Garuda
Indonesia Tbk
Anggota Kelompok
Abdul Aziz C4C021004
Farid Kurniawan C4C021006
Sevita Sari Dewi C4C021009
Rhis Ogie Dewandaru C4C021010
Sejarah
Pembangunan Garuda
PT. Garuda Indonesia Tbk
merupakan maskapai penerbangan
nasional pertama dan terbesar di
Indonesia yang memiliki berbagai
dinamika yang terjadi didalamnya
sejak berdirinya pada tahun 1949.
Garuda Indonesia pada awalnya diberi
nama “Garuda Indonesian Airways”
atas keputusan Presiden Soekarno
terus berkembang hingga saat ini
dikenal sebagai Garuda Indonesia.
Perkembangan
Garuda
“Sincerity”
PT. Garuda Indonesia juga telah
menciptakan peraturan mengenai sanksi dan
sistem pelaporan yang terarah dan jelas salah
satunya melalui sebuah sistem berbasis web
yang disebut dengan istilah Whistle
Blowing System atau WBS. Dalam WBS ini
para saksi dapat melapor jika ada pelanggaran
yang terjadi terkait penyimpangan etika
bisnis dan etika kerja perusahaan melalui
Whistle email garuda.wbs@rsm.id dan web www.ga-
whistleblower.com seta media lainnya. Para
Kasus penyelewengan jabatan oleh Ari Aksara yang dimana selain melakukan
praktik rangkap jabatan, Ari juga melakukan penyelundupan Harley Davidson dan
sepeda Brompton
01
Komisaris maskapai menolak laporan keuangan
Garuda yang menunjukkan bahwa perusahaan
memperoleh laba bersih sebesar US$809.850 pada
tahun 2018, angka ini lebih besar dibandingkan tahun
02 2017 lalu
03
“
KASUS 3
SPM 1 SPAP
Sudut Pandang Teori Etika
Tindakan egois berupa memberikan manfaat bagi pribadi namun tidak
memperdulikan kerugian bagi pihak lain atas manfaat yang diterima.
Pemahaman tindakan egois dalam ketiga kasus tersebut adalah mengambil keuntungan
pribadi pada kasus kedua, merugikan masyarakat dengan praktik penetapan harga
pada kasus pertama.
Virtue ethics berfokus karakter moral dari pengambil keputusan. Ketiga kasus PT
Garuda melanggar etika karena tidak mengikuti alasan logis dalam keputusan,
kasus pertama dalam perjanjian oligopoli tidak sesuai dengan alasan logis peraturan
yang berlaku.
Kesimpulan Kasus
Garuda