Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya dimiliki


pemerintah dan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (untuk selanjutnya
disebut “Perseroan”) harus dikelola secara profesional dan mengacu kepada
peraturan-peraturan pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan.

Pengelolaan Perseroan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance


(untuk selanjutnya disingkat “GCG”) merupakan keharusan dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya. Penerapan prinsip-prinsip GCG sangat diperlukan agar
Perseroan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat. GCG diharapkan dapat menjadi sarana untuk mencapai visi, misi
dan tujuan Perseroan secara lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa Pengertian Corporate Governance ?
- Apa Isi Profil Pt.Kimia Farma ?
- Bagaimana Penerapan GCG Pada Pt Kimia Farma ?

1.3 Penulisan
- Untuk Mengetahui Pengertian Corporate Governance .
- Untuk Mengetahui Isi Profil Pt.Kimia Farma .
- Untuk Mengetahui Penerapan GCG Pada Pt Kimia Farma .

1.4 Manfaat Penulisan


- Agar pembaca mengetahui apa itu GCG dan Apa saja Isi dari GCG PT
KIMIA FARMA

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CORPORATE GOVERNANCE

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai proses dan struktur yang


diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan akhir meningkatkan
nilai/keuntungan pemegang saham (shareholders) dengan sedapat mungkin tetap
memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait (stakeholders). Penerapan good
corporate governance ini harus dimulai pertama-tama dari pembenahan struktur dan
sistem pengelolaan, melalui pemberdayaan organ-organ perusahaan itu sendiri, yaitu
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), komisaris, dan direktur.

Pengertian stakeholders ini di bagi dua yaitu stakeholders utama (primary) dan
kedua (secondary). Stakeholders utama yaitu para pemegang saham dan investor,
karyawan dan manajer, pelanggan, pemasok, rekanan bisnis, serta masyarakat setempat.
Stakeholders kedua yaitu pemerintah, masyarakat umum (khususnya yang
kepentingannya terkait dengan perusahaan), institusi-institusi umum, lembaga-lembaga
swadaya masyarakat (NGO), media, akademisi, kelompok asosiasi bisnis, dan pesaing.

Oleh sebab itu, masalah good corporate governance sebetulnya bukan hanya
masalah bagaimana meningkatkan laba perusahaan, meningkatkan nilai saham di bursa
dan memberikan deviden yang sebesar-besarnya kepada shareholders, melainkan
bagaimana perusahaan tersebut bisa memberikan kontribusi bisa memberikan kontribusi
positif dan membina hubungan baik dengan para stakeholders.

Corporate governance memainkan peran menentukan dalam mengatur


bagaimana berbagai sumber daya ekonomis dialokasikan dari waktu ke waktu
dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan
masyarakat secara keseluruhan

2
2.2 PROFIL PT KIMIA FARMA

2.2.1.PROFIL PT KIMIA FARMA


Nama Perusahaan : PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Tanggal Pendirian : 16 Agustus 1971
Status Perseroan :Terbatas (PT) Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Perusahaan Terbuka (Tbk) Limited
Liability (PT) State-Owned Enterprise
(BUMN) Public Company (Tbk)
Tujuan Pendirian : Menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
khususnya bidang industri farmasi, healthcare,
kimia, biologi, alat kesehatan, makanan dan
minuman, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki untuk mengejar
keuntungan guna meningkatkan nilai dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas
Dasar hukum Pembentukan : Akta Notaris Soelaeman Ardjasasmita, SH
No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 yang diubah
dengan Akta Notaris Soelaeman
Ardjasasmita, SH No. 18 tanggal 11 Oktober
1971, dan telah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. J.A.5/184/21
tanggal 14 Oktober 1971
Bidang Usaha :Industri kimia dan farmasi Distribusi dan
Perdagangan Pemasaran Ritel Farmasi
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan
Optimalisasi asset

Modal Dasar :Rp2.000.000.000.000

3
Pencatatan Saham di Bursa Saham :Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), 4 Juli
2001

Entitas Anak dan Entitas Asosiasi : • PT Kimia Farma Apotek • PT Kimia


Farma Trading & Distribution • PT Kimia
Farma Sungwun Pharmacopia • PT Sinkona
Indonesia Lestari • Kimia Farma Dawaa
Entitas Anak Tidak Langsung: Indirect
Subsidiaries: • PT Kimia Farma
Diagnostika Entitas Asosiasi: Associated
Entities: • PT Asuransi Jiwa Inhealth

Alamat Address Kantor Pusat : Jl. Veteran No. 9 Gambir Jakarta Pusat
10110 DKI Jakarta, Indonesia +61 21 384
7709 +61 21 381 4441 1-500-255
corsec@kimiafarma.co.id
www.kimiafarma.co.id @kimiafarmacare
@kimiafarmacare dan instagram masing-
masing produk Kimia Farma Care

Kepemilikan Saham :Pemerintah Republik Indonesia (90,025%)


Masyarakat, masing-masing kurang dari
5% (9,974%) Manajemen (0,001%)
Modal Ditempatkan :Rp555.400.000.000
Kode Saham :KAEF
Jumlah Karyawan :10.988 orang
Jaringan Usaha :8 Pabrik 1138 outlet Apotek 530 outlet
Klinik Kesehatan 56 outlet Laboratorium
Klinik 10 optik 34 outlet Ritel Internasional
di Arab Saudi Kimia Farma Official Store
di Buka Lapak, Tokopedia dan Shopee
Kontak Perusahaan :Ganti Winarno Putro Tel. : +61 21 384
7709 Fax. : +61 21 381 4441 Email :
corsec@kimiafarma.co.id

4
2.2.2. VISI DAN MISI PT KIMIA FARMA

Visi :- Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang


terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan

- Persetujuan Manajemen Kunci atas Visi dan Misi


Perusahaan Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan
telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan 2016-2020 berdasarkan Surat Keputusan
Komisaris No. S-090/KOM- KF/X/2015 tanggal 13
Oktober 2015

Misi :- Melakukan aktivitas usaha di bidangbidang industri


kimia dan farmasi, perdagangandan jaringan distribusi,
ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.

- Mengelola perusahaan secara Good Corporate


Governance dan operational excellence didukung oleh
Sumber Daya Manusia profesional (SDM) professional.

- Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh


stakeholder.

5
2.3 PENERAPAN GCG PADA PT KIMIA FARMA

2.3.1 Dasar Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Sebagai Perusahaan Publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia


(BEI), Perseroan berkomitmen secara penuh untuk menerapkan prinsip-
prinsip GCG sebagai landasan dalam menciptakan nilai tambah yang
berkelanjutan bagi kepentingan para pemegang saham, masyarakat secara
luas, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya (pegawai, konsumen,
regulator, mitra kerja, dan lain-lain) baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Perseroan menekankan praktik terbaik (best practices)
penerapan GCG yang berlaku di industri beserta perkembangannya yang
terkini, antara lain: Pedoman Umum GCG Indonesia yang dikeluarkan
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG); Dokumen
Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) Kementerian BUMN
Republik Indonesia; serta Road Map Tata Kelola Perusahaan Indonesia
yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tujuan Penerapan GCG Sebagai Badan Usaha Milik Negara


(BUMN), Perseroan berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip GCG
secara konsisten dengan merujuk kepada tujuan penerapan GCG menurut
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-
01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 dan perubahannya No. PER-
09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance) pada BUMN, yang terutama adalah:

 Mengoptimalkan nilai perusahaan dengan cara


meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran agar
Perseroan memiliki daya saing yang kuat.
 Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional,
transparan dan efisien serta memberdayakan fungsi dan
meningkatkan kemandirian Perseroan.
 Mendorong agar Perseroan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan senantiasa dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

6
undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar area
operasi Perseroan.
 Menciptakan citra perusahaan yang baik. Dalam kegiatan
operasional Perseroan, GCG tidak hanya merupakan
kewajiban atau keharusan melainkan suatu kebutuhan.
Oleh karena itu Perseroan berkomitmen menerapkan
prinsip-prinsip GCG secara konsisten dengan tujuan
sebagai berikut:
o Mencapai pertumbuhan dan imbal hasil yang
maksimal sehingga meningkatkan nilai (value)
Perseroan, serta mewujudkan kesinambungan
Perseroan dalam jangka panjang tanpa
mengabaikan kepentingan pemangku kepentingan
lainnya.
o Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang
baik antara pemegang saham, Dewan Komisaris,
Direksi dan seluruh pemangku kepentingan
berlandaskan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
o Mendukung aktivitas pengendalian internal
sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan
dan pertumbuhan industry
o Mengelola sumber daya dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian.
o Meningkatkan pertanggungjawaban kepada
pemangku kepentingan.
o Memperbaiki budaya kerja Perseroan menjadi
lebih baik.
o Menjadikan Perseroan bernilai tambah, yaitu
meningkatkan kesejahteraan seluruh insan Kimia
Farma serta meningkatkan kemanfaatan yang
berkesinambungan bagi pemangku kepentingan.
7
2.3.2 Managemen Resiko

Kebijakan Manajemen Risiko PT Kimia Farma (Persero) Tbk


sebagai perseroan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara
dihadapkan pada risiko bisnis yang bersumber dari perubahan lingkungan
eksternal dan internal yang berkaitan dengan pengelolaan usaha serta
berdampak pada pencapaian tujuan perseroan. Dalam rangka
meminimalkan risiko yang menghambat pencapaian tujuan perseroan,
Direksi dan seluruh insan Kimia Farma berkomitmen untuk membangun
budaya risiko dan melaksanakan sistem manajemen risiko dengan prinsip
sebagai berikut.

 Menggunakan Metode dalam bidang Manajemen Risiko


berbasis ISO 31000:2018 dengan menerapkan prinsip,
kerangka kerja dan proses untuk mengelola risiko.
 Menjadikan Sistem Manajemen Risiko sebagai bagian
integral kerangka kerja tata kelola perusahaan untuk
mengelola risiko, mengambil keputusan, menentukan
tujuan dan membantu mencapai tujuan, serta
meningkatkan kinerja perseroan dengan memperhatikan
konteks internal dan eksternal.
 Menerapkan program kerja yang terstruktur dan konsisten
untuk meminimalisir risiko yang mengganggu operasional
perseroan, dengan memperhatikan budaya risiko dalam
menerapan Sistem Manajemen Risiko.
 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui
program pelatihan & sertifikasi profesi untuk membangun
budaya risiko pada seluruh insan Kimia Farma serta
meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Risiko yang
efektif & efisien.
 Secara terus menerus melakukan evaluasi kinerja dan
penerapan Manajemen Risiko serta berusaha
meningkatkan praktek Sistem Manajemen Risiko yang
lebih baik dengan memperhatikan Tata Kelola Organisasi
dan Kepemimpinan (Leadership).

8
2.3.3 Landasan Hukum Penerapan Sistem Manajemen Risiko

Dalam melaksanakan penerapan manajemen risiko,


Perseroan mengacu peraturan internal dan eksternal yang terkait,
di antaranya:
 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada
BUMN.
 Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan
Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
 Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 Tentang Bdan
Usaha Milik Negara
 Undang Undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
 Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No.
SK16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter dan
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada BUMN.
 Surat Keputusan Direksi No. 24A/DIR/IX/2004 tanggal 1
September 2004 tentang Penerapan Manajemen Risiko di
PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan.
 Kebijakan Manajemen Risiko Perseroan.

2.3.4 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif dalam pengawasan


penerapan manajemen risiko di lingkup Perseroan. Dewan Komisaris
bertanggung jawab untuk mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko di
Perseroan dan pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko di Perseroan Sedangkan Direksi bertanggung jawab
untuk memaksimalkan fungsi dari manajemen risiko serta secara teratur
melakukan pemantauan dan pengendalian atas setiap jenis risiko.

9
2.3.5 Tata Kelola Manajemen Risiko Prinsip

Penerapan sistem manajemen risiko di Perseroan dilakukan secara


menyeluruh dengan menerapkan prinsip berlapis (Three Lines of
Defense), sebagaimana diilustrasikan dalam bagan berikut:

 Pertahanan Lapis Pertama: Proses pada tahap ini akan dilakukan


oleh pemilik risiko dengan dibantu oleh para risk Officer untuk
melakukan proses manajemen risiko dimulai dari tahap anlisa
sampai dengan monitoring & review.
 Pertahanan Lapis Kedua: Poses ini dilakukan oleh Unit pengendali
Risiko di Holding dan entitas anak, secara umum bertugas untuk
memastikan berjalannya proses manajemen risiko serta
melakukan evaluasi dan pengembangan program sebagai upaya
untuk meningkatkan secara berkelanjutan budaya risiko
perusahaan dan system manajemen risiko.
 Pertahanan Lapis Ketiga: lapis ketiga memastikan proses sesuai
dengan program kerja dan kerangka kerja manajemen risiko serta
meningkatkan kualitas di lingkup proses dan materi/Analisa risiko.
Pertahanan lapis ketiga ini dilakukan oleh Auditor internal dan
juga Auditor eksternal.

2.4 AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN

2.4.1 Tata Kelola Informasi dan Akses Data Perusahaan untuk Pihak Eksternal

Perseroan menyediakan akses informasi dan data perusahaan


untuk Pihak Eksternal dengan cara berikut: Pengelolaan Situs Web Sesuai
dengan Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten
Perusahaan Publik (“POJK No. 8”), Perseroan telah mempunyai situs web
resmi yang mencerminkan identitas Perseroan dan dapat diakses melalui
www.kimiafarma.co.id. Situs web ini menyediakan berbagai informasi,
antara lain mengenai profil perusahaan, visi dan misi, bidang usaha,
produk dan jasa yang disediakan, informasi keuangan, berita terbaru,
tanggung jawab sosial perusahaan, keterbukaan informasi, dan lain-lain.

10
Situs web Perseroan juga telah tersedia dalam 2 (dua) bahasa,
yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Perseroan secara berkala
memperbarui website untuk senantiasa memberikan informasi terbaru
terkait Perseroan kepada para pemangku kepentingan serta dalam rangka
memenuhi peraturan perundangundangan yang berlaku. Website
Perseroan juga menyediakan nomor kontak serta alamat email dan pos
yang dapat dihubungi untuk komunikasi selanjutnya dengan para
pemangku kepentingan.

2.5 KODE ETIK

Agar visi, misi dan nilai inti serta budaya perusahaan dapat diterapkan
secara lebih nyata, diperlukan sebuah perangkat yang bersifat artikulatif serta
memiliki mekanisme reward & punishment. Perseroan telah menyusun Pedoman
Standar Perilaku sebagai Kode Etik atau Code of Conduct.

Kode Etik ini berfungsi sebagai pedoman standar perilaku bagi seluruh
insan Kimia Farma dalam berinteraksi dengan pihak dalam dan pihak luar. Kode
Etik Perseroan diperkenalkan ke seluruh tingkatan di dalam Perseroan dan tertulis
dalam kontrak kerja perekrutan karyawan yang harus dipahami dan
ditandatangani oleh seluruh karyawan. Kemudian, seluruh karyawan diharapkan
untuk berperilaku sesuai nilai-nilai Perseroan dan menerapkan Kode Etik dalam
kegiatan sehari-hari. Perseroan secara berkala melakukan evaluasi atas efektivitas
Kode Etik, dan mengadakan program sosialisasi untuk mengingatkan dan
menekankan penerapan kode etik bagi para pegawai

2.5.1 Isi Kode Etik

Pedoman Standar Perilaku Perseroan sebagai Kode Etik atau Code


of Conduct telah ditetapkan dan ditandatangani pertama kali oleh Dewan
Komisaris bersama dengan Direksi pada Januari 2013 dan telah
diperbaharui pada tanggal 4 Mei 2015. Pedoman Standar Perilaku tersebut
mengatur 2 (dua) aspek mendasar, yaitu standar perilaku untuk hubungan
internal Perseroan, dan standar perilaku untuk hubungan eksternal
Perseroan.

11
2.6 INFORMASI PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN POLITIK

Perseroan memiliki kebijakan untuk melarang keterlibatan individu atas


nama Perseroan dalam kegiatan politik, termasuk memberikan donasi untuk
kepentingan politik. Perseroan memiliki kebijakan untuk melarang keterlibatan
individu atas nama Perseroan dalam kegiatan politik, termasuk memberikan
donasi untuk kepentingan politik. Secara tegas, Perseroan tidak mengizinkan
insan Kimia Farma menggunakan fasilitas atau sumber daya apapun untuk tujuan
kampanye politik, penggalangan dana politik maupun untuk tujuan partisipasi
politik.

Sebagaimana yang telah diatur dalam Pedoman Standar Perilaku (Code of


Conduct) Perseroan. Sebaliknya, kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial
dan kemasyarakatan merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat, yang diwujudkan melalui program-program
Corporate Social Responsibility (CSR). Penjelasan lebih rinci tentang kegiatan
CSR yang telah dilakukan Perseroan di sepanjang tahun 2018, serta nilai
nominalnya dapat dilihat pada Bab Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam
Laporan Tahunan ini.

Dewan Komisaris, Direksi, serta seluruh pegawai senantiasa menjunjung


tinggi persaingan yang fair, nilai sportifitas dan profesionalisme, serta
prinsipprinsip GCG. Perseroan juga berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha
yang sehat, menghindari tindakan, perilaku ataupun perbuatan-perbuatan yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
serta selalu mengutamakan kepentingan Perseroan di atas kepentingan pribadi,
keluarga, kelompok ataupun golongan. Perseroan juga senantiasa memperhatikan
kebijakan tentang anti korupsi seperti yang tertulis dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

12
2.7 KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi harus


dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan yang efektif, tepat dan cepat. Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi
juga dituntut untuk bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai
benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan untuk melaksanakan
tugas secara mandiri dan kritis. Hingga 31 Desember 2018, Perseroan belum
memiliki aturan tertulis yang mengatur keberagaman komposisi Dewan
Komisaris dan Direksi. Namun demikian, berdasarkan kebijakan Pemegang
Saham, penetapan komposisi Dewan Komisaris Perseroan telah dilakukan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas perusahaan termasuk
memperhatikan unsur keberagaman, sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah
ini.

2.8 TRANSPARASI PRAKTIK BAD GOVERNANCE

- Laporan atas Aktivitas Perseroan yang Mencemari Lingkungan Selama tahun


2018, tidak ada pelaporan terkait dengan aktivitas Perseroan yang mencemari
lingkungan.
- Pengungkapan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Di Sepanjang tahun 2018,
Perseroan tidak mengalami permaalahan pajak. Besaran pajak yang dibayarkan
Perusahaan pada tahun 2018 sebesar Rp55,62 miliar.
- Ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan dan laporan keuangan dengan
peraturan yang berlaku dan Standar Akuntasi Keuangan (SAK) Seluruh penyajian
informasi dalam Laporan Tahunan ini, khususnya terkait kinerja keuangan dan
hal-hal lainnya, mengacu pada Laporan Keuangan untuk tahun-tahun yang
berakhir 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi & Rekan.
- Kasus terkait dengan buruh dan karyawan Sepanjang 2018, tidak ada pelaporan
terkait kasus dengan buruh dan karyawan di Lingkungan Perseroan.
Pengungkapan segmen operasi pada Laporan Keuangan Sebagaimana yang
tercantum dalam PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015) tentang Segmen Operasi dan

13
untuk kepentingan manajemen, Perseroan telah menyajikannya menurut
pengelompokkan (segmen) geografis sebagai pelaporan segmen primer dan
pelaporan segmen sekunder dikelompokkan menurut segmen usaha, seperti yang
telah disampaikan dalam Laporan Keuangan Teraudit tahun 2018 catatan 43.

2.9 KEPATUHAN ATAS PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA:


KESESUAIAN TERHADAP SEOJK NO. 32/SEOJK.04/2015

Roadmap GCG yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada


tahun 2014 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan GCG di
masa mendatang. Penekanan pada transparansi, akuntabilitas, dan penyampaian
informasi yang wajar menjadi bahasan yang dapat menjadi pegangan bagi entitas
usaha, khususnya bagi perusahaan publik. Demikian pula dengan hak pemegang
saham tanpa terkecuali, khususnya pemegang saham minoritas yang harus
menjadi perhatian dari perusahaan publik terkait.

Secara umum, Kimia Farma sebagai perusahaan publik telah


melaksanakan seluruh peraturan yang dikeluarkan OJK, dan akan terus berupaya
melakukan perbaikan untuk menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan
pemangku kepentingan. Dalam hal pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka
yang diatur berdasarkan Peraturan OJK No. 21/ POJK.04/2015 tanggal 16
November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka,
yang dijabarkan dalam Surat Edaran OJK No. 32/ SEOJK.04/2015 tanggal 17
November 2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, Kimia Farma
berupaya untuk menjalankan aspek, prinsip dan rekomendasi GCG dalam
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka sebagai standar penerapan GCG yang
mencakup 5 aspek, 8 prinsip dan 25 rekomendasi penerapan aspek dan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik.

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Perusahaan sangat mengandalkan setiap orang di PT Kimia Farma (Persero) Tbk


untuk selalu berfikir dan bertindak secara benar dan tepat dalam situasi dan kondisi yang
dihadapi dengan mengedepankan kepentingan perusahaan. Untuk menjaga kesesuaian,
pedoman ini akan direview secara berkala dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan perusahaan.

Dalam penerapan dan penegakan Pedoman maka Dalam Penerapannya ,Direksi


bertanggung jawab atas penerapan Pedoman di lingkungan Perusahaan,dibantu oleh
Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawas Internal,Setiap Kepala Divisi / General
Manager dan Manager bertanggung jawab atas penerapan pedoman perilaku di
lingkungan unit kerjanya masing masing.

Good corporate governance merupakan sistem yang mengatur dan


mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholder.
Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan kewajiban perusahaan
untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate
Governance, yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Keempat
komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good Corporate Governance secara
konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi
penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa
pelaksanan Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama
disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum
sepenuhnya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari Corporate Governance.
Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita belum dikelola secara
benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum menjalankan governansi.

15
3.2 SARAN
Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu
memahami lebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana dapat
membantu kita membentuk perusahaan yang baik sesuai dengan tujuan yang
ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Oleh sebab itu, pembahasan ini dapat
membantu para pembaca untuk dapat dijadikan referensi yang mengacu pada tata
kelola perusahaan yang baik.

16
DAFTAR PUSAKA

https://www.kimiafarma.co.id/images/laporan-tahunan/Laporan-Tahunan-2018-Resize.pdf

https://keuanganlsm.com/arti-penting-corporate-governance/

https://ekonomi.bisnis.com/read/20191207/9/1178885/skandal-harley-davidson-inikah-4-
direksi-garuda-yang-
diberhentikanhttps://ekonomi.bisnis.com/read/20191207/9/1178871/setelah-copot-dirut-
garuda-erick-thohir-nonaktifkan-4-direksi-yang-selundupkan-harley-davidson

https://kabar24.bisnis.com/read/20191206/15/1178643/tak-ingin-kasus-ari-ashkara-berulang-
jokowi-direksi-bumn-jangan-main-main

https://ekonomi.bisnis.com/read/20191204/9/1177746/pemerintah-tindak-tegas-pelanggar-
impor-harley-davidson

17

Anda mungkin juga menyukai