Anda di halaman 1dari 3

Kasus Penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton di Garuda

Kasus ini terjadi pada tahun 2019, dimana direktur utama Garuda Indonesia I Gusti
Ngurah Askhara atau bisa disapa Ari Askhara menyeludupkan onderdil Harley
Davidson keluaran 1970-an dengan harga kisaran 800 juta yang didatangkan dari Prancis.
Onderdil Harley Davidson tersebut diselundupkan dengan cara dikemas dalam 18 kardus
berwarna cokelat.. Barang tersebut merupakan barang bekas yang dimasukkan ke dalam
pesawat baru Garuda Indonesia A330-900 Neo untuk menghindari pembayaran bea masuk.
Tak hanya itu, ditemukan juga dua sepeda lipat dengan harga masing-masing kisaran Rp 52
juta. Dari informasi yang di dapat, Ari Askhara memberikan instruksi untuk melakukan
pembelian motor Harley Davidson tipe Shovelhead tahun 1970-an pada tahun 2018. Kemudian,
pembelian dilakukan pada April 2019. Proses transfer dilakukan di Jakarta ke rekening pribadi
finance manager Garuda Indonesia di Amsterdam, lalu motor tersebut dikirimkan pada 17
November 2019. Akibat penyeludupan tersebut negara merugi Rp 532 juta sampai Rp 1,5
miliar.  Selain itu, Direktur utama Garuda Ari Askhara terancam hukuman perdata dan pidana
serta harus dipecat sebagai direktur utama Garuda oleh menteri BUMN.
Teori Etika Penjelasan
Direktur utama Garuda Indonesia, Ari Askhara melakukan
penyeludupan Harley Davidson beserta sepeda Brompton yang
didatangkan dari Prancis menggunakan pesawat baru Garuda
Indonesia A330-900 Neo untuk menghindari pembayaran bea
Egoism
masuk . Hal tersebut melanggar teori etika egoism karena demi
kepentingan pribadi, direktur utama Garuda Ari Askhara telah
meyeludupkan barang mewah untuk menghindari pembayaran
bea masuk.
Akibat yang ditimbulkan dari kasus penyeludupan Harley Davidson
dan sepeda Bromptom menyebabkan negara merugi Rp 532 juta
hingga Rp 1, 5 miliar. Hal tersebut melanggar teori etika
Utilitarianism
utilitarianism karena Direktur Utama Garuda telah merugikan
negara dengan melakukan penyeludupan Harley-Brompton di
Pesawat Garuda Indonesia
Sebagai seorang direktur utama yang bertanggungjawab dalam
menjalankan perusahaan termasuk bertanggung jawab terhadap
kerugian dan keuntungan perusahaan serta menentukan,
merumuskan, dan memutuskan sebuah kebijakan dalam
Deontologi
perusahaan, Direktur Utama malah melanggar etika deontologi
dengan tidak menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
direktur utama Garuda. Ia bahkan menyuruh bawahannya untuk
membantu menyeludupkan Harley-Davidson di Pesawat Garuda.
Selain memiliki kewajiban bertanggungjawab terhadap
perusahaan, direktur utama juga memiliki kewenangan. Dalam hal
ini, Direktur utama Garuda juga telah melanggar teori etika hak
Hak
karena telah menggunakan kekuasaan/kewenangannya dengan
memerintahkan bahawannya untuk bekerja sama dalam
penyeludupan Harley-Bromptom di Pesawat Garuda
Penyelundupan Harley-Bromptom juga melanggar teori etika
keutamaan karena direktur utama Garuda Indonesia diam diam
Keutamaan melakakukan tindakan kecurangan yaitu dengan memasukkan
onderdil Harley Davidson dan sepeda Bromptom di Pesawat
Garuda untuk menghidari pembayaran bea masuk
Teonom Kasus penyeludupan Harley-Brompton juga melanggar teori etika
etonom karena tidak sesuai dengan moralitas ajaran keagamaan.
Hal tersebut dikarenakan penyeludupan Harley-brompton sudah
merugikan negara hingga milyaran, memanfaatkan kekuasaan
semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, dan bertindak curang
atau tidak adil untuk menghindari pembayaran bea masuk.

Anda mungkin juga menyukai