam pengukran tata ruang. Tetapi
data hasil dari pengukuran penambahan pengetahuan seperti tersebut di atas akan menghasilkan rasio.
POPULASI
o Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
o Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain
o Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu
SAMPLE
o
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili
Metode Pengambilan Sampel yang Ideal (Teken, 1965
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti
2. Dapat menentukan tingkat presisi dari hasil penelitian dengan menentukan tingkat penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang
diperoleh
3. Sederhana, sehingga mudah untuk dilaksanakan
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya
5. Dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, si peneliti harus memperhatikan
hubungan antara biaya, tenaga dan waktu di satu pihak dengan besarnya presisi di pihak lain
6. Apabila jumlah biaya, tenaga dan waktu sudah dibatasi sejak semula, si peneliti harus berusaha mendapatkan suatu metode
pengambilan sampel yang dapat menghasilkan presisi yang tinggi
7. Tingkat presisi yang tinggi tidak mungkin dicapai dengan biaya, tenaga dan waktu yang terbatas
BERAPA BESARNYA UKURAN SMPLE ?
1. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi
o

2.
3.
4.

Presisi yang dikehendaki dari penelitian


Rencana analisa
Tenaga, biaya dan waktu

o
1.
2.
3.
4.

TEKNIK SAMPLING
Probability Sampling
Simple random sampling
Proportionate stratified random sampling
Disproportionate stratified random sampling
Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

Non Probability Sampling


Sampling sistematis
Sampling kuota
Sampling incidental
Purposive sampling
Sampling jenuh
Snowball sampling
PROPABILITY SMPLING
o Simple random sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (anggota populasi dianggap homogen)
o Proportionate stratified random sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsiona
o Nonprobability Sampling
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Disproportionate stratified random sampling, digunakan untuk menentukan sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional

o
o

Cluster sampling (area sampling), teknik sampling daerah digunakan bila obyek yang akan diteliti atau sumber datanya sangat luas
misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten
Nonprobability Sampling

Sampling sistematis, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberikan nomor urut.

Misalnya, anggota populasi yang terdiri atas 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomor urut yaitu nomor urut 1 sampai 100,
pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima
Untuk itu maka yang diambil sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100
Sampling kuota, adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan
Sampling incidental, adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan
Sampling jenuh adalah teknik penentual sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dlakukan jika
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil
Snowball sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding lama-lama menjadi besar
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap
terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya
CARA MEMPEROLEH KEBENARAN
METODE NON ILMIAH: Pengalaman (intuisi), Pendapat orang lain, Pendapat ahli (otoritas), Berdasarkan pikiran logis (akal sehat)
METODE ILMIAH melalui penelitian ilmiah sehingga diperoleh kebenaran ilmiah, objektif, dan terbuka untuk diuji oleh pihak lain
URUTAN METODE ILMIAH
1. Identifikasi Masalah
2. Pendefinisian masalah
3. Formulasi hipotesis

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

4. Menentukan alternatif solusi


5. Menguji hipotesis
PENELITIAN HISTORIS
TUJUAN
Merekonstruksi kejadian masa lampau secara sistematis dan objektif dengan mengumpulkan data, menilai, memferifikasi, dan
mensintesakan kejadian menjadi suatu kesimpulan, seringkali dalam hubungannya dengan hipotesis khusus
CONTOH
Penelitian untuk menguji hipotesis bahwa Francis Bacon adalah the real author dari karya William Shakespeare; studi tentang
praktek-praktek pengelompokan pada Sekolah Dasar di USA untuk memahami basis mereka di masa lampau dan relevansinya pada
masa kini; dll
PENELITIAN KOMPARATIF
TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan sebab dan akibat dengan cara membandingkan kelompok yang telah diketahui yang memiliki
pengalaman yang berbeda untuk menentukan penyebab-penyebab yang mungkin atau konsekuensi dari keanggotaan kelompok
CONTOH
Penelitian tentang pola-pola perilaku dan prestasi belajar dihubungkan dengan perbedaan jenis kelamin
Studi untuk mengidentifikasi ciri-ciri orang yang memiliki tingkat kecelakaan tinggi atau rendah dengan menggunakan catatan pada
perusahaan asuransi
PENULISAN DESKRIPTIF
TUJUAN
Untuk mendeskripsikan secara sistematis fakta-fakta dan karakteristik dari populasi atau lapangan yang diminati, secara faktual dan
akurat
CONTOH
1. Survei tentang pendapat publik untuk mengukur sikap pemilih terhadap sekolah unggulan
2. Survei suatu masyarakat untuk menumbuhkan minat terhadap program pendidikan vokasional
3. Studi dan definisi dari semua posisi personil di sebuah pusat pendidikan
4. Sebuah laporan tentang hasil skor tes di sekolah suatu kabupaten

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

1.
2.
3.
4.
5.
6.

PENULISAN PENGEMBANGAN
TUJUAN
Untuk menyelidiki pola-pola dan sekuensi suatu pertumbuhan dan atau perubahan yang terjadi karena fungsi waktu
CONTOH
Studi tentang pertumbuhan secara longitudinal yang mengukur secara langsung hakikat dan rentang perubahan pada sampel anakanak pada tahap perkembangan yang berbeda
Studi tentang pertumbuhan secara Cross-sectional yang mengukur secara langsung hakikat dan rentang perubahan yang sama
dengan menggambarkan sampel anak-anak yang berbeda usianya dari tingkatan umur yang representatif

7.
8.
9.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


TUJUAN
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan berusaha untuk
memecahkan masalah dengan aplikasi langsung terhadap kelas atau setting yang lain
CONTOH
Upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
Penerapan model belajar problem solving untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

LANGKAH2 PENELITIAN ILMIAH


Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Kajian Kepustakaan dan Hasil Penelitian yang Relevan
Perumusan Hipotesis
Identifikasi, klasifikasi, definisi operasional variabel penelitian
Menentukan metode dan teknik pengumpulan data
Rancangan Penelitian
Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Interpretasi Hasil Analisis
Penyusunan Laporan Penelitian

Pada penelitian survei seperti Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei
Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti), Survei Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan (SPKP), Survei Demografi dan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.
5.

Kesehatan Indonesia maupun Sensus Penduduk, penggunaan kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan hal pokok dalam
pengumpulan data
Kuesioner disusun berdasarkan variabel yang telah ditentukan oleh peneliti
Isi Pertanyaan (Kerlinger, 2006: 766
Pertanyaan berhubungan dengan masalah dan sasaran penelitian
Tipe pertanyaan dengan informasi yang dibutuhkan harus tepat
Butir pertanyaan harus jelas dan tidak ambigu
Pertanyaan tidak menggiring untuk memberikan piihan jawaban tertentu
Pertanyaan menuntut pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh responden
Pertanyaan bersifat pribadi dan sensitif
Pertanyaan mengindikasikan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat
Tujuan pokok penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui kuesioner,
informasi yang diperoleh mempunyai reliabilitas dan validitas yang tinggi
Dengan demikian, perumusan variabel dan kuesioner menjadi sangat penting
CARA PENGGUNAAN KUESIONER
Kuesioner digunakan untuk wawancara langsung antara peneliti dengan responden atau informan
Kuesioner diisi sendiri oleh responden dan pewancara hanya membagikan bendel kuesioner kepada responden tanpa harus
menyampaikan pertanyaan
Kuesioner dikirim melalui pos, dilampiri amplop dan perangko secukupnya untuk dikembalikan oleh responden setelah diisi
Kuesioner dikirim melalui surat kabar harian, tabloid atau media cetak lainnya
Kuesioner digunakan untuk wawancara melalui telepon atau internet
PERTANYAN SEMI TERBUKA

o
o

Karakteristik dari pertanyaan semi terbuka adalah sebagian besar variasi jawaban telah disediakan oleh peneliti, akan tetapi peneliti
memperkirakan masih ada variasi jawaban lain selain yang telah disediakan
Bentuk pertanyaan ini dapat dilihat pada contoh 2, terutama jawaban lainnya (tuliskan) . atau dalam bentuk pertanyaan lainnya

Variabel Penelitian
Gaya Kepemimpinan

Indikator

1.
2.
3.

Situasi Kepemimpinan

1.
2.
3.

Iklim Kerja Organisasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ARTI SURVEI SOSIAL

No. Item
Pertanyan

Kepemimpinan
direktif
Kepemimpinan
suportif
Kepemimpinan
partisipatif

1,4,7,10,13,16
2,5,8,11,14,17
3,6,9,12,15,18

Hubungan
pemimpin dengan
anggota
Tugas-tugas
Power position

1,2,3,4,5,6
7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,1
8

Otonomi dan
fleksibilitas
Menaruh
kepercayaan dan
keterbukaan
Simpatik dan
memberi
dukungan
Jujur dan
menghargai
Kejelasan tujuan
Pekerjaan yang
beresiko
Pertumbuhan
kepribadian

1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14

Penerapan metode ilmiah untuk mempelajari masalah sosial dan keadaan tertentu pada wilayah yang terbatas
Pengumpulan fakta kuantitatif dari komposisi dan kegiatan masyarakat
Menyiapkan program pembangunan untuk mengatasi masalah sosial
Pengumpulan data sebagai dasar untuk membentuk hipotesis
Pengumpulan pendapat, sikap dan perilaku sejumlah besar orang

Anda mungkin juga menyukai