Anda di halaman 1dari 7

Notulensi Pembelajaran Mata Kuliah Teori Akuntansi

Rombel : P Akt A 2020


Tanggal : 15 September 2022
Media : Zoom meeting
Kelompok 1
Anggota :
1. Munnafiah (7101420386)
2. Siti Mukoyimah (7101420119)
3. Vivi Audya I M (7101420105)
4. Lisa Apriliyani (7101420166)
5. Oktafian L F (7101420260)
6. M. Arif Fianto (7101420328)

Kajian Laporan Keuangan

 Tujuan Pelaporan Keuangan


1) Menyediakan informasi yang berguna tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk
membuat keputusan investasi serta kredit.
2) Menyediakan informasi untuk membantu investor dan investor potensial (calon),
kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya tentang sumber daya ekonomi,
klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan lainnya
3) Menyediakan informasi dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan.

 Karakteristik Pelaporan Keuangan


1) Karakteristik Kualitatif Fundamental, terdiri atas :
a. Relevan : informasi yang diberikan dapat memberikan perbedaan hasil keputusan.
Contoh: informasi pendapatan tahun berjalan dan tahun sebelumnya dapat
digunakan Sohagai dasar untuk memprediksi pendapatan tahun depan.
b. Representasi Tepat: laporan keuangan merepresentasikan secara tepat substansi
atas kejadian ekonomi atau transaksi perusahaan. Agar dapat menunjukkan
representasi tepat, tiga karakteristik harus dimiliki yaitu lengkap, netral, dan
bebas dari kesalahan.
2) Karakteristik Kualitatif Peningkat, terdiri atas:
a. Keterbandingan
Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna
untuk mengidentifikasi dan memahami persamaan dan perbedaan antar pos dalam
laporan keuangan.
b. Keterverifikasian
Keterverifikasian berarti bahwa berbagai pengobservasi independen dengan
pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus/ hasil yang sama.
c. Ketepatwaktuan
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada
waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
d. Keterpahaman
Laporan keuangan dibuat dengan jelas dan ringkas agar mudah dipahami
pembaca.

 Elemen Dasar Laporan Keuangan


Unsur-unsur laporan keuangan :
1) Aset
2) Liabilitas
3) Equitas
4) Investments by owners
5) Distributions to owners
6) Comprehensive Income
7) Revenues
8) Expenses
9) Gains
10) Losses

 Asumsi, Prinsip & Kendala


Asumsi Dasar Akuntansi :
1) Economic Entity Assumption
Yang berarti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit
pertanggungjawaban tertentu dan dipisahkan/dibedakan drngan aktivitas
pemiliknya
2) Going Consern Assumption
Maksud dari adanya going concern assumption yaitu perusahaan bisnis
diasumsikan akan memiliki umur yang Panjang atau dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama.
3) Monetary Unit Assumption
Yang berarti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.
4) Periodicity Assumption
Latar belakang atau alasan adanya asumsi ini yaitu pemakai perlu diberitahu
tentang kierja dan status ekonomi perusahaaan dari waktu ke waktu agar dapat
mengevaluasi dan membandingkan dengan perusahaan lain.

Prinsip Dasar Akuntansi :


1) Historical Cost Principle
2) Revenue Recognition Principle
3) Matching principle
4) Full disclosure Principle
Kendala Pelaporan keuangan :
1) Cost Benefit Relationship
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa
diperoleh dari pemakaian informasi tersebut.
2) Materiality
Dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
3) Industry Practices
Kendala yang muncul karena adanya nature suatu usaha perusahaan tertentu.
4) Conservatism
Jika ragu maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan
menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi assets dan income.

 Kerangka Konseptual Penyusunan Laporan Keuangan di Indonesia


Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh sejak tahun 2012, oleh karenanya
kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan di Indonesia mengikuti
conceptual framework yang dikeluarkan IASB. Ketika ada perubahan conceptual
framework, maka DSAK akan segera menyesuaikan perubahan tersebut.
Adapun Kerangka Konseptual Penyusunan Laporan Keuangan di Indonesia terdiri
atas:
1) BAB 1: Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
2) BAB 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3) BAB 3: Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Entitas Pelapor
4) BAB 4: Unsur-unsur Laporan Keuangan
5) BAB 5: Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
6) BAB 6: Pengukuran
7) BAB 7: Penyajian dan Pengungkapan
8) BAB 8: Konsep Modal dam Pemeliharaan Modal

 Contoh Kasus
Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan penerbangan komersial pertama di
Indonesia yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia atau BUMN. PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk telah berkembang cukup pesat dengan memiliki 196 pesawat
di Januari 2017 dengan lebih dari 600 penerbangan setiap harinya. Namun ternyata
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki sisi gelapnya sendiri. Pada tanggal 28
Juni 2019, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk resmi dinyatakan bersalah dan
dikenakan sanksi oleh beberapa lembaga seperti Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas kecurangan pengakuan
pendapatan pada laporan keuangan di tahun 2018.
Adapun kronologi kecurangan yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero)
Tbk adalah sebagai berikut:
Pada 31 Oktober 2018, Manajemen Garuda dan PT. Mahata Aero Teknologi (Mahata)
mengadakan perjanjian kerja sama yang telah diamandemen, terakhir dengan
amandemen II tanggal 26 Desember 2018, mengenai penyediaan layanan konektivitas
dalam penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten. Perjanjian
tersebut berlaku selama 15 tahun.Berdasarkan catatan laporan keuangan nomor 47
huruf e menjelaskan bahwa Mahata akan melakukan dan menanggung seluruh biaya
penyediaan, pelaksanaan, pemasangan, pengoperasian, perawatan dan pembongkaran
dan pemeliharaan termasuk dalam hal terdapat kerusakan, mengganti dan/atau
memperbaiki peralatan layanan konektivitas dalam penerbangan dan hiburan dalam
pesawat dan manajemen konten. Garuda mengakui penghasilan dari perjanjiannya
dengan Mahata sebagai suatu penghasilan dari kompensasi atas Pemberian hak oleh
Garuda ke Mahata.
Manajemen Garuda mengakui sekaligus pendapatan perjanjian tersebut sebesar USD
239.94 juta dengan USD 28 juta diantaranya merupakan bagi hasil yang didapat dari
PT. Sri Wijaya Air. Padahal perjanjian belum berakhir dan diketahui bahwa hingga
tahun buku 2018 berakhir, tidak ada satu pembayaran yang telah dilakukan oleh pihak
Mahata meskipun telah terpasang satu unit alat di Citilink.Selain itu dalam perjanjian
Mahata yang ditandatangani pada 31 Oktober 2018 tidak tercantum term of payment
yang jelas dan belum ditentukan juga secara pasti cara pembayarannya dan jaminan
dari perjanjian tersebut.Mahata hanya memberikan surat pernyataan komitmen
pembayaran kompensasi sesuai dengan paragraf terakhir halaman satu dari surat
Mahata 20 Maret 2019: “Skema dan ketentuan pembayaran ini tetap akan tunduk pada
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian. Ketentuan dan skema
pembayaran sebagaimana yang disampaikan dalam surat ini dan perjanjian dapat
berubah dengan mengacu kepada kemampuan finansial Mahata.
Dari pengakuan pendapatan ini, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk terbukti
melakukan pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan diberikan Sanksi Administratif berupa
denda sebesar Rp. 100 juta. Selain itu, seluruh anggota Direksi PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. juga dikenakan Sanksi Administratif berupa masing-masing Rp. 100
juta karena melanggar Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab
Direksi atas Laporan Keuangan. Sanksi Administratif juga dikenakan secara tanggung
renteng sebesar Rp. 100 juta kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang menandatangani Laporan Tahunan PT.
Garuda Indonesia (Persero) Tbk. periode tahun 2018 karena dinyatakan melanggar
Peraturan OJK Nomor 29/POJK.004/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.

Sesi Diskusi
1) Fina Choiriyah S : Dalam pelaporan keuangan perusahaan pasti menemui sebuah
kendala. Bagaimana cara perusahaan mengatasi kendala dalam laporan keuangan
Jawab :
Siti Mukoyimah : Yang pertama harus dilakukan adalh mengetahui dulu kendala nya
apa,misal ada kendala hubungan biaya dan manfaat dimana biaya yang dikeluarkan tidak
boleh lebih dari manfaat yang diperoleh, sehingga harus direncanakan informasi-
informasi apa saja yang hendak dicari, sehingga akuntan bisa membuat laporan keuangan
sesuai data, yang kedua materialyty dimana berarti atau tidaknya suatu lapkeu apabila
keliru maka akan mengalami kerugian, misalnya ada sebuah transaksi yang penting tapi
tidak tetcatat maka akan rugi. Sehingga harus ada pedoman dan keberatian dari
transakasi. Harus memperhatikan aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif
berdasarka pada jumlah absolut misalnya jumlah rupiah, atau berdasarkan padaa nilai
relatif, misalnya sebagai suatu presentase dari pendapatan bersih dari modal dsb.
Sedangkan aspek Kualitatif mempertimbangkan karakterisitik dari lingkungan,
karakteristik dari perusahaan seperti besar kecilnya perusahaab , struktur modal,
karakteristik dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungan dengan
pendapatan dan karakteristik dan kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi yang
digunakan.

2) Maghfira R : Apa saja masalah yang sering ditemui dalam laporan keuangan, serta apa
saja cara untuk menghindari permasalahan tersebut ?
Jawab :
Lisa Apriliyati : Beberapa kesalahan ini dapat muncul karena ada faktor pemicu
diantaranya:
- Kesalahan manusia – Bisa saja karena akuntan tidak memiliki dasar ilmu akuntansi
yang cukup atau human error lainnya misal salah memasukkan data atau hilangnya
bukti transaksi.
- Ketidakjujuran – Adanya upaya tindak kecurangan dari suatu pihak tertentu melalui
pembuatan laporan keuangan.
- Kesalahan intepretasi angka – Data yang tersimpan apalagi jika masih menggunakan
akuntansi manual seringkali disalah-interpretasikan karena bisa saja data tidak akurat
sesuai data riil.
Cth pda lap.keu perusahaan dagang
a. Keliru Memperhitungkan Persediaan Barang
b. Kesalahan Pencatatan Akun dalam Laporan Keuangan
c. Tidak Bisa Membedakan Akuntansi Berbasis Akrual dan Kas
d. Tidak Menghitung Harga Pokok Penjualan dengan Teliti
e. Kesalahan Penulisan Desimal

Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari kesalahan dalam
pembuatan laporan keuangan perusahaan:
- Membuat integrasi antar sistem inti
- Membuat otomatisasi sistem tracking finansial
- Membuat sistem online agar ada backup data
- Menggunakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan
- Mempekerjakan akuntan dengan kemampuan yang mumpuni
- Menghindari proses input data secara manual
3) Dewi Tyas Susilo Wati : Tujuan, elemen, karakteristik kualitatif, asumsi, prinsip dan
kendala merupakan kerangka konseptual Pelaporan Keuangan IFRS yang sebenarnya
dibuat menyerupai segitiga. Bagaimana hubungan dalam kerangka tersebut?
Jawab :
Oktafian L N :

Tingkatan pertama dari kerangka konseptual berangkat dari tujuan pelaporan keuangan.
Tigkatan ini kemudian menjawab pertanyaan apa seseungguhnya tujua dari akuntansi
sendiri serta mengapa praktik akuntansi demikian. Hal yang menjadi fokus akuntansi
yang kita jalankan saat ini adalah tujuan dari pelaporan keuangan sendiri,dimana tujuan
dari praktik akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi
stakeholder dalam rangka pengambilan keputusan.
Pada tingkatan kedua berbicara mengenai elemen laporan keuangan apa saja yang harus
disajikan serta bagaimana karakteristik kualitatif yang memenuhi. Elemen laporan
keuangan serta karakteristik kualitatif ini tentu untuk memenuhi tujuan pelaporan
keuangan pada tingkatan pertama diatas.
Selanjutnya, tingkatan ketiga menguraikan bagaimana implementasi dari akuntansi
sendiri untuk dapat memenuhi tujuan pelaporan keuangan. Konsep ini mejelaskan apa,
kapan, dan bagaimana serta unsur dan kejadian ekonom harus diakui, diukur, dan
dilaporkan oleh sistem akuntansi. Dalam level ketiga ini diuraikan asumsi, prinsip, dan
kendala yang digunakan dalam pengakuan, pengukuran, dan juga pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai