Anda di halaman 1dari 2

Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. kualitas sistem (X1)


2. kualitas informasi (X2)
3. kualitas proses (X3)
4. kualitas kolaborasi (X4)
5. kualitas layanan (X5)
6. kinerja individu (X6)
7. kinerja kelompok kerja (X7)
8. kinerja organisasi (Y)

Sampel
Pada penelitian ini menggunakan Model teoritis yang diverifikasi secara empiris
menggunakan data dari survei cross-sectional sebanyak 185 perusahaan yang terdaftar di
ASE pada akhir tahun 2020 yang dibagi menjadi tiga sektor utama yaitu sektor keuangan,
jasa dan industri. Untuk mengambil sampel penelitian ini menggunakan judgemental
sampling dimana peneliti memilih responden yang sesuai dengan penelitian. Karena unit
analisis dari penelitian ini adalah tingkat organisasi dan manajer akuntansi yang
berpengetahuan TI dan menyadari kegiatan bisnis yang relevan dengan perusahaan mereka
berdasarkan penggunaan reguler AIS (Gorla et al., 2010). Untuk menentukan ukuran sampel,
analisis kekuatan apriori dilakukan menggunakan perangkat lunak G*Power seperti yang
disarankan oleh Cohen (1992). Maka ukuran sampel minimal 96 responden yang diperlukan
pengaturan kekuatan statistik 80%, probabilitas kesalahan 5%, ukuran efek 15% dan 5
prediktor. Untuk menghindari kesalahan ukuran sampel dan untuk memperhitungkan
terjadinya non-respon oleh beberapa peserta, ukuran sampel penelitian ini ditingkatkan
seperti yang direkomendasikan oleh Barlett et al. (2001). Dari 185 survei yang dibagikan
kepada manajer akuntansi yang beroperasi di perusahaan Yordania hasilnya 109 tanggapan
diselesaikan dan 5 tanggapan tidak lengkap dikeluarkan, sehingga tersisa hanya 104 (87 laki-
laki & 17 perempuan) tanggapan yang dianggap valid dan diterima untuk analisis
selanjutnya. Lebih dari dua pertiga responden memiliki gelar sarjana 93 (89%). 47, 31 dan 26
responden masing-masing bekerja di sektor keuangan, industri dan jasa. Tingkat respons ini
cukup untuk menganalisis tingkat organisasi (Ifinedo, 2011; Gorla et al., 2010).

Tes Statistika
Hair, et. al (2019) Menjelaskan empat kriteria penilaian model pengukuran:

1. keandalan item dinilai menggunakan pemuatan indikator 0,70


2. keandalan konsistensi internal (CR) dinilai menggunakan alpha dan CR Cronbach
sebesar 0,70 dan lebih tinggi
3. validitas konvergen menggunakan varians rata-rata yang diekstraksi (AVE) sebesar
0,50 dan lebih tinggi
4. Validitas diskriminan dapat dinilai menggunakan rasio korelasi heterotrait-monotrait
(HTMT) dan matriks korelasi Fornell dan Larcker.

Pada penelitian ini menggunakan perhitungan reliabilitas dan validitas sesuai kriteria
evalaluasi model pengukuran. Dari perhitungan tersebut hasilnya memuaskan dan berada
dalam kriteria yang disarankan, dan model pengukuran hasilnya confirmed.

Kemudian dilakukan penilaian model struktural yaitu menggunakan kriteria yang


berbeda untuk mengevaluasi model struktur termasuk coefficient penentuan (R2), relevansi
prediksi (Q2) dan mengevaluasi tingkat significance dari (path coefficients-b ). Dengan
menggunakan prosedur 5.000 sampel ulang untuk menguji model penelitian yang diusulkan
dan semua hipotesis didukung kecuali H1 dan H4. Menurut Chin (2010) menyarankan bahwa
nilai (R2) di atas 0,67 dianggap tinggi, sedangkan nilai mulai dari 0,67 hingga 0,33 adalah
moderat dan nilai antara 0,33 dan 0,19 lemah dan setiap (R2) nilai kurang dari 0,19 tidak
dapat diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa:

1. R2 dari kinerja individu ditemukan sebagai 0,586, menunjukkan bahwa kualitas


sistem, kualitas informasi, kualitas proses, kualitas kolaborasi dan kualitas layanan
menyumbang 58,6% dari varians dalam kinerja individu, sehingga mengungkapkan
bahwa itu moderat.
2. R2 dari kinerja kelompok kerja adalah 0, 653, menunjukkan bahwa kinerja individu
menyumbang 65, 3% dari varians dalam kinerja kelompok kerja, yang dapat dianggap
moderat. 3. R2 dari kinerja organisasi adalah 0, 687, menunjukkan bahwa kinerja
individu dan kinerja kelompok kerja menyumbang 68, 7% dari varians dalam kinerja
organisasi, yang dapat diakui sebagai tinggi.

Dengan begitu maka model struktur menjelaskan bahwa tingkat varians dapat diterima
dari kinerja individu, kinerja kelompok kerja dan kinerja organisasi. Mengenai relevansi
prediktif (Q2) Hair, et. al (2011) menunjukkan bahwa model penelitian memiliki relevansi
prediktif jika nilai-nilai cross-redundancy lebih tinggi dari nol. Pada Penelitian ini
mengungkapkan bahwa nilai redundansi yang divalidasi silang yang dihasilkan kinerja
individu, kinerja kelompok kerja dan kinerja organisasi ditemukan masing-masing 0,430,
0,486 dan 0,575, yang menunjukkan relevansi prediktif yang besar. Dengan demikian maka
model penelitian memiliki relevansi prediksi suf ficient.

Anda mungkin juga menyukai