Anda di halaman 1dari 14

PENERBANGAN

CITILINK
Sejarah PT Citilink
PT Citilink Indonesia (“Citilink” atau
“Perusahaan”) merupakan sebuah upaya
ekspansi oleh PT Garuda Indonesia agar bisa
bersaing lebih agresif dalam penerbangan di
segmen budget traveller.
Dengan pengesahan tersebut, kepemilikan saham
Citilink Indonesia saat didirikan adalah 67% milik
PT Garuda Indonesia (Persero),tbk. (“Garuda”)
dan 33% milik PT Aerowisata (“Aerowisata”)
Hingga saat ini Citilink Indonesia telah menjadi
maskapai LCC yang berkembang dengan pesat di
Indonesia sejak pesawat A320 hadir sebagai salah
satu armada yang dimiliki perusahaan.
Sejak tahun 2001, Citilink Indonesia telah
beroperasi sebagai maskapai berbiaya hemat
dalam bentuk divisi bisnis Garuda Indonesia
hanya dengan menggunakan beberapa pesawat,
manajemen bandwith yang terbatas serta
beberapa rute dengan fokus pada perkembangan
merk Garuda Indonesia yang merupakan
maskapai premium.
Setelah perubahan signifikan bisnis Garuda
ditahun 2011, pengembangan dan ekspansi
Citilink turut menjadi fokus utama Garuda
Group.
Citilink memiliki visi untuk menjadi maskapai
penerbangan berbiaya murah terkemuka di
kawasan regional dengan menyediakan jasa
angkutan udara komersial berjadwal, berbiaya
murah, dan mengutamakan keselamatan.
Kegiatan dan Strategi Yang Digunakan

Citilink berusaha memotong biaya serendah


mungkin dengan menyediakan pelayanan
minimal dalam memenuhi berbagai segmen
pasar. Hal ini dilakukan oleh Citilink melalui
efisiensi pada maskapai, efisiensi pada rute
penerbangan, karyawan sampai dengan hal-
hal operasional. Selain itu penggunaan
pesawat Citilink menggunakan A -320 yang
bisa membawa 215 penumpang.
Kegiatan dan Strategi Yang Digunakan
Citilink juga mengembangkan inovasi untuk bersaing
dengan para pesaing, salah satunya yaitu dengan slogan
“Bayar Seperlunya” untuk meyakinkan penumpang akan
value for money yang disediakan oleh Citilink. Di sisi lain,
inovasi yang dilakukan adalah mengenai seragam yang
digunakan oleh awak kabin, sangat sporty sehingga
memudahkan awak kabin untuk bergerak dan selalu siap
siaga dalam melayani penumpang. Untuk rute penerbangan,
Citilink, yang baru saja masuk ke dalam industri
penerbangan, menggunakan tiga kota besar sebagai basis
untuk mengembangkan wilayah geografisnya. Jakarta
menjadi basis penerbangan di wilayah barat, Surabaya
menjadi basis di wilayah tengah dan Makassar untuk
wilayah Timur Indonesia.
Kegiatan dan Strategi Yang Digunakan

Selain itu Citilink mempunyai 2 strategi andalan baru


untuk memenangkan persaingan di kelas memenangkan
hati konsumen adalah mengutamakan ketepatan waktu
dan keselamatan.
Rumusan Masalah
1. Peristiwa Pilot Citilink mabuk saat akan menerbangkan
pesawat rute Surabaya – Jakarta pada tanggal 28
Desember 2016. Saat insiden Pilot Citilink mabuk
terungkap, harga sahamnya turun 2,3 % per lembar pada
tanggal 30 Desember 2016 bertepatan saat Direktur
Utama dan Direktur Operasional Citilink mengundurkan
diri.
2. Peristiwa meledaknya tas bawaan yang berisi power
bank yang terjadi di dalam pesawat Citilink.
3. Peristiwa penumpang merokok di dalam pesawat
Citilink yang dapat membahayakan kelamatan
penerbangan.
Penyelesaian Masalah
Di dalam perusahaan peran stakeholder sangat dibutuhkan.
Stakeholder dalam perusahaan dibagi menjadi dua, stakeholder
internal dan eksternal. Stakeholder internal adalah pihak yang
secara langsung berhubungan dengan perusahaan seperti
karyawan, direktur, dan manajemen perusahaan. Sementara
stakeholder eksternal adalah pihak yang berhubungan dengan
perusahaan namun tidak secara langsung, seperti masyarakat,
pemegang saham/ investor, pemerintah, kreditur dan debitur.
Informasi terkait masalah yang ada di perusahaan merupakan
salah satu factor yang mempengaruhi para stakeholder untuk
mengambil keputusan.
Penyelesaian Masalah
Contohnya ketika pilot Citilink ketahuan mabuk pada saat
menerbangkan pesawat, maka secara tidak langsung citra dari
perusahaan Citilink akan menurun. Seperti yang kita ketahui,
bahwa saham Citilink merupakan saham go public yang
diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana setiap
masyarakat dapat membeli saham dari Citilink tersebut. Apabila
citra perusahaan menurun, maka investor/ masyarakat yang
membeli ataupun memiliki saham Citilink berlomba-lomba untuk
menjual sahamnya. Hal ini akan mengakibatkan penurunan harga
saham Citilink di pasaran. Karena ingin memperbaiki dan
mempertahankan citranya sebagai perusahaan penerbangan yang
baik di Indonesia, maka Citilink pun membenahi diri dengan cara
menyeleksi pilot-pilot yang diizinkan untuk menerbangkan
pesawat sebagai berikut:
Penyelesaian Masalah
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Lisensi Penerbangan
Seorang pilot harus mendapatkan SPL (Student Pilot
Licensi) serta PPL (Private Pilot Licensi) untuk memenuhi
CPL (Commercial Pilot Licensi) dimana CPL didapatkan
setelah seorang pilot mengantongi penerbangan hingga
140-250 jam terbang.
Penyelesaian Masalah
Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara mengeluarkan Surat Edaran (SE) No
15 Tahun 2018 tentang Ketentuan Membawa Pengisian
Baterai Portabel (Power Bank) dan Baterai Lithium yang
mempunyai daya lebih dari 160.000 mAh ke pesawat.
Penyelesaian Masalah
Diterbitkannya UU No 1 Tahun 2009 tentang penerbangan pasal 54
yang berbunyi:
“Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan
dilarang melakukan:
• Perbuatan yang dapat membahayakan keamanan dan
keselamatan penerbangan.
• Pelanggaran tata tertib dalam penerbangan.
• Pengambilan atau pengrusakan peralatan pesawat udara yang
dapat membahayakan keselamatan.
• Perbuatan asusila.
• Perbuatan yang mengganggu ketenteraman.
• Pengoperasian peralatan elektronika yang mengganggu
navigasi penerbangan.
Apabila tindakan yang dilakukan membahayakan keselamatan
penerbangan, maka dikenakan sanksi berupa denda maksimal Rp
2,5 miliar atau kurungan penjara maksimal 5 tahun sesuai dengan
pasal 412 ayat 6 UU Penerbangan.
Kesimpulan
1. Dengan adanya kasus pilot yang mabuk, maka pilot tersebut di
pecat oleh Citilink dan juga Direktur Utama dan Direktur
Operasional mengundurkan diri dari jabatannya. Sehingga hal
tersebut mejadi bahan evaluasi manajemen perusahaan untuk
lebih membenahi diri.
1. Dengan adanya SE No 15 tahun 2018 tentang Ketentuan
Membawa Pengisian Baterai Portabel (Power Bank) dan Baterai
Lithium Pemerintah berharap pihak Citilink lebih mengontrol
para penumpangnya sehingga tidak terjadi kejadian yang sama.
2. Dengan adanya UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
Pemerintah berharap pihak Citilink dapat memperbaiki
manajemen perusahaan. Apabila terdapat pelanggaran akan
dikenakan sanksi tegas oleh Pemerintah yakni sanksi berupa
denda maksimal 2,5 miliar atau kurungan penjara maksimal 5
tahun.

Anda mungkin juga menyukai