Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

Penilaian Praktik OECD CG Prinsip 5: Pengungkapan dan Transparansi


di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

Disusun oleh :
73-16-28613 Ika Pratiwi
73-16-28614 Aghni Mira Shufia
73-16-28621 Gita Astyka R
73-16-28622 Arief Shylvie Kumara Profita
73-16-28625 Yuniar Trianingsih

STIE YKPN YOGYAKARTA


2016 / 2017
GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan keputusan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah
menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya
menjadi perusahaan terbuka, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya
disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini
bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah
berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.
Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,
khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

VISI
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan.

MISI
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan
jaringan distribusi, retail farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan Operational Excellence
didukung oleh SDM professional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.
BUDAYA PERUSAHAAN
Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai inti
Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman bagi Perseroan
dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan (corporate culture) perseroan:
Innovative
Memiliki cara berpikir out of the box, smart, dan kreatif untuk menghasilkan produk
unggulan berkualitas.
Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
Accountable
Memegang teguh amanah perusahaan dengan bekerja profesional, memelihara
integritas dan membangun kerja sama.
Responsible
Bertanggung jawab bekerja tepat waktu, tepat target dan menyerahkan hasil kerja
berkualitas dengan menyertakan semangat pantang menyerah dan bijaksana saat
menghadapi masalah.
Eco-Friendly
Membangun sistem dan perilaku ramah lingkungan.

5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari:


1. Kerja Ikhlas:
Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
2. Kerja Cerdas:
Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi yang tepat.
3. Kerja Keras:
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk
mendapatkan hasil terbaik.
4. Kerja Antusias:
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk mencapai tujuan
bersama.

5. Kerja Tuntas:
Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan output yang
maksimal sesuai dengan harapan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sesuai dengan anggaran Dasar
Perseroan yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor: AHU-47137.AH.01.02. Tahun 2008 tentang Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya di bidang industri kimia, farmasi, biologi,
kesehatan, industri makanan serta minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan
nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut :
1. Mengadakan, menghasilkan, mengolah bahan kimia, farmasi, biologi dan lainnya
yang diperlukan guna pembuatan sediaan farmasi, kontrasepsi, kosmetika, obat
tradisional, alat kesehatan, produk makanan/minuman dan produk lainnya termasuk
bidang perkebunan dan pertambangan yang ada hubungannya dengan produksi di atas;
2. Memproduksi pengemas dan bahan pengemas, mesin dan peralatan serta sarana
pendukung lainnya, baik yang berkait dengan industri farmasi maupun industri lainnya;
3. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran, perdagangan dan distribusi dari hasil
produksi seperti di atas, baik hasil produksi sendiri maupun hasil produksi pihak ketiga,
termasuk barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan usaha Perseroan;
4. Berusaha di bidang jasa, baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha
Perseroan maupun jasa, upaya dan sarana pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada
umumnya, termasuk jasa konsultasi kesehatan;
5. Melakukan usaha-usaha optimalisasi aset yang dimiliki Perseroan;
6. Jasa penunjang lainnya termasuk pendidikan, penelitian dan pengembangan sejalan
dengan maksud dan tujuan Perseroan, baik yang dilakukan sendiri maupun kerja sama
dengan pihak lain.

BIDANG DAN KEGIATAN USAHA


Perseroan memiliki bidang usaha di bidang industri farmasi, yang didukung oleh
manufaktur, research & development, pemasaran, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan
klinik kesehatan. Saat ini, Perseroan memiliki 3 Anak Perusahaan yaitu:
1. PT Kimia Farma Trading & Distribution, yang bergerak di bidang perdagangan dan
distribusi baik obat maupun alat kesehatan. Saat ini Perseroan memiliki 46 Cabang
KFTD yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia;
2. PT Kimia Farma Apotek, bergerak di bidang ritel farmasi dan yang terbesar dari
kekuatan jaringan apotek di Indonesia. Perseroan memiliki lebih dari 560 Apotek Kimia
Farma yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2012, Perseroan mulai
membuka konsep bisnis ritel baru yaitu dengan konsep One Stop Healthcare Solution
(OSHcS) yaitu layanan kesehatan dari praktek dokter/klinik kesehatan, laboratorium
klinik hingga apotek semuanya dilayani dalam satu atap secara terintegrasi. Terkait
dengan bisnis layanan laboratorium klinik, Perseroan telah membentuk PT Kimia
Farma Diagnostika yang berada di bawah kewenangan PT Kimia Farma Apotek;
3. PT Sinkona Indonesia Lestari, bergerak di bidang produksi dan pemasaran produk
kina beserta turunannya dan satu-satunya perusahaan yang memproduksi kina dan
bahan baku di Indonesia yang hampir seluruh produksinya di ekspor ke luar negeri.

Perusahaan Sebagai Kegiatan Tanggal Prosentase


Usaha Kepemilikan
PT Kimia Farma (Persero) Holding Manufaktur, 16 Agustus 1971 90,03% oleh
Tbk Riset & Pemerintah RI
Pengembangan
dan Pemasaran
PT Kimia Farma Apotek Anak Apotek Ritel 4 Januari 2003 99,99%
Usaha
PT Kimia Farma Trading & Anak Distribusi 4 Januari 2003 99,99%
Distribution Usaha Obat-obatan
PT Sinkona Indonesia Anak Pabrik Kina 25 Oktober 1986 51,00%
Lestari Usaha

OECD PRINSIP KELIMA


PENGUNGKAPAN DAN TRANSPARANSI

Prinsip transparansi mengharuskan informasi tersedia dan dapat langusng diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Prinsip pengungkapan dan
transparansi menyatakan bahwa, kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan bahwa
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dibuat pada semua hal material mengenai
perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan.
Pengungkapan dan transparansi dibutuhkan dalam suatu perusahaan karena adanya
kebutuhan atas informasi perusahaan dari pengguna laporan keuangan atau dapat disebut juga
sebagai stakeholders. Pengungkapan dan transparansi tidak hanya terbatas pada sisi
keuangan, namun juga mencakup sisi non-keuangan, seperti tujuan perusahaan, kebijakan
perusahaan, situasi dan kondisi bisnis, dan hal lainnya yang nantinya akan mempengaruhi
keputusan stakeholders. Dalam OECD kelima, terdapat enam sub-bagian dari pembahasan
mengenai pengungkapan dan transparansi ini. Berikut adalah uraian dan penjelasannya.
1. Pengungkapan harus mencakup informasi material tentang:
a. Hasil keuangan dan operasi perusahaan.
b. Tujuan perusahaan.
c. Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara.
d. Kebijakan remunerasi bagi anggota dewan dan eksekutif, dan informasi tentang
anggota dewan, termasuk kualifikasi mereka, proses seleksi, direktur perusahaan
lain dan apakah mereka dianggap independen oleh dewan.
e. Transaksi dengan pihak berelasi.
f. Faktor risiko yang akan datang.
g. Isu mengenai karyawan dan stakeholders lainnya.
h. Struktur dan kebijakan tata kelola, khususnya isi kebijakan tata kelola perusahaan
dan proses yang diimplementasikan
2. Informasi harus disiapkan dan diungkapkan sesuai dengan standar kualitas akuntansi
yang tinggi dan pengungkapan keuangan dan non-keuangan.
3. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor independen, kompeten dan berkualitas
dalam rangka memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada dewan dan
pemegang saham bahwa laporan keuangan cukup mewakili posisi keuangan dan
kinerja perusahaan dalam semua hal yang material.
4. Auditor eksternal harus bertanggung jawab kepada pemegang saham dan berkewajiban
kepada perusahaan untuk melakukan kerja profesional dalam melakukan audit.
5. Saluran untuk menyebarkan informasi harus memberikan akses yang adil, tepat waktu,
dan akses yang hemat biaya kepada informasi yang relevan oleh pengguna.
6. Kerangka tata kelola perusahaan harus dilengkapi dengan pendekatan yang efektif yang
membahas dan mempromosikan penyediaan analisis atau nasihat oleh analis, broker,
lembaga pemeringkat, dan pihak lain yang relevan dengan keputusan oleh investor,
bebas dari konflik kepentingan material yang mungkin meragukan integritas analisis
atau nasihat mereka.
Aturan pengungkapan dan transparansi akan mengurangi ketidakseimbangan
informasi sehingga kemungkinan terjadinya tindakan yang dapat merugikan perusahaan dapat
diperkecil. Pengungkapan yang transparan juga sangat penting untuk pengawasan perusahaan
dan bagi pemegang saham untuk melaksanakan hak-hak pemegang sahamnya berdasarkan
informasi yang memadai. Adanya praktik pengungkapan yang baik di suatu pasar modal
dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi dan juga untuk melindungi investor.
Informasi yang disampaikan perusahaan kepada pemegang saham maupun calon investor
perlu disediakan secara reguler, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan dengan cukup
rinci agar investor dapat menilai akuntabilitas manajemen, dan mengambil keputusan.
Informasi yang kurang memadai atau kurang jelas dapat mengurangi kemampuan pasar untuk
berfungsi dengan baik, meningkatkan biaya modal, dan mengakibatkan alokasi sumber daya
yang kurang tepat.
Terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan
sukarela. Regulator menetapkan pengungkapan wajib apa saja yang harus dilakukan
perusahaan. Peraturan Bapepam-LK mengharuskan perusahaan publik untuk menyampaikan
laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan (X.K.2), serta menyampaikan laporan tahunan
(X.K.6). Bursa Efek Indonesia juga mengatur kewajiban perusahaan tercatat untuk
menyampaikan lapran keuangan interim (Peraturan No. 1-E). Perusahaan secara sukarela juga
dapat melakukan pengungkapan sukarela, melebihi pengungkapan wajib yang diharuskan
regulator. Pertimbangan manfaat dibandingkan biaya juga perlu diperhatikan, seperti dampak
dari pengungkapan terhadap posisi kompetitif perusahaan, yang perlu diungkapkan adalah
informasi yang material. Informasi material adalah informasi yang jika tidak diungkapkan
atau disajikan secara tidak wajar akan mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomis oleh
pengguna informasi.
Menurut OECD (2004), pengungkapan harus termasuk, namun tidak terbatas pada,
informasi material terkait:
1. Kinerja keuangan dan operasi perusahaan.
2. Tujuan perusahaan.
3. Kepemilikan dan hak suara utama.
4. Kebijakan renumerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan informasi
mengenai anggota dewan, termasuk kualifikasinya, proses seleksi, jabatan direktur dan
komisaris perusahaan yang lain dan apakah mereka independen.
5. Transaksi pihak berelasi.
6. Faktor-faktor risiko yang diketahui.
7. Isu terkait karyawan dan pemangku kepentingan lain.
8. Struktur dan kebijakan tata kelola, terutama kode atau kebijakan tata kelola yang ada
dan proses implementasinya.

PENERAPAN OECD CG PADA PT. KIMIA FARMA Tbk


Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
pada dasarnya dapat menjadi sarana untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan secara
lebih baik. Penerapan GCG secara konsisten merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan
oleh setiap perusahaan di masa sekarang ini karena penerapan GCG bukan hanya dilihat
sebagai suatu bentuk kepatuhan semata, tetapi juga merupakan sesuatu yang dibutuhkan
perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkesinambungan.

Analisis Penilaian Prinsip 5 CG OECD PT. Kimia Farma Tbk Tahun 2015
1. TRANSPARANSI STRUKTUR KEPEMILIKAN
Transparansi merupakan hal yang sudah semestinya diterapkan oleh sebuah perusahan
dalam penyusunan laporan tahunan perusahaan untuk menyediakan informasi yang
lengkap untuk kepentingan kolaborasi, kerjasama dan pengambilan keputusan koletif.
Berdasarkan prinsip 5 CG OECD mengenai transparansi struktur kepemilikan saham
pada sebuah perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi publik tentang
pemegang saham dengan kepemilikan 5% atau lebih, kepemilikan saham langsung dan
tidak langsung, kepemilikan oleh para direksi/ komisaris dan manajemen senior, dan
pengungkapan secara detail mengenai kelompok usaha perusahaan terkait. Pada PT.
Kimia Farma Tbk, hal tersebut diungkapkan secara jelas dalam annual report yang dapat
dilihat dibawah ini.
Pemerintah adalah pemegang saham mayoritas dan pengendali, yang diartikan sebagai
Pemerintah Republik Indonesia dan kementerian, departemen dan lembaga Pemerintah,
namun tidak termasuk BUMN. Pemerintah merupakan pemegang saham mayoritas dan
pengendali utama yang menguasai 90,025% kepemilikan saham Perseroan sampai dengan
31 Desember 2015.
Sampai dengan 31 Desember 2015, Modal Dasar Perseroan adalah sebesar
Rp2.000.000.000.000,- (dua triliun rupiah). Sedangkan Modal ditempatkan dan disetor
penuh adalah Rp555.400.000.000,- (lima ratus lima puluh lima milyar empat ratus juta
rupiah). Saham Perseroan terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna, dan
4.999.999.999 saham Seri B (saham biasa). Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh
5.554.000.000 lembar, terdiri dari 1 saham Seri A Dwiwarna dan 5.553.999.999 saham
Seri B. Satu lembar saham Seri A Dwiwarna tersebut merupakan milik Pemerintah
Republik Indonesia (Pemerintah).
Per tanggal 31 Desember 2015 tidak ada Direksi atau manajer senior Perseroan yang
memiliki lebih dari 1,0% saham Perusahaan. Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2015
tidak ada Komisaris Perseroan yang memiliki saham perusahaan.

2. KUALITAS LAPORAN TAHUNAN


Laporan tahunan adalah laporan perkembangan dan pencapaian perusahaan selama satu
tahun. Peningkatan kualitas laporan tahunan sebuah perusahaan harus dilakukan agar
dapat menarik investor untuk menanamkan modal nya pada perusahaan tersebut.
Kualitas laporan tahunan yang semakin baik akan berguna bagi para pemakainya.
Berdasarkan prinsip 5 CG OECD, kualitas laporan tahunan harus memberikan
keterbukaan dalam pengungkapan risiko risiko utama, tujuan perusahaan, indikator
kinerja keuangan non keuangan, kebijakan dividen, rincian kebijakan whistleblowing,
biografi direksi/komisaris, pelatihan direksi/komisaris, rapat direksi/komisaris, rincian
kehadiran rapat direksi/komisaris, dan rincian remunerasi direksi/komisaris. Kualitas
laporan tahunan PT Kimia Farma Tbk dapat dikatakan baik karena semua sub bagian hal
ini dipenuhi oleh perusahaan dengan memaparkannya di annual report. Beberapa hal
atas keterbukaan kualitas laporan tahunan ditunjukkan dibawah ini.
Risiko risiko usaha utama diklasifikasikan menjadi risiko stratejik, keuangan, pasar,
operasional, reputasi dan regulasi. Maksud dan tujuan Perseroan ini menyediakan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya bidang industri
kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan serta minuman, dan mengejar
keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.
Perseroan memiliki kebijakan untuk membayarkan dividen dalam bentuk uang tunai
kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Perseroan
juga telah memiliki Pedoman yang mengatur tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran
(Whistle Blowing System) sebagaimana Surat Keputusan Direksi no KEP.48/
DIR/XII/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) tanggal 5
Desember 2013.

3. PENGUNGKAPAN TRANSAKSI PIHAK TERKAIT (HUBUNGAN ISTIMEWA)


Menurut PSAK nomor 7, pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain dan mempunyai pengaruh signifikan atas
pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Sedangkan, transaksi
antara pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan
sumber daya atau kewajiban antara pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.
Tujuan adanya pengungkapan transaksi pihak terkait adalah untuk dijadikan
perhatian bahwa aadanya kemungkinan laporan keuangan telah dipengaruhi oleh pihak
pihak dengan hubungan istimewa tersebut. Pengungkapan sesuai prinsip 5 CG OECD
tersebut mengenai kebijakan review dan persetujuan transaksi pihak terkait, nama dan
hubungan pihak terkait, dan sifat, dasar dan nilai transaksi pihak terkait. PT Kimia
Farma mengungkapkan pengungkapan transaksi pihak terkait yang disyaratkan prinsip 5
CG OECD pada annual report seperti dibawah ini.
Sifat dan jenis transaksi material dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Negara BUMN
merupakan pemegang saham Perseroan sebesar 90,03% per 31 Desember 2015 dan
2014. Perseroan dan BUMN lain memiliki hubungan afiliasi melalui penyertaan
modal Pemerintah Republik Indonesia.
2. Perseroan menempatkan dana dan memiliki pinjaman dana pada bank-bank BUMN
dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk nasabah
pihak ketiga.

3. Perseroan mengadakan perjanjian dalam rangka usaha Perseroan dan BUMN-


BUMN lain.
4. PENGUNGKAPAN TRANSAKSI SAHAM PERUSAHAAN YANG DILAKUKAN
OLEH ANGGOTA DIREKSI ATAU DEWAN KOMISARIS
Sebagai bentuk mewujudkan tata kelola yang baik, maka dibutuhkan pula pengungkapan
transaksi saham perusahaan yang dilakukan oleh anggota direksi atau dewan komisaris.
Hal ini dilakukan agar publik mengetahuin insider trading pada perusahaan tersebut
yang bisa menjadi pertimbangan para pemakai annual report. PT. Kimia Farma secara
terbuka mengungkapkan kepemililkan saham oleh anggota direksi dan dewan komisari
dalam annual report tahun 2015.

5. EKSTERNAL AUDITOR DAN LAPORAN AUDITOR


Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor eksternal yang independen, kompeten,
dan mempunyai kualifikasi agar dapat memberikan keyakinan eksternal dan objektif
bahwa laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan dan kinerja perusahan secara
wajar dalam semua hal yang material. Sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi
akuntabilitas, maka sebuah perusahaan hendaknya meminta jasa auditor eksternal untuk
mengaudit laporan keuangan. Auditor eksternal bertanggungjawab untuk memberikan
opini terkait kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Auditor
eksternal juga diperlukan untuk menjembatani konflik kepentingan yang terjadi antara
pemegang saham dan manajemen perusahaan.
Guna menjamin bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan bebas
dari salah saji material, maka salah satu indikator penilaian dalam Asean CG Scorecard
adalah adanya pengungkapan mengenai eksternal auditor dan laporan auditor.
Komponen-komponen yang terdapat dalam indikator ini antara lain adalah apakah
perusahaan mengungkapkan mengenai biaya audit, biaya jasa non-audit dan apakah
biaya non-audit lebih besar dari pada biaya audit. Kimia Farma telah menjelaskannya
sebagai berikut.
Fee audit untuk jasa auditor eksternal yang dimaksudkan untuk tahun buku yang
berakhir 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp.645.000.000,- (belum termasuk PPn 10%
dan reimbursement Out of Pocket Expenses sepertujuan Perseroan maksimum 30% dari
imbal jasa). Sementara itu, jasa non audit tidak banyak diungkapkan, namun
diungkapkan jasa konsultan HBU pada tahun 2015 sebesar Rp 2.498.000.000 yang ada
dalam tabel Realisasi Biaya SBU Manajemen Aset Tahun 2015. Walaupun diungkapkan
jasa konsultan HBU, namun tidak diungkapkan secara jelas apakah ada fee non-audit
lainnya. Apabila dibandingkan antara biaya non-audit dan biaya audit maka menunjukkan
bahwa biaya non-audit (fee jasa konsultan HBU) lebih besar dari biaya audit perusahaan.

6. MEDIA KOMUNIKASI
Komunikasi antara perusahaan kepada para stakeholder perlu dijalin secara terus-
menerus agar terjalin hubungan baik antara perusahaan dan juga stakeholdernya serta
dapat saling berbagi informasi penting yang berguna untuk perbaikan-perbaikan di masa
yang akan datang. Demi memudahkan para stakeholder untuk menghubungi perusahaan,
maka perusahaan perlu menyediakan media komunikasi yang mudah diakses dan
dijangkau sehingga informasi yang disampaikan bisa tepat waktu. Hal ini juga tentunya
mempermudah perusahaan dalam merespon secara cepat apa yang menjadi saran atau
kritikan dari para stakeholder. Komunikasi sangat penting untuk dibangun dan dijaga
agar keberlangsungan bisnis perusahaan dapat terus dipertahankan dengan menjalin
hubungan yang erat dengan para stakeholder.
Karena media komunikasi ini penting bagi perusahaan, maka salah satu indikator
penilaian dalam Asean CG Scorecard adalah pengungkapan media komunikasi.
Perusahaan perlu mengakomodasi kebutuhan akan media komunikasi yang mudah dan
cepat sehingga setiap masalah yang muncul dapat segera ditangani. Komponen penilaian
pada media komunikasi ini mencakup antaralain: pelaporan triwulanan, website
perusahaan, analisi briefing, dan media briefing/konferensi pers. Berikut penjelasan yang
ada pada laporan tahunan Kimia Farma berkenaan dengan media komunikasi.
Dewan Komisaris telah menyampaikan Laporan Triwulanan tahun 2015 kepada
Pemegang Saham Pengendali tentang Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Evaluasi
Kinerja Perseroan pada Triwulan I, Triwulan II dan Triwulan III tahun 2015 sebagaimana
Surat Dewan Komisaris No. : S-045/ KOM-KF/V/2015 tanggal 25 Mei 2015 perihal
Tanggapan Atas Laporan Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2015 PT Kimia Farma
(Persero) Tbk, No. : S-075/KOM-KF/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 perihal Evaluasi
atas Laporan Kinerja Keuangan Triwulan II Tahun 2015 PT Kimia Farma (Persero) Tbk,
No. : S-095/KOM-KF/XI/2015 tanggal 13 November 2015 perihal Evaluasi atas Laporan
Kinerja Keuangan Triwulan.
Website perusahaan dapat dikunjungi melalui alamat berikut:
http://www.kimiafarma.co.id. Kimia Farma dalam laporan tahunannya tidak menjelaskan
mengenai analis briefing, hanya menjelaskan bahwa perusahaan mengadakan analyst
meeting tanpa adanya analis briefing. Di samping itu, sebagai bentuk keterbukaan
informasi, Perusahaan senantiasa memberikan keterangan informasi melalui media massa,
salah satunya melalui bentuk siaran pers di tahun 2015, Perusahaan menerbitkan 8
(delapan) siaran pers dan melakukan 6 (enam) kali press conference sebagai bentuk
transparansi kepada masyarakat.

7. PENYAMPAIAN LAPORAN TAHUNAN/LAPORAN KEUANGAN TEPAT


WAKTU
Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal perlu dipublikasikan
dalam laporan tahunan sehingga para pihak yang berkepntingan dapat menggunakannya
sesuai dengan tujuan masing-masing. Laporan keuangan tersebut hndaknya
dipublikasikan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut peraturan yang dikeluarkan oleh OJK tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik menyampaikan
laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Dari pernyataan ini dapat
kita simpulkan bahwa perusahaan publik paling lambat menyampaikan laporan
tahunannya 4 bulan atau 120 hari setelah berakhirnya tahun buku.
Batas penyampaian yang diberlakukan oleh OJK dan Asean CG Scorecard adalah
sama hanya saja menggunakan satuan yang berbeda. Indikator penilaian ini memiliki
beberapa komponen penilaian di antaranya adalah apakah laporan keuangan tahunan
audited rilis dalam waktu 120 hari setelah tahun buku berakhir, Apakah laporan tahunan
dirilis dalam waktu 120 hari setelah tahun buku berakhir, serta Apakah kebenaran dan
kewajaran yang disampaikan dalam laporan keuangan tahunan ditegaskan oleh dewan
direksi/komisaris dan/atau petugas yang relevan dari perusahaan. Berikut penjelasannya.
Tahun buku Perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan laporan
keuangan yang telah diaudit dirilis pada tanggal 23 Februari 2016 sehingga masih
termasuk dalam jangka waktu 120 hari. Tanggal tersebut tertera pada Laporan Auditor
Independen yang ada pada Laporan Keuangan Audited.
Tahun buku Perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan Laporan
Tahunan dirilis pada tanggal 10 Maret 2016 sehingga masih termasuk dalam jangka waktu
120 hari. Tanggal tersebut tertera pada Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2015 yang ada pada Laporan
Tahunan.
Direktur Utama dan Direktur Keuangan telah menandatangani dan bertanggung jawab
atas akuntabilitas Laporan Tahunan 2015 dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang berlaku. Bagian ini terdapat pada Surat Pernyataan Direksi yang ada pada Laporan
Keuangan Audited.

8. WEBSITE PERUSAHAAN
Website resmi perusahaan sangat penting untuk mengkomunikasikan kepada semua
stakeholder mengenai detail mengenai kegiatan operasional perusahaan, sejarah
perusahaan, visi dan misi, lini bisnis yang dimiliki perusahaan, kontak yang dapat
dihubungi, dan sebagainya. Website perusahaan merupakan alamat pertama yang dituju
apabila ada entitas baik perseorangan maupun perusahaan yang ingin mengetahui profil
perusahaan atau menghubungi perusahaan karena sangat mudah dijangkau di era
sekarang ini. Website perusahaan juga menjadi salah satu kriteria penilaian dalam
evaluasi penerapan GCG menurut Asean CG Scorecard.
Komponen-komponen penilaian pada website perusahaan mencakup hal-hal apakah
dalam website perusahaan, perusahaan mengungkapkan informasi mengenai: operasional
usaha, laporan keuangan/laporan tahunan, menyediakan materi dalam briefing bagi
analis dan media, Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Kelompok Perusahaan, laporan
Tahunan yang dapat di-download, panggilan RUPS dan/atau RUPSLB, risalah RUPS
dan/atau RUPSLB, Konstitusi Perusahaan (Badan Hukum Perusahaan, Memorandum
dan Anggaran Dasar). Berikut ini penjelasannya.
Situs web perusahaan mempublikasikan laporan keuangan/laporan tahunan terkini dan
tahun-tahun sebelumnya yang terdiri atas Laporan Tahunan, Laporan Triwulan, dan
Laporan Audited. Laporan tersebut dapat diakses mealui halaman website berikut.
a. Laporan Tahunan: http://www.kimiafarma.co.id/investor/laporan-tahunan.html
b. Laporan Triwulan: http://www.kimiafarma.co.id/investor/laporan-triwulan.html
c. Laporan Audited: http://www.kimiafarma.co.id/investor/laporan-audited.html
Perusahaan tidak menyediakan materi dalam briefing bagi media maupun analis.
Sementara itu, di dalam Laporan Tahunan perusahaan telah menyediakan struktur
kepemilikan saham yang ditunjukka pada table di bawah ini.

Laporan Tahunan perusahaan juga menyediakan struktur kelompok perusahaan.


Struktur kelompok perusahaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Situs web perusahaan menyediakan Laporan Tahunan yang dapat di download dari
tahun terkini dan tahun-tahun sebelumnya, alamatnya:
http://www.kimiafarma.co.id/investor/laporan-tahunan.html
Pemanggilan RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPS
diadakan, dengantidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dantanggal RUPS. Panggilan
Rapat sebagaimana suratDireksi nomor KP. 1002/FA/134/III/2015 Tanggal17 Maret 2015
yang diumumkan di Harian BisnisIndonesia dan Investor Daily tanggal 17 Maret 2015.
Ringkasan risalah RUPS dapat dilihat melaui akses ke alamat berikut:
http://www.kimiafarma.co.id/investor/rups/keputusan-rups.html
Memorandum dapat diakses melalui alamat:
https://www.kimiafarma.co.id/informasi/berita-korporat/257-mou-dengan-pt-pos-
indonesia.html
Anggaran Dasar dapat diakses melalui alamat: http://kimiafarma.co.id/investor/anggaran-
dasar-perseroan.html

9. HUBUNGAN INVESTOR
Sebagai bentuk keterbukaan informasi, Perusahaan sebaiknya senantiasa
memberikan keterangan informasi melalui aktivitas yang terkait Investor Relations atau
hubungan investor. Investor Relation memiliki tanggung jawab untuk memastikan
dipenuhinya aspek keterbukaan sebagai salah satu prinsip GCG kepada komunitas pasar
modal, membina hubungan dengan para investor saham dan obligasi maupun surat
berharga lainnya, para analis, jurnalis, wali amanat, lembaga pemeringkat, Self
Regulatory Organization (SRO), serta komunitas keuangan terkait lainnya.
Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut dan dalam rangka memenuhi peraturan
serta meningkatkan komunikasi yang efektif, perusahaan dapat melakukan hal-hal berikut
seperti konferensi pers, menerima company visit dan field visit, menerbitkan investor
newsletter, mengupdate informasi website pada bagian investor relation, mengikuti
investor conference, srta melakukan conference call dengan para investor. Sebagai salah
satu indikator penilaian GCG dalam Asean CG Scorecard, indikator hubungan investor
hanya memiliki satu komponen penilaian yaitu apakah perusahaan mengungkapkan
rincian kontak (misalnya telepon, fax, dan email) dari petugas yang bertanggung jawab
untuk hubungan investor. Penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut.
Perusahaan menyediakan kontak detail pada website perusahaan yang ditujukan
kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lain untuk tujuan komunikasi yaitu:
https://www.kimiafarma.co.id/hubungi-kami.html

KESIMPULAN
Secara keseluruhan PT Kimia Farma (Persero) Tbk telah menerapkan OECD Prinsip 5
ASEAN Corporate Governance Scorecard yaitu Pengungkapan dan Transparansi dengan
baik. Dilihat dari penilaian berdasarkan OECD Prinsip 5 yang terdiri dari Transparansi
Struktur Kepemilikan, Kualitas Laporan Tahunan, Pernyataan Konfirmasi Tata Kelola
Perusahaan, Pengungkapan Transaksi Pihak Terkait (Hubungan Istimewa), Pengungkapan
transaksi saham perusahaan yang dilakukan oleh anggota Direksi atau Dewan Komisaris,
Eksternal Auditor dan Laporan Auditor, Media Komunikasi, Penyampaian Laporan
Tahunan/Laporan Keuangan tepat waktu, Website Perusahaan, Hubungan Investor pada PT
Kimia Farma (Persero) Tbk dijelaskan dalam laporan keuangan yang telah diaudit. Dari
sekian banyak penilaian hanya terdapat 2 pertanyaan dari 9 komponen yang tidak terdapat
dalam laporan keuangan yaitu tidak terdapat analis briefing dan perusahaan tidak
menyediakan materi dalam briefing bagi media maupun analis yang masing-masing terdapat
dalam komponen media komunikasi dan website perusahaan. Selain itu di dalam laporan
keuangan, PT Kimia Farma (Persero) Tbk juga memberi pernyataan yang menegaskan
kepatuhan perusahaan dengan aturan tata kelola perusahaan, berikut kutipan kalimatnya
Selama tahun 2015, dari Whistle Blowing System yang dikelola oleh Perseroan, tidak
diperoleh laporan yang terkait dengan penyimpangan atas pelaksanaan prinsip GCG di
Perseroan. Kalimat tersebut terdapat dalam laporan keuangan halaman 40.

Anda mungkin juga menyukai