Anda di halaman 1dari 10

Kasus Pelanggaran Etika oleh

PT Garuda Indonesia
Disusun Oleh :
Kelompok H
Aulia Rahmadini 042124253041
Zatalina Warda Maulida 243221025
Kronologi
Garuda Indonesia sebagai Perusahaan Go Public yang melaporkan kinerja keuangan
tahun buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan PT. Garuda Iindonesia
(Persero) yang berhasil membukukan laba bersih US$809 ribu pada 2018, berbanding
terbalik dari 2017 yang merugi US$216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan
lantaran pada kuartal III 2018 perusahaan masih merugi sebesar US$114,08 juta.
Sehingga timbulnya polemik antara pihak pihak yang bersangkutan dengan Laporan
keuangan Tahunan PT Garuda Indonesia. Kesalahan audit itu muncul terkait piutang
Rp2,9 triliun atas kerja sama pemasangan Wi-Fi denga PT Mahata Aero Teknologi yang
dicatat sebagai pendapatan dalam laporan keuangan. Akuntan Publik belum seacara
tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan akuntansi terkait pengakuan
piutang dan pendapatan lain-lain sekaligus diawal.
Kronologi
Kedua, Akuntan Publik belum sepenuhnya mendapatakan bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menilai ketepatan pelakuan akuntansi sesuai dengan substansi transaksi dari
perjanjian yang melandasinya. Dalam kasus ini, kemenkeu juga mewajibkan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan yang menaungi Kasner dan
terafiliasi dengan BDO International Limited untuk melakukan perbaikan terhadap System
Pengendalian Mutu. Akuntan profesioanl Cris Kuntandi menilai kesalahan audit laporan
keuangan oleh kantor akuntan public dilatarbelakangi berbagai factor. Bisa karena
kesengajaan, bisa pula sebaliknya. Dalam dunia akuntansi, dalam dunia akuntansi,
kesengajaan itu sering ditemukan dalam kasus window dressing, yakni rekaysa dengan
menggunakan trik-trik dari akuntansi agar neraca perusahaan atau laporan laba rugi terlihat
lebih baik dari yang sebebarnya.
Kronologi
Praktik ini umunya dilakukan dengan menetapkan asset/pendapatan terlalu tinggi atau
menetapkan kewajiban/beban terlalu rendah dalam laporan keuangan. Akibatnya,
perushaaan memperoleh laba yang tinggi. Dalam hal ini regulator terkait, dan Institut
Akuntan Publik Indonesia. Adapun hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. AP Kasner Sirumapea belum sepenuhnya mematuhi Standar Audit (SA) - Standar


Profesional Akuntan Publik (SPAP), yaitu SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko
Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya, SA
500 Bukti Audit, dan SA 560 Peristiwa Kemudian.
2. KAP belum menerapkan Sistem Pengendalian Mutu KAP secara optimal terkait
konsultasi dengan pihak eksternal
Pelanggaran yang dilakukan PT Garuda Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan
kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2018.Pihak OJK yang
diwakili oleh Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo,
mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar
Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Interpretasi Standar Akuntansi
1 3
tentang Pasar Modal (UU PM) “
Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan
1) Laporan keuangan yang disampaikan kepada Apakah Suatu Perjanjian Mengandung
Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip Sewa.
akuntansi yang berlaku umum.
2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), Bapepam dapat
menentukan ketentuan akuntansi di bidang
Pasar Modal.”

2 Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang 4 Pernyataan Standar Akuntansi


Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
Emiten dan Perusahaan Publik.
Pelanggaran Etika Profesi Dari masalah yang dilakukan PT Garuda Indonesia,
yang dilakukan maka pelanggaran prinsip etika profesi akuntan
PT Garuda Indonesia public yang dilakukan adalah:

Prinsip Integristas. PT Garuda Prinsip Kompetensi serta sikap Prinsip Perilaku Profesional. Dalam
Indonesia kurang teliti dalam kecermatan dan kehati-hatian mengaudit Laporan Keuangan
menganalisis transaksi yang terjadi profesional. Dalam menyusun seorang auditor harus memegang
pada 2018. Pasalnya akuntan PT laporan keuangan sebagai seorang teguh standar dan prinsip akuntan
Garuda Indonesia memasukkan yang berprofesi akuntan, KAP public harus professional artinya
keuntungan dari PT Mahata Aero Tanubrata Susanto Fahmi Bambang setiap setiap praktisi wajib mematuhi
Teknologi sebagai pendapatan bersama rekannya seharusnya hukum dan peraturan yang berlaku
dalam Laporan Keuangannya, mencermati dan lebih professional sesuai dengan standar akuntansi.
sementara PT Mahata Aero dalam memeriksa setiap praktisi Namun KAP Tanubrata Susanto
Teknologi sendiri memiliki utang sehingga menghasilkan Laporan Fahmi Bambang bersama rekannya
terkait pemasangan WIFI yang Keuangan yang valid, akuntabel, melakukan pelanggaran berupa
belum dibayarkan hingga dan transparan. Hal ini terbukti pelaksanaan audit belum
penulisan tahun buku 2018 terjadi ketika PT Garuda Indonesia sepenuhnya mengikuti standar
kesalahan, seharusnya utang yang mengaku bahwa mereka tidak akuntansi yang berlaku. Hal ini
belum dilunasi tersebut oleh PT melakukan audit ulang terkait nampak ketika Laporan Keuangan PT
Garuda Indonesia dimasukkan Laporan Keuangan 2018 yang Garuda Indonesia masih terjadi
kedalam piutang. dinilai tidak sesuai karena kesalahan sehingga berpengaruh
memasukkan keuntungan dari PT terhadap neraca keuangan PT
Mahata Aero Teknologi. Garuda Indonesia.
Sanksi Untuk PT Garuda Indonesia
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Fakhri Hilmi, mengatakan setelah berkoordinasi dengan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia ,Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia,
dan pihak terkait lainnya,
Memberikan Perintah OJK memutuskan
Tertulis memberikan
kepada PT Garuda sejumlah
Indonesia sanksi.
(Persero) Tbk untuk memperbaiki dan
1
menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per 31 Desember 2018 serta melakukan
paparan publik (public expose) atas perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018
dimaksud paling lambat 14 hari setelah ditetapkannya surat sanksi, atas pelanggaran Pasal 69
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan Bapepam dan LK
Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan
Publik, Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang
Sewa.

2 Selain itu juga Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (Member
of BDO International Limited) untuk melakukan perbaikan kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu
(SPM 1) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
Sanksi Untuk PT Garuda Indonesia

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo mengatakan,
3
OJK juga mengenakan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta kepada PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

4 Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar
Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab
Direksi atas Laporan Keuangan. 5. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menjatuhkan sanksi kepada
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas kasus klaim laporan keuangan perseroan yang menuai
polemik. Beberapa sanksi yang dijatuhkan antara lain denda senilai Rp 250 juta dan restatement
atau perbaikan laporan keuangan perusahaan dengan paling lambat 26 Juli 2019 ini.
Kinerja Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) menuai polemik
karena adanya pencatatan transaksi kerja sama penyediaan layanan konektivitas
(wifi) dalam penerbangan dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos
pendapatan yang seharusnya masih menjadi piutang. Dalam hal ini kode etik yang
dilanggar pada prinsip kehati-hatian. Dimana Kantor akuntan tidak menelaah
terhadap semua bukti audit yang ada dan tidak mlakukan review terhadap
Kesimpula kejadian transaksi pada saat adanya perjanjian.

n Kurangnya prinsip kehati-hatian akuntan dapat menyebabkan terjadinya


salah saji material yang akan berdampak pada kualitas laporan keuangan. Dengan
AP sekelas member BDO tidak dapat menelaah prinsip akuntansi yang berlaku
umum diindonesia, sehingga atas kesalahn tersebut mencerminkan kredibilitas AP
yang bersangkutan. Adanya sanksi yang tegas dari otoritas terkait akan
memberikan efek terhadap AP. Dikarenakan adanya sanksi yang tegas supaya
tidak terjadi di AP yang lain baik sekelas Big 4 maupun Non. Informasi yang
terkandung dalam laporan audit merupakan cerminan kinerja manajemen entitas
yang telah dilakukan pemeriksaan oleh pihak independen (AP) yang natinya
diharapkan dapat untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tersebut.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai