100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
59 tayangan4 halaman
Metode evaluasi kinerja mencakup berbagai model seperti umpan balik 360 derajat, skala penilaian, insiden kritis, standar kerja, peringkat, dan manajemen berbasis tujuan. Penilaian dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan, dan karyawan sendiri untuk menilai berbagai aspek kinerja.
Metode evaluasi kinerja mencakup berbagai model seperti umpan balik 360 derajat, skala penilaian, insiden kritis, standar kerja, peringkat, dan manajemen berbasis tujuan. Penilaian dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan, dan karyawan sendiri untuk menilai berbagai aspek kinerja.
Metode evaluasi kinerja mencakup berbagai model seperti umpan balik 360 derajat, skala penilaian, insiden kritis, standar kerja, peringkat, dan manajemen berbasis tujuan. Penilaian dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan, dan karyawan sendiri untuk menilai berbagai aspek kinerja.
Dalam model inimeliputi masukan evaluasi dari banyak level yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Evaluasi tersebut diperoleh dariorang-orang di sekitar karyawan yang dinilai bisa memberikan nilai, termasuk manajer senior, karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim, dan pelanggan internal atau eksternal. Penilaian kinerja ini melibatkan lima komponen: a) Self appraisal. Karyawan melihat kembali kinerja mereka dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri, serta menggunakan formulir terstruktur untuk menghindari bias. b) Manager review. Manajer melakukan penilaian tradisional terhadap karyawan serta mengevaluasi tim. c) Peer review. Rekan kerja satu tim menilai kemampuan karyawan dalam bekerja sama, pengambilan inisiatif, dan kontribusi terhadap tim. Namun, pertemanan dan permusuhan dapat memengaruhi penilaian tidak objektif. d) Subordinates Appraising Manager (SAM). Di sini, manajer penilai bawahan mengevaluasi karyawan berdasarkan laporan langsung. e) Customer/client review. Penilaian ini berdasar ulasan pelanggan atau klien yang berinteraksi dengan karyawan secara teratur 2. Model skala penilaian (rating scales method) Evaluasi ini dilakukan berdasarkan faktor-faktor yang telah ditetapkan. Faktor tersebut adalah faktor yang berhubunngan dengan jabatan dan karakter-karakter pribadi. Pada model ini, evaluator menilai kinerja pada sebuah skala yang meliputibeberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan dengan kata sifat sepertiluar biasa,memenuhiharapan, ataubutuh perbaikan. 3. Model insiden kritis (critical incident method) Metode penilaian kinerja yang membutuhkan pemeliharaandokumen-dokumen tertulis mengenai tindakan-tindakankaryawan yang sangat positif dan sangat negatif. 4. Model esai (essay method) Pada model ini, evaluator akan menulis narasi singkat yang menggambarkan kinerja karyawan. Penilaian akan berfokus pada perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan, seperti kinerja rutin harian. Dimana model evaluasi ini bergantung pada kemampuan evaluator dalam menulis. 5. Model standar kerja (work standards method) Pada model standar kerja, penilaian akan dilakukan dengan membandungkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang te;ah ditetapkan atau tingkat output yang diharapkan. Penilaian ini akan menentukan standar kerja pada studi waktu dan pengambilan sampel pekerjaan. 6. Model peringkat (ranking method) Penilai menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan kinerja keseluruhan. Sebagai contoh, karyawan terbaik dalam kelompok diberi peringkat tertinggi, dan yang terburuk diberi peringkat terendah. Model distribusi dipaksakan (forced distribution method) Model distribusi dipaksakan mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatudistribusi frekuensi normal. 7. Model skala penilaian berjangkar keperilakuan (behaviorally anchored rating scale/BARS) Pada model ini akan menggabungkan unsur-unsur skala penilaian tradisional dengan metode insiden kritis.Berbagai tingkat kinerja ditunjukkan sepanjang sebuah skala yangmasing-masing dideskripsikan menurut perilaku kerja spesifikseorang karyawan. 8. Sistem berbasis-hasil (Results-based system) Di masa lalu merupakan suatu bentuk manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Manajer dan bawahan secara bersama-sama menyepakati tujuan-tujuan untukperiode penilaian berikutnya. Dalam sistem tersebut, salah satu tujuannya misalkan saja adalah mengurangi limbah sebesar 10 persen. 9. Traditional assessmen Dalam penilaian tradisional, manajer/atasan menilai langsung kinerja karyawan berdasarkan pengamatan. Manajer dan karyawan bertemu tatap muka dan berdiskusi tentang hasil pekerjaan karyawan, tugas dan tanggung jawab yang dijalankan, dan target pekerjaan yang dicapai. Karyawan dengan penilaian yang baik mendapat kenaikan gaji. 10. Management by Objectives (MBO) Metode ini menilai kinerja karyawan berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam periode waktu tertentu. Proses MBO terdiri atas tiga tahap: a) Planning. Manajer dan karyawan bersama-sama mengidentifikasi dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai besertatimeline.Tujuan ditetapkan dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-sensitive). b) Monitoring. Pada tahap ini kedua pihak dapat mengecek progresdan menilai sasaran kerja, apa yang sudah dicapai dan apa yang belum. Manajer dapat memberikan umpan balik kepada karyawan. c) Reviewing. Di tahap ini manajer dan karyawan mendiskusikan hasil akhir yang dicapai, kemudian karyawan diberi nilai berdasarkan hasil kinerja keseluruhan dalam satu periode 11. Assessment Center Method Assessment Center menggambarkan bagaimana orang lain mengamati dan menilai karyawan dan pengaruhnya bagi kinerja karyawan. Penilaian dilakukan dengan metode partisipasi dalam simulasi sosial, diskusi informal, latihan pencarian fakta, pengambilan keputusan, dan permainan peran. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) Metode penilaian kinerja ini dapat mengukur pekerjaan secara kualitatif dan kuantitatif. BARS membandingkan kinerja karyawan dengan contoh perilaku spesifik yang diberiratingangka. 12. Psychological Appraisals Penilaian psikologis lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasi potensi tersembunyi dalam diri karyawan. Fokus metode ini adalah analisis kinerja masa depan ketimbang kinerja masa lalu karyawan.Metode ini digunakan untuk menganalisis tujuh komponen utama kinerja karyawan, yaitu: 1.Keterampilan interpersonal 2.Kemampuan kognitif 3.Kemampuan intelektual 4.Kepemimpinan 5.Karakter kepribadian 6.Kecerdasan emosional 7.Keterampilan terkait Penilaian ini melibatkan psikolog berkualifikasi untuk memberikan tes, wawancara, dan diskusi. 13. Human Resource (Cost) Accounting Method Metode ini menilai kinerja karyawan melalui manfaat moneter yang dihasilkannya untuk organisasi. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan biaya mempertahankan karyawan (biaya perusahaan) dan kontribusi karyawan (nilai moneter)yang diperoleh oleh perusahaan. 14. Self-appraisal Jenis tinjauan kinerja ini dilakukan dengan mengukur performa diri sendiri. Pegawai akan diminta mengisi formulir tentang performa dan pencapaian mereka untuk kemudian ditindaklanjuti oleh manajer. 15. Peer Reviews Metode penilaian kinerja ini dilakukan oleh rekan kerja dalam satu tim. Jenis tinjauan ini dapat membantu mengetahui seseorang bekerja dengan baik dengan tim dan berkontribusi pada bagian pekerjaannya.Biasanya, karyawan yang meninjau individu adalah rekan kerja yang memiliki pemahaman tentang keterampilan dan sikap karyawan yang dinilai. 16. Customer Review Ulasan pelanggan dalam terhadap produk yang digunakan juga bisa menjadi penilaian kinerja. Misalnya,reviewkonsumen tentang kepuasan layanan, klaim garansi, hingga kelengkapan informasi yang diberikan oleh pegawai tertentu