Sampel
Pada penelitian ini menggunakan Model teoritis yang diverifikasi secara empiris
menggunakan data dari survei cross-sectional sebanyak 185 perusahaan yang terdaftar di
ASE pada akhir tahun 2020 yang dibagi menjadi tiga sektor utama yaitu sektor keuangan,
jasa dan industri. Untuk mengambil sampel penelitian ini menggunakan judgemental
sampling dimana peneliti memilih responden yang sesuai dengan penelitian. Karena unit
analisis dari penelitian ini adalah tingkat organisasi dan manajer akuntansi yang
berpengetahuan TI dan menyadari kegiatan bisnis yang relevan dengan perusahaan mereka
berdasarkan penggunaan reguler AIS (Gorla et al., 2010). Untuk menentukan ukuran sampel,
analisis kekuatan apriori dilakukan menggunakan perangkat lunak G*Power seperti yang
disarankan oleh Cohen (1992). Maka ukuran sampel minimal 96 responden yang diperlukan
pengaturan kekuatan statistik 80%, probabilitas kesalahan 5%, ukuran efek 15% dan 5
prediktor. Untuk menghindari kesalahan ukuran sampel dan untuk memperhitungkan
terjadinya non-respon oleh beberapa peserta, ukuran sampel penelitian ini ditingkatkan
seperti yang direkomendasikan oleh Barlett et al. (2001). Dari 185 survei yang dibagikan
kepada manajer akuntansi yang beroperasi di perusahaan Yordania hasilnya 109 tanggapan
diselesaikan dan 5 tanggapan tidak lengkap dikeluarkan, sehingga tersisa hanya 104 (87 laki-
laki & 17 perempuan) tanggapan yang dianggap valid dan diterima untuk analisis
selanjutnya. Lebih dari dua pertiga responden memiliki gelar sarjana 93 (89%). 47, 31 dan 26
responden masing-masing bekerja di sektor keuangan, industri dan jasa. Tingkat respons ini
cukup untuk menganalisis tingkat organisasi (Ifinedo, 2011; Gorla et al., 2010).
Tes Statistika
Hair, et. al (2019) Menjelaskan empat kriteria penilaian model pengukuran:
Pada penelitian ini menggunakan perhitungan reliabilitas dan validitas sesuai kriteria
evalaluasi model pengukuran. Dari perhitungan tersebut hasilnya memuaskan dan berada
dalam kriteria yang disarankan, dan model pengukuran hasilnya confirmed.
Dengan begitu maka model struktur menjelaskan bahwa tingkat varians dapat diterima
dari kinerja individu, kinerja kelompok kerja dan kinerja organisasi. Mengenai relevansi
prediktif (Q2) Hair, et. al (2011) menunjukkan bahwa model penelitian memiliki relevansi
prediktif jika nilai-nilai cross-redundancy lebih tinggi dari nol. Pada Penelitian ini
mengungkapkan bahwa nilai redundansi yang divalidasi silang yang dihasilkan kinerja
individu, kinerja kelompok kerja dan kinerja organisasi ditemukan masing-masing 0,430,
0,486 dan 0,575, yang menunjukkan relevansi prediktif yang besar. Dengan demikian maka
model penelitian memiliki relevansi prediksi suf ficient.