Anda di halaman 1dari 30

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. GALENIUM PHARMASIA SEPTEMBER


2019
KESELAMATAN KERJA

Kelompok III
Noferly G. Jessica Go, S.Ked
Novita Rahmawati, S.Ked
Nur Anniesa Indayani Imran, S.Ked
Ragiel Pramana, S.Ked
Siti Abila Zebadiah, S.Ked
Susi Wulandari, S.Ked
Syifa Nabila Putri, S.Ked
Yosep Septian, S.Ked

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN


KERJA KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN
INDONESIA
PERIODE 2 SEPTEMBER - 9 SEPTEMBER 2019
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Persaingan dunia usaha pada sektor industri farmasi di Indonesia terasa semakin ketat.
Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi pasar industri farmasi, meski industri
dalam negeri masih sangat tergantung pada bahan baku impor. Pada tahun 2010 total nilai
produksi industri farmasi di Indonesia mencapai US$ 3,7 miliar, dan tahun 2012 sebesar US$
4,7 miliar. Rata-rata pertumbuhan industri farmasi di Indonesia sebesar 13,4 persen per tahun
dan diperkirakan pada tahun 2014 angka tersebut naik menjadi US$ 6,1 miliar. Menurut data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012, jumlah perusahaan farmasi di Indonesia
mencapai 206 perusahaan, sebanyak 39 diantaranya adalah perusahaan multinasional. Rata-rata
penjualan obat di tingkat nasional selalu tumbuh 12-13 persen setiap tahun dan lebih dari 70
persen total pasar obat di Indonesia dikuasai oleh perusahaan nasional.
PT. Galenium Pharmasia Laboratories merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang
menghasilkan produk medis dan non medis. Salah satu upaya yang dilakukan Industri Farmasi
termasuk PT. Galenium Pharmasia Laboratories untuk meningkatkan kualitas obat yang
diproduksinya yaitu dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Practices) ke dalam
seluruh sistem penunjang mutu. Di Indonesia, GMP lebih dikenal dengan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik), melalui pedoman yang dibuat oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan, seluruh aspek yang berhubungan dengan produksi dan pengendalian mutu obat
diterapkan di perusahaan farmasi pertama yang menerima tiga sertifikat sistem kualitas yaitu
CGMP untuk obat, CGMP untuk kosmetik dan ISO 9001:2008 ini dengan tujuan memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1799/MenKes/Per/XII/2010 tentang
Industri Farmasi, Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri Farmasi
merupakan salah satu komponen yang berperan dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat
dengan melakukan fungsinya sebagai produsen obat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap obat. Industri Farmasi dalam pembuatan obat harus menerapkan acuan standar sebagai
pedoman dalam pembuatan obat yang baik sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.
43/Menkes/SK/11/1988 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang mengharuskan
pembuatan obat yang baik untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan oleh Industri Farmasi
dalam seluruh aspek dan serangkaian kegiatan produksi, sehingga obat jadi yang dihasilkan
memenuhi syarat mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
10
Untuk menunjang terealisasinya visi tersebut, PT Galenium Pharmasia Laboratories secara
konsisten mengembangkan fasilitasnya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi
serta penjualan. Kunci utama yang selalu dipegang teguh adalah membangun fondasi yang kuat
dengan kerjasama tim, sehingga selalu dapat diandalkan dan dipercaya oleh konsumen maupun
mitra kerja untuk berbagi kesuksesan di masa depan

1.1 Dasar Hukum


a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1799/MenKes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi
d. Menteri Kesehatan No. 43/Menkes/SK/11/1988 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB)
e. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 245/MENKES/SK/V/1990 tentang
izin usaha industry farmasi

1.2 Profil Perusahaan


PT Galenium Pharmasia Laboratories merupakan salah satu perusahaan yang
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang dipadukan dengan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam disiplin ilmu penyakit kulit (dermatologi). PT Galenium
Pharmasia Laboratories didukung para profesional dan ilmuwan yang berkualitas, berdedikasi
dan berkomitmen dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi melalui penelitian yang
cermat, intensif dan inovatif.
Dengan kekuatan tersebut PT Galenium Pharmasia Laboratories semakin yakin dalam
memperluas eksistensinya di lingkup regional yang lebih besar dan mencapai area kompetitif
yang berkelanjutan dalam industri perawatan kulit dan obat-obatan di Indonesia. PT Galenium
Pharmasia Laboratories juga berkomitmen untuk selalu peduli pada kehidupan
masyarakat. Kami terus berupaya untuk selalu melayani masyarakat, berbagi kebaikan dan
kepedulian terhadap perorangan dan kesehatan masyarakat.
Dengan pengalaman dan dedikasi lebih dari 30 tahun, PT Galenium Pharmasia Laboratories
bertekad untuk menjadi perusahaan perawatan kesehatan terkemuka di bidang manufaktur dan
distribusi obat-obatan, perawatan kulit dan produk kosmetik berkualitas tinggi. Berawal dari
usaha industri rumah tangga, kini PT Galenium Pharmasia Laboratories telah menjadi
perusahaan berskala nasional dengan fasilitas manufaktur di lahan seluas 20.000 m2,
11
didukung peralatan modern dengan pertumbuhan yang konsisten dan signifikan.
Sebagai produsen yang berorientasi pada kualitas, PT Galenium Pharmasia Laboratories
telah mencapai beberapa penghargaan dalam sistem mutu. Sertifikat sistem mutu yang
diterima perusahaan diakui baik secara lokal maupun internasional, yaitu CPOB, CPKB, ISO
9001: 2015 dan OHSASS. Pada tahun 2005, PT Galenium Pharmasia Laboratories menerima
strata A cGMP, yaitu penerapan sistem manufaktur yang sesuai dengan standar negara
ASEAN. Hal ini selaras dengan visi kami untuk menjadi perusahaan pelayanan kesehatan
kelas dunia.
Selama bertahun-tahun, PT Galenium Pharmasia Laboratories telah memperkuat posisinya
dalam pengobatan TB, kudis, obat pencahar, sabun perawatan dan kecantikan di Indonesia dan
telah menciptakan jaringan distribusi yang menjangkau pasar ASEAN, Asia Selatan, Timur
Tengah, Eropa dan Amerika Serikat.
PT Galenium Pharmasia Laboratories fokus pada semangat untuk terus peduli pada
kehidupan masyarakat dan terus berprestasi dalam memenuhi harapan menuju masa depan
yang lebih baik dan selalu membuka diri untuk berbagi inspirasi dengan mitra kerja terpercaya
dan para konsumen.

A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan perawatan kesehatan berkelas dunia yang memiliki daya
saing tinggi dalam melayani dan menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas bagi
para pelanggannya.

B. Misi Perusaan
Meningkatkan pertumbuhan yang berkesinambungan untuk memberikan hasil
usaha terbaik kepada para pemangku kepentingan dengan menerapkan:
1.Tata kelola perusahaan yang baik
2.Memberdayakan Sumber Daya Manusia yang berkompetensi tinggi
3. Peduli pada kemanusiaan dan lingkungan.

C. Sektor Usaha dan Produk yang Dihasilkan


PT. Galenium Pharmasia Laboratories merupakan salah satu perusahaan
manufaktur yang menghasilkan produk medis dan non medis. Salah satu upaya yang
dilakukan Industri Farmasi termasuk PT. Galenium Pharmasia Laboratories untuk
meningkatkan kualitas obat yang diproduksinya yaitu dengan menerapkan GMP (Good

12
Manufacturing Practices) ke dalam seluruh sistem penunjang mutu. Di Indonesia, GMP
lebih dikenal dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
PT Galenium Pharmasia Laboratories telah mengembangkan 44 produk. Produk-
produk ini termasuk kategori obat dan kosmetikyang dijual secara bebas (Over The
Counter) dan kategori obat resep (Ethical Product). Sebagian besar produk tersebut
difokuskan pada pengobatan yang berhubungna dengan kulit. Produk yang menjadi
andalan perusahaan adalah sabun JF Sulfur dan bedak Caladine. Kedua produk
tersebut merupakan obat untuk penyakit kulit seperti jerawat dan masalah gatal-gatal
lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai produk PT. Galenium Pharmasia Laboratories
dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Produk Obat PT Galenium Pharmasia Laboratories

13
Tabel 2. Produk Kosmetik PT Galenium Pharmasia Laboratories

i. Bentuk-Bentuk Sediaan Obat dan Kosmetik


Obat adalah semua zat kimia (kecuali makanan), yang bisa mempengaruhi
fungsi faal (fisiologi) makhluk hidup. Obat tidak hanya digunakan untuk mengobati
penyakit tetapi juga untuk menambah daya tahan tubuh. Sediaan adalah bentuk akhir dari
suatu produk farmasi seperti obat dan kosmetik. sediaan tersebut antara lain dapat berupa
lotion, powder, cream, cairan, salep, tablet dan lain-lain.
Lotion adalah sediaan cair yang berupa suspensi zat padat dalam cairan yang
digunakan sebagai obat luar. Zat padat yang disuspensikan berupa serbuk yang halus dan
disuspensikan ke dalam bahan pensuspensi seperti emulsi jenis minyak dalam cair dengan
jenis surfaktan yang cocok. Suspensi ini dapat terpisah apabila disimpan untuk waktu yang
lama, oleh karena itu bila akan digunakan harus dikocok terlebih dahulu. Untuk
memperbaiki penampilan dan meningkatkan daya tarik konsumen, lotion dapat pula
ditambahkan zat warna ataupun pewangi yang sesuai.
Powder adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan yang
14
ditujukan untuk pemakaian luar. Karena memiliki luas penampang yang besar, powder
lebuh mudah terdispersi dan tercampur daripada bentuk sediaan yang dipadatkan.
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.
Cangkang kapsul dibuat darigelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. --“Emulsi adalah
sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi ke dalam cairan lain, dalam bentuk
tetesan kecil. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang dapat
mencegah koalesensi yaitu, penyatuan tetesan kecil menjadi besar dan akhirnya membentuk
satu fase tunggal.“
ii. Deskripsi Produk Jadi
Produk Jadi Obat
Obat adalah bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit/gejala penyakit.Sedangkan obat jadi adalah obat dalam keadaan murni
atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, atau bentuk lain yang
mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia. PT. Galenium Pharmasia
Laboratories memproduksi berbagai macam obat jadi meliputi obat batuk, anti alergi, obat
jerawat, obat wasir, obat pelancar buang air besar dan juga obat anti jamur.
Adapun contoh produk obat yang akan dibahas pada laporan ini antara lain adalah :
1) Caladine Lotion
Caladine Lotion merupakan suspensi berwarna merah muda, berbau harum aromatis.
Caladine Lotion mengandung bahan aktif difenhidraminHCl 2%. Disimpan pada suhu
kamar 28-32oC.
“Difenhidramin Hidroklorida merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, terasa pahit
dan disertai rasa tebal, mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam
kloroform, dan sangat sukar larut dengan aseton”
2) Selefit Plus Kaplet
Selefit Plus Kaplet merupakan kaplet salut dengan selaput berwarna orange polos,
setiap tablet mengandung vitamin C 500 mg dan berfungsi sebagai nutrien. Vitamin C
merupakan zat yang berbentuk hablur putih agak kekuningan, Vitamin C (asam askorbat)
adalah zat yang berfungsi sebagai antioksidan dan juga nutrient serta dapat mencegah
terjadinya sariawan sehingga penting untuk dikonsumsi.

Produk Jadi Kosmetik


1) Rosal Acne Lotion
Rosal Acne Lotion merupakan cairan berarna kuning kecoklatan, berbau bunga

15
mawar dan tajam khas alkohol. Rosal Acne Lotion merupakan salah satu produk jadi
kosmetik yang berfungsi untuk menghilangkan jerawat. Rosal Acne Lotion
mengandung Asam Salisilat 0,2%. Asam salisilat merupakan hablur putih, biasanya
berbentuk hablur halus, memiliki rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk
sintesis berwarna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat
berwarna kekuningan/merah jambu dan berbau lemah mirip menthol. Asam Salisilat sukar
larut dalam air dan dalam benzena tetapi mudah larut dalam etanol dan eter, larut
dalam air mendidih dan agak sukar larut dalam kloroform. Asam salisilat berguna
untuk perawatan kulit dan rambut serta obat anti jerawat.

2) JF Sulfur Acne Care


Acne Skin Care JF Sulfur merupakan produk sabun mandi yang mengandung 10%
sulfur untuk kulit normal. Kelebihan sabun ini dengan sabun lainnya terletak pada
kandungan sulfurnya. Sulfur merupakan suatu bahan antijerawat, antijamur, dan
antiseptik yang dapat merawat kesehatan kulit keluarga. Sabun ini diperuntukan terutama
untuk kulit berminyak, karena minyak bersama kotoran yang menempel dapat
menyumbat pori-pori kulit sehingga menyebabkan timbulnya jerawat. Tempat yang
tersumbat menyebabkan bakteri P. Acnes, sehingga kulit berjerawat terasa gatal,
merah, dan bengkak. Para ahli berpendapat bahwapada kulit yang berjerawat dapat
ditolong dengan cara perawatan yang baik dan teratur, yaitu dengan menggunakan
sabun yang mengandung sulfur berpartikel halus yang dapat membunuh bakteri atau
jamur yang ada pada jerawat sehingga dapat menghilangkan penyebab terjadinya
radang dan membuat kulit kembali normal.

D. Jam Kerja

Jam kerja PT. Galenium Pharmasia Laboratories yaitu dari pukul 08.30 – 16.30 WIB.
E. Asuransi

Asuransi perusahaan, BPJS Ketenagakerjaan

F. Kelembagaan
Lembaga khusus P2K3, berupa tim P2K3 yang dibentuk dari pekerja, pejabat, pejabat
manajemen dan serikat pekerja perusahaan tersebut. Pimpinan perusahaan tidak termasuk.

16
1.4 Alur Produksi
Proses produksi dimulai dengan penyusunan rencana produksi bulanan (RPB) yang
ditetapkan oleh departemen Supply Chain (SC) perbulannya. Hal ini didasakan atas permintaan
dari bagian pemasaran (marketing) yang melihat potensi pasar tiap produk di lapangan.
Berdasarkan pada RPB yang telah ditetapkan oleh SC, maka dibuatlah Rencana Produksi
Mingguan (RPM).
PT. GPL mengadakan rapat RPM setiap minggunya yang melibatkan seluruh departemen
yang terkait dalam produksi obat, yaitu departemen SC, produksi, QA, QC, dan R&D yang mana
akan dibahas mengenai jadwal sehingga terjadi sinkronisasi pada setiap bagian yang akan
menunjang performance dan kelancaran proses produksi. Hasil rapat kemudian disosialisasikan
kepada tiap personil di tiap departemen. Kemudian proses produksi akan dilaksanakan sesuai
dengan RPM yang telah disepakati dan jadwal ini bersifat fleksibel dengan ketentuan-ketentuan
tertentu. Setelah ditetapkan jadwal mingguan, bagian produksi akan membuat BPBB kepada
gudang. Gudang akan menyiapkan bahan-bahan yang telah dipesan sesuai jadwalnya setiap hari.
Sebelum memulai proses produksi, perlu diperiksa kesiapan dari ruangan dan peralatan
yang akan digunakan. Ruangan dan peralatan yang digunakan di PT. GPL selalu diberi label status.
Sebelum memulai proses produksi, diperiksa dahulu label tersebut, apakah ruangan dan peralatan
telah dibersihkan dan diperiksa juga tanggal validitas pembersihannya. Jika validitas sudah tidak
berlaku maka ruangan dan peralatan tersebut harus dibersihkan dahulu. Selain kebersihan, kesiapan
ruangan juga diperiksa melalui suhu, kelembapan udara relatif, dan tekanan udara.
Proses produksi diawali dengan penimbangan bahan. PT. GPL sudah menerapkan prinsip
empat mata pada saat penimbangan. Setiap proses penimbangan, dilakukan dengan pembuktian
oleh dua orang petugas secara terpisah dan memiliki kecakapan dan pelatihan yang memadai.
Tempat penimbangan dan penyerahan dijaga kebersihannya dengan menggunakan wadah yang
cocok dan bersih. Semua proses penimbangan dan penyerahan didokumentasikan secara tertulis.
Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian diletakkan di ruangan hasil timbang untuk menunggu
proses selanjutnya. Semua proses penimbangan, penyerahan, dan hasil penimbangan
didokumentasikan secara tertulis. Bahan asal yang telah ditimbang kemudian diproses sesuai cara
kerja yang tercantum dalam batch record. Seluruh pengerjaan yang dilakukan dari awal hinga
produksi selesai didokumentasikan di dalam batch record dan diparaf oleh operator kemudian oleh
leader. Batch record kemudian diserahkan kepada supervisor produksi untuk ditanda tangani dan
disetujui oleh manajer produksi.

17
A. Produksi larutan
Setelah dilakukan penimbangan dengan baik, semua bahan baku yang telah ditimbang tersebut
dibawa oleh operator produksi ke ruangan mixing dengan sebuah troli yang memuat semua bahan
yang diperlukan untuk produksi satu bets. Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam
sebuah wadah yang berbentuk tong, yang bertujuan agar bahan baku yang ada tidak tercecer.
Setelah dilakukan mixing, inspektur IPC mengambil sampel dan produk diberi label
KARANTINA dan ditempatkan dalam ruang WIP, menunggu hasil release dari QC. Jika hasil dari
QC menyatakan release, ruahan tersebut dapat segera dilakukan filling ke dalam wadah yang
sesuai. Alur produksi sediaan larutan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Alur produksi sediaan larutan

B. Produksi tablet
Setelah dilakukan penimbangan proses selanjutnya adalah mixing. Mixing tablet dilakukan di
ruang mixing tablet. Setelah proses mixing selesai, dilanjutkan dengan proses granulasi, kemudian
petugas IPC akan mengambil sampel untuk diperiksa homogenitasnya oleh bagian QC. Proses
selanjutnya baru dapat dilakukan jika sudah ada tanda “DILULUSKAN” oleh QC. Produk yang
menunggu proses selanjutnya, diletakkan di ruang WIP dalam plastik bersisi silica gel dan diberi
label yang jelas mengenai status produk. Jika telah diluluskan, dilakukan sampel cetak tablet.
Tablet dicetak dalam jumlah sedikit untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh petugas IPC.
Bila hasilnya memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, proses cetak baru dapat dilanjutkan.
Selama berlangsung proses cetak tablet, dilakukan juga IPC terhadap tablet setiap 15 menit.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perbedaan pada hasil cetak tablet. Terakhir petugas
IPC akan kembali mengambil sampel untuk diperiksa. Jika telah diluluskan, produksi tablet dapat
dilanjutkan ke proses selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah penyortiran, untuk kemudian diblister /
stripping dan siap untuk dikemas. Alur produksi sediaan tablet dapat dilihat pada Gambar 4.2.

18
Gambar 4.2 Alur produksi sediaan tablet

C. Produksi semi solid


Diawali penimbangan bahan baku, kemudian akan dibawa oleh operator
produksi untuk dilakukan mixing. Setelah dilakukan mixing, bagian IPC akan melakukan sampling
terhadap produk ruahan. Produk ruahan yang menunggu hasil pemeriksaan IPC akan disimpan
dalam stainless steel. Setelah plastik awal diikat dengan tali plastik, akan dimasukan silika gel yang
kemudian diikat kembali dengan tali plastik. Plastik ini diletakkan di dalam tong bersih yang
kemudian ditutup rapat dan diikat kembali dengan tali plastik dan diberi label KARANTINA dan
disimpan dalam ruang WIP untuk menunggu hasil QC. Jika hasil mixing dinyatakan release oleh
QC, dapat dilakukan proses filling/ pengemasan primer. Alur produksi sediaan semi solid dapat
dilihat pada Gambar 4.3.

19
Gambar 4.3. Alur produksi sediaan semi solid

1.5 Landasan Teori


Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya
yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum. Keselamatan kerja menurut PP no.50/ 2012 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Sedangkan beberapa ahli sepert Suma’mur, Simanjuntak, Mathis dan Jackson
mengemukakan beberapa pengertian tentang keselamatan kerja, yaitu:
1. Menurut Bangun Wilson (2012:377), keselamatan kerja merupakan perlindungan atas
keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan
pekerjaan.
2. Menurut Mondy dan Noe (2012:112), manajemen keselamatan kerja meliputi
perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja sedangkan, kesehatan merujuk
kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik maupun mental
3. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi.
20
Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pentingnya keselamatan kerja tidak hanya untuk para pekerja tetapi juga untuk sebuah
perusahaan. Jika perusahaan dapat menurunkan angka kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,
atau penyakit yang berhubungan dengan kerja maka perusahaan akan semakin efektif.
Keselamatan kerja merupakan hak para pekerja karena diatur dalam UU No. 1 Tahun 1970
yang secara garis besar adalah untuk melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja,
menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien, dan untuk
menjamin proses produksi berjalan lancar.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999)
bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan
mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang
paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua
kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
a. Karyawan
b. Orang lain yg berada ditempat kerja
c. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain:
a. Kerugian harta benda (Property Loss)
b. Kerugian masyarakat
c. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:

21
a. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif
tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
b. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab- penyebab yang
mungkin ada/terjadi.
c. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
adalah: Inspeksi, Check list, Hazops (Hazard and Operability Studies), What if,
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Critical Incident Analysis, Fault Tree
Analysis, Event Tree Analysis, dll. Dalam memilih metode yang digunakan
tergantung pada tipe dan ukuran risiko.

2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk:
a. Mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. Menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. Melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. Mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan
yang telah diambil

3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
a. Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
b. Substitusi
1) Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
2) Proses menyapu diganti dengan vakum
3) Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
4) Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
c. Rekayasa Teknik
1) Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
2) Pemasangan general dan local ventilation
3) Pemasangan alat sensor otomatis
d. Pengendalian Administratif

22
1) Pemisahan lokasi
2) Pergantian shift kerja
3) Pembentukan sistem kerja
4) Pelatihan karyawan
e. Alat Pelindung Diri

23
BAB II
PELAKSANAAN

2.1 Tanggal dan Waktu Pengamatan

Kunjungan perusahaan ke PT. Galineum Pharmasia Laboratories ini dilakukan pada


hari Kamis, tanggal 5 September 2019 pukul 14.00-16.00 WIB.

a. Lokasi Pengamatan

PT. Galineum Pharmasia Labaroties, Jl. Raya Bogor no. 507, Cimandala, Kec.
Sukaraja, Bogor, Jawa barat 166710.

2.2 Dokumentasi Pengamatan

24
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Mesin, Pesawat, dan Alat Kerja yang digunakan

A. Mesin Uap Boiler

Mesin Uap boiler memiliki komponen-komponen:

a. Furnace (Ruang bakar)


Furnace (ruang bakar) berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Bahan bakar
dan udara dimasukkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran. Dari
pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala api/gas asap. Dinding
ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa. Semakin cepat laju peredaran air,
pendinginan dinding pipa bertambah baik dan kapasitas steam yang dihasilkan
bertambah besar.
b. Steam Drum
Steam drum merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam. Steam
masih bersifat jenuh (saturated).
c. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin steam atau menjalankan proses industri.

B. Mesin Water Purifying

Komponen mesin Water Purifying:

a. Multimedia
b. Softener
c. Reverse Osmosis
d. Mixbed
e. Ultrafiltration
f. Tangki

25
3.2 Bahan dan Proses Kerja Terkait K3

Rincian bahan baku dalam proses produksi tidak dapat diuraikan oleh pihak perusahaan
dikarenakan membutuhkan waktu satu minggu untuk mendapatkan data-data tersebut.
Proses kerja yang sempat dijelaskan di antaranya terdiri dari terdiri dari:
1. Proses water boiler
2. Proses

3.3 Landasan dan SOP Kerja

Perusahaan dalam mencapai komitmen dan tekad dimaksud, Manajemen terus menerus
meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai dengan Kepmenaker 05 tahun 1996 dan
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta OHSAS 18001 secara konsisten dan
berkesinambungan, oleh karena itu Perusahaan berkomitment untuk:
a. Menjamin keselamatan Kesehatan Kerja (K3) seluruh karyawan termasuk orang lain
(Kontraktor, Supplier, Pengunjung dan Tamu) di tempat kerja.
b. Menjamin pengendalian dampak lingkungan operasional.

c. Memenuhi semua perundangan dan peraturan yang belaku yang berkaitan dengan K3.
d. Melakukan perbaikan berkelanjutan guna meningkatkan K3 Perusahaan. Dalam
mencapai komitment tersebut kami akan:
a. Menyusun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) berkelanjutan.
b. Membentuk Organisasi / Unit K3 dalam lingkungan Manajemen Perusahaan.

c. Mengidentifikasi dan mengendalikan semua sumber bahaya dan aspek


lingkungan operasi Perusahaan.
d. Memberikan pelathan pelatihan K3 bagi karyawan untuk meningkatkan Budaya K3
Perusahaan.
e. Mengajak seluruh Karyawan untuk berperan serta meningkatkan K3
Perusahaan.
Kebijakan K3 ini akan ditinjai ulang minimal 1 tahun sekali mengikuti tinjauan SMK3.

26
3.4 Instalasi Listrik

Menurut pengamatan, penataan kabel pada PT. Galenium Pharmasia cukup baik.
Perusahaan ini memerlukan daya listrik kira-kira 1100 kilo volt. Tiap kabel yang terhubung
lingkungan luar selalu terpasang pelindung sehingga meminimalisir adanya kerusakan pada
kabel dan mencegah korsleting. Begitu pula dengan pemasangan kabel di dinding terlindung
dengan baik. Manajemen kabel tiap alat yang digunakan juga cukup baik, tidak ada kabel yang
mengganggu pergerakan maupun akses jalan. Pelindung kabel juga terlihat intak dan tidak
ditemukan adanya kabel yang terkelupas maupun penambalan selubung kabel. Tidak
ditemukan pula kabel yang terlilit, terhimpit maupun menggantung/menjuntai.
Perusahaan ini mendapatkan suplai listrik dari PLN. Untuk mengantisipasi adanya
sambaran petir pada saat hujan pada PT. Galenium Pharmasia membuat peyalur petir,
penyalur petir berjumlah 8 buah dan masing-masing berada di atas bangunan. Penyalut petir
tersebut tersebut berfungsi dengan baik.
Dari pengamatan yang dilakukan juga didapatkan bahwa PT. Galenium Pharmasia
melakukan maintenance listrik secara berkala, yang dilakukan oleh petugas yang memiliki
lisensi khusus kelistrikan. Penerangan pada tiap lorong, ruang produksi maupun ruang
penyimpanan terbilang cukup baik.
Perusahaan ini mempunyai 2 buah genset yang digunakan untuk menghasilkan daya
listrik dan digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. Genset tersebut masing-
masing memiliki daya listrik 500 dan 600 kilo volt.

3.5 Prasarana Kerja Lainnya

PT. Galenium Pharmasia memiliki luas lahan 4 hektar. Dengan luas tanah tersebut
perusahaan ini memiliki bangunan yang cukup banyak seperti bagungan untuk kantor yang
terdiri dari 1 lantai dan disana terdapat ruangan yang cukup luas. Terdapat juga serbaguna
yang digunakan sebagai ruang pertemuan dan ruang presentasi dengan sarana yang cukup
lengkap dan terdapat juga toilet di samping gedung tersebut. Selain gedung serba guna
terdapat banyak bangunan terutama bagian produksi dan penyimpanan.

27
Untuk prasarana lain terjapat forklift untuk mengangkat dan membawa barang seberat
10 ton, lift barang pada masing-masing ruang yang bisa mengangkat barang sebesar 1 ton dan
Hand lift digunakan mengangkat dan membawa barang sebera 1 ½ ton.

3.6 Konstruksi Tempat Kerja


 Gedung Pabrik terdiri dari 4 Gedung Produksi yaitu Gedung produksi obat, kosmetik I,
kosmetik II, dan botol.
 Akses keluar-masuk gedung produksi terdiri dari 1 (satu) lobi utama. Pada lobi utama
terdapat akses pintu manual, sedangkan untuk departemen lain, akses keluar-masuk tidak
melalui lobi namun memiliki akses pintu sendiri.
 Pada Gedung produksi, alur setelah masuk yaitu tenaga kerja melepaskan sepatu dan
meletakkan di rak sepatu, cuci tangan dan mengeringkan tangan menggunakan hand dryer,
lalu masuk ke ruang lavatory untuk mengganti baju kerja, menggunakan APD,
membersihkan tangan dengan alkohol, lalu masuk ke ruang produksi.
 Penerangan pada tempat kerja dan lingkungan kerja telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Tempat-tempat kerja ini terdiri dari tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-gang
tempat orang bekerja atau yang sering dilalui, telah dilengkapi dengan penerangan yang
cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Tempat kerja pada bagian produksi tidak memiliki akses ventilasi ke ruang terbuka, tetapi
tempat kerja telah dilengkapi dengan Heating Ventilation Air-Conditioning (HVAC) yang
dianggap cukup karena memiliki fungsi ventilasi dan sistem pendingin udara.
 Gedung memiliki tata ruang yang tidak berantakan, rapi dan tidak ada barang yang
menghalangi akses jalan.
 Tidak didapatkan informasi akan adanya jaminan keselamatan peralatan, bahan, dan
benda-benda dalam ruangan.
 Tampak tanda-tanda peringatan pada tempat-tempat tertentu yang merupakan tempat
dengan resiko tinggi. Tanda peringatan juga terdapat pada alat-alat yang dapat memberi
resiko bahaya tertentu.

3.7 Sarana Penanggulangan Kebakaran


Pada PT. Galenium Pharmasia Laboratories terdapat 108 unit alat pemadan api ringan
(APAR) yaitu alat pemadam api berbentuk tabung (berat maksimal 9 kg) yang tersebar di
seluruh area dan mudah dioperasikan oleh satu orang untuk pemadam api pada awal terjadi
28
kebakaran dan juga terdapat 2 unit alat pemadam api berat (APAB) yang juga mobile karena
umumnya dilengkapi dengan 2 buah roda untuk memudahkan mobilitas pengguna. Roda
diperlukan karena APAB memiliki bobot yang cukup besar, yakni kisaran 20-100 kg.
Peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.04/MEN/1980 telah diterapkan dalam pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan (APAR) yang terdapat di PT. Galenium Pharmasia Laboratories misalnya, pemadam
api ringan telah ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dijangkau menggantung pada
tembok, tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut berada 125 cm dari dasar lantai, jarak
antara pemasangan satu dan lainnya sekitar kurang lebih 15 m, semua tabung alat berwarna
merah, bentuk dari tabung tersebut tidak berlubang ataupun cacat, pemeliharaan dari pemadam
api ringan dilakukan pemeriksaan setiap 12 bulan diperiksa isi, pipa, tabung, dll. Namun
adapun yang belum sesuai dengan peraturan tersebut, salah satunya adalah tidak terdapat
adanya lemari atau peti untuk penyimpan tabung APAR.
Pekerja dari PT. Galenium Pharmasia Laboratories hampir seluruhnya telah mengetahui
letak dari alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant oleh karena telah diletakkan pada
posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga berwarna merah.
Terdapat juga 17 unit Hydrant yaitu suatu system pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan, yang dialirkan melaui pipa-pipa dan selang
kebakaran, inti dari keduanya berfungsi sebagai upaya pencegahan dan penangulangan
kebakaran di area PT. Galenium Pharmasia Laboratories.
Setiap ruangan PT. Galenium Pharmasia Laboratories juga dilengkapi dengan smoke and
heat detector yang berfungsi untuk memberikan peringatan dini dan melindungi para pekerja
dari bahaya kebakaran sebab sebagian besar bahaya kebakaran berasal dari asap.
Pada ruang genset, setiap panel saklar genset dilengkapi dengan fire cupping detector
yang bekerja secara otomatis memutuskan arus listrik bila terjadi korslet yang menimbulkan
percikan api dan APAR yang telah terhubung dengan panel saklar akan memadamkan
percikan api secara otomatis.

3.8 Rambu Peringatan

Pada beberapa bagian di PT. Galenium Laboratories yang memiliki area atau bahan
berbahaya sudah terpasang rambu peringatan yang mudah dibaca, antara lain:
a. Rambu peringatan tegangan listrik tinggi pada setiap panel listrik yang ada baik di
dalam maupun di luar area pabrik
b. Rambu peringatan pada setiap tangga yang ada di dalam kawasan pabrik
29
c. Rambu peringatan pemakaian APD pada area pabrik yang memiliki resiko

d. Rambu peringatan pada mesin produksi

e. Rambu peringatan pada APAR

f. Rambu peringatan pada Hydrant

g. Rambu peringatan jalur evakuasi dan emergency exit

Gambar 3.1 Simbol Peringatan

30
3.9 Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri yang digunakan saat pekerja masuk ke bagian engineering berupa:
1. Penutup kepala

Penutup kepala yang dipakai oleh para pekerja adalah helm, dimana selama proses
engineer semua pekerja sudah menggunakan helm tersebut.
2. Pakaian pelindung
Penggunaan pakainan pelindung digunakan oleh semua tenaga kerja.

3. Masker

Masker yang digunakan tenaga kerja adalah masker khusus makser respiprator, tidak
semua tenaga kerja menggunakan masker tersebut, masih ada yang menggunakan
masker kain atau yang tidak sesuai standard.
4. Sarung tangan

Tenaga kerja menggunakan sarung tangan sebatas pergelangan tangan,.


5. Penutup telinga

Para pekerja menggunakan earplugs atau ear muff pada saat bekerja pada tempat yang
bising dengan frekuensi diatas 85db.
6. Googles

Kacamata anti UV seharusnya digunakan tidak dilepas di tempat tempat pengaturan


mesin dengan mengeluarkan percikan api dengan panas 1500 derajat. Hampir semua
pekerja sudah menggunakannya walaupun masih ada yang lalai menggunakan.
7. Safety Boots
Sepatu yang digunakan tenaga kerja adalah sepatu boots yang terbuat dari bahan karet.

31
8. Masker

Masker yang digunakan tenaga kerja terbuat dari kain, tidak semua tenaga kerja
menggunakan masker tersebut, cara pemakaian masker pun masih belum sesuai standar.
9. Sarung tangan

Tenaga kerja menggunakan sarung tangan sebatas pergelangan tangan, padahal pekerja
tersebut ada beberapa yang memasukan bahan produksi dengan menggunakan sarung
tangan dan tangan tersebut masuk ke alat pencampur bahan produksi.
10. Penutup telinga

Para pekerja banyak yang tidak menggunakan pelindung telinga pada saat bekerja pada
tempat yang bising dengan frekuensi diatas 85db, masih ada beberapa pekerja yang tidak
menggunakan selama proses produksi.
11. Kacamata anti UV

Kacamata anti UV seharusnya digunakan tidak dilepas di tempat tempat pengaturan


mesin dengan mengeluarkan percikan api dengan panas 1500 derajat. Hampir semua
pekerja sudah menggunakannya walaupun masih ada yang lalai menggunakan.
12. Sepatu

Sepatu yang digunakan tenaga kerja adalah sepatu boots yang terbuat dari bahan karet.

3.10 Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi


a. Sistem di semua ruangan
- HSE ( Health, Safety, Environment) :222
- Security : 123
- Koordinator tanggap darurat : 110
Skema bel Darurat
1. Keadaan emergency : Bunyi bell dari fire bell alarm
2. Keadaan evakuasi : Bunyi bell pendek-pendek-pendek
3. Keadaan Kembali normal : Bunyi bell pendek-pendek-panjang
b Jalur evakuasi
- Disetiap ruangan sudah dibuat routemap evakuasi
- Petujuk Evakuasi
- Tempat berkumpul Titik Point berada di dekat Gedung HSE setelah parkiran mobil utama (
depan gedung utama)
32
c. Kejadian Darurat Sesuai prosedur tanggap darurat
Di setiap ruangan yang kami kunjungi di PT. Galenium Pharmasia Laboratories terdapat
jalur evakuasi yang terdiri dari tangga darurat dan tangga umum. Untuk tangga darurat, terdapat
pintu jalur evakuasi yang yang dilengkapi dengan rambu yang cukup jelas. Pintu jalur evakuasi
terdapat ditempat yang mudah terlihat dan semuanya tidak ada yang ditemui dalam keadaan
terkunci. Rambu yang menunjukan lokasi jalur evakuasi cukup jelas, berwarna hijau dengan
kondisi yang cukup baik. Jalur evakuasinya sendiri terawat dengan baik, terbuka, tidak terdapat
benda yang membahayakan disekitar area evakuasi, cukup lebar, dan untuk menuju titik area
evakuasi dapat menggunakan jalur yang sudah ditandai dengan garis- garis kuning. Setiap
bagian / divisi di PT. PT. Galenium Pharmasia Laboratories memiliki tim yang bertanggung
jawab dalam keadaan darurat. Tim ini dilengkapi dengan HT, peralatan P3K, absensi pekerja,
dan bertugas untuk menyisir bagian / divisi masing-masing untuk keluar dari gedung serta
mengevakuasi dokumen-dokumen penting saat terjadi keadaan darurat dan memastikan tidak
adanya pekerja yang tertinggal. Tim ini juga yang bertugas untuk segera melakukan absen di
titik area evakuasi yang terdapat di luar gedung. Seluruh Tim tanggap darurat rutin diberi
pelatihan K3 dan pelatihan keadaan darurat sekali dalam setahun, sedangkan pekerja lainnya,
dilakukan pelatihan keadaan darurat secara bergiliran setiap tahunnya.

3.11 Kejadian Kecelakaan Kerja

PT. Galenium Pharmasia mengaku bahwa angka kejadian kecelakaan kerja sangat jarang.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan para pegawai perusahaan yang taat terhadap peraturan yang
berkaitan dengan keselamatan kerja sebagai salah satu contohnya yaitu penggunaan alat
pelindung diri. Sehingga tidak didapatkan data yang menggambarkan tingkat angka kejadian
kecelakaan di perusahaan tersebut.

Setelah dilakukan kunjungan perusahaan, kami menilai dan melihat bahwa memang
sudah dipasang spanduk-spanduk tentang keselamatan kerja dan juga peraturan tentang
penggunaan alat pelindung diri di setiap bidang perusahaan. Namun, dilihat dari tata cara
penggunaan alat pelindung diri, masih banyak pegawai yang belum tepat menggunakannya
sehingga memungkinan resiko terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan tersebut. Sehingga
menurut kami, perlu dilakukan penyuluhan atau tata cara penggunaan alat pelindung diri yang
baik dan benar sehingga kesadaran akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri sesuai
standar meningkat dan dapat dicegah terjadinya kecelakaan kerja baik yang ringan maupun
yang berat.

33
Setiap kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Galenium Pharmasia dilakukan
pelaporan ke pihak P3K yang nantinya akan dilaporkan ke Dinas Ketenagakerjaan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Setiap kejadian kecelakanan kerja yang terjadi di PT. Galenium Pharmasia
dilakukan pendataan setiap bulan. Kecelakaan kerja yg sering terjadi yaitu terjepitnya serta
tergores jari dan tangan atau kebakaran kecil namun cepat teratasi dengan tersedianya APAR
disetiap bidang.

3.12 Personil Keselamatan Kerja


Pada perusahaan ini personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk panitia yang di sebut
dengan P2K3 yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Panitia ini memiliki
spesifisikasi seperti berikut ini:
- Total P2K3 : 32 Orang
- Petugas P3K : 13 Orang
- Pelatihan : Tanggap Darurat untuk DAMKAR (Pemadam Kebakaran),
Emergency Respond Kecelakaan Kerja
- Sertifikasi P3K : Hiperkes, Disnakertrans dan Kementrian kesehatan
- Proses Kerjanya : Standby di masing masing Bagian Bekerja sesuai kejadaian darurat
- PJK3 : Sesuai kualifikasinya masing:
• AK3 Umum
• AK 3 Kimia, DAMKAR

34
BAB IV PEMECAHAN
MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran

1 Mesin, pesawat, Maintenance mesin, Permenaker No. Maintenance dilakukan 2


alat kerja pesawat, dan alat kerja PER.04/MEN/1985 kali dalam 1 tahun.
dilakukan setiap tahun. tentang Pesawat
Tenaga dan Produksi
pasal 2.

Permenaker No. 38

tahun 2016 tentang


Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga dan
Produksi.

2 Konstruksi tempat  Dari segi keselamatan Undang-undang dasar Ditambahkan adanya


kerja konstruksi semuanya no 1 tahun 1970, informasi keselamatan
sudah baik, namun undang-undang peralatan, bahan, dan
masih belum terdapat no 18 tahun 1999 benda-benda dalama
adanya informasi tentang jasa ruangan.
mengenai keselamatan konstruksi
peralatan, bahan, dan
benda-benda dalam
ruangan.

3 Sarana Tidak terdapat tempat Permenakertrans No Menyediakan lemari


penanggulangan penyimpanan APAR 4/MEN/tahun 1980 atau peti untuk
kebakaran menyimpan APAR.

4 Alat pelindung diri Beberapa pekerja Peraturan menteri Memberikan


tampak tidak tenaga kerja dan pengarahan singkat

menggunakan APD transmigrasi RI nomor mengenai pentingnya


secara lengkap di PER.08/MEN/VII/2010 APD dan cara
tempat kerja tentang Alat penggunaan APD yang

Pelindung Diri baik dan benar


sebelum memulai

35
bekerja.

5 Tanggap darurat Secara umum untuk Permenkes No. 48 Posisi rambu-rambu


dan jalur evakuasi jalur dan rambu tahun 2006 tentang diletakan secara teratur

evakuasi sudah cukup Standar Keselamatan agar tetap terlihat pada


baik. Hanya saja, akan dan Kesehatan Kerja saat terjadi kebakaran.
lebih baik jika rambu Perkantoran

yang tersedia tidak

diletakkan diatas pintu


atau tempat yang tinggi

karena kemungkinan
akan tertutup asap jika

terjadi kebakaran.

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di PT Galenium Pharmasia


Laboratories, maka penerapan keselamatan kerja pada PT tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan mesin, pesawat, dan alat kerja sudah sesuai dan memadai serta tepat sasaran
guna meningkatkan kepedulian dan keselamatan dalam bekerja. Namun tidak terdapat
informasi mengenai keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda pada tempat kerja.
2. Sarana penanggulangan kebakaran sudah memadai, namun tidak terdapat tempat
penyimpanan APAR.
3. Beberapa pekerja tidak menggunakan APD secara lengkap saat bekerja.

4. Rambu-rambu evakuasi diletakan tinggi, sehingga dapat tertutup apabila terdapat asap
kebakaran.

5.2 Saran

1. Menambahkan informasi mengenai keselamatan perlatan, bahan, dan benda- benda pada
tempat kerja.
2. Menyediakan lemari atau peti untuk menyimpan APAR.

3. Memberikan pengarahan singkat mengenai pentingnya penggunaan APD dan cara


menggunakan APD yang baik dan benar.
4. Posisi rambu evakuasi diletakan tidak terlalu tinggi agar dapat tetap terlihat pada saat
terjadi kebakaran.

37
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah laporan Walk Through Survey mengenai keselamatan kerja di PT Galenium


Pharmasia Laboratories yang dapat kami sampaikan. Penulis menyadari bahwa laporan ini
memiliki banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya waktu dan pengtahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dan
melengkapi laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam memperluas
wawasan dan pengetahuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

38

Anda mungkin juga menyukai