Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan
tindakan yang identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan
yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.Bisnis
pun sebagai bagian dalam masyarakat tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat.
Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Adam Air merupakan salah satu di antara perusahaan penerbangan yang ada di
Indonesia dan menerapkan Low Cost Carrier. Perusahaan bernama lengkap Adam
SkyConnection Airlines ini didirikan pada tanggal 22 November 2002 yang didirikan oleh
Agung Laksono dan Sandra Ang. Selain kedua nama tersebut, Adam Adhitya Suherman
sebagai presiden director dan Gunawan Suherman sebagai CEO. Adam Air memiliki 24
pesawat Boeing 737 yang disewa (leasing) dari GE Capital Aviation Services dan melayani
30 rute domestik dan dua rute internasional. Dengan kemampuan menampung rata-rata
15.000 penumpang per hari dalam 73 kali penerbangan dan tingkat book rate 90%,
membawa Adam Air memperoleh penghargaanAward of Merit untuk kategori Low Cost
Airline of the Year 2006 (Smlipoitb,2008).
Perusahaan penerbangan Adam Air tinggal menjadi sejarah. Setiap penghargaan dan
kejayaan yang pernah diperoleh saat ini sudah berakhir. Adam Air mengalami

kebangkrutan pada tanggal 20 Maret 2008. Banyak Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan
banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab Adam Air bangkrut. Dengan hal itu penulis
mengangkat tema kasus Adam Air sebagai tugas akhir makalah besar etika bisnis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di alami Adam Air dan Apa faktor penyebab
terjadinya kebangkrutan dalam Adam Air?
2. Apa prinsip-prinsip etika yang dilanggar dan cara penyelesaian kasus berdasarkan prinsipprinsip etika tersebut?
3. Apa struktur manajemen dan mekanisme proses keputusan yang dilakukan oleh
Manajemen Adam Air telah sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance-GCG)?
4. Siapa saja yang dapat dimasukkan dalam kelompok pemangku kepentingan (stakeholders),
serta apa saja kepentingan para pemengku kepentingan untuk Adam Air tersebut dan Apa
manajemen Adam Air telah memperhatikan proses keputusan etis dalam penutupan
operasinya?
TINJAUAN TEORI
A. ETIKA
Velasquez (2005:10), etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral
perorangan dan standar moral masyarakat, yang didukung dengan penalaran yang bagus atau
yang jelek. Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar
moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam
kehidupan kita dan apakah standar ini masuk akal atau tidak masuk akal-standar yaitu,
apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau yang jelek.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.Institusi yang paling berpengaruh di dalam masyarakat sekarang
ini adalah institusi ekonomi. Institusi ini didesain untuk mencapai dua tujuan: (a) produksi
2

barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat, dan (b) distribusi barang dan
jasa ke beragam anggota masyarakat.
B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Utilitarianisme
Pendekatan ini kadang disebut pendekatan konsekuensialis dan kadang disebut juga
pendekatan utilitarian. prinsip utilitarian menyatakan bahwa Suatu tindakan dianggap
benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari
tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang dihasilkan oleh tindakan lain
yang dapat dilakukan.
Hak dan Kewajiban
Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan agar
memungkinkan Individu untuk memilih dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas
mereka dan melindungi pilihan-pilihan mereka.
Hak dan Kewajiban Kontraktual
Hak dan Kewajiban kontraktual (kadang disebut juga hak dan kewajiban
khusus atau tugas khusus) adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat
seseorang membuat perjanjian dengan orang lain.
Keadilan dan Kesamaan
Pertentangan

antar

individu

dalam

bisnis

sering

dikaitkan

dengan

masalahkeadilan dan kewajaran/kesamaan. Hal ini terjadi, saat seseorang menuduh orang
lain melakukan diskriminasi terhadapnya, menunjukkan sikap berat sebelah, atau tidak
memperoleh bagian yang wajar/sama dari beban yang ditanggungnya dalam suatu perjanjian
kerja sama. Penyelesaian masalah seperti ini kerap kali mengharuskan kita membandingkan
dan menimbang klaim-klaim yang saling bertentangan dari masing-masing pihak serta
mencari keseimbangannya. Keadilan dan kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif.
Parsialitas dan Perhatian
Dalam hal ini, etika perhatian menekankan pada dua persyaratan moral:
Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta
mengembangkan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain dan kita
3

memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang menjalin hubungan baik dengan kita
dengan cara memerhatikan kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan mereka dari
perspektif pribadi mereka sendiri, dan dengan memberikan tanggapan secara positif pada
kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang-orang yang membutuhkan dan
bergantung pada perhatian kita.
Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan
Kebaikan moral merupakan sebuah kecenderungan yang dinilai sebagai bagian dari
karakter manusia yang secara moral baik dan ditunjukkan dalam kebiasaan dan perilakunya,
seseorang dikatakan memiliki kebaikan moral bila dia berperilaku dengan penalaran,
perasaan, dan keinginan-keinginan yang menjadi karakteristik dari seseorang yang secara
moral baik.
D. GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Menurut Cadbury Committee of United Kingdom, GCG adalah : Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karywan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu
system yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
Prinsip-prinsip GCG, menurut Kode Indonesia tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik,
adalah (a) Transparansi (transparancy); (b) Akuntabilitas (accountability); (c) Pertanggung
jawaban (resposibilitas); (d) Kemandirian (Independency); (e) Kewajaran (fairness).
PEMBAHASAN
A. PROFIL PERUSAHAAN
PT Adam Sky Connections Airlines atau Adam Air. PT Adam Air didirikan pada 19
Desember 2003 Jenis Usaha adalah Jasa penerbangan. Pemegang saham Adam Air ada tiga
perusahaan, tetapi pada realitasnya hanya dua perusahaan. Keluarga Suherman menguasai
sebesar 50%, sedangkan Bhakti Investama memiliki 50%, melalui anak perusahaannya
yaitu , GTS (Global Air Transport) memiliki 19% dan BSP (Bright Star Perkasa) 31%.
4

Presiden Direktur adalah Adam Aditya Suherman dan Wakil Presiden Direktur adalah
Gustiono Kustanto (sekaligus menjabat sebagai Direktur Keuangan) Anggota Direksi
lainnya adalah dari keluarga Adam Aditya Suherman. Pada 9 November 2006, Adam Air
menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year
2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di
Singapura
B. ANALISIS KASUS ADAM AIR
Kecelakaan-kecelakaan yang sering menimpa Adam Air
11 Februari 2006, Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-300, PK-KKE BH-782,
Jakarta Makassar, kehilangan arah dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT.
1 Januari 2007, Adam Air Penerbangan 574, PK-KKW DHI-574, Boeing-737-400 JakartaManado via Surabaya hilang di perairan Majene, Sulawesi Barat. 7 Januari 2007, 16 pilot
Adam Air mengundurkan diri karena merekamenilai buruknya standar keamanan dan sistem
navigasi di pesawat-pesawat yang dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian menuntut
balik semua pilot ini karena kontrak kerja mereka belum habis. 21 Februari 2007, Adam Air
Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara
Juanda, Surabaya. Badan pesawat melengkung namun semua penumpang selamat. 6 Maret
2007, Pesawat Adam Air gagal lepas landas, 9 juni 2007 Pesawat jurusan Surabaya-Jakarta
kembali ke landasan setelah mengudara 20 menit dan mengalami gangguan tekanan udara
kabin.24 November 2007, Pesawat Adam Air Jurusan Jakarta-Medan pecah ban. 10 Maret
2008, pesawat Adam Air KI-292 Boeing 737-400 jurusan -Jakarta-Batam tergelincir di
landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Terjadi perselisihan antar pemegang saham dan
manajemen perusahaan sehingga menyulitkan konsisi perusahan, dan akhirnya PT. Bhakti
Investama pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak
melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional
Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada
investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama
5

tersebut. Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut
Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya
menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif
mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC (Aircraft Operator
Certificate)nya juga terancam dicabut apabila dalam 3 bulan mendatang tidak ada
perbaikan.Sementara disisi lain nasib sekitar 3000 Karyawan Maskapai Penerbangan ADAM
AIR terancam di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
Penyebab kebangkrutan Adam air
Faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan.Isu-isu mengenai ketidaktrampilan
pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat mengindikasikan adanya proses rekrutmen
yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak Adam Air. Selain itu, terdapat
kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak manajemen.
Adam Skyconnection Airlines atau yang lebih dikenal dengan Adam Air mengalami
pailit. Bermula kejadian jatuhnya pesawat Adam Air tahun 2008 dan merembet berbagai
masalah selanjutnya. Klimaksnya pada tahun 2009 maskapai tersebut di putus
pailit.Penarikan modal PT. Bhakti Investama melalui afiliasinya PT Global Transport Service
(19%) dan PT Bright Star Perkasa (31%). Lewat dua investor tersebut PT Bhakti Investama
menguasai 50% saham Adam Air. Sesuai dengan tujuan diberdirikannya perseroan, maka
kedua investor ini mencari keuntungan yang dibagi sesuai proposionalnya. Keadaan
manajemen Adam Air yang menyebabkan penarikan modal, selain tidak terbukanya sistem
keuangan, terjadi juga penggelapan sebesar 11 milyar rupiah belum diusut tuntas. Alasan
tersebut penarikan model tersebut masuk akal karena untuk menyelamatkan modal dari
ketidakberesan keuangan. Pada tahun 2006 neraca keuangan Adam Air terdapat 132 milyar
rupiah yang berada di Bank, akan tetapi manajemen tidak memberitahu kebenaran akan
keberadaan uang tersebut. Maka satu-satunya jalan adalah menarik modal. Jadi setelah PT
Bhakti Investama menarik modalnya maka saham yang tersisa (50%) adalah milik keluarga
6

Suherman. Dalam suatu perseroan minimal pemegang modal adalah dua orang sehingga
dengan demikian yang tersisa hanya pemegang saham tunggal.PT.GTS dan PT.BSP yang
diwakili wakil direktur sekaligus direktur keuangan Adam Air, Gustiono Kustianto,
mengklaim sebagai korban. Mereka tak mau disebut cuci tangan atas kemelut Adam Air
yang berpotensi memunculkan berbagai gugatan pidana dan perdata dari berbagai pihak.
Pada Februari 2008 PT.GTS memperoleh fakta bahwa ada sejumlah kejanggalan di tubuh
maskapai dengan warna dominan oranye itu. Fakta itu didasarkan laporan keuangan PT
Adam Air yang diaudit akuntan publik pada tahun buku 2006. Misalnya, soal uang kas di
bank senilai Rp132,8 miliar, dana pembelian spare part Rp120 miliar, pembayaran pajak
Rp15,2 miliar, pertanggungjawaban selisih penjualan tiket yang mencapai Rp32 miliar,
selisih pendapatan kargo hingga Rp40 miliar, hingga soal rendahnya kualitas rekrutmen
pilot.Untuk spare part saja mereka pakai yang tanpa sertifikat, tambah Hotman sambil
membagikan fotokopian interoffice letter tertanggal 28 Juni 2007. Di dalam surat yang
ditandatangani Lisa Oey itu ditulis adanya permohonan tambahan US$600 untuk pembelian
spare part tanpa sertifikat dari seseorang bernama Jhon Henry. Yang dilaporkan adalah empat
pendiri Adam Air, termasuk tiga direksi di luar mereka yang berasal dari PT.GTS. Mereka
adalah Adam Aditya Suherman (dirut), Sandra Ang (wakomut), Yundi Suherman (direktur
bagian komersial dan IT) serta Gunawan Suherman (komisaris). Sandra Ang diduga
menggelapkan dana perusahaan dengan memasukkan uang ke rekening lain senilai Rp 2,1
triliun lebih.
Penetapan tersangka bagi Sandra Ang dalam kasus PT Adam Air, bermula dari laporan
Wakil Presiden Direktur dan Direktur Keuangan AdamAir Gustiono Kustianto pada 26 Maret
2008, tentang penggelapan dana PT Adam Air. Laporan itu menyebutkan ada dugaan
penyimpangan dana sekitar Rp 2,1 triliun di Adam Air. Dana itu terdiri dari kas Rp 130
miliar, suntikan modal Rp 157,5 miliar, dan pendapatan operasional Rp 1,8 triliun. Sementara

Uang Kas dan Bank sebesar Rp 132 miliar, juga tidak jelas penggunaannya. Red Flags atau
Fraud Detection dan penggelapan lain yang dituduhkan kepada Sandra Ang meliputi,
Pembelian spare part sebesar Rp 120 miliar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan karena
tidak adanya bukti pembelian, Laporan pembelian aktiva tetap senilai Rp 55 miliar yang tidak
pernah terlihat fisiknya dan tidak ada bukti-bukti pembelian, Kewajiban pajak sebesar Rp
15,2 miliar yang belum dibayar kepada pemerintah, Kewajiban pajak dari keuntungan Adam
Air Rp 152,8 miliar yang diperkirakan angkanya mencapai Rp 45,8 miliar diduga juga belum
dibayar, Tagihan dari PT Jasa Raharja sebesar Rp 16,3 miliar yang belum tercatat
pembayarannya. Begitu juga dengan tagihan dari PT Angkasa Pura Rp 669 juta dan 601.882
dollar AS dari PT Garuda Maintanance Facility, yang belum jelas pembayarannya, Selisih
hasil penjualan tiket Adam Air pada bulan Agustus 2007 sampai Januari 2008. Fakta
penjualan tercatat Rp 1.172.433.192. 407 tapi yang dilaporkan dan dimasukkan ke kas hanya
Rp 1.139.750.996. 362,-. Sehingga terjadi selisih Rp 32.682.196.045.Tidak ada laporan
pertanggungjawaban pembuatan tiket free of chargesebanyak 27.834 pada tahun 2007,
Penjualan tiket di Medan untuk tanggal 23 Juni sampai 20 Juli 2007 sebanyak USD 147.200
tidak disetor ke rekening Adam Air, Pemasukan angkutan kargo periode Agustus 2007 sampai
Februari 2008. Diperhitungkan nilainya mencapai Rp 61,3 miliar. Namun uang yang masuk
ke kas perusahaan hanya Rp 21 miliar. Sehingga terjadi selisih Rp 40,3 miliar yang tidak
dipertanggungjawabkan, Penggunaan kartu kredit atas nama pribadi pada periode Januari
2007 sampai Januari 2008 sebesar Rp 2,071 miliar yang dibebankan kepada perusahaan
Adam Air, Perbedaan jumlah pilot dan pramugari. Pada 17 April 2007 tercatat jumlah pilot
215 dan pramugari 294. Pada 28 Februari pilot tinggal 195 dan pramugari tinggal 261 orang.
Sehingga terjadi selisih jumlah 20 orang pilot dan 33 orang pramugari, Laporan keuangan
tahun 2006 telah dipakai untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan atas kredit modal
kerja Rp 50 miliar dari BRI.

Prinsip-prinsip Etika yang dilanggar dan penyelesaiannya


Utilitarianisme :Pihak manajemen adam air tidak terlalu serius menangani pengecekan
pesawat kualitasnya jelek memperhatikan keselamatan dan pilot tidak di beri pelatihan
lebih,pihak manajemen lebihmencari keuntungan terkait beberapa pihak salah satunya Sandra
Ang. Seharusnya pihak manajemen lebih mementingkan keselamatan penumpang dan lebih
berhati-hati agar tidak jatuh korban bukan hanya mementingkan keuntungan saja.
Hak dan kewajiban : Hak korban pesawat untuk menagih ganti rugi dari pihak adam air. Dan
pihak manajemen melaksanakan kewajibannya serta Sandra Ang mengakui perbuatannya dan
ganti rugi.
Keadilan dan kesamaan :Tidak adanya transparasi dalam laporan keuangan kepada pihak
kepentingan seharusnya laporan keuangan harus lebih transparansi.
Etika memberi perhatian :ketidaktrampilan pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat
mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang
diberikan dari pihak Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para
pegawai dan pihak manajemen. Seharusnya diadakan keterampilan dan melakukan rekuitmen
yang baik serta memperjelas kontrak kerja para pegawai.
Etika moral / kebaikan :Fraud Detection dan penggelapan lain yang dituduhkan kepada
Sandra Ang merupakan pelanggaran moral. Seharusnya Sandra Ang tidak melakukan hal
tersebut.
Manajemen dan mekanisme proses keputusan yang dilakukan oleh Manajemen Adam Air
tidak telah sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governanceGCG)
Struktur manajemen PT Adam Air dimana Perdirnya Adam Suherman yang
menguasai 50% saham dan Wkl Presdir sekaligus Dir Keuangan Gustiono Kustanto (juga
mewakili PT Bakti Investama yang menguasai 50% saham) dan Direksi lainnya yang berasal

dari keluarga Adam Suherman, mencerminkan bahwa kondisi manajemen yang demikian
tidak sesuai dengan prinsip GCG yaitu:
Transparansi: manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam pengambilan keputusan dan
penyampaian informasi sehingga terjadi ketidak harmonisan antara Dewan Komisaris
Akuntabilitas: manajemen Adam Air saling curiga mengenai laporan kuangan dan
pengelolaan keuangan sehingga hal ini sangat berpengaruh terahadap operasional perusahaan.
Kemandirian: karena dalam struktur manajemen Adam Air tidak ada pemegang saham
mayoritas dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk pengambilan kebijakan dan juga
tidak ada pihak yang independent (Komisaris dan Direktur Independen).
Kewajaran: karena manajemen Adam Air hanya mementingkan pemegang saham tidak
mempertimbangkan stakeholder yang lain
Yang dapat dimasukkan dalam kelompok pemangku kepentingan (stakeholders), serta apa
saja kepentingan para pemengku kepentingan untuk Adam Air tersebut
a. Pelanggan/konsumen sangat berkepentingan dengan keselamatan penerbangan dan pelayanan
yang baik dari maskapai Adam Air, apalagi berbagai kecelakaan telah menimpa Adam Air
b. Pemasok, dalam hal ini adalah: 1) perusahaan leasing pesawat yang menyewakan pesawatnya
kepada Adam Air, mereka tentunnya berkepentingan terhadap ketepatan pembayaran sewa
pesawat, 2) PT Angkasa Pura juga mengharapkan ketepata waktu atas biaya yang berkaitan
dengan penggunaan bandara, apalgi Adam Air sering mennunggak, 3) PT Pertamina sebagai
pemasok bahan bakar, 4) Produsen sparepart pesawat
c. Pemegang saham, sangat berkepentingan terhadap kinerja perusahaan sehingga perusahaan
selalu dalam keadaan sehat dilihat dari likuiditasnya, solvabilitasnya, profitabilitasnya dan
akhirnya akan dapat berjalan untuk waktu yang lama.
d. Karyawan perusahaan, sangat berkepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan,
karena mereka membutuhkan income yang dapat dipakai sebagai biaya hidup dirinya
sendiri dan keluarag, juga membutuhkan kenyamanan dan kepastian bekerja.

10

Dalam kasus penutupan PT Adam Air manajemen Adam Air tidak memperhatikan proses
keputusan etis dalam penutupan operasinya:
Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya sendiri (pemegang
saham) karena tidak memperhatikan nasib para karyawan, hal itu dibuktikan anatara pihak
pemegang sahm keluarga Adam Suherman dengan pihak PT Bhakti Investama yang saling
berseteru terhadap penyelesaian karyawan.
Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh, yaitu bagaimana
kepentingan para stakeholder yang yang lain harus diperhatikan
Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan, konsumen , kreditor,
pemegang saham dan pihak lain.
Disamping itu, adanya kejanggalan pada susunan menejemen Adam air. Dimana sudah
adanya perwakilan investor yang menjabat posisi direktur keuangan. Namun diakhir
investor menuntut menejemen karena kurang transparan dan dinilai mengambil keputusan
sepihak yang merugikan.
KESIMPULAN
Etika bisnis yang buruk juga salah satu hal yang patut disoroti dalam kasus Adam Air
ini. Banyak prinsip-prinsip etika yang dilanggar dan tekanan psikologis yang diberikan pihak
manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari menjadi hal yang cukup
menyalahi aturan. Selain itu sistem pembayaran hutang yang tidak teratur menjadikan Adam
Air perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi dan adanya penggelapan dana
yang merupakan faktor terjadinya banyak masalah dalam penerbangan pesawat adam air.
SARAN
Diharapkan dengan banyaknya kasus pesawat yang gagal terbang, dan adanya kasus
kecelakaan pesawat yang diakibatkan rusaknya armada pesawat dapat membuat maskapai
penerbangan lain lebih memperhatikan kenyamanan dan keselamatan penumpang serta
jangan ada lagi kasus seperti penerbangan Adam Air yang banyak melanggar etika-etika

11

bisnis salah satu contoh penggelapan yang dapat merugikan dan berdampak pada
keselamatan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://goresanmoe.blogspot.co.id/2010/11/rekayasa-laporan-keuangan.html,
pada 20 Mei 2016

diakses

Anonim.http://www.pelita.or.id/baca.php?id=62432.harian umum pelita,diakses pada 20 Mei 2016


Anonim.2008.http://megapolitan.kompas.com/read/2008/03/18/1905401/Izin.Terbang.AdamAir.Dicab
ut?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news. diakses 20 Mei 2016
Manuel G. Velasquez, 2005, Etika Bisnis, Konsep dan Kasus, Edisi 5, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Smlipoitb.2008.https://smlipoitb.wordpress.com/2008/05/28/dibalik-runtuhnya-adam-air/.diakses
Mei 2016.
Sukamto, Imam. 2008. Adam Air Di Larang Terbang.Koran Tempo, 19 Maret 2008.

12

20

Anda mungkin juga menyukai