Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN PRAKTIK LABORATORIUM KLINIK

PADA PUSKESMAS BARA-BARAYA

Dibuat Dan Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat

Penyelesaian Mata Kuliah Praktik Laboratorium Klinik

Pada Program Studi D.III Teknologi Laboratorium Medis

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Disusun Oleh :

Adolfina Paerunan PO.71.3.203.19.1.003

Alfrica Daco PO.71.3.203.19.1.005

Halisa Hs Machmud PO.71.3.203.19.1.014

Nurfadillah PO.71.3.203.19.1.029

Ulfiyah Anugrah PO.71.3.203.19.1.046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Laboratorium Klinik PKM ini diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing CI Institusi Pembimbing CI Lahan

H. Kalma, S.Pd, M.Si Andi Tenri Ummu, S.ST


NIP : 19610526 198303 1008 NIP : 19861004 200604 2 002

Disahkan Oleh :

Kepala Puskesmas Bara-Baraya

Pada Hari , Tanggal, Bulan September, Tahun 2021

Dr. Juniarsih

i
LEMBAR PENERIMAAN

Dibuat dan Disusun untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian Mata Kuliah Praktek

Laboratorium Klinik PKM Pada Program Studi D.III Teknologi Laboratorium

Medis Poltekkes Kemenkes Makassar.

PKM BARA-BARAYA MAKASSAR

Nama : Adolfina Paerunan Nama : Nurfadillah


Nim : PO.71.3.203.19.1.003 Nim : PO.71.3.203.19.1.029

Nama : Alfrica Daco Nama : Ulfiyah Anugrah


Nim : PO.71.3.203.19.1.005 Nim : PO.71.3.203.19.1.046

Nama : Halisa Hs Machmud


Nim : PO.71.3.203.19.1.014

Diterima Oleh :

Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Makassar

Pada hari, Tanggal, Bulan September, Tahun 2021

Ketua Jurusan

Teknologi Laboratorium Medis

H. Kalma, S.Pd, M.Si


NIP : 19610526 198303 1008

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Laboratorium Klinik PKM dapat kami
selesaikan tepat waktu. Praktik Laboratorium Klinik ini dilaksanakan dalam kurun
waktu kurang lebih satu bulan yang bertempat di Puskesmas Bara-Baraya.

Laporan Praktik Laboratorium Klinik PKM dibidang kesehatan disusun


sebagai hasil kegiatan Praktik Laboratorium Klinik PKM pada tanggal 23 Agustus
2021 s.d 11 September 2021. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Praktik Laboratorium Klinik PKM tahun ajaran 2020/2021
pada program studi D-III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Makassar.

Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis mengucapkan banyak


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada
pembimbing lahan praktek pada Puskesmas Bara-Baraya dan pembimbing
institusi yang telah dengan ikhlas dan bersedia membantu penyusunan dalam
proses penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penyelesaian laporan ini masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya dan
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca semua guna penyempurnaan laporan ini
kedepannya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara yang telah memberikan
dukungan baik moral dan materil.
3. H. Kalma, S.Pd, M.Si Selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Makassar dan Sebagai dosen pembimbing

iii
Institusi I yang telah memberikan banyak arahan kepada kami serta
masukan dalam pembuatan laporan lengkap.
4. Kepada Ibu dr. Juniarsih, selaku Kepala Puskesmas Bara-Baraya
Makassar.
5. Kepada Bapak Muhtar Rajab Selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Puskesmas Bara-Baraya Makassar.
6. Kepada Ibu Andi Tenri Ummu, S.ST Selaku Kepala Laboratorium
Puskesmas Bara-Baraya Makassar yang telah membimbing kami selama
melaksanakan Praktek Klinik Pengayaan I di Puskesmas Bara-Baraya
sehingga kami mendapatkan banyak pengetahuan selama praktek.
7. Kepada Ibu Jumriani S, A.Md., AK Selaku pembimbing laboratorium
Puskesmas Bara-Baraya Makassar.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, September 2021

Penulis

Puskesmas Bara-Baraya

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
LEMBAR PENERIMAAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Praktik Laboratorium Klinik............................................... 2
C. Manfaat Praktik Laboratorium Klinik ............................................. 3

BAB II PROFIL PUSKESMAS BARA-BARAYA ................................ 4


A. Gambaran Umum Lokasi Praktek ................................................... 4
1. Lokasi Puskesmas ..................................................................... 4
2. Visi dan Misi Puskesmas Bara-Baraya ..................................... 6
3. Tujuan Puskesmas Bara-Baraya ................................................ 6
4. Tata Nilai Puskesmas Bara-Baraya ........................................... 6
5. Budaya Kerja Puskesmas .......................................................... 7
6. Sarana dan Prasarana................................................................. 7

BAB III PROSEDUR PEMERIKSAAN ................................................. 9


A. Alur Penerimaan Pasien .................................................................. 9
B. Sampling ......................................................................................... 10
C. Cara Sampling Darah Vena ............................................................. 12
D. Cara Sampling Darah Kapiler ......................................................... 14
E. Cara Pengambilan Spesimen Urine ................................................. 15
F. Hematologi ...................................................................................... 17
G. Imunoserologi ................................................................................. 25
H. Urine Rutin ...................................................................................... 40
I. Kimia Klinik ................................................................................... 45
J. Bakteriologi ..................................................................................... 50

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ v


DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Barayya

Gambar 1.2 Rute Perjalanan dari Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan

Gambar 2.1 Terjadinya Aglutinasi Pada Golongan Darah

Gambar 2.2 : Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hiv

Gambar 2.3 : Perbandingan Hasil Pemeriksaan Sifilis

Gambar 2.4 : Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hbsag Rapid Test

Gambar 2.5 : Perbandingan Hasil Plano Positif Dan Negative

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Registrasi Pasien

2. Dokumentasi Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli

3. Dokumentasi Pemeriksaan Darah Rutin (WBC, HGB, PLT, HCT, Jenis

Leukosit, RBC) metode autometik sysmex XP-100 (Hematology Analyzer)

4. Dokumentasi Pemeriksaan Urine Rutin (Leukosit, dan Protein Reduksi Urine)

Metode Carik Celup

5. Dokumentasi Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS), Asam Urat (AU), dan

Cholesterol (Chol)

6. Dokumentasi Pemeriksaan Sputum Bakteri Tahan Asam (BTA)

7. Dokumentasi Pemeriksaan HIV, HBsAg dan Syphilis

8. Dokumentasi Pemeriksaan Golongan Darah

9. Dokumentasi Pemeriksaan Plano Test/Tes Kehamilan

10. Dokumentasi Foto Bersama Pembimbing CI Lahan

11. Gambar Puskesmas Bara-Baraya

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Laboratorium Klinik merupakan salah satu bentuk

emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di

kampus dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja, untuk mencapai tingkat

keahlian tertentu. Praktek Laboratorium Klinik merupakan hal yang penting

bagi mahasiswa untuk belajar dari pengalaman kerja praktis di suatu institusi.

Sehingga dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan menjadi tambahan

pengetahuan serta wawasan dunia kerja.

PKM merupakan salah satu bentuk pelaksanaan mata kuliah Praktek

Laboratorium Klinik program studi D.III Teknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Makassar pada semester 4. Program ini dilaksanakan

dengan maksud untuk menambah ilmu, termasuk dalam melakukan

identifikasi permasalahan, analisis, dan penyelesaian masalah, serta

penerapan ilmu dan teknologi, khususnya bidang kesehatan masyarakat.

Pelayanan Kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat. Kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat yang

1
selanjutnya disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

Status Praktek PKM merupakan hal yang penting bagi mahasiswa

untuk belajar dari pengalaman kerja praktis di suatu institusi. Dengan adanya

praktek ini, diharapkan dapat meningkatkan dan menghasilkan lulusan yang

berkompeten dalam bidang Teknologi Laboratorium Medis dan menjadi

tambahan pengetahuan serta wawasan dalam dunia kerja. Termasuk dalam

pengalaman praktis, seperti melakukan administrasi, identifikasi

permasalahan, analisis, dan penyelesaian masalah, serta penerapan ilmu dan

teknologi, khususnya bidang Teknologi Laboratorium Medis.

B. Tujuan

Setelah melakukan Praktek Laboratorium Klinik ini mahasiswa mampu :

1. Mengetahui alat-alat pemeriksaan yang ada dan yang akan digunakan di

laboratorium.

2. Mengetahui cara melakukan sampling maupun persiapan spesimen serta

pemahaman alur kerja laboratorium.

3. Melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan

hematologi, imunoserologi, kimia klinik dasar, dan bakteriologi.

4. Mengetahui cara perawatan alat-alat pemeriksaan.

2
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Praktik Laboratorium
Klinik adalah :

1. Bagi pihak Mahasiswa

a. Dapat memperoleh pengalaman nyata untuk mengaplikasikan

keahlian kedunia kerja sesuai dengan mata kuliah keahlian.

b. Untuk meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan

masyarakat, khususnya bagi pasien, keluarga pasien dan dengan

sesama tenaga kesehatan lainnya.

c. Untuk mengetahui perkembangan alat-alat yang digunakan

dalam pemeriksaan di laboratorium sesuai perkembangan

zaman.

2. Bagi pihak Institusi

a. Memperoleh dan mendapatkan relasi (hubungan kerja) baik

antara institusi dengan instansi terkait seperti rumah sakit,

puskesmas, klinik, dan laboratorium – l aboratorium yang ada di

Makassar, Sulawesi Selatan.

b. Dalam dilaksanakannya PKM ini pihak kampus akan

memperoleh masukan dari mahasiswa guna memperbaiki dan

mengembangkan kesesuaian antara dunia pendidikan dengan

dunia kerja.

3. Bagi pihak Puskesmas


Dengan adanya PKM, pihak puskesmas dapat membentuk calon
Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medis yang kompeten, berkualitas
dan bertanggung jawab.

3
BAB II

PROFIL PUSKESMAS BARA-BARAYA

A. Gambaran Umum Lokasi Praktek

1. Lokasi Puskesmas

Puskesmas Bara-Barayya merupakan puskesmas yang terletak di

Jalan Abu Bakar Lambogo No.143 Makassar, dengan luas wilayah kerja

yaitu 0,96 m3, dengan enam batas wilayah kerja, yaitu :

a. Bara-Barayya Induk

b. Bara-Barayya Timur

c. Bara-Barayya Selatan

d. Bara-Barayya Utara

e. Kelurahan Lariang Bangi

f. Kelurahan Barana

Gambar 1.1 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Barayya

4
Di dalam peta menunjukkan bahwa jarak antara Poltekkes Kemenkes

Makassar Jurusan Teknologi Laboratorium Medis dengan Puskesmas Bara-

Barayya adalah 4,0 km. Bila menggunakan kendaraan bermotor waktu yang

ditempuh sekitar 10 menit, kendaraan bermobil 12 menit, sedangkan bila

menggunakan angkutan umum waktu yang ditempuh sekitar 23 menit.

Gambar 1.2 Rute Perjalanan dari Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan

Teknologi Laboratorium Medis ke Puskesmas Bara-Barayya.

5
2. Visi dan Misi Puskesmas Bara-Baraya

a. Visi

“Menjadikan Puskesmas yang mampu memberi pelayanan yang bernutu

menuju Makassar sehat dan nyaman”

b. Misi

1) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan.

2) Meningkatkan sistem informasi dan manajemen Puskesmas.

3) Meningkatkan kemitraan.

4) Meningkatkan upaya kemandirian masyarakat.

3. Tujuan Puskesmas Bara-Baraya

a. Peningkatan sumber daya manusia.

b. Pemberian pelayanan prima kepada seluruh masyarakkat tanpa

membedakan status sosial.

c. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan

sehat.

4. Tata Nilai Bara-Baraya

a. Keikhlasan

Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan sepenuh hati

tanpa pamrih.

6
b. Sikap

Dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien berdasarkan standar

profesi.

c. Profesionalisme

Memberikan pelayanan yang efektif dan efisiensi berdasarkan standar

profesi.

d. Komitmen

Janji pada diri sendiri atau orang lain yang tercermin dalam tindakan.

e. Inisiatif dan Inofatif

Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif serta

memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.

5. Budaya Kerja Puskesmas Bara-Baraya

a. Senyum dan sapa member pelayanan.

b. Ramah kepada semua pengunjung.

c. Empati kepada pasien.

d. Ikhlas melaksanakan pekerjaan.

e. Sigap dan tanggap permasalahan kesehatan.

6. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai secara langsung (utama),

sedangkan prasarana merupakan fasilitas penunjang dari sarana.

Adapun sarana yang terdapat pada puskesmas Bara-Baraya yaitu kursi

roda, tempat duduk, ranjang bagi pasien rawat inap. Khusus untuk laboratorium,

7
terdapat beberapa sarana seperti mikroskop, centrifuge, lemari pendingin, alat-

alat gelas, kursi, meja, Ac, rotator, sysmax XP-100 atau Hematologi analyzer,

dan alat pemeriksaan pewarnaan BTA

Untuk prasarana , prasarana yang terdapat pada puskesmas Bara- Baraya

yaitu ruang poli umum, ruang tunggu, apotik, ruang UGD, loket, ruang ganti

petugas, ruang poli gigi, ruang TB dan kusta, ruang bersalin, ruang rawat inap,

ruang rawat inap persalinan, musholla, dapur, gudang, toilet, lift, tangga, dan

laboratrium.

Laboratorium terdiri dari beberapa bagian :

a. Ruang tunggu pasien

b. Tempat Administrasi

c. Tempat pengambilan sampel

d. Ruang kerja

e. Toilet/WC

8
BAB III

PROSEDUR PEMERIKSAAN

A. Alur Penerimaan Pasien

PASIEN
DATANG

SURAT
PERMINTAAAN
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

PENERIMAAN/PENG
AMBILAN SAMPEL

PEMERIKSAAN
SAMPEL

HASIL
PEMERIKSAAN
DI SERAHKAN 9
B. Sampling

Prosedur tetap penanganan spesimen adalah prosedur baku

yang dibuat oleh petugas atau pemimpin laboratorium yang

membuat aspek tata cara melakukan penerimaan, pemberian

identitas,penyimpanan spesimen rujukan yang telah dilakukan dan

pemeriksaan sampel yang telah dilaksanakan di Laboratorium PKM

Bara-Baraya Makassar.

1. Pemberian Identitas Spesimen

a. Pemberian identitas pada specimen dilakukan oleh petugas

laboratorium

b. Identitas yang telah lengkap ditulis pada buku register

sesuai dengan formulir permintaannya.

Pemberian identitas pada wadah sampel

(tabungreaksi,botol,slide) berupa nomor register lab, yaitu

dengan menggunakan spidol permanent yang ditulis

langsung pada wadah spesimen.

2. Pengambilan Spesimen

a. Pada pasien rawat jalam :

1) Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas

laboratorium.

2) Pemanggilan pasien dilakukan sesuai nomor urut antrian

atau nama pasien.

3) Konfirmasi persiapan dilakukan sesuai permintaan

10
klinis yang diberikan (misalnya puasa).

4) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan,

misalnya spoit, tourniquet, autoklik, lanset, dan

kapas alkohol 70% maupun strip pemeriksaan yang

akan dilakukan (misalnya GDS, AU, dan COL).

5) Pemberian label atau kode pada wadah yang sudah

disiapkan sesuai dengan nomor register Laboratorium.

6) Diatur posisi pasien, duduk atau berbaring agar pasien

merasa nyaman.

7) Penjelasaan seperlunya diberikan pada pasien.

8) Sampling sampel atau specimen dilakukan secara

benar.

9) Spesimen atau sampel yang telah diambil dimasukan

pada wadah yang telah diberi nomor register.

b. Pada pasien rawat inap :

1) Pengambilan spesimen atau sampel dilakukan oleh

petugas laboratorium

2) Sebelum keruangan perawatan, petugas menyiapkan

alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan

spesimen.

3) Petugas menemui pasien yang akan diambil

spesimennya dan menanyakan identitas pasien sesuai

format yang ada.

11
4) Wadah yang telah disiapkan diberi label atau kode

sesuai dengan nomor kode Laboratorium.

5) Penjelasan seperlunya diberikan oleh petugas kepada

pasien,

6) Sampling specimen dilakukan secara benar.

7) Spesimen yang telah diambil dimasukkan dalam wadah

yang telah disediakan.

8) Wadah yang telah berisi spesimen segera dibawa ke

laboratorium dan diperiksa sesuai tes dari permintaan

dokter.

C. Sampling Darah Vena

1. Tujuan :

Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi

syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

2. Prinsip :

Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada

pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit,

dilanjutkan dengan menarik torak ataupiston sampai volume

darah yang dikehendaki.

3. Pra-analitik

a) Persiapan pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan

khusus.

12
b) Persiapan sampel :Darah vena

c) Alat dan Bahan :

1. Alat

Alat yang digunakan ialah spoit, tourniquet, tabung

EDTA, dan rak tabung.

2. Bahan

Bahan yang digunakan ialah kapas alkohol 70% dan

Antikoagulan EDTA 10% atau Natrium sitrat 3,8%.

d) Lokasi pengambilan darah :

1. Mediana fossa cubiti

2. Chepalic vein

3. Bashilic vein

4. Analitik

a. Alat dan bahan disiapkan sebelum melakukan sampling.

b. Lengan pasien dibendung dengan tourniquet.

c. Vena cubiti, dicari dan didesinfeksi dengan kapas alkohol

70%, kemudian biarkan hingga mengering.

d. Vena ditusuk menggunakan spoit dengan lubang jarumnya

menghadap ke atas.

e. Darah diambil sesuai kebutuhan. Setelah cukup, ikatan

tourniquet dilepaskan dan bekas tusukan ditutup dengan

kapas alkohol.

f. Jarum dilepaskan dari lengan dan alirkan darah dari spoit

13
kedalam tabung EDTA yang disediakan.

D. Cara Sampling Darah Kapiler

1. Tujuan :

Untuk mendapatkan sampel darah kapiler yang baik dan

memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan

2. Prinsip :

Melakukan penusukan dengan pengambilan darah kapiler

pada bagian ujung jari secara aseptik dan mendapatkan sampel

darah perifer atau bagus.

3. Pra Analitik

a. Persiapan pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan

khusus

b. Persiapan sampel : Darah kapiler

c. Alat dan bahan

1) Alat

Alat yang digunakan ialah autoclick, lancet steril dan

wadah specimen atau strip pemeriksaan yang akan

digunakan.

2) Bahan

Bahan yang digunakan ialah kapas alkohol 70% dan

kapas kering atau tissue.

14
d. Lokasi pengambilan darah

1) Ujung jari atau anak daun telinga (untuk orang dewasa).

2) Tumit atau ibu jari kaki (untuk bayi dan anak kecil).

4. Analitik

a. Alat dan bahan disiapkan sebelum melakukan sampling.

b. Autoclickdiisi dengan lancet steril.

c. Tempat pengambil darah didesinfeksi dengan kapas

alkohol 70% dan biarkan hingga mengering.

d. Bagian jari yang akan ditusuk dipegang dan kemudian

ditusuk dengan autoklik.

e. Tetes darah pertama dibuang dengan menggunakan kapas

kering, lalu tetes darah berikutnya diambil sesuai kebutuhan

pemeriksaan

f. Bekas tusukan dibersikan dengan kapas steril.

E. Cara Pengambilan Specimen Urine

1. Tujuan :

a. Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk

menganalisa urine rutin atau diagnostic yang meliputi test kultur

dan sensivitas.

b. Mengatahui adanya mikroorganisme dalam urine.

15
c. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam urine secara

lengkap sehingga dapat membantu menegaskan diagnose dokter

pemeriksa.

2. Pra Analitik :

a. Persiapan pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

b. Persiapan sampel : sampel urine sewaktu.

c. Alat dan bahan

1. Alat

Alat yang digunakan ialah wadah atau pot sampel urine.

2. Bahan

Bahan yang digunakan ialah urine dan label atau kode pasien.

d. Pembagian urine

Sampel urine terbagi 4 yaitu sampel urine sewaktu, urine

pagi, urine post prandial dan urine 24 jam.

1. Urine pagi

Urine adalah urine yang dikeluarkan pada pagi hari setelah

bangun tidur, urinenya lebih pekat dari urine siang, baik untuk

pemeriksaan sedimen urine, bj urine, protein atau test

kehamilan

2. Urine sewaktu

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan oleh pasien

pada waktu yang waktunya tidak ditentukan khususnya urine

sewaktu baik untuk pemeriksaan rutin.

16
3. Urine post prandial

Urine post prandial adalah urine yang dikeluarkan pertama

kali setelah makan (2 jam setelah makan) baik untuk

pemeriksaan reduksi/gula.

4. Urine 24 jam

Urine 24 jam adalah urine yang dikumpulkan selama 24

jam

e. Cara penampungan urine :

1. Wadah tempat penampungan urine diberikan pada pasien.

2. Pasien diminta mengambil contoh urine ke kamar kecil/toilet

sesuai yang dikehendaki (sewaktu, pagi, postprandial) dan

sejenis pemeriksaan

3. Pasien diminta untuk menyerahkan urine yang diminta

kelaboratorium.

4. Wadah sampel diberikan identitas pasien.

F. HEMATOLOGI

1. Pemeriksaan Darah Rutin

a. Metode

Hematologi Analyzer / Medonic M-32 Series

17
b. Tujuan

1) Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Untuk mengetahui kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dan

mengetahui adanya indikasi penyakit anemia.

2) Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

Untuk mengetahui jumlah sel darah putih atau leukosit

dalam darah dan mengetahui adanya indikasi Leukositosis dan

Leukopenia.

3) Pemeriksaan Hitung Jenis Lukosit

Untuk mengetahui jumlah jenis-jenis leukosit pada sampel

darah pasien yang diperiksa.

4) Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit

Untuk mengetahui jumlah sel darah merah atau eritrosit

dalam darah dan mengetahui adanya indikasi Eritrositosis dan

Eritrositopenia.

5) Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit

Untuk mengetahui jumlah trombosit dalam darah dan

mengetahui adanya indikasi Trombositosis dan Trombositopenia.

6) Pemeriksaan Hematokrit (Ht)

Untuk mengukur volume sel darah merah dalam darah dan

mengetahui adanya sebuah indikasi penyakit yang ditimbulkan.

18
c. Prinsip

Prinsip pengukuran penganalisis Medonic M-32 Series

berdasarkan pada prinsip impedans dan spektrofotometer. Volume

terukur yang diambil melalui apertur adalah 270 ul darah (dikalibrasi

oleh produsen), kemudian dihitung kadar hemoglobin (Hb), jumlah

leukosit (WBC), jenis leukosit (LYM, GRA, MID), jumlah eritrosit

(RBC), jumlah trombosit (PLT), dan kadar hematokrit (HCT). Waktu

perhitungan normal untuk pemeriksaan sekitar 30 - 60 detik, lalu

semua data yang diolah akan ditampilkan pada layar monitor.

d. Dasar Teori

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan

komponen yang terkandung didalamnya. Dari ilmu itu berkembanglah

cara/metode penelitian tentang darah yang semakin berkembang,

kemudian dibuatlah alat Hematology Analyzer. (Aulia D, 2015)

Hematologi Analyzer (Medonic M-32 Series) adalah alat untuk

mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa digunakan dalam

bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita

seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. prinsip kerjanya hampir

sama dengan alat Fotometer namun alat ini lebih canggih.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin

penghitung otomatis (hematologi analyzer). Pemeriksaan dengan

mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil yang cepat.

Namun, analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang

19
abnormal, misalnya banyak dijumpai sel-sel yang belum matang pada

leukimia, infeksi bakterial, sepsis, dsb. Atau, ketika jumlah sel sangat

tinggi sehingga analyzer tidak mampu menghitungnya. Pada keadaan

seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan.

e. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus

2) Persiapan Sampel : Darah EDTA vena atau Darah kapiler

3) Alat dan Bahan :

a. Alat

Alat yang digunakan, yaitu Hematologi Analyzer Medonic

M-32 Series, tabung EDTA, rotator, spoit, tourniquet.

b. Bahan

Bahan yang digunakan, yaitu Darah EDTA (vena) atau

darah kapiler dan kapas alkohol 70%.

f. Analitik

1. Menggunakan Open Tube

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum

melakukan sampling.

2) Pemeriksaan dilakukan terhadap ketersediaan reagensia yang

terdapat pada alat Medonic M-32.

3) Pemeriksaan dilakukan terhadap selang-selang dan kabel

power beserta tempat pembuangan limbah pada alat Medonic

M-32 yang akan digunakan.

20
4) Alat dihidupkan dengan menekan skalar on/off yang berada

pada belakang alat.

5) Alat dipastikan dalam status ready, setelah itu dilakukan

pengisian nama pasien pada layar monitor alat.

6) Terlebih dahulu dihomogenkan secara perlahan sampel darah

EDTA (vena) yang telah diambil untuk diperiksa pada rotator.

7) Dimasukkan sampel darah pasien ke jarum Open Tube lalu

ditekan Start Plate, darah akan terhisap ke dalam alat.

8) Setelah terdengar bunyi Beep, ditarik sampel dari jarum Open

Tube secara perlahan (akan ada tulisan remove tube).

9) Hasil pembacaan yang diperoleh keluar dalam waktu 57 detik

dan akan ditampilkan pada layar monitor.

10) Alat yang menampilkan hasil pemeriksaan dikembalikan

dalam keadaan semula dengan menekan tanda “tutup” yang

tertera pada layar monitor.

2. Menggunakan Micro Pipette Adapter (MPA)

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum

melakukan sampling.

2) Ditekan Start Menu pada display dengan ikon Play.

3) Lalu diklik tab “Blood” yang terdapat pada bagian kanan atas,

lalu diisi identitas sampel tersebut.

21
4) Dilakukan pengambilan darah pasien menggunakan Blood

Lancet, lalu masukan darah tersebut ke dalam Micro Pipette /

tabung kapiler (dengan ukuran 20 µl darah)

5) Ditarik MPA (Micro Pipette Adapter) dan dimasukkan Micro

Pipette yang berisi darah pasien ke MPA lalu dimasukkan

kembali MPA tersebut ketempatnya semula da secara otomatis

darah akan dihisap sampai habis ke dalam alat untuk diukur.

6) Hasil pembacaan yang diperoleh keluar dalam waktu 57 detik

dan akan ditampilkan pada layar monitor.

7) Alat yang menampilkan hasil pemeriksaan dikembalikan

dalam keadaan semula dengan menekan tanda “tutup” yang

tertera pada layar monitor.

g. Pasca Analitik

Nilai Rujukan

1) Hemoglobin (Hb) :

a. Perempuan : 12 – 14 g/dl

b. Laki-laki : 14 – 16 g/dl

2) Leukosit (WBC) : 4.000 – 10.000 / mm3

3) Eritrosit (RBC)

a. Perempuan : 4,5 – 5,5 jt

b. Laki-laki : 5 – 6 jt

4) Trombosit (PLT) : 150.000 – 450.000 / mm3

5) Hematokrit (HCT) : 37 – 47%

22
6) Hitung Jenis Leukosit

a. Basofil : 0 -1 %

b. Eosinofil : 1 – 3 %

c. Neutrofil : 50 – 70 %

d. Monosit : 2 – 8 %

e. Limfosit : 20 – 40 %

2. Pemeriksaan Hemoglobin

a. Metode

Manual (Metode Sahli)

b. Tujuan

Untuk mengetahui kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah pasien

yang diperiksa.

c. Prinsip

Hemoglobin akan diubah menjadi asam hematin, kemudian warna

yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat.

d. Dasar Teori

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh

jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke

paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin

membuat darah berwarna merah. Dengan menggunakan metode sahli

merupakan metode estimasi kadar hemoglobin yang tidak teliti,

23
karena alat Haemoglobinometer tidak dapat distandarkan dan

pembandingan warna secara visual tidak teliti. Metode sahli juga

kurang teliti karena karboxyhemoglobin, methemoglobin, dan

sulfhemoglobin tidak dapat diubah menjadi hematin asam. (Kresno,

1988)

e. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus

2) Persiapan Sampel : Darah vena atau Darah kapiler

3) Alat dan Bahan :

a. Alat

Alat yang digunakan, yaitu lanset, autoklik, tabung sahli,

pipet sahli, batang pengaduk, dan selang penghisap

b. Bahan

Bahan yang digunakan, yaitu darah kapiler atau darah vena

larutan HCl 0,1 N, aquadest, dan kapas alkohol 70%.

f. Analitik

1) Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan

sampling.

2) Dipipet HCl 0,1 N ke dalam tabung sahli sampai tanda ‘2’.

3) Darah dipipet menggunakan pipet sahli sebanyak 20 µl, dihapus

darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.

4) Darah dialirkan ke dalam tabung sahli yang berisi HCl 0,1 N,

jangan sampai terjadi gelembung udara.

24
5) Diangkat pipet sedikit, lalu dihisap cairan jernih / HCl dibilaslah

sebanyak 2-3 kali bertujuan untuk membersihkan sisa darah yang

menempel pada pipet. Lalu pipet dikeluarkan dalam tabung.

6) Dihomogenkan isi tabung secara perlahan-lahan, lalu didiamkan

beberapa saat hingga terbentuk warna cokelat tua.

7) Ditambahkan aquadest tetes demi tetes melalui dinding tabung,

sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga warna larutan

dalam tabung sesuai dengan warna standar pada Haemometer.

8) Kadar Hemoglobin dibaca dengan satuan gram per desiliter (g/dl).

g. Pasca Analitik

Nilai Rujukan

1) Perempuan : 12 – 14 g/dl

2) Laki-laki : 14 – 16 g/dl

G. IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

1. Pemeriksaan Golongan Darah (Metode Slide)

a. Tujuan

Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui golongan darah sistem A,

B, AB, dan O.

25
b. Prinsip

Prinsip pemeriksaan ini yaitu, adanya reaksi antara aglutinogen yang

terdapat dalam sel darah merah dan agglutinin dalam plasma yang sesuai

menyebabkan terjadinya aglutinasi.

c. Dasar Teori

Darah adalah salah satu NS komponen terpenting dalam tubuh. given

fungsinya sebagai sarana tranfortasi. Kekurangan darah pada tubuh dapat

memacu bebarapa mulai dari anemia, hipotensi, jantung menyerang dan

beberapa penyakit lainnya.

Golongan darah adalah pengaplikasian darah dari suatu individu

berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan

membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein.

d. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

2. Persiapan Sampel : Darah Kapiler

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan adalah Objek Glass, Autoklik, Lanset,

dan Pengaduk (pipet kapiler).

26
b. Bahan :

Bahan yang digunakan adalah sampel darah kapiler, kapas

alkohol 70%, serum anti-A (Biru), serum anti-B (Kuning) dan

serum anti-AB (Putih).

e. Analitik

1. Mneyiapkan reagen anti-A, anti-B dan anti-AB yang akan digunakan

sebelum melakukan pengambilan sampel darah.

2. Mengambil darah kapiler, dengan mendesinfeksi ujung jari

menggunakan kapas alkohol 70%.

3. Menusuk ujung jari dengan autocklik yang berisi lanset

4. Membuang tetesan darah pertama dengan melapkan tisu pada ujung

jari, lalu tetesan kedua ditetetskan ke atas objek glass//kartu golongan

darah.

5. Menutup jari pasien dengan kapas.

6. Meneteskan reagen anti-A, anti-B di masing-masing samping reagen

anti sera.

7. Mencampurkan darah dengan anti sera menggunakan pengaduk (pipet

kapiler).

8. Menghomogenkan darah dengan membuat gerakan melingkar.

9. Memperhatikan reaksi apakah terdapat aglutinasi pada masing-masing

anti sera.

27
f. Pasca Analitik

Anti-A Anti-B

Golongan darah A + -

Golongan Darag B - +

Golongan Darah AB + +

Golongan Darah O - -

Tabel 1.1 : Pembacaan slide golongan darah

Gambar 2.1: Terjadinya aglutinasi pada golongan darah

Keterangan :

Positif (+) : Jika terjadi aglutinasi pada antigen menandakan positif

pada golongan darah

Negatif (-) : Jika tidak terjadi pada antigen menandakan negatif pada

golongan darah.

28
2. Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus) Metode Rapid Test

a. Tujuan

Tujuan pemeriksaan ini untuk mendeteksi keberadaan virus HIV atau

antibody HIV dalam sampel.

b. Prinsip

Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan reaksi kromatografi yang

menimbulkan garis warna merah pada control (C) dan tes (T) jika

terdapat antibody terhadap HIV type 1 dan HIV type 2 didalam serum/

plasma dan/ darah pasien.

c. Dasar Teori

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang

dapat menyebabkan penyakit AIDS (Aquires Immunodeficiency

Syndrome). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh (Imunitas)

tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi (Ariandi,

2015).

HIV /AIDS merupakan salah satu kesehatan dunia, khususnya di

Indonesia. AIDS (Acquired Immune Defissienncy Syndrome) adalah

gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh

manusia akibat nfeksi virus Human Immunodefisiency Virus (HIV). HIV

umumnya ditularkan melalui kontak lansung antara lapisan kulit dalam

(membrane mukosa) atau aliran darah, dan cairan tubuhyang

mengandung HIV.

29
d. Pra Analitik

1. Persipan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

2. Persiapan Sampel : Darah kapiler dan/ Darah Vena

3. Alat dan Bahan :

a. Alat :

Alat yang digunakan adalah Pipet Tetes, Autoclick, dan

Lanset Steril, Spoit. Tabung EDTA, Tourniquet, dan Strip HIV.

b. Bahan

Bahan yang digunakan adalah darah kapiler segar dan/

darah vena, kapas alcohol 70%, Strip HIV rapid test, dan reagen

dilution buffer.

e. Analitik

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mendesinfeksi area tangan yang akan ditusuk menggunakan autoklick

yang telah diisi lanset steril sebelumnya dan/ dengan darah vena

menggunakan spoit lalu darah dimasukkan ke tabung EDTA.

3. Memipet darah dengan sebanyak 20 mikroliter kemudian

memasukkannya ke lubang sampel pada strip.

4. Menambahkan 3 tetes dilution buffer HIV kedalam lubang sampel

yang telah diisi darah.

5. Mendiamkan selama beberapa menit sampai terjadi terjadi reaksi.

30
f. Pasca Analitik

Nilai Rujukan

1. Positif : Terbentuk 2 garis berwarna, yaitu : satu garis pada pada

area Tes (T) dan Control (C).

2. Negatif : Apabila hanya terbentuk satu garis berwarna pada area

Control (C) saja.

3. Invalid/gagal : Apabila tidak terbenruk garis berwarna pada area

Control (C), dan/ tidak terdapat garis pada area Tes (T) dan/ area

Control (C) Maka tes dinyatakan gagal dan diulangi tes dengan alat

yang baru.

Invalid

Gambar 2.2 : Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hiv

3. Pemeriksaan Syphilis (Metode Rapid Test)

a. Tujuan

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat adanya antibody

Syphilis dalam darahserum.

31
b. Prinsip

Prinsip pemeriksaan yakni bersatunya antibody dengan antigen

Treponemal yang akan membentuk garis berwarna.

c. Dasar Teori

Syphilis adalah penyakit menular seksal yang ditandai dengan

adanya lesi primer kemudian diikuti dengan erupsi sekunder pada area

kulit, selaput lender dan juga organ tubuh. Penyakit sifilis disebabkan oleh

T. Pallidum, T. Paliidum yang merupakan salah satu bakteri spirochaeta.

Bakteri ini berbentuk spiral (Hamid, 2013)

Syphilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

spirochete dengan sebutan treponema pallidum (Syphilis). Jika diobati,

organisme-organisme berpindah diseluruh tubuh dapat menyebabkan

kerusakan ke banyak organ-organ, syphilis adalah penyakit yang

mengancam kehidupan jika tidak di obati dini sepenuhnya. Respon

serologi untuk syphilis melibatkan produksi dari antibody spesifik anti-

syphilis. Respon deteksi pertama untuk infeksi adalah produksi

darispesifik anti-treponemal IgM, yang dapat di deteksi dalm 4-7 hari

setelah muncul kanker dan sampai akhir kedua dari infeksi anti-

treponemal IgG muncul sekitar 4 minggu kemudian. Pada saat gejala

penyakit syphilis, sebagian besar pasien terdeteksi memiliki kedua IgG

dan IgM

d. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

32
2. Persiapan Sampel : Darah Kapiler

3. Alat dan Bahan :

1. Alat

Alat yang digunakan yaitu : Autoclick, Pipet Kapiler, Spoit, Tabung

EDTA, Tourniquet, dan Strip Tes Syphilis.

2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu : Darah kapiler, kapas alcohol 70%,

Llanset, Tisuue dan larutan Buffer Sifilis.

e. Analitik

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Melakukan pengambilan darah kapiler dengan menusuk ujung jari

pasien dengan autoclick yang telah berisi lanset dan/ mengambil darah

vena dengan menggunakan spoit lalu dimasukkan ke tabung EDTA.

3. Menghapus tetesan darah yang pertama keluar dengan emenggunakan

tisu.

4. Memipet darah dengan pipet kapiler kurang lebih 10-20 mikron,

kemudian memasukkan kedalam bantalan strip.

5. Menambahkan larutan buffer sebanyak 3 tetes..

6. Kemudian di diamkan selama beberapa menit sampai terbentuk warna

dan mencatat hasil yang didapatkan.

f. Pasca Analitik

1. Postif : Terbentuk 2 garis berwarna, yaitu satu garis pada area garis Tes

(T) dan Satu garis pada area Control (C).

33
2. Negatif : Apabila hanya terbentuk satu garis berwarna pada area

Control saja (C).

3. Invalid : apabila tidak terdapat garis berwarna pada area Control (C),

maka tes dinyatakan gagal dan ulangi tes dengan alat yang baru.

Control

Test

POSITIF NEGATIF INVALID

Gambar 2.3 : Perbandingan Hasil Pemeriksaan Sifilis

4. Pemeriksaan HBsAg (Metode Rapid Test)

a. Tujuan

Tujuan pemeriksaan ini untuk mendeteksi keberadaan penyakit

hepatitis B atau antibody HBsAg pada sampel.

b. Prinsip

Pinsip pemeriksaan ini yaitu immunokromatografi, dengan prinsip

sampel darah diteteskan pada bantalan sampel yang akan bereaksi dengan

partiker yang telah dilapisi dengan anti HBs colloidal gold konjugat

membentuk komplek yang akan bergerak melalui membrane area test yang

34
telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis

berwarna merah yang menunjukkan hasil positif.

c. Dasar Teori

Antigen permukaan virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen,

HBsAg) merupakan material permukaan dari virus hepatitis B. Pada

awalnya antigen ini dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya

diisolasi oleh seorang dokter peneliti Amerika, Baruch S. Blumberg dari

serum orang Australia.

HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama

yang muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12

minggu pasca infeksi, mendahului munculnya gejala klinikserta

meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg merupakan satu-satunya petanda

serologik selama 3 – 5 minggu. Pada kasus yang sembuh, HBsAg akan

hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada kasus kronis,

HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan. HBsAg positif yang

persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Sekitar

10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji

dapat tetap positif selam bertahun-tahun.

Pemeriksaan HBsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk

mengidentifikasi antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi

sudah hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah

pendonor. Namun, meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah

menurun, angka kejadian hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan

35
transmisi virus hepatitis B melalui beberapa jalur, yaitu parenteral, perinatal,

atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi terkena infeksi hepatitis B

adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan, ketergatungan obat, suka

berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi, hemodialisa,

bayi baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B (Pratiwi,

2008)

d. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus

2) Persiapan sampel : Darah kapiler

3) Alat dan Bahan :

1. Alat yang digunakan adalah autoclick, pipet tets HBsAg, Strip Tes

Syphilis, Spoit, Tourniquet dan Tabung EDTA.

2. Bahan yang digunakan adalah lancet, darah kapiler, kapas alkohol dan

tisu

e. Analitik

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mendesinfeksi ujung jari tangan yang akan ditusuk menggunakan

alkohol swab.

3. Ujung jari tangan ditusuk menggunakan autoclik dan/ mengambil darah

vena dengan spoid lalu dimaukkan ke tabung EDTA.

4. Darah pertama dihapus menggunakan kapas steril.

5. Darah yang keluar dipipet sebanyak 20 l dan diteteskan ke dalam

sumuran dengan menggunakan pipet kapiler.

36
6. Membiarkan selama beberapa menit dan diperhatikan reaksi yang

terbentuk.

f. Pasca Analitik

1. Positif : Terbentuk 2 garis berwarna, yaitu : satu garis pada zona garis tes

1 (T1) dan atau tes 2 (T2). Garis warna pada zona 1 menandakan infeksi

HBsAg-1 dan garis warna pada zona 2 menandakan infeksi HBsAg-2.

2. Negatif : Apabila terbentuk satu garis berwarna pada zona garis control

(C) saja.

3. Invalid/tes gagal : Apabila tidak terbentuk garis berwarna pada zona

control (C) maka tes dinyatakan gagal dan ulangi tes dengan alat yang

baru.

Gambar 2.4 : Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hbsag Rapid Test

4. Pemeriksaan Kehamilan (Plano Test)

a. Tujuan

Untuk mendeteksi adanya Human Chorionic Gonadotropin dalam

urin dan juga mendeteksi adanya kehamilan

37
b. Prinsip

Urine wanita hamil mengandung a dan B HCG (monoclonal HcG

lengkap). Pada area sampel terdapat anti a HCG.Di area tesmengandung

anti ß HCG, sedangkan pada area kontrol mengandung anti p HCG dan

monoclonal HCG lengkap (a dan B HCG).

c. Dasar Teori

Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode

imunokromatografi dengan menggunakan sampel berupa air seni (urine).

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara

bebas dan dapat dipergunakan kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan

strip uji kehamilan adalah prosedur pengujian yang mudah dan bisa

dilakukan sendiri dirumah, harga strip yang relatif murah, jenis alat tes

bervariasi, ukuran hasil uji yang tinggi (97-99%), serta dapat mendeteksi

kehamilan lebih dini. Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini

adalah dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibody antigen.

Sebagai antigennya adalah adanya protein hormone beta HCG (hormon

yang dihasilkan trofoblas/bagian plasenta) dan sebagai anti bodyadalah

antibody yang dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta

HCG(Ariandi 2015).

d. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

38
2. Persiapan Sampel :Urine pagi atau urine sewaktu.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan ialah wadah atau pot sempel urine

yang sterildan tes strip.

b. Bahan

Bahan yang digunakan ialah urine pagi.

e. Analitik

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan sebelum melakukan

sampling.

2. UrineUrine pasien ditampung pada wadah urine.

3. StripStrip plano tes dicelupkan ke dalam sampel urine, jangan

melewau pada tanda batas

4. Hasil strip ditunggu beberapa saat sampai timbul garis bewarna merah

pada strip.

f. Pasca Analitik

Nilai rujukan

1. Hasil negatif (-) Jika terbentuk satu garis di area control

2. Hasil positif (+): Jika terbentuk dua garis di area tes dan control.

39
Gambar 2.5 : Perbandingan Hasil Plano Positif Dan

Negative

H. URINE RUTIN

1. Pemeriksaan Protein, Glukosa, Bilirubin, dan Urobilinogen Urine

a. Metode

Carik Celup

b. Tujuan

Untuk mengetahui kandungan suatu zat maupun senyawa

organic yang terkandung didalam urin.

c. Prinsip

Strip dicelupkan kedalam urine, warna strip untuk setiap

kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urine

dan menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa atau tinggi

rendahnya zat dalam urine tersebut.

d. Dasar Teori

40
Urin merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang

dikeluarkan dari tubuh memalui proses urineasi. Eksresi urin

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang

disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh

(Notoatmodjo, 2010). Komposisi zat didalam urine bervariasi

tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal

berwarna jernih transparan, sedangkan warna urine kuning muda

berasal dari zat warna empedu (Bilirubin dan biliverdin). Urine

normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam

laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam terutama

garam dapur dan zatzat yang berlebihan dalam darah misalnya

vitamin c dan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine

tersebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi

urineberubah sepanjang proses reabsorpsi krtika molekul yang

penting bagi tubuh, misalnya glukosa diserap kembali ke dalam

tubuh melalui molekul pembawa (Halander, dkk., 2000).

Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik

terhadap urin. Urinalisis berguna untuk untuk mendiagnosis penyakit

ginjal atau infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi adanya

penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal.

Banyak jenis pemeriksaan penyaringan sekarang dilakukan

dengan menggunakan metode carik celup (dipstick, strip reagen,

strip test urin). Sebuah carik celup atau dipstick merupakan alat

41
diagnostic yang digunakan untuk menentukan perubahan patologis,

dalam urin pada urinalisa standar. Dimana carik celup berupa plastic

tipis yang pada sebelah sisinya dilekati satu sampai sembilan kertas

isap atau bahan penyerap (seluloid) yang masing-masing

mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang

dicari yang akan ditandai dengan perubahan warna berdasarkan pada

specimen urin dengan reagen-reagen tersebut.

e. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus

2) Persiapan Sampel : Urine sewaktu

3) Alat dan Bahan :

 Alat

Alat yang digunakan ialah wadah atau botol carik celup

sebagai standar warna, pot sampel urine, dan pipet tetes.

 Bahan

Bahan yang digunakan ialah sampel urin sewaktu,

tissue, dan reagen atau strip carik celup 9 indikator.

f. Analitik

1) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan sebelum

melakukan sampling.

2) Sampel urin yang akan diperiksa ditampung ke dalam pot sampel

urin.

42
3) Seluruh permukaan reagen carik dibasahi dengan sampel urine

dan ditarik carik dengan segera, kelebihan urine diketukkan pada

bagian bibir wadah urine.

4) Kelebihan urine pada bagian belakang carik dihilangkan dengan

cara menyimpan carik tersebut pada kertas atau tissu agar

menyerap urine dibagian tersebut.

5) Carik dipegang secara horizontal dan dibandingkan dengan

standard warna yang terdapat pada label wadah carik dan catat

hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada standard carik.

g. Pasca Analitik

Nilai Rujukan

1) Leukosit : Negative

2) Nitrit : Negative

3) Urobilinogen : Negative atau 0,2 EU/dl

4) Protein : Negative

5) PH : Negative

6) Darah : Negative

7) Berat Jenis : 1.000-1.030

8) Keton : Negative

9) Bilirubin : Negative

10) Glukosa : Negative

43
E. KIMIA KLINIK

1. Pemeriksaan Asam Urat, Gula Darah Sdan Cholesterol

a. Metode

Point Of Carc Testing (POCT)

b. Tujuan

Untuk mengetahui kadar asam urat, gula darah sewaktu dan

cholesterol didalam tubuh

c. Prinsip

Berdasarkan atas pengukuran arus listrik yang dihasilkan pada

sebua reaksi elektrokimia. Dimana ketika darah diteteskan pada strip,

akan terjadi reaksi antara bahan kimia yang ada didalam darah dengan

reagen yang ada didalm strip Dimana reaksi ini akan menghasilkan arus

listrik yang besarnya setara dengan kadar bahan kimia yang ada

didalam darah

d. Dasar Teori

1. Glukosa Darah

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut

dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya

terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-

buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung

glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg

tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita

makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah

44
itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula

(Hasdianah, 2014)

Glukosa, suatu gulamonosakarida, adalah salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi

hewan dan tumbuhan Glukosa merupakan salah satu hasil utama

fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa (CH12O6, berat

molekul 180 18) adalah heksosa-monosakarida yang mengandung

enam atom karbon Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus

-CHO) Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang

disebut (cincin piranosa), bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon

enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping

hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada

atom karbon keenam diluar cincin, membentuk suatu gugus CH-OH

Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran

pencernaan Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan

bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang

menyimpannya sebagai glikogen (pati hewan) dan sel lemak, yang

menyimpannya sebagai lemak Glikogen merupakan sumber energi

cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat

dibutuhkan lebih banyak energi Meskipun lemak simpanan dapat

juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara

langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula

45
lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut

ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa (Hasdianah, 2014).

2. Kolesterol

Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam

biosintesis steroid. Kolesterol dapat disintesis dari asetil koenzim A.

Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan

arteriesklerosis (pengerasan pembuluh darah) yaitu suatu keadaan

dimana kolesterol dari lipid-lipid lain malpisi dinding dalam

pembuluh darah (Hasdianah, 2014).

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80%

dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar

tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh,

antara lain membentuk dinding sel Nilai rujukan untuk kadar

kolesterol total adalah 140-250 mg/dl.

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan

dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh

pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap

sehat Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat

dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi

partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai

pembawa (carier) kolesterol dalam darah.

Di dalam tubuh kita, kolesterol terdiri dari kolesterol LDL

(lowdensity lipoprotein), HDL ( hightdensity lipoprotein),dan

46
trigliserida. Kolesterol LDL yang diproduksi di hati beredar

dipembuluh darah dan menuju ke sel-sel tubuh, seperti sel jantung,

sel otak, dan sel sel di organ lain yang membutuhkan Kolesterol

LDL yang tersisa akan dibawa oleh kolesterol HDL kembali kehati

dan dibuang ke kandung empedu sebagai asam empedu. (Hasdianah,

2014).

3. Asam Urat

Asam urat (gout) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat

nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang

terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam

urat di dalam darah (hiperurisemia) (Hasdianah, 2014).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh,

yang kadarnya tidak boleh berlebih Setiap orang memiliki asam urat

di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan

asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain

yang banyak mengandung purin Sebetulnya, tubuh menyediakan 85

persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa

kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.Asam urat

menjadi masalah bila ekresi atau proses pembuangan tidak terjadi

dengan baik. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan

fungsi. Ginjal tidak rusak tapi kemampuannya membuang asam urat

kurang. Hal ini biasanya karena faktor keturunan Oleh sebab itu bila

47
ada gangguan fungsi ginjal, kadar asam urat dalam darah akan

meningkat atau disebut sebagai hiperurisemia. Selain dibuang lewat

ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam urat yang berasal dari

makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan juga melalui usus

yaitu 30%.Bahan makanan yang mengandung purin yang tinggi

sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara

lain daging, hati, ikan, sayuran, seperti kangkung, kacang-kacangan

serta minuman seperi kopi dan alcohol (Hasdianah, 2014).

e. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien . Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

2. Persiapan Sampel Darah kapiler atau darah langsung

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan ialah autoclick, lanset, strip khusus

pemeriksaan gula darah sewaktu, asam urat, dan kolestrol

b. Bahan

Alat yang digunakan ialah darah kapiler, tissu dan kapas

alkohol 70%

f. Analitik

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan sebelum melakukan

sampling

48
2. Jari yang akan ditusuk desinfeksi terlebih dahulu menggunakan

kapas alkohol 70 %. Dan ditusuk jari pada bagian ujung telapak

tangan menggunakan autoklik yang telah diisikan lanset steril

3. Tetesan darah pertama yang keluar dihapus menggunakan tissu,

kemudian tetesan kedua digunakan untuk pemeriksaan.

4. Strip ditempelkan sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan

baik pemeriksaan gula darah sewaktu, asam uran maupun kelesterol

pada darah bekas tusukan (darah kapiler) dan dengan sendirinya

darah akan terhisap masuk ke dalam strip

5. Hasil strip ditunggu beberapa detik sampai hasilnya tertera di layar

monitor alat dan dicatat hasilnya

g. Pasca Analitik

Nilai rujukan

1. Gula Darah Sewaktu (GDS)

a) Laki-Laki dan Perempuan : 83 - 125 mg/dl

2. Asam Urat (AU)

a) Perempuan: 2,4 - 6,0 mg/dl

b) Laki-Laki :3,4 - 7,0 mg/dl.

3. Kolesterol (CHOL)

a) Laki-Laki dan Perempuan : <200 mg/dl.

49
F. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI

1. Identifikasi Bakteri Penyebab Infeksi Pada Saluran Pernafasan

(Mycobacterium Tuberkulosis/TB).

a. Metode

Pewarnaan Ziehl-Neelsen

b. Tujuan

Untuk mengetahui prosedur pembuat preparat BTA yang baik

untuk diamati.

c. Prinsip

Berdasarkan pada dinding bakteri yang tahan asam mempunyai

lapisan lilin dan lemak, yang sukar ditembus zat warna. Dimana oleh

pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu

dapat ditembus zat warna yag diberikan. Pada waktu pencucian

lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Dimana

pada pencucian dengan asam alkohol zat warna pertama yang

diberikan (karbol fuchsin) tidak terlepas, sedangkan pada bakteri

tidak tahan asam zat warna tersebut akan luntur dan akan terwarnai

dengan zat warna kedua yang diberikan (methylene blue).

d. Dasar Teori

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Yang

termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo

Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi

50
M.tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.

Dari beberapa kompleks tersebut, Mycobacterium tuberculosis

merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri

ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan

waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering

menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh

manusia. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling

sering menyerang orang-orang yang berusia antara 15 - 35 tahun,

terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal

satu rumah dan berdesak-desakan bersama penderita TBC.

Lingkungan yang lembap, gelap dan tidak memiliki ventilasi

memberikan andil besar bagi seseorang terjangkit TBC

(Gandasoebrata, R. 2007)

Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh kuman Mycrobacterium tuberculosis yang

menyerang paru-paru dan bronkus. TBC paru tergolong penyakit air

borne infection, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara

pernapasan ke dalam paru-paru. Kemudian kuman menyebar dari

paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,

sistem saluran limfe, melalui bronkus atau penyebaran langsung ke

bagian tubuh lainnya (Widyanto & Triwibowo, 2013)

51
e. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien : Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.

2. Persiapan Sampel : Sputum pagi

3. Alat dan Bahan

a) Alat

Alat yang digunakan ialah objek glass, lampu spiritus, korek api,

pot penampung sampel sputum, lidi, dan mikroskop.

b) Bahan

Bahan yang digunakan ialah sampel sputum pagi, aquades, oil

emersi, larutan carbol fuchsin 1%, larutan asam alkohol 3%, larutan

methylene blue 0,1%, larutan Lysol cosentrak, dan batang pengambil

sampel dari bambu.

f. Analitik

1. Pembuatan Preparat Sputum

a) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan sebelum melakukan

pembuatan preparat sputum

b) Alat pelindung diri (APD) digunakan dengan baik, benar, dan

lengkap

c) Objek glass diambil yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan

d) Objek glass diberi tanda sesuai nomor atau identitas pasien lalu

objek gelass tersebut difiksasi.

e) Tutup tabung atau pot dibuka yang berisi sampel sputum.

52
f) Sampel sputum diambil dengan batang bambu yang dimodifikasi

pada bagian yang berlendir.

g) Apusan dibuat pada objek glass dengan tinggi 2 cm dan lebar 3 cm

h) Apusan dikeringkan pada suhu kamar atau pada suhu ruangan.

i) Bekas lidi atau batang bambu yang dimodifikasi yang telah

digunakan kembali dimasukan, kedalam wadah atau pot sampel

sputum tersebut dan diberikan larutan lysol untuk membunuh bakteri

tersebut.

j) Wadah atau pot sampel sputum tersebut ditutup kembali dan dibuang

kedalam bak atau wadah penampung sampel dahak yang ada.

2. Proses Pewarnaan

a) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan sebelum melakukan

pewarnaan.

b) Sediaan yang telah dibuat diletakan diatas bak penampung zat warna

dengan jarak sekitar satu jari telunjuk.

c) Larutan carbol fuchsin dituangkan hingga menggenangi atau

menutupi seluruh permukaan sediaan

d) Sediaan dipanaskan dengan melewatkan nyala api dibawah sediaan

satu persatu secara perlahan-lahan sampai adanya uap (jangan

sampai mendidih).

e) Larutan carbol fuchsin didiamkan selama 10 menit.

f) Larutan carbol fuchsin dibuang dari sediaan satu-persatu secara

perlahan-lahan.

53
g) Pencucian dilakukan dengan air mengalir melalui dari bagian atas

objek glass, hingga zat warna pertama carbol fuchsin menghilang

h) Sedian dituangkan alcohol asam 3% hingga sediaan benar-benar

bersih dari zat warna pertama carbol fuchsin yang diberikan.

i) Alcohol asam 3% dibiarkan selama 60 detik.

j) Sedian dilakukan pembilasan dengan air mengalir lagi.

k) Larutan methylene blue dituangkan hingga menutupi seluruh

permukaan sediaan yang dibuat dan biarkan selama 1 menit.

l) Larutan methylene blue dibuang dari sediaan satu persatu lalu dibilas

kembali dengan air mengalir

m) Sediaan dikeringkan pada rak pengering.

3. Proses Pembacaan

a. Sediaan yang telah kering ditetesi dengan minyak/oil imersi.

b. Sedian dilihat dibawa mikroskop dengan perbesaran 100 kali.

c. Pencarian bakteri tahan asam dilakukan pada setiap lapang pandang

yang ada, dengan memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk batang panjang

atau pendek yang berwarna merah dengan latar belakang berwarna

biru.

g. Pasca Analitik

Nilai Rujukan

1. 0 BTA / 100 LP : Negate (-)

2. 1-9 BTA / 100 LP : Scenty

3. 10-99 BTA / 100 LP : Positif (+)/+1

54
4. 1-10 BTA / 1 LP (Pemeriksaan min. 50 LP) : Positif (+)/+2

5. >10 BTA/1 LP (Pemeriksaan min. 20 LP) : Positif (+)/+3

55
BAB IV

PEMBAHASAN

Prasarana laboratorium merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

suatu unit kesehatan baik dalam klinik, puskesmas, maupun rumah sakit. Sampai

saat ini, suatu hasil dari pemeriksaan laboratorium memiliki peran yang sangat

penting, tidak hanya berperan sebagai penunjang tetapi berperan sebagai

pendamping dokter dalam menegakkan diagnose suatu penyakit.

Kegiatan yang dilakukan selama praktik laboratorium klinik di puskesmas

tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan praktikum yang telah dilakukan selama di

kampus. Dalam dunia kerja, diperlukan kecepatan, ketelitian, dan ketepatan dalam

menganalisa sampel dan memberikan hasil pasien, sedangkan pelaksanaan

praktikum dikampus membutuhkan ketepatan dan ketelitian menganalisa sampel

hingga mengeluarkan hasil pemeriksaan.

Pemberian identitas pasien merupakan hal yang sangat penting, kerena hal

ini membantu dalam proses pemeriksaan, sehingga mengurangi resiko kesalahan

saat pelaporan hasil. Pada persiapan sampel diambil dengan cara, pengambilan

darah vena, pengambilan darah kapiler maupun pengambilan specimen urine,

adapun metode yang digunakan di Puskesmas Bara-Baraya sama dengan yang

digunakan di kampus jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar.

Dari ketiga cara pengambilan sampel diatas yang sering dilakukan di

Puskesmas Bara-Baraya yaitu pengambilan darah vena, dimana darah vena

digunakan untuk pemeriksaan darah rutin, yakni pemeriksaan trombosit,

56
pemeriksaan leukosit, sedangkan pemeriksaan yang membutuhkan darah dalam

jumlah yang sedikit atau darah kapiler misalnya, pemeriksaan hemoglobin, HIV,

sifilis, kimia darah (glukosa darah, asam urat, kolestrol). Adapun sampel urine

yang digunakan untuk pemeriksaan urine rutin diantaranya : pemeriksaan protein

urine, pemeriksaan reduksi urine, pemeriksaan bilirubin urin, pemeriksaan

urobilinogen urin, pemeriksaan berat jenis urine, pH urine, pemeriksaan sedimen

dan pemeriksaan kehamilan (Plano Test). Adapun pemeriksaaan bakteriologi

yaitu pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis atau pemeriksaan bakteri tahan

asam dengan dahak sebagai sampel.

Diantara banyaknya jenis pemeriksaan di Puskesmas Bara-Baraya selama

kami praktik 3 minggu ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pasien dan jenis

pemeriksaan hemoglobin. Karena berhubungan dengan banyaknya ibu hamil

maka jumlah pemeriksaan ini setiap harinya paling banyak dari pemeriksaan lain.

Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui

keadaan darah dan komponen-komponennya. Pemeriksaan hematologi di

puskesmas Bara-Baraya yaitu pemeriksaan Hemoglobin, pemeriksaan Trombosit

darah, pemeriksaan Leukosit darah, pemeriksaan jenis Leukosit, pemeriksaan

Eritrosit darah, dan pemeriksaan Hematokrit,

1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) tergolong pemeriksaan yang banyak dilakukan

karena berhubungan dengan target Puskesmas Bara-Baraya dalam mencangkup

jumlah pasien ibu hamil dalam 1 tahun ialah kurang lebih 8000 pasien maka

jumlah pemeriksaan setiap harinya paling banyak dari pemeriksaan lainnya,

hitung hemoglobin jumlah pasien ibu hamil selama 3 minggu kurang lebih 32

57
orang. Sedangkan hitung jumlah hemoglobin pasien umum adalah 84 orang.

Maka jumlah keseluruhan untuk pemeriksaan hemoglobin selama 3 minggu

adalah 116 orang. Dimana nilai normal hemoglobin yaitu 12-16 g/dl untuk

perempuan, sedangkan untuk laki-laki 14-18 g/dl. Pemeriksaan hemoglobin, di

kampus juga kami melakukan hal yang sama. Namun dikampus kita

menggunakan hemoglobin manual, sedangkan di Puskesmas Bara-Baraya

menggunakan alat hematologi analyzer sysmex xp-100, karena menggunakan

alat ini waktu yang diperlukan lebih cepat dibandingkan cara manual yang

memerlukan waktu yang sangat lama, namun kami juga melakukan

pemeriksaan secara manual apabila keadaan tidak memungkinkan

menggunakan analyzer sysmex xp-100, pemeriksaan hemoglobin dengan cara

manual, yakni dengan metode sahli.

2. Pemeriksaan Leukosit Darah, jumlah pasien dari minggu pertama sampai

minggu ke tiga mencapai 96 orang. Adapun nilai normal leukosit yaitu 4.000-

10.000/mm3 Adapun metode yang digunakan yang digunakan dikampus

tidak sama dengan metode yang digunakan Puskesmas Bara-Baraya

metode autometik, namun dikampus lebih sering menggunakan metode

Hemocytometer yaitu dengan menggunakan pipet thoma sedangkan di

Puskesmas Bara-Baraya menggunakan cara automatic yakni

menggunakan hematologi analyzer karena prosesnya lebih cepat dan

hasilnya lebih akurat Namun, pada puskesmas kami juga melakukan

hitungan leukosit manual ketika keadaan tidak memperbolehkan

menggunkan alat automatic

58
3. Pemeriksaan Trombosit darah dari jumlah pasien di puskesmas Bara-

Baraya ada 43 selama 3 pekan artinya dari sekian banyak pasien yang

diperiksa hanya sebagian kecil saja yang memiliki jumlah trombosit

yang kurang dari normal (trombositopenia) dimana nilai normal dari

trombosit 150.000-450.000 mm3, untuk pemeriksaan trombosit pada

Puskesmas Bara-Baraya menggunakan alat hematologi analyzer xp-100 dan

cara manual menggunakan kamar hitung improved neubauer.

4. Pemeriksaan Imonologi dan serologi. Pemeriksaan Imonologi merupakan

pemeriksaan darah yang bertujuan mendeteksi awal adanya infeksi virus,

memperkirakan status imun dan pemantauan respon paska vaksinasi.

Pemeriksaan serologi merupakan pemeriksaan yang menggunakan serum

sebagai sampel.

Adapun pemeriksaan Imonologi dan Serologi di Puskesmas Bara-Baraya

yaitu, pemeriksaan Widal, pemeriksaan Golongan Darah, pemeriksaan HbsAg,

pemeriksaan HIV, pemeriksaan Sifilis, pemeriksaan Kehamilan (Plano test),

dan pemeriksaan narkoba. Untuk pemeriksaan narkoba, merupakan penadaan

sendiri yang dilakukan Puskesmas Bara-Baraya.

1. Pemeriksaan Widal, jumlah pasien selama tiga minggu kami belum dapatkan

disebabkan reagen yang ada di Puskesmas sudah melewati batas penggunaan.

Di kampus pemeriksaan widal kami pernah mempelajari dan mempraktikan

satu kali dengan hasil negative (-).

2. Pemeriksaan golongan darah. Jumlah pasien selama tiga pekan sebanyak 53

orang. Dengan didapatkan golongan darah, A, B, AB, dan O. pada pemeriksaan

59
golongan darah dikampus kami telah mempejari dan mempraktikannya.

Adapun metode yang digunakan di Puskesmas Bara-Baraya yaitu

menggunakan metode preparat.

Dikenal 4 golongan Darah :

A : Eritrosit mengandung aglunitogen A dan serum agglutinin Anti B

B : Eritrosit tidak mengandung aglutinogen B dan agglutinin Anti- A

O : eritrosit tidak mengandung aglutinogen, sedangkan serum mengandung

agglutinin Anti-A dan Anti-B.

AB : Eritrosit mengandung agglutinin A dan B, sedangkan serum aglutinogen

Penetapan golongan darah penentuan jenis aglutinogen yang ada dalam

sel : disamping itu juga dikenal penepatan jenis agglutinin yang ada dalam

serum (reverse grouping serum grouping atau confirnsion grouping). Cara

yang terbaik ialah melakukan penetapan agglutinin bersama-sama.

Serum anti-A diberi warna biru, serum anti-B kuning. Untuk

menghindarkan terjadinya kekhilafan, sering juga dianjurkan selain serum anti-

A dan serum anti-B memakai serum anti-A<,B (serum golongan O)

disampingnya Tindakan ini berguna untuk mendapatkan sub-grouping A yang

lemah, yang tidak bereaksi dengan goongan darah dengan mengikuti sertakn

serum anti-A,B kaca objek yang dipakai untuk memeriksa golongan darah

harus sedikit saja : pencemaran serupa itu mungkin menyebabkan aglutinasi

palsu.

3. Pemeriksaan HbsAg. Dengan menggunakan metode strip dilakukan di

Puskesmas dan di Kampus. Dimana menggunakan prinsip teknik

60
immunokromatografi yaitu dimana sampel darah diteteskan pada bantalan

sampel yang akan bereaksi dengan partiker yang telah dilapisi dengan anti HBs

colloidal gold konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui

membrane area test yang telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian terjadi reaksi

membentuk garis berwarna merah yang menunjukkan hasil positif.

4. Pemeriksaan HIV, jumlah pasien minggu pertama mencapai 10 orang minggu

kedua 12 orang, dan minggu ketiga mencapai 13 orang. Dimana jumlah

pemeriksaan HIV selama tiga minggu. Selama praktik klinik mencapai 30 orang

yang setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan 29 hasil negative (-) dan 1

orang yang didapatkan reaktif. Pada pemeriksaan HIV dan Sifilis di kampus

sudah pernah dilakukan dengan hasil negative (-). Adapun metode yang

digunakan di Puskesmas Bara-Baraya dan Kampus yaitu Imunokromatografi

(Rapid test).

5. Pemeriksaan sifilis, jumlah pasien minggu pertama mencapai 10 orang,

minggu kedua 12 orang, dan minggu ketiga mencapai 13. Dimana

jumlah pemeriksaan HIV selama tiga minggu praktik klinik

mencapai 30 orang. pemeriksaan didapatkan hasil negative (-) Pada

pemeriksaan Sifilis di kampus s u d a h pernah dilakukan dan

adapun metode yang digunakan di puskesmas Bara-Baraya dan

kampus yaitu Imunokromatografi (Rapid test)

6. Pemeriksaaan kehamilan (Plano test) pada minggu pertama sampai minggu

kedua tidak didapatkan tindakan disebabkan Plano test sudah melewati ambang

batas penggunaan, Pada minggu ke tiga sebanyak 1 orang Dimana hasil yang

61
didapatkan negative (-). Pemeriksaan kehamilan inipun pernah dilakukan

dikampus, dan metode yang digunakan sama yang ada di Puskesmas Bara-

Baraya yaitu metode strip.

7. Pemeriksaan Narkoba, untuk pemeriksaan narkoba pada puskesmas

Bara-Baraya menggunakan metode strip menggunakan tiga parameter

yaitu Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), dan Morphine (MOP).

Selama 3 pekan terdapat lima orang yang melakukan pemeriksaan

narkoba dengan hasil negative (-)

Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia

dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak

pemeriksaan kimia darah didalam laboratorium klinik antara lain uji

fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi

pancreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang

digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa anemia. Adapun

pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas Bara-Baraya

yaitu, pemeriksaan urine rutin dengan pemeriksaan Protein urine,

pemeriksaan Glukosa urine, pemeriksaan Bilirubin urine, urobilin urine ,

dan sedimen urine.

1. Pemeriksaan Protein urine, jumlah pasien minggu pertama mencapai

9 orang, minggu kedua 9 orang, minggu ketiga mencapai 13 orang

Dimana jumlah pemeriksaan protein urine selama tiga minggu

selama praktikum mencapai 31 orang dimana setelah dilakukan

pemeriksaan, didapatkan hasil negative(-) disemua sampel. Metode

62
yang digunakan dikampus s a m a dengan yang digunakan di

puskesmas Bara-Baraya yaitu menggunakan metode asam

Sulfosalisil dan cara carik celup.

2. Pemeriksaan Glukosa urine. jumlah pasien minggu pertama

mencapai 9 orang, minggu kedua 9 orang, dan minggu ketiga

mencapai 13 orang. Dimana jumlah pemeriksaan glukosa urine

selama tiga minggu di puskesmas mencapai 31 orang. Dimana setelah

dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil negative (-) disemua sampel

pemeriksaan. Pada pemeriksaan glukosa metode yang digunakan di

kampus sama dengan metode yang digunakan di puskesmas yaitu

Larutan cara carik celup.

Pemeriksaan kimia yang biasa dilakukan pada tempat puskesmas

yaitu:

1. Pemeriksaan gula/GDS. jumlah pasien minggu pertama mencapai 20

orang, minggu kedua 25 orang, d a n minggu ketiga mencapai 15

orang. Dimana jumlah pemeriksaan pemeriksaan GDS selama tiga

minggu dimasa pkkm mencapai 60 orang. Dengan kisaran 63-356

mg/dl dengan nilai normal 83-125 mg/dl. Pemeriksaan GDS

dikampus sudah pernah dilakukan. Dengan metode yang sama yaitu :

metode menggunakan strip.

2. Pemeriksaan gula/GDP. jumlah pemeriksaan GDP selama tiga

minggu selama praktek klinik 5 orang dengan hasil 105 kisaran 127-

163 mg/dl. dengan nilai normal 70-105 mg/dl. Pemeriksaan GDP di

63
kampus sudah pernah dilakukan, dan di puskesmas Bara-Baraya

menggunakan metode yang sama yaitu : metode Strip.

3. Pemeriksaan Asam Urat. jumlah pasien minggu pertama mencapai

20 orang, minggu kedua 19 orang, dan minggu ketiga mencapai 10

orang. Dimana jumlah pemeriksaan asam urat selama tiga minggu

selama praktik klinik mencapai 49 orang. Dengan kisaran 2,7-7,8

mg/dl. dengan nilai normal untuk perempuan 2,3-6,0 mg/dl, untuk

laki-laki 3,4-7,0 mg/dl. Pemeriksaan Asam Urat di kampus sudah

pernah dilakukan, dan menggunakan metode yang sama dipuskesmas

Bara-Baraya yaitu menggunakan metode Strip.

4. Pemeriksaan cholesterol. jumlah pasien minggu pertama mencapai

21 orang, minggu kedua 24 orang, dan minggu ketiga mencapai 25

orang. Dimana jumlah pemeriksaan cholesterol selama tiga minggu

selama pkm mencapai 70 orang. Dengan kisaran 118-390 mg/dl. dengan

nilai normal <200 mg/dl. Pemeriksaan cholesterol di kampus sudah

pernah dilakukan, dengan metode yang sama dipuskesmas Bara-Baraya

menggunakan metode Strip.

Pemeriksaan bakteriologi adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri yang terdapat pada

tubuh manusia. Pemeriksaan bakteriologi pada puskesmas Bara-

Baraya yaitu pemeriksaan bakteri Mycobaccterium tuberculosis yaitu

bakteri penyebab penyakit TBC. Selama 3 minggu melakukan praktik

64
klinik di puskesmas Bara-Baraya kami membuat sediaan dahak dari 20

pasien dan setelah diperiksa didapatkan satu pasien yang hasil

laboratoriumnya menununjukkan pasien tersebut positif mengalami

penyakit TBC, yaitu (+1). Pemeriksaan bakteriologi yang dilakukan di

puskesmas sama dengan pemeriksaan yang bakteriologi yang dilakukan

di kampus yaitu pewarnaaan bakteri tahan asam dengan menggunakan

karbol fuchsin, asam alkohol, dan methylen blue sebagai zat warna.

65
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktek klinik yang kami lakukan pada tanggal 23

Agustus sampai 11 September 2021, banyak memberikan kami

pengalaman dari segi praktek dalam melakukan berbagai

pemeriksaan, sangat berbeda apabila kita hanya belajar dari segi

teori saja. Di puskesmas juga metode pemeriksaan yang kami

gunakan lebih modern berbeda dengan dikampus yang

menggunakan motode manual.

Setelah melakukan Praktek Klinik 1 Puskesmas Bara-

Baraya mahasiswa mampu :

1. Mengetahui alat-alat dan cara penggunaan alat-alat pemeriksaan

Hematologi Dasar.

2. Melakukan sampling/persiapan specimen secara baik dan benar.

3. Melakukan pemeriksaan Hematologi dasar secara baik dan

benar.

4. Melakukan pemeriksaan Imonologi dan Serologi secara baik

dan benar.

5. Melakukan pemeriksaan Parasitologi secara baik dan benar.

6. Melakukan pemeriksaan Kimia Klinik dasar secara baik dan

66
benar

Selama Praktek dilapangan Puskesmas Bara-Baraya jumlah

pemeriksaaan yang paling banyak dilakukan pemeriksaan

hemoglobin, trombosit kemudian leukosit, glsukosa darah,

cholesterol, asam urat, rapid HIV, rapid sifilis, reduksi urin,

protein urin.

B. Saran

1. Semoga hubungan kerja sama antara pihak PKM Bara-Baraya

dengan pihak kampus ke depannya bisa tetap terjalin dengan baik

untuk tahun- tahun berikutnya.

2. Diharapkan kepada pihak PKM agar dapat menerima kembali

mahasiswa/mahasiswi untuk masa-masa yang akan datang.

67
DAFTAR PUSTAKA

Ariandi. 2015.Penuntun Praktikum Kimia Klinik 1.Akademi Analis Kesehatan

Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Aulia Rizkawati. 2015. Fakror-faktor yang Berhubungan Dengan Kadar

Hemoglobin(Hb) Dalam Darah Pada Tukang Becak di Pasar Mranggen.

Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012:663-669

J Agromed Unila. 2015. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine. Part Of

Agromedicine, Faculty of Medicine, Uviversitas : Lampung

Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.

Hamid. 2021. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran

EGCC hal : 2

Hallander, H., Hoffwan, W., Guder ,W.G. 2001. European Urinalysis Guidelines.

Scan J Clin Lab Invest,suppl.231(60): 1-96.

Hasdianah.2014.Patologi dan Patofisiologi Penyakit.Nuha Medika.Yogyakarta.

Kresno. 1988. Pengantar Hematologi dan Imunologi. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI, 129-55

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratiwi. 2008. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan. Citra

Aditya Bakti : Bandung

Richard , dkk. 2008. Pengantar TinjuanKlinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

EGC : Jakarta

v
Widyanto, F. C dan Triwibowo, C. (2013). Trend Disease Trend Penyakit Saat

Ini, Jakarta: Trans Info Media

Swastini, DA, dan Setyawan, EI (2016). Pemeriksaan Golongan Darah dan

Rhesus Pelajar Kelas 5 dan 6 Sekolah dasarDi Desa Taro Kecataman.

15(1), 64-69

vi
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Dokumentasi Registrasi Pasien

2. Dokumentasi Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli

vii
3. Dokumentasi Pemeriksaan Darah Rutin (WBC, HGB, PLT, HCT, Jenis

Leukosit, RBC) metode autometik sysmex XP-100 (Hematology

Analyzer)
4. Dokumentasi Pemeriksaan Urine Rutin (Leukosit, dan Protein Reduksi

Urine) Metode Carik Celup

5. Dokumentasi Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS), Asam Urat

(AU), dan Cholesterol (Chol)


6. Dokumentasi Pemeriksaan Sputum Bakteri Tahan Asam (BTA)
7. Dokumentasi Pemeriksaan HIV, HBsAg dan Syphilis
8. Dokumentasi Pemeriksaan Golongan Darah
9. Dokumentasi Pemeriksaan Plano Test/Tes Kehamilan

10. Dokumentasi Foto Bersama Pembimbing CI Lahan


11. Gambar Puskesmas Bara-Baraya
DENAH RUANGAN LANTAI 1 PUSKESMAS BARA-BARAYA

PINTU DEPAN
RUANG TUNGGU
RUANG TUNGGU

POLI
UMUM R.
APOTIK
REKAM
UGD
RUANG TUNGGU MEDIK

LOKET

LIFT
R. POLI
TANGGA LANSIA
LABORATO BILIK
RIUM
ASI
TEMPAT TUNGGU
TEMPAT TUNGGU
R.
BERSALIN
R. POLI R. R.
GIGI KONSELING TOILET
BAPIPA TB/KUSTA
R. HOME CARE
GUDANG
MES PINTU
BELAKANG
DENAH RUANGAN LANTAI 2 PUSKESMAS BARA-BARAYA

RUANG RAWAT INAP PERSALINAN


RUANG IMUNISASI MUSHOLLA

RUANG KIA R. RAWAT INAP UMUM


R. RAWAT INAP
UMUM

R. RAWAT LIFT R. RAWAT


INAP UMUM INAP UMUM

TANGGA

R. RAWAT INAP UMUM

GUDANG GIZI

JAN
R. RAWAT
INAP
PERSALINAN

R. AIR R. MES GUDANG R. OBAT-ALKES TOILET


DENAH RUANGAN LANTAI 3 PUSKESMAS BARA-BARAYA

RUANG KEPALA PUSKESMAS RUANG TATA USAHA

RUANG AULA

LIFT
BAG. UMUM &
KEPEGAWAIAN KEUANGAN
TANGGA

DAPUR

RUANG PROGRAM LUAR GEDUNG

JAN

GUDANG

TOILET
R.
R. AIR GUDANG ARSIP R. MUTU R. WUDHU
MES
STRUKTUR ORGANISASI PKM BARA-BARAYA

KEPALA PUSKESMAS

dr. Juniarsih

WAKIL MANAJEMEN MUTU


KASUBAG. TATA USAHA
dr. A. Muhammad Aksadi Akib
Muhtar Rajab

KEUANGAN UMUM & PERLENGKAPAN


KETUA AUDIT INTERNAL KEPEGAWAIAN
Beny Ricardo S.SI,Apt
Venny Roberth, SKM Skolastika A. H.Muh.Hidayat Muh. Tahir
Lau, A.Md.KL Nurliah
UNIT PELAKSANA TEKNIS FUNGSIONAL JARINGAN DAN JEJARING PELAYANAN PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


UPAYA KESEHATAN ESENSIAL UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
PROMOSI KESEHATAN UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
Hj. Jaliah, S.Si Yuliana B.SKM, S.Kep, Ns PUSTU
KESEHATAN LINGKUNGAN UPAYA KESEHATAN USILA
Skolastika ALN, AmdKI Vonny R, SKM Wa Fatma, S.ST
KESEHATAN IBU & ANAK PERKESMAS/JIWA
Sitti Radiah, S.ST Yuliana Anwar PUSKEL
Hj. Harabiah, S.ST UPAYA KESEHATAN KERJA Efsuarna,AMK
Sadariah, S.ST Hj. Jaliah, S.Si
KELUARGA BERENCANA UPAYA KESEHATAN GIGI & MULUT
Wa Fatma S.ST Drg. Mangatur
Drg. Andi Muhammad Aksadi Akib
Iin Mardiana A.Md.Kg

GIZI MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL


Hj. St Saenab, AMG Ika Puspita SQ, S.Si,Apt
Hj. I Murna, AMG
UPAYA KESEHATAN ESENSIAL UPAYA KESEHATAN
PENGEMBANGAN
P2M/PTM UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
Mulyani K, S.Sep,Ns Efsuarna, AMK
Yuliana Anwar
Asriani, S.ST UPAYA KESEHATAN MATA
Ismasari A, S.Kep.,Ns Paskalina Irianingsih
Naomi Tarima
Ma’mur, S.Kep

UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


RAWAT INAP RAWAT JALAN
PERSALINAN POLI UMUM IGD/24 JAM
Dr. Dahlia
Nurhaedah, Amd.Keb Dr. Dahlia Dr. Juniarsih
Asriani, S.SIT Naomi Tarima Yuliana B, SKM., S.Kep., Ns
Mila Amelia, Amd.Keb Yuliana Anwar Paskalina, AMK
Sri Ninsi Tamsi, Ma’mur, S.Kep Ridwan, S.Kep
Amd.Keb Ismasari A, S.Kep.,Ns Diana Alham, S.Kep.,Ns
Erni Amd.Keb Afrianti DP, S.Kep.,Ns
UMUM POLI GIGI Rosmini Ladona
Dr. Juniarsih Drg. Mangatur Efsuarna, AMK
Yuliana B, SKM., Drg. Andi Muhammad
S.Kep., Ns Aksadi Akib
Paskalina, AMK Iin Mardiana, Amd, KG
Ridwan, S.Kep POLI LANSIA LABORATORIUM
Diana Alham, Vonny Robert, SKM Andi Tenri Ummu, S.ST
S.Kep.,Ns LOKET KARTU
Afrianti DP, S.Kep.,Ns Ridwan, SE APOTIK/G.OBAT
Rosmini Ladona Hayani Ika Puspita, S.Si, Apt
Fitri Alkadar Beny R, S.Si, Apt

Anda mungkin juga menyukai