Akuntansi Manajemen Lanjutan – Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
A. Sistem Pengendalian Stratejik
Sebagian besar organisasi bisnis memiliki objective dengan perencanaan yang baik. Rencana akan di implementasikan pada berbagai proses bisnis secara berkesinambungan. Perencanaan jangka panjang yang di implementasikan pada pos-pos stratejik perusahaan disebut sebagai rencana stratejik. Pengendalian atas rencana stratejik pada setiap periode dilakukan oleh organisasi bisnis. Pengendalian dilakukan untuk menyatukan perbedaan kepribadian, tujuan, kepentingan pada organisasi bisnis. Sehingga, serangkaian proses pengendalian rencana stratejik untuk mencapai tujuan organisasi bisnis disebut sebagai sistem pengendalian stratejik. Terdapat dua pendekatan organisasi bisnis dalam menjalankan sistem pengendalian stratejik. Pendekatan pertama adalah setiap individu pada organisasi bisnis memiliki kepentingan yang berbeda dan berusaha melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri. Sehingga organisasi bisnis harus memastikan setiap kepentingan sesuai dengan tujuan organisasi. Sanksi diberikan pada individu yang memiliki kepentingan bersebrangan dengan kepentingan utama organisasi bisnis. Pendekatan kedua memiliki perspektif bahwa setiap individu pada organisasi bisnis memiliki niat yang baik. Setiap kontribusi, inovasi, dan produktivitas diberikan untuk organisasi bisnis. Persamaan kedua pendekatan adalah adanya organizational block. Terdapat berbagai macam hal yang dapat menghambat individu untuk tidak memberikan potensi penuh bagi organisasi bisnis. Sehingga keberadaan organizational block harus dihilangkan. Terdapat konsep sistem pengendalian stratejik yang disebut sebagai Four Levers of Control. Konsep ini diungkapkan oleh Prof. Roberts Simons dari Harvard dimana empat tuas pengendalian dapat menghilangkan organizational block.
B. Four Levers of Control
Empat tuas pengendalian berupa belief system, boundary system, diagnostic control system dan interactive control system. Control pertama berupa belief system, organisasi bisnis akan menanamkan nilai pada setiap individu. Nilai yang tertanam akan menjadi etika dan membudaya di organisasi bisnis. Setiap individu akan berusaha menyesuaikan diri agar dapat menjadi bagian organisasi bisnis. Jika terdapat individu dengan nilai yang berbeda dan tidak sesuai dengan organisasi bisnis, maka individu tersebut tidak akan bertahan lama berada di organisasi bisnis. Proses seleksi individu atas keberadaan nilai perusahaan ini merupakan salah satu pengendalian. Terdapat dua jenis boundary system yaitu strategic boundary dan business conduct boundary. Strategic boundary memberikan batasan atas keputusan stratejik pada tingkat manajemen. Sementara business conduct boundaries memberikan batasan berdasarkan value yang dimiliki organisasi bisnis. Business conduct meliputi proses bisnis yang didalamnya terdapat strategic boundary. Control kedua berupa boundary system yaitu batasan atas keputusan stratejik yang diambil organisasi bisnis. Keputusan harus sesuai dengan objective yang ingin dicapai. Organisasi bisnis akan menghindari keputusan yang menghasilkan aktivitas tidak efektif dan non produktif. Pada level manajemen, setiap individu akan mendapatkan wewenang dan Tanggungjawab yang jelas. Fokus organisasi bisnis akan semakin matang pada periode yang ditentukan. Pada level market, organisasi bisnis harus menentukan posisi persaingan efektif, menghindari kompetensi dengan level minimum, berusaha mendapatkan return. Control ketiga berupa diagnostic control system berupa evaluasi hasil yang dicapai organisasi bisnis dan keterkaitan nya dengan target atau tujuan. Evaluasi hasil capaian pada setiap periode secara simultan akan memberikan informasi sejauh mana target bisa dicapai. Objective pada organisasi bisnis harus dapat diukur dengan kuantifikasi yang jelas. Periode lamanya target, monitoring merupakan key performance indicator pada diagnostic control system di organisasi bisnis. Evaluasi hasil sama kaitannya dengan evaluasi visi organisasi bisnis. Dimana visi yang baik adalah sederhana, tidak memfokuskan pada pihak tertentu, konsisten dijalankan dan sesuai dengan misi perusahaan. Aspek penting atas visi adalah mampu dicapai serta dapat dibuktikan dengan kuantifikasi yang jelas. Control terakhir adalah interactive control system, organisasi bisnis menciptakan sistem komunikasi interaktif berkaitan dengan pencapaian objective. Komunikasi berperan penting untuk meningkatkan fokus dan kerjasama interpersonal. Kerjasama lintas bidang akan semakin baik dan produktivitas semakin meningkat. Pada organisasi bisnis modern, digitalisasi pada sistem komunikasi merupakan aspek utama dalam perkembangan bisnis. Elemen dalam interactive control system berupa informasi yang mudah dipahami, bersifat aktual berdasarkan fakta, dapat dicapai oleh semua individu di organisasi bisnis dan yang paling penting adalah menghasilkan rencana stratejik baru yang baik.