Anda di halaman 1dari 4

Metode evaluasi kinerja :

1. Model penilaian umpan balik 360-derajat


Dalam model inimeliputi masukan evaluasi dari banyak level yang ada di dalam
maupun di luar perusahaan. Evaluasi tersebut diperoleh dariorang-orang di
sekitar karyawan yang dinilai bisa memberikan nilai, termasuk manajer senior,
karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim, dan pelanggan internal atau
eksternal.
Penilaian kinerja ini melibatkan lima komponen:
a) Self appraisal. Karyawan melihat kembali kinerja mereka dan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri, serta menggunakan
formulir terstruktur untuk menghindari bias.
b) Manager review. Manajer melakukan penilaian tradisional terhadap
karyawan serta mengevaluasi tim.
c) Peer review. Rekan kerja satu tim menilai kemampuan karyawan dalam
bekerja sama, pengambilan inisiatif, dan kontribusi terhadap tim. Namun,
pertemanan dan permusuhan dapat memengaruhi penilaian tidak objektif.
d) Subordinates Appraising Manager (SAM). Di sini, manajer penilai
bawahan mengevaluasi karyawan berdasarkan laporan langsung.
e) Customer/client review. Penilaian ini berdasar ulasan pelanggan atau klien
yang berinteraksi dengan karyawan secara teratur
2. Model skala penilaian (rating scales method)
Evaluasi ini dilakukan berdasarkan faktor-faktor yang telah ditetapkan. Faktor
tersebut adalah faktor yang berhubunngan dengan jabatan dan karakter-karakter
pribadi. Pada model ini, evaluator menilai kinerja pada sebuah skala yang
meliputibeberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan
dengan kata sifat sepertiluar biasa,memenuhiharapan, ataubutuh perbaikan.
3. Model insiden kritis (critical incident method)
Metode penilaian kinerja yang membutuhkan pemeliharaandokumen-dokumen
tertulis mengenai tindakan-tindakankaryawan yang sangat positif dan sangat negatif.
4. Model esai (essay method)
Pada model ini, evaluator akan menulis narasi singkat yang menggambarkan kinerja
karyawan. Penilaian akan berfokus pada perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan,
seperti kinerja rutin harian. Dimana model evaluasi ini bergantung pada kemampuan
evaluator dalam menulis.
5. Model standar kerja (work standards method)
Pada model standar kerja, penilaian akan dilakukan dengan membandungkan
kinerja setiap karyawan dengan standar yang te;ah ditetapkan atau tingkat
output yang diharapkan. Penilaian ini akan menentukan standar kerja pada studi
waktu dan pengambilan sampel pekerjaan.
6. Model peringkat (ranking method)
Penilai menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan
kinerja keseluruhan. Sebagai contoh, karyawan terbaik dalam kelompok
diberi peringkat tertinggi, dan yang terburuk diberi peringkat terendah. Model
distribusi dipaksakan (forced distribution method)
Model distribusi dipaksakan mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang
dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip
suatudistribusi frekuensi normal.
7. Model skala penilaian berjangkar keperilakuan (behaviorally anchored
rating scale/BARS)
Pada model ini akan menggabungkan unsur-unsur skala penilaian tradisional
dengan metode insiden kritis.Berbagai tingkat kinerja ditunjukkan sepanjang sebuah
skala yangmasing-masing dideskripsikan menurut perilaku kerja spesifikseorang
karyawan.
8. Sistem berbasis-hasil (Results-based system)
Di masa lalu merupakan suatu bentuk manajemen berdasarkan tujuan
(management by objectives). Manajer dan bawahan secara bersama-sama
menyepakati tujuan-tujuan untukperiode penilaian berikutnya. Dalam sistem
tersebut, salah satu tujuannya misalkan saja adalah mengurangi limbah sebesar
10 persen.
9. Traditional assessmen
Dalam penilaian tradisional, manajer/atasan menilai langsung kinerja karyawan
berdasarkan pengamatan. Manajer dan karyawan bertemu tatap muka dan berdiskusi
tentang hasil pekerjaan karyawan, tugas dan tanggung jawab yang dijalankan, dan
target pekerjaan yang dicapai. Karyawan dengan penilaian yang baik mendapat
kenaikan gaji.
10. Management by Objectives (MBO)
Metode ini menilai kinerja karyawan berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam
periode waktu tertentu. Proses MBO terdiri atas tiga tahap:
a) Planning. Manajer dan karyawan bersama-sama mengidentifikasi dan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai besertatimeline.Tujuan ditetapkan dengan metode SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-sensitive).
b) Monitoring. Pada tahap ini kedua pihak dapat mengecek progresdan menilai sasaran
kerja, apa yang sudah dicapai dan apa yang belum. Manajer dapat memberikan
umpan balik kepada karyawan.
c) Reviewing. Di tahap ini manajer dan karyawan mendiskusikan hasil akhir yang
dicapai, kemudian karyawan diberi nilai berdasarkan hasil kinerja keseluruhan dalam
satu periode
11. Assessment Center Method
Assessment Center menggambarkan bagaimana orang lain mengamati dan menilai
karyawan dan pengaruhnya bagi kinerja karyawan. Penilaian dilakukan dengan
metode partisipasi dalam simulasi sosial, diskusi informal, latihan pencarian fakta,
pengambilan keputusan, dan permainan peran. Behaviorally Anchored Rating
Scale (BARS)
Metode penilaian kinerja ini dapat mengukur pekerjaan secara kualitatif dan
kuantitatif. BARS membandingkan kinerja karyawan dengan contoh perilaku spesifik
yang diberiratingangka.
12. Psychological Appraisals
Penilaian psikologis lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasi potensi
tersembunyi dalam diri karyawan. Fokus metode ini adalah analisis kinerja masa
depan ketimbang kinerja masa lalu karyawan.Metode ini digunakan untuk
menganalisis tujuh komponen utama kinerja karyawan, yaitu:
1.Keterampilan interpersonal
2.Kemampuan kognitif
3.Kemampuan intelektual
4.Kepemimpinan
5.Karakter kepribadian
6.Kecerdasan emosional
7.Keterampilan terkait
Penilaian ini melibatkan psikolog berkualifikasi untuk memberikan tes,
wawancara, dan diskusi.
13. Human Resource (Cost) Accounting Method
Metode ini menilai kinerja karyawan melalui manfaat moneter yang
dihasilkannya untuk organisasi. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan biaya mempertahankan karyawan (biaya perusahaan) dan
kontribusi karyawan (nilai moneter)yang diperoleh oleh perusahaan.
14. Self-appraisal
Jenis tinjauan kinerja ini dilakukan dengan mengukur performa diri sendiri. Pegawai
akan diminta mengisi formulir tentang performa dan pencapaian mereka untuk
kemudian ditindaklanjuti oleh manajer.
15. Peer Reviews
Metode penilaian kinerja ini dilakukan oleh rekan kerja dalam satu tim. Jenis tinjauan
ini dapat membantu mengetahui seseorang bekerja dengan baik dengan tim dan
berkontribusi pada bagian pekerjaannya.Biasanya, karyawan yang meninjau individu
adalah rekan kerja yang memiliki pemahaman tentang keterampilan dan sikap
karyawan yang dinilai.
16. Customer Review
Ulasan pelanggan dalam terhadap produk yang digunakan juga bisa menjadi penilaian
kinerja. Misalnya,reviewkonsumen tentang kepuasan layanan, klaim garansi, hingga
kelengkapan informasi yang diberikan oleh pegawai tertentu

Anda mungkin juga menyukai