Anda di halaman 1dari 59

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD YUSUF BAHAR PO713251191071


MULIA AMALIA PO713251191072
MUSDALIFAH PO713251191073
NABILA FEBRIANTI PO713251191074
NANA WARSI PO713251191075
UMMU UMARAH PO713251191095
VINCENCIA SEPTIANI Y NU PO713251191096
WAODE NURFILDA PO713251191097
TINGKAT : III B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FARMASI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR
04 APRIL – 09 MEI 2022

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RUMAH SAKIT


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Capaian
Pembelajaran Rumah Sakit Program Studi D-3 Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar

DISETUJUI OLEH :

PRESEPTOR KEPALA INSTALASI FARMASI


RSUD Haji Makassar RSUD Haji Makassar

(H. Salman, S.Si., M.Kes., Apt.) (Darmawati, S.Farm., Apt.)


NIP. 196912312005011136 NIP. 197508071998032004

Mengetahui,

DOSEN PEMBIMBING KAPRODI D-3 FARMASI


Poltekkes Kemenkes Makassar Poltekkes Kemenkes Makassar

(Dr. Hj. Nurisyah, M.Si., Apt.) (Raimundus Chalik,S.Si.,M.Sc.,Apt)


NIP. 196505311986032001 NIP. 197701012001121002

ii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN HASIL

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama dan NIM : Muhammad Yusuf Bahar PO713251191071
Mulia Amalia PO713251191072
Musdalifah PO713251191073
Nabila Febrianti PO713251191074
Nana Warsi PO713251191075
Ummu Umarah PO713251191095
Vincencia Septiani Y NU PO713251191096
Waode Nurfilda PO713251191097
Tingkat : III B D-3 Farmasi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil dari Praktek Kerja Lapangan


Rumah Sakit benar berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama praktek di
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar. Jika terdapat karya orang lain, kami
akan mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka kami bersedia menerima sanksi akademik.
Demikian pernyataan ini kami buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Makassar, April 2022

Yang membuat pernyataan,

Muhammad Yusuf Bahar Mulia Amalia


NIM. PO713251191071 NIM. PO7132511910072

iii
Musdalifah Nabila Febrianti
NIM. PO713251191073 NIM. PO713251191020

Nana Warsi Ummu Umarah


NIM. PO713251191075 NIM. PO713251191095

Vincencia Septiani Y NU Waode Nurfilda


NIM. PO713251191096 NIM. PO7132511910

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Pada dasarnya Praktik Kerja Lapangan ini diselenggarakan dalam rangka
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan
apotek kepada mahasiswa serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan
profesinya kepada masyarakat.
Atas terselesaikannya Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua atas segala dukungan dan moral, serta kepada
teman – teman yang telah turut membantu baik dalam material maupun dukungan
yang diberikan.
Disini penulis juga berkesempatan untuk mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar.
2. Bapak Raimundus Chalik,S.Si.,M.Kes.,Apt. Selaku Ketua Program Studi D-3
Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Nurisyah, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Rumah Sakit.
4. Ibu Darmawati, S.Farm, Apt. selaku Kepala Instansi Farmasi RSUD Haji
Makassar.
5. Bapak H. Salman, S.Si., M.Kes., Apt. selaku Pembimbing Teknis RSUD Haji
Makassar.
6. Seluruh staff dan karyawan RSUD Haji Makassar.
7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini.

v
Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini tak lepas dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan PKL yang disusun
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan dalam
peningkatan wawasan keterampilan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta
membantu dalam menyukseskan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
penyelesaian laporan ini, semoga memberi manfaat yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak baik pihak Poltekkes Kemenkes Makassar maupun pihak
RSUD Haji Makassar.

Makassar, Mei 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL.............................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan PKL Rumah Sakit......................................................................................2
C. Manfaat PKL Rumah Sakit....................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM.............................................................................................4
A. Definisi Rumah Sakit.............................................................................................4
B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit..............................................................................4
C. Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).................................................5
D. Tugas, Tanggung Jawab dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit......................5
E. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit.................6
BAB III TINJAUAN INSTANSI TEMPAT PKL............................................................16
A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan..............................................................16
B. Sejarah RSUD Haji Makassar.............................................................................16
C. Visi, Misi, Tujuan, Fungsi dan Tugas RSUD Haji Makassar...............................19
D. Motto RSUD Haji Makassar................................................................................20
E. Logo RSUD Haji Makassar..................................................................................21
F. Struktur Organisasi RSUD Haji Makassar...........................................................22
G. Jenis Pelayanan....................................................................................................24
H. Pelayanan di RSUD Haji Makassar......................................................................26
BAB IV HASIL KEGIATAN PKL..................................................................................28
BAB V PENUTUP...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo RSUD Haji Makassar............................................................... 21


Gambar 3.2 Struktur Organisasi RSUD Haji Makassar.........................................22
Gambar 3.3 Alur Pelayanan Resep........................................................................ 26
Gambar 3.4 Alur Pelayanan Resep........................................................................ 27

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Mahasiswa......................................................37


Lampiran 2 Dokumentasi ......................................................................................42

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mencapai hidup sehat bagi


penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya
kesehatan dititik beratkan pada upaya penyembuhan yang berangsur-angsur
kearah keterpaduan kesehatan yang menyeluruh. Upaya kesehatan yang
menyangkut peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan
penyakit harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, dilaksanakan bersama pemerintah dan masyarakat. Salah
satu juga harus dikembangkan adalah pemanfaatan fungsi kesehatan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka kita mengenal pelayanan farmasi Di
Rumah Sakit yaitu salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan kesehatan.
Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Instalasi
Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes RI, 2021).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik (Permenkes RI,
2018).

1
2

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker


dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
Oleh karena itu, Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar
melakukan Praktik Kerja Lapangan di RSUD Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan sebagai bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dan tugas secara
langsung di dunia kerja pada bidang farmasi. mempersiapkan calon Tenaga
Teknis Kefarmasian yang mampu memberikan suatu pelayanan kefarmasian
yang baik kepada masyarakat serta dapat melakukan fungsi manajemen
kefarmasian di Rumah Sakit dengan baik melalui pengalaman praktik kerja
secara langsung di Rumah Sakit.

B. Tujuan PKL Rumah Sakit

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat dihasilkan


tenaga kesehatan bidang farmasi yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Haji Makassar pada
dasarnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memahami tugas, fungsi dan mampu melaksanakan pengelolaan dan
pelaksanaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar.
2. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan mahasiswa.
3. Sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan
4. Memberikan kesempatan secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan khususnya kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah
Haji Makassar.
5. Memberikan pengenalan kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh, baik ditinjau dari aspek administrasi,
teknis, maupun sosial budaya.
3

6. Memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa untuk mensosialisasikan


diri pada lingkungan yang sebenarnya.

C. Manfaat PKL Rumah Sakit

1. Mahasiswa dapat secara langsung menerapkan bekal ilmu dan


pengetahuan di dunia kerja yaitu pelayanan kesehatan kefarmasian di
Rumah Sakit.
2. Melatih calon Ahli Madya Farmasi agar mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja.
3. Dapat meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan, keterampilan
pemahaman, kreativitas, serta kinerja praktek mahasiswa dalam pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
.
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Definisi Rumah Sakit


Menurut WHO (World Health Organization), bahwa rumah sakit
adalah suatu bagian integral dari suaru organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan oenyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menangani masalah medic
modern yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama
untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, 2004).

B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Tugas rumah sakit umum sesuai dengan Kepmenkes RI No.
983/Menkes/SK/XI/1992, tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum,
adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Menurut undang – undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi
rumah sakit sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4
5

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi


bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

C. Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)


Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian
yang dimaksud adalah kegiatan yang menyangkut pembuatan, pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan,
pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep, pelayanan informasi obat,
konseling, farmasi klinik di ruangan.
IFRS merupakan suatu organisasi pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
dan gas medis habis pakai serta pelayanan jasa yaitu farmasi klinik (PIO,
Konseling, Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi Merugikan Obat) bagi
pasien atau keluarga pasien. IFRS adalah fasilitas pelayanan penunjang medis,
di bawah pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang
terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan;
produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi; dispensing obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian
mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di rumah sakit; serta pelayanan farmasi klinis (Siregar dan Amalia,
2004).

D. Tugas, Tanggung Jawab dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


1. Tugas IFRS
Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan
perbekalan kesehatan. Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
6

dimaksud adalah obat, bahan obat, gas medis dan alat kesehatan, mulai
dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan
serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan rawat jalan dan
rawat inap. IFRS berperan sangat sentral terhadap pelayanan di rumah
sakit terutama pengelolaan dan pengendalian sediaan farmasi dan
pengelolaan perbekalan kesehatan.
2. Tanggung jawab IFRS
Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi
dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang
bersifat diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik.
3. Fungsi IFRS
IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit
pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan yang bersifat manajemen
(nonklinik) adalah pelayanan yang tidak bersentuhan langsung dengan
pasien dan tenaga kesehatan lain. Pelayanan IFRS yang menyediakan
unsur logistik atau perbekalan kesehatan dan aspek administrasi. IFRS
yang berfungsi sebagai pelayanan nonmanajemen (klinik) pelayanan yang
bersentuhan langsung dengan pasien atau kesehatan lainnya. Fungsi ini
berorientasi pasien sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih luas
tentang aspek yang berkaitan dengan penggunaan obat dan penyakitnya
serta menjunjung tinggi etika dan perilaku sebagai unit yang menjalankan
asuhan kefarmasian yang handal dan profesional.

E. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit


Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan suatu
siklus kegiatan dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menyediakan obat,
bahan obat, alat kesehatan, gas medis, yang dimulai dari:
1. Pemilihan.
2. Perencanaan.
3. Pengadaan.
7

4. Penerimaan.
5. Penyimpanan.
6. Pendistribusian
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di rumah sakit
merupakan salah satu unsur penting dalam fungsi manajerial rumah sakit
secara keseluruhan, karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif
terhadap rumah sakit baik secara medis maupun secara ekonomis. Tujuan
pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di rumah sakit adalah
agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang
cukup, mutu yang terjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung
pelayanan yang bermutu.
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di rumah sakit
diharapkan dapat berjalan dengan baik dan saling mengisi sehingga dapat
tercapai tujuan pengelolaan yang efektif dan efisien agar sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang diperlukan selalu tersedia setiap saat dibutuhkan
dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang
bermutu. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berhubungan
erat dengan anggaran dan belanja rumah sakit.
1. Pemilihan Obat
Seleksi atau pemilihan obat merupakan proses kegiatan sejak dari
meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi
pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan peran
aktif Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).
Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah
kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk
dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat
esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
Penentuan pemilihan obat merupakan peran aktif tenga farmasi yang
8

berada dalam organisasi panitia farmasi dan terapi untuk menetapkan


kualitas dan efektivitas, serta jaminan purna transaksi pembelian.
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai
ini berdasarkan:
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi.
b. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang telah ditetapkan.
c. Pola penyakit.
d. Efektivitas dan keamanan.
e. Pengobatan berbasis bukti.
f. Mutu.
g. Harga.
h. Ketersediaan di pasaran.
2. Perencanaan Obat
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah
dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan
efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia. Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
a. Anggaran yang tersedia.
b. Penetapan prioritas.
c. Sisa persediaan.
d. Data pemakaian periode yang lalu.
e. Waktu tunggu pemesanan.
9

f. Rencana pengembangan.
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menyusun daftar kebutuhan perbekalan farmasi yang berkaitan dengan
suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan
yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran
dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Tujuan
perencanaan adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai
kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan
persediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta meningkatkan
penggunaan secara efektif dan efisien
3. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode
pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan, dan pembayaran.
Untuk memastikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan
maka jika proses pengadaan dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi
Farmasi harus melibatkan tenaga kefarmasian. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai antara lain:
a. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa.
10

b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet


(MSDS).
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar dan.
d. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain).
4. Penerimaan Obat
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
Penerimaan obat sebaiknya dilakukan dengan teliti hal ini disebabkan
karena pengantaran obat dapat mengakibatkan kerusakan pada sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan. Standar Operasional Prosedur
penerimaan obat adalah:
a. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat Pedagang Besar
Farmasi (PBF) serta tanda tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
b. Mencocokkan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan
jumlah serta nomor batch sediaan.
c. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta
tanggal kadaluwarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta
diganti.
d. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal serta
distempel. Faktur yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan
faktur disimpan oleh apotek sebagai arsip.
5. Penyimpanan Obat
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat
menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang
11

dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya,


kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, dan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan disusun
secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO),
First In First Out (FIFO) atau Last In First Out (LIFO) disertai sistem
informasi manajemen. Penyimpanan sediaan Farmasi dan perbekalan
kesehatan, yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike
Sound Alike/NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan Obat
6. Pendistribusian Obat
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/ menyerahkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. IFRS harus
menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya
pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di
unit pelayanan. Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan
cara:
a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
1) Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi
Farmasi.
2) Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang disimpan di ruang
rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara di mana tidak ada petugas farmasi yang
mengelola (di atas jam kerja) maka pendistribusiannya
didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan.
12

4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor


stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan.
5) Menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi
Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
b. Sistem Resep Perorangan (Individual Prescription) Pendistribusian
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan resep
perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
c. Sistem Unit Dosis Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam unit
dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien.
Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap. Sistem unit
dosis dapat menggunakan metode unit dose dispensing (UDD) untuk
satu unit dosis penggunaan (sekali pakai) atau once daily dose (ODD)
untuk dosis satu hari diberikan.
d. Sistem Kombinasi Sistem pendistribusian sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan bagi pasien rawat inap dengan menggunakan
kombinasi a + b atau b + c atau a + c.
F. Pelayanan Farmasi Klinik
Dalam sistem pelayanan kesehatan, farmasi klinik adalah penyedia
pelayanan kesehatan yang akuntabel dalam terapi obat, optimal untuk
pencegahan dan penyembuhan penyakit. Pelayanan farmasi klinik dapat
melakukan evaluasi pengobatan dan memberikan rekomendasi pengobatan,
baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lain.
Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian) adalah suatu pelayanan farmasi
yang berorientasi pada pasien. Pada model praktik pelayanan farmasi klinik
tenaga farmasi harus menjadi salah satu anggota kunci pada tim pelayanan
kesehatan, dengan tanggung jawab pada outcome pengobatan (Hepler dan
Strand 1990).
Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan tenaga
farmasi kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
13

meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat. Pelayanan farmasi


klinik terbukti efektif dalam menangani terapi pada pasien. Selain itu,
pelayanan tersebut juga efektif untuk mengurangi biaya pelayanan kesehatan
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal itu terutama diperoleh
dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat.
Pelayanan ini terbukti dapat menurunkan angka kematian di rumah sakit
secara signifikan
Landasan hukum berkaitan dengan pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan di rumah sakit adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Pelayanan farmasi klinik
yang dilakukan meliputi:
1. Asuhan kefarmasian yang berkaitan dengan obat identifikasikan drug
related problems (DRPs) yang potensial dan aktual, memecahkan DRP
yang aktual dan mencegah terjadinya DRP yang potensial.
2. Pengkajian dan pelayanan resep.
Pengkajian resep merupakan kegiatan untuk menganalisa adanya
masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus
dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Tenaga farmasi harus
melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien.
b. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter.
c. Tanggal Resep dan.
d. Ruangan/unit asal Resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
a. Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Dosis dan Jumlah Obat. Stabilitas dan.
c. Aturan dan cara penggunaan.
14

Persyaratan klinis meliputi:


a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.
c. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
d. Kontraindikasi.
e. Interaksi Obat
Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian Resep, penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan termasuk peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan disertai
pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan
upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication
error).
3. Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat yang dapat dilihat dari catatan
rekam farmasi dan data laboratorium serta dikaitkan dengan kepatuhan
pasien dan kejadian efek samping obat (ESO).
4. Pelayanan informasi obat.
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut.
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep).
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat.
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya kurang stabil.
15

g. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau


keluarganya.
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
apoteker (apabila diperlukan).
i. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang
memudahkan untuk pelaporan.
BAB III
TINJAUAN INSTANSI TEMPAT PKL

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) Rumah Sakit dilaksanakan mulai
tanggal 4 April – 7 Mei 2022 yang dilaksanakan di RSUD Haji Makassar yang
berlokasi di Jl. Dg. Ngeppe No. 14 Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Dimana pelaksanaan PKL di RSUD Haji Makassar ini dibagi berdasarkan depo
yang terdiri dari Apotek Rawat Inap, Apotek Rawat Jalan dan Gudang Farmasi
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pembimbing teknis rumah sakit
beserta dengan tata tertib yang berlaku di rumah sakit tersebut.

B. Sejarah RSUD Haji Makassar

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu


rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi di
Jalan Daeng Ngeppe No.14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar. Berdiri diatas tanah seluas 1,34 HA milik pemerintah Daerah
Sulawesi Selatan terletak di ujung selatan Kota Makassar yang
pembangunannya ditetapkan di daerah bekas lokasi Rumah Sakit Kusta
Jongaya dan diharapkan dapat mendukung kelancaran kegiatan pelayanan
calon Jemaah Haji dan masyarakat sekitarnya.
Latar belakang berdirinya Rumah Sakit Haji di Indonesia, berawal dari
hibah pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai kompensasi Musibah
Terowongan Mina yang menyebabkan gugurnya 631 jemaah haji asal
Indonesia, termasuk jemaah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Didirikan sebagai monument hidup dalam mengenang dan mengambil
hikmah terjadinya musibah terowongan Al Muaisim di Mina tanggal 2 Juli
1990. Selain Makassar RSUD Haji juga dibangun di tiga kota lain di
Indonesia yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Rumah Sakit Haji Makassar diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 16 Juli Tahun 1992. Pengelolaan Rumah Sakit oleh
Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor :

16
17

802/VII/1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit, serta
Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor: 1314/IX/1992 tentang
tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Haji Makassar. Seiring
berjalannya waktu, RSUD Haji Makassar mengalami perkembangan berturut-
turut sebagai berikut:
1. Menjadi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan Klasifikasi C berdasarkan Keputusan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 762/XII/1993; memiliki surat izin
pelayanan rumah sakit berdasarkan Surat Keputusan Nomor:
07375/Yankes-2/V/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan RSUD Haji
Makassar yang berlaku 5 (lima) tahun dari tanggal 27 Mei 2010 s/d 27
Mei 2015.
2. Menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1226/Menkes/SK/VII/2010 tentang penetapan status rumah sakit Haji
Makassar dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan pada tanggal 27
Agustus tahun 2010.
3. Menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 tahun 2010.
4. Lulus tingkat lanjutan akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan sertifikat
nomor : KARS-Sert/31/VII/2011.
5. Menjadi rumah sakit umum daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2131/VIII/2012 tentang
penetapan RSUD Haji Makassar sebagai satuan kerja perangkat daerah
untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah secara penuh tanggal 8 Agustus 2012
6. Menerapkan ISO terintegrasi : ISO 9001 : 2008 (Manajemen Mutu), ISO
18001 : 2007 (OHSAS), ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen
Lingkungan) sejak tahun 2012-2014.
7. Lulus dan mendapat Predikat PARIPURNA dengan sertifikat nomor:
KARSSERT/793/VIII/2017
18

Diresmikan di Makassar pada tanggal 16 Juli 1992 ditandai dengan


Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit dilakukan oleh Bapak
Presiden Soeharto sebagai kelanjutan surat keputusan bersama tiga
menteri(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan)
tentang pembentukan panitia pembangunan Rumah Sakit Haji di empat
Embarkasi termasuk Makassar.
RSUD Haji Makassar menawarkan pelayanan kesehatan Islami yang
modern, paripurna dan berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga,
maupun karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk
menghadapi tantangan yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi
segala tuntutan kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik,
RSUD Haji Makassar senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana,
peralatan medis pendukung serta kualitas sumber daya manusia yang ada dan
didukung oleh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, tenaga
penunjang diagnostic, tenaga administrasi yang senantiasa berupaya
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Secara keseluruhan fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Haji
Makassar meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Intensif,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan
Kesehatan Preventif.
Sejak berdirinya pada tanggal 16 Juli 1992, RSUD Haji Makassar telah
mengalami beberapa kali pergantian direktur berturut-turut sebagai berikut:
1. dr.H.Sofyan Muhammad, M.Si (1992 – 2001)
2. dr.Hj.Magdaniar Moein, M.Kes. (2001 – 2007)
3. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (2007 – 2008)
4. drg.Hj.Nurhasnah Palinrungi, M.Kes. (2008 – Okt 2015)
5. dr. Arman Bausat, Sp.B.,Sp.OT(K) Spine (Okt.2015 – Agt 2017) Plt.
6. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (Agt. 2017 – sekarang)
19

C. Visi, Misi, Tujuan, Fungsi dan Tugas RSUD Haji Makassar

1. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik, dan
Pilihan Utama di Sulawesi Selatan Tahun 2020.
b. Misi
i. Misi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan
berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat.
ii. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan
berkarakter Islami.
iii. Menyelenggarakan pola tata kelola pelayanan kesehatan yang baik,
akuntabel, berbasis the ten golden habits.
iv. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan sumber
daya manusia serta mengembangkan dan meningkatkan sarana dan
prasarana rumah sakit.
v. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai asset berharga bagi
rumah sakit.
2. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan adalah :
a. Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), efisiensi dan kualitas
pelayanan serta pelayanan kesehatan Gratis;
b. Terciptanya sumber daya manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan;
c. Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang
menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan;
d. Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman;
20

e. Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan


mutu kinerja berkesinambungan;
f. Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
3. Fungsi
RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik, pelayanan
keperawatan, penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan, perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan
akuntansi.
b. Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan keperawatan,
penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, perencaan, etika, umum, serta keuangan dan
akuntansi.
c. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4. Tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan,serta melaksanakan upaya rujukan dan fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

D. Motto RSUD Haji Makassar

Kesembuhan anda adalah kebahagian kami, kebahagian anda adalah


kebanggaan kami.
21

E. Logo RSUD Haji Makassar

Logo resmi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan


huruf Nun, bulan sabit, lingkaran kecil dan palang hijau yang di topang
dengan dua tangan, dengan bentuk sebagai berikut :

Gambar 3.1 Logo RSUD Haji Makassar

Adapun makna dari logo RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi


Selatan adalah :
1. Lengkungan bulan sabit diartikan sebagai :
a. Terciptanya kehidupan alam semesta; dan
b. Pelayanan dengan karakter Islami.
2. Lingkaran kecil dengan simbol arah gerak PDSA / PDCA dan palang
hijau bermakna RSUD Haji menerapkan sistem pelayanan kesehatan
berkualitas dan berkesinambungan.
3. Dua tangan menopang bulan sabit adalah pelayanan yang diberikan penuh
tanggung jawab, kerja keras dan ikhlas;
4. Huruf Nun adalah cahaya Arsy Allah yang turun sebagai manifestasi
kecintaan kepada hamba-Nya, hal ini mendorong terciptanya karya
sebagai ibadah dan ibadah dalam karya.
5. Ada 4 (empat) warna yang menyusun logo :
i. Warna kuning melambangkan misi kesejahteraan;
ii. Wana biru melambangkan pelayanan yang cepat dan tanggap;
iii. Warna hijau melambangkan semangat yang tulus tanpa adanya
diskrimasi terhadap suku, agama, ras dan golongan; dan
iv. Warna hitam melambangkan ketegasan melaksanakan kebijakan.
22

F. Struktur Organisasi RSUD Haji Makassar

Gambar 3.2 Struktur Organisasi RSUD Haji Makassar

Struktur organisasi RSUD Haji Makassar Provinsi berdasar Pergub


Sulsel No.72 Tahun 2011 tentang tupoksi dan rincian tugas jabatan struktural
RSUD Haji adalah sebagai berikut :
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik
i. Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
ii. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
b. Bidang Pelayanan Keperawatan
i. Seksi Pengembangan Keperawatan
ii. Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :
i. Instalasi Rawat Inap
ii. Instalasi Rawat Jalan
iii. Instalasi Gawat Darurat
23

iv. Instalasi Bedah Sentral


v. Instalasi Perawatan Intensif
3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi :
a. Bidang Penunjang Medik
i. Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan
Keperawatan
ii. Seksi Rekam Medik
iii. Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik
b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika
i. Seksi Pendidikan dan Latihan
ii. Seksi Penilitian dan Pengembangan
iii. Seksi Etika dan Mutu Pelayanan
Di samping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :
i. Instalasi Radiologi
ii. Instalasi Laboratorium
iii. Instalasi Gizi
iv. Instalasi Farmasi
v. Instalasi PS-RS
vi. Instalasi CSSD/Laundry
vii. Instalasi Rehabilitasi Medik
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a. Bagian Umum
i. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
ii. Sub Bagian Kepegawaian
iii. Sub Bagian Perlengkapan dan Asset
b. Perencanaan, Program, Hukum, Humas dan Pemasaran
i. Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
ii. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
iii. Sub Bagian Hukum, HUMAS, dan Pemasaran
c. Bagian Keuangan dan Akuntansi
i. Sub Bagian Penerimaan Pendapatan
24

ii. Sub Bagian Perbendaharaan


iii. Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi

G. Jenis Pelayanan

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan di


Rumah Sakit, maka akan dilaksanakan pengembangan sarana dan prasarana
termasuk penataan gedung rumah sakit yang dapat dilihat dibawah ini :
Saat ini RSUD Haji Makassar menyediakan layanan kesehatan sebagai
berikut:
1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) yang terdiri dari :
a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b. Poliklinik Spesialis Bedah
c. Poliklinik Spesialis Anak
d. Poliklinik Spesialis Obsetri & Genekologi
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan
f. Poliklinik Spesialis Syaraf
g. Poliklinik Spesialis THT
h. Poliklinik Spesialis Mata
i. Poliklinik Spesialis Kulit & Kelamin
j. Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut
k. Poliklinik Jiwa
l. Poliklinik Spesialis Paru
m. Poliklinik Konsultan Gizi
n. Poliklinik Khusus Geriatri
o. Poliklinik Medical Check Up
p. Poliklinik Bedah Vasculer & Bedah Digestive
q. Poliklinik Ortopedi
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/NICU)
5. Instalasi Bedah Sentral
25

6. Instalasi Rehabilitasi Medik


7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Farmasi
10. Instalasi Gizi
11. Instalasi PS-RS
12. Instalasi Laundry
13. Unit PKRS
14. Unit Rekam Medik
Dalam menunjang pemeriksaan diagnostic di RSUD Haji Makassar
telah disediakan layanan sebagai berikut:
1. CT Scan
2. Panoramic X-Ray
3. Dental X-Ray
4. Brochoscopy
5. Treadmill dan stress test
6. USG 2 dan 4 Dimensi
7. Elektro Ensephalografi
8. Optik Test
9. Spirometri
10. Audiometri
11. Lab Diagnostik
12. Patologi Diagnostik
Layanan kesehatan di RSUD Haji juga dilengkapi penunjang medis
sebagai berikut :
1. FECO
2. FESS
3. Ventilator
4. Brochoscopy
5. Laparascopy
6. NSK Primado
26

7. Cutera Aesthetic
8. Mesin HD
9. SWD
10. Ultra Sound
11. Electric Stimulation

H. Pelayanan di RSUD Haji Makassar

1. Alur Pelayanan Resep RSUD Haji Makassar

Gambar 3.3 Alur Pelayanan Resep


27

2. Alur Pelayanan Resep Jaminan RSUD Haji Makassar

Gambar 3.4 Alur Pelayanan Resep


BAB IV

HASIL KEGIATAN PKL

RSUD Haji Makassar adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah
dan merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah Kota
Makassar. RSUD Haji Makassar juga sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah
Makassar dan sekitarnya yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
didukung oleh layanan dokter spesialis dan sub spesialis, serta ditunjang dengan
fasilitas medis yang memadai.
Instalasi farmasi merupakan bagian dari Rumah Sakit yang bertugas
menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di
Rumah Sakit.
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatam di Instalasi Farmasi
RSUD Haji Makassar telah sesuai dengan prosedur yang ada. Pengelolaan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan di rumah sakit ini terdiri dari perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian dan
pelaporan.
A. Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi di RSUD Haji Makassar dilakukan
berdasarkan metode konsumsi dan metode VEN (Vital, Essensial, Non
Essensial) dan Metode Epidemiologi
1. Metode Konsumsi
Metode konsumsi ini menggunakan konsumsi sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang
akan datang berdasarkan analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya.
Dimana pada perencanaan obatnya dilebihkan sebesar 10% dari jumlah
data konsumsi tahun sebelumnya.
2. Metode VEN Vital, Essensial, Non Essensial)
Metode ini merupakan analisis perencanaan yang dilakukan oleh
Instalasi Farmasi RSUD Haji Makassar dengan menggunakan semua jenis

28
29

perbekalan farmasi yang tercantum dalam daftar yang dikelompokkan ke


dalam 3 bagian sebagai berikut.
a. Kelompok Vital adalah kelompok obat yang sangat utama
(pokok/vital) antara lain : obat penyelamat jiwa, obat untuk pelayanan
kesehatan pokok, obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian
terbesar, dibutuhkan sangat cepat, tidak dapat digantikan obat lain.
b. Kelompok Essensial, adalah kelompok obat yang bekerja kausal
yaitu obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit, tidak untuk
mencegah kematian secara langsung/kecacatan.
c. Kelompok Non Essensial, merupakan obat penunjang yaitu obat
yang kerjanya ringan dan biasa digunakan untuk menimbulkan
kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan.
Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan : penyesuaian
rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia. Dalam
penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar
diusahakan tidak terjadi kekosongan obat.
3. Metode Epidemiologi
Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran
pasien, waktu tunggu pasien (lead time), kejadian penyakit yang umum,
dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada.
B. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP (Bahan Medis
Habis Pakai) di instalasi farmasi RSUD Haji Makassar dilakukan melalui :
1. Pembelian
Pembelian sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan dilakukan
dengan cara dipesan atau repurchasing melalui sistem kemudian dari pihak
distributor yang langsung mengirimkan barangnya ke rumah sakit. Selain
pemesanan melalui system, pihak instalasi farmasi rumah sakit biasanya
melakukan pembelian langsung dengan membuat Surat Pesanan (SP) yang
30

berisi tentang semua kebutuhan obat dan alkes yang diperlukan oleh
instalasi farmasi kemudian SP tersebut dikirim ke distributor/PBF.
2. Sumbangan/Dropping/Hibah
Sebagai rumah sakit dibawah pemerintahan, dalam pengadaan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi RSUD Haji
Makassar juga mendapat bantuan langsung dari pusat/provinsi atau biasa
disebut Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari APBN. Seluruh
kegiatan penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan cara sumbangan/dropping/hibah harus disertai
dokumen administrasi yang lengkap dan jelas. Agar penyediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu
pelayanan kesehatan.
C. Penerimaan
Setelah melakukan pengadaan dalam hal ini gudang farmasi melakukan
pemesanan barang, distributor mengantarkan barang pesanan ke RSUD Haji
Makassar. Barang diterima oleh depo gudang farmasi terlebih dahulu
dilakukan prosedur penerimaan barang dengan :
1. Memeriksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat Pedagang Besar
Farmasi (PBF) serta tanda tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
2. Mencocokkan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah
serta nomor batch sediaan.
3. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta
tanggal kadaluwarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta
diganti.
4. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal serta
distempel. Faktur yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan faktur
disimpan oleh apotek sebagai arsip
D. Penyimpanan
Sistem penyimpanan sediaan farmasi di instalasi farmasi RSUD Haji sudah
berjalan dengan baik, terlihat dari kemudahan pegawai untuk mencari obat
saat melayani permintaan pasien. Penataan dan penyimpanan dilakukan
31

berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip
First Expired First Out (FEFO), First In First Out (FIFO). Obat-obat yang
termolabil seperti suppositoria, insulin disimpan dalam lemari pendingin.
Penyimpanan sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan, yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike/NORUM (Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip) tidak ditempatkan berdekatan dan diberi penandaan
khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat
E. Pendistribusian
Sistem pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di
instalasi farmasi RSUD Haji Makassar dilakukan dengan sistem desentralisasi
atau sistem pelayanan terbagi. Gudang Farmasi menyalurkan perbekalan
farmasi ke beberapa depo terdiri dari Apotek Rawat Inap, Apotek Rawat Jalan,
Ruang OK, Ruang Perawatan, Poli, dan Ruangan Kepegawaian. Khusus
apotek rawat inap, apotek rawat jalan dan ruang OK dapat menerima
perbekalan farmasi berupa obat sementara ruangan lainnya seperti ruang
perawatan, poli, ruangan kepegawaian hanya boleh menerima perbekalan
farmasi berupa alkes atau BMHP.
F. Pengendalian
Pengendalian persediaan barang menggunakan sistem komputensasi
dimana setiap barang yang masuk di-entry ke komputer dan setiap barang
yang keluar (terjual) juga tercatat di komputer, sehingga dapat diketahui status
persediaan setiap barang. Masing-masing karyawan diberi tangaung jawab
untuk memeriksa atau mengawasi rak-rak barang yang ditentukan dengan cara
menggunakan kartu stok dan melakukan stock opname setiap sebulan sekali.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah barang yang ada di apotek
dan memeriksa kesesuaian jumlah stok fisik obat dengan jumlah yang tertera
di kartu stok dan di komputer. Sehingga kesalahan, kehilangan, kerusakan
serta kadaluwarsa sediaan dapat diketahui dan ditelususri sedini mungkin.
32

Dengan sistem pengelolaan yang baik, kegiatan pemesanan dalam sediaan


farmasi dapat berjalan dengan lancar, sehingga pelayanan terhadap kebutuhan
pasien dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan dari tanggal 4 April
sampai dengan tanggal 9 Mei 2022. Kegiatan awal pelaksanaan PKL yaitu
dilakukannya proses penerimaan mahasiswa dan pemberian informasi terkait
RSUD Haji Makassar, pelayanan instalasi farmasi RSUD Haji Makassar serta
pembagian jadwal mahasiswa yang akan bertugas di 3 depo yaitu depo rawat
inap, rawat jalan dan depo gudang. Setelah itu, kami diarahkan sekaligus
diantarkan ke masing-masing depo tempat kami bertugas.
Kegiatan di apotek rawat inap dengan sistem pelayanan 24 jam yang dibagi
dalam 2 shift yaitu shift pagi dan shift siang. Kegiatan yang dilakukan adalah
melayani resep obat oral, sediaan injeksi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai. Pelayanan yang dilakukan adalah melayani pasien BPJS dan umum baik
berasal yang dari UGD maupun dari Ruang Perawatan. Adapun alur pelayanannya
adalah pasien datang membawa resep kemudian dilakukan skrining resep atau
pengecekan kelengkapan resep sekaligus perhitungan dosis obat. Jika terdapat
sediaan yang tidak sesuai atau tidak jelas maka akan dikonfirmasi ke dokter
bersangkutan. Khusus untuk pasien rawat inap diisi terlebih dahulu kartu kontrol
pemakaian obatnya. Setelah tahap skrining, selanjutnya tahap penyiapan obat
sesuai permintaan pada resep, untuk resep racikan dikerjakan terlebih dahulu.
Obat yang sudah disiapkan selanjutnya dikemas dan diberi etiket lalu diperiksa
kembali kesesuaian obat dengan resep untuk selanjutnya diserahkan ke pasien
atau perawat. Resep yang sudah disiapkan kemudian diinput di sistem kemudian
diarsipkan sesuai dengan jenis resepnya.
Alur di apotek rawat jalan kurang lebih sama dengan alur di apotek rawat
inap. Pembeda diantara keduanya terletak pada jam pelayanan dimana sistem
pelayanan apotek rawat jalan selama 6 jam dengan hanya 1 shift yaitu shift pagi.
Dimulai dari penerimaan resep dari pasien kemudian mengecek kelengkapan
resep dan menghitung dosis (skrining resep), mengisi kartu kontrol obat pasien
jika ada, menyiapkan obat atau alat kesehatan yang diambil dari etalase obat
33

dalam jumlah yang sesuai dengan resep kemudian menuliskan etiketnya dan
terakhir pengecekan kembali sebelum diserahkan kepada pasien disertakan
dengan informasi dan cara pakai obat tersebut. Selama berada di apotek rawat
jalan, kami juga ikut serta dalam stock opname (SO) obat dan alkes dengan cara
menyinkronkan antara fisik sediaan obat atau alkes dengan jumlah obat terakhir
yang ada di kartu stok apotek rawat jalan RSUD Haji Makassar.
Selanjutnya kegiatan di gudang farmasi meliputi pengelolaan sediaan
farmasi yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
penyaluran atau distribusi dan membuat laporan-laporan untuk kepentingan
administrasi. Sistem yang digunakan yaitu sistem FEFO (first expire first out) dan
FIFO (First In First Out). Didalam instalasi farmasi terdapat yang namanya
ampraan dimana setiap pelayanan rawat inap dan rawat jalan, poliklinik, serta
ruang-ruang perawatan lainnya yang berada di RSUD Haji Makassar meminta
lembar ampraan yang berisi nama obat dan BMHP dan jumlah permintaannya
kegudang, yang mana hal ini di tulis oleh penanggung jawab depo pelayanan dan
diketahui oleh kepala IFRS kemudian pegawai gudang menyiapkan permintaan
dan menyalurkannya sampai digunakan oleh setiap pasien.
Cara pendistribusian logistik tergantung kebutuhan apotek dan ruang
perawatan, dimana petugas menuliskan obat/alat kesehatan dibuku ampraan
kemudian petugas membawa keruang logistik farmasi untuk melakukan
pengampraan. Setelah sampai diruang logistik, petugas logistik menyiapkan
barang ampraan kemudian pada saat melakukan penyerahan petugas logistik dan
petugas mengampra melakukan pencocokkan antara barang yang ingin diampra
dengan fisik barang yang telah disiapkan agar meminimalkan kesalahan.
Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Haji
Makassar, banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan baru yang mahasiswa/i tidak
dapatkan di bangku perkuliahan dan juga mengetahui beberapa jenis obat yang
belum dijumpai sebelumnya. Mahasiswa/i selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan juga dibimbing oleh Apoteker dan Tenaga Teknik Kefarmasian yang
ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
34

Adapun masalah dan hambatan yang terjadi selama Praktek Kerja


Lapangan (PKL) berlangsung diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam membaca beberapa resep / tulisan dokter tertentu sehingga
memperlambat pengerjaan resep.
2. Terjadinya kekosongan obat
Berdasarkan masalah diatas, penyelesaian masalah tersebut adalah:
1. Menanyakan hal-hal yang tidak jelas kepada Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian, bila resep masih tidak jelas menurut TTK, maka ditanya
langsung ke apoteker atau dokter yang bersangkutan.
2. Menyerahkan obat yang sejenisnya atau membuatkan copy resep kepada
pasien untuk ditebus diluar
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan Praktek Kerja Lapangan


Di RSUD Haji Makassar maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. RSUD Haji Makassar khususnya pada bagian Instalasi Farmasi
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang baik dalam
menunjang derajat kesehatan masyarakat.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Instalasi Farmasi
RSUD Haji Makassar yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pelaporan sudah sesuai dengan prosedur
yang ada. Kelengkapan obat yang cukup memadai dan tata ruang yang
cukup baik dalam menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
3. Pelayanan kesehatan di RSUD Haji Makassar yang cukup baik dimana
Apoteker maupun TTK yang bertugas di instalasi farmasi dalam
pelayanannya menjukkan sikap yang ramah dan sopan kepada pasien serta
waktu pelayanan resepnya begitu optimal dan ruang tunggu yang cukup
memadai.
4. RSUD Haji Makassar telah melakukan tugas dan fungsinya sebagai pusat
pelayanan masyarakat yang mampu melakukan pengendalian terhadap
masalah yang terjadi di Rumah Sakit terutama di Instalasi Farmasi.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman yang telah kami dapatkan setelah melakukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Haji Makassar, terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelayanan, seperti pada saat
skrining resep serta meningkatkan terus sistem pelayanan yang mampu
memberikan kepuasan terhadap pasien secara optimal.

35
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes, RI. 2018. Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara


Elektronik Sektor Kesehatan: Jakarta.
Permenkes, RI. 2019. Penyelenggaraan Pelayana Telemedicine Antar Fasilitas
Pelayanan Kesehatan: Jakarta.
Permenkes, RI. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Th 2021 Tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan. Kementrian Kesehatan RI:
Jakarta.
Rusly. 2016. Farmasi Rumah Sakit dan Klinik. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta
Selatan

Siregar,C.J.P,. 2004. Farmasi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran ECG.


Jakarta : 20. 37 – 42.
Undang-undang RI No.36 dan 44. 2009. Kesehatan dan Rumah Sakit. Citra
umbara : Bandung.
Unknow. 2019. Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Tahuni2019.http://rsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/regulasi/
b85f3bce6deff2e7056dc18c48037129.pdf (Diakses tanggal 24 Maret
2022).

36
Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP MAHASISWA

1. MUHAMMAD YUSUF BAHAR


Data Pribadi
Nama Lengkap : Muhammad Yusuf Bahar
Nim : PO71325119071
Tempat, tanggal lahir : Sinjai, 11 Juli 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Manimpahoi, Desa Saotengnga, Kec. Sinjai
Tengah, Kab. Sinjai
No. HP : 082277962928
Nama Orang tua
Ayah : Baharuddin
Ibu : Nuraeni
Latar Belakang Pendidikan
2007-2013 : SDN 62 Manimpahoi
2013-2016 : SMPN 1 Sinjai Tengah
2016-2019 : SMAN 7 Sinjai

2. MULIA AMALIA
Data Pribadi
Nama Lengkap : Mulia Amalia
NIM : PO713251191072
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 29 September 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : BTN Restika Indah Blok E5/4

37
No. HP : 085657107790
Nama Orang tua
Ayah : H. Isbair, S.Kep.,Ns.
Ibu : Rosmini, A.Mkl.

Latar Belakang Pendidikan


2007-2013 : SDN Biringkaloro
2013-2016 : SMPN 1 Pallangga
2016-2019 : SMAN 9 Gowa

3. MUSDALIFAH
Data Pribadi
Nama Lengkap : Musdalifah
NIM : PO71325119073
Tempat, tanggal lahir : Wajo, 04 Juni 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Malakke, Kec. Belawa, Kab. Wajo
No. HP : 085281261369

Latar Belakang Pendidikan


2007-2013 : SDN 69 Malakke
2013-2016 : SMP Muhammadiyah Belawa
2016-2019 : MAN WAJO

4. NABILA FEBRIANTI
Data Pribadi
Nama Lengkap : Nabila Febrianti
NIM : PO713251191074
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 16 Februari 2002
Jenis Kelamin : Perempuan

38
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kampili
No. HP : 081617700514
Nama Orang tua
Ayah : Kaharuddin
Ibu : Rahmawati

Latar Belakang Pendidikan


2007-2013 : SD Inpres Kampili
2013-2016 : SMPN 5 Pallangga
2016-2019 : SMAN 9 Gowa

5. NANA WARSI
Data Pribadi
Nama Lengkap : Nana Warsi
Nim : PO713251191075
Tempat, tanggal lahir : Watampone, 9 Juli 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : BTN Hartaco Indah Pondok Abif
No. HP : 085242312859
Nama Orang tua
Ayah : Alm. H. Muh. Yunus
Ibu : Alm. Hj. Haisa
Latar Belakang Pendidikan
2007-2013 : SD INPRES 12/79 MACANANG
2013-2016 : SMP NEGERI 1 WATAMPONE
2016-2019 : SMA NEGERI 13 BONE

39
6. UMMU UMARAH

Data Pribadi

Nama : Ummu Umarah

NIM : PO713251191095

Tempat, tanggal lahir : Soppeng, 10 Juli 2001


Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Gowa
No hp : 085299165413

Nama orang tua

Ayah : Drs.Rustam Tangnga M.M

Ibu : Hasmira AMK


Latar belakang Pendidikan

2007-2013 : SDN 136 Labesi

2013-2016 : SMPN 1 Marioriwawo

2016-2019 : SMAN 2 Soppeng

7. VINCENCIA SEPTIANI
Data Pribadi

Nama : Vincencia Septiani Y NU

NIM : PO713251191096

Tempat, tanggal lahir : Pare-Pare, 27 September 2001

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Wijaya Kusuma 1 No.12

40
No hp : 089695846408

Nama orang tua

Ayah : Cornelis NU

Ibu : Yorpa Tandiassang


Latar belakang Pendidikan

2007-2013 : SDK Mamajang 1

2013-2016 : SMP Frater Makassar

2016-2019 : SMA Frater Makassar

8. WA ODE NURFILDA M

Data Pribadi

Nama : Wa Ode Nurfilda M

NIM : PO713251191097

Tempat, tanggal lahir : Kancina,06 juni 2000

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln.Pemuda No.97

No hp : 082293851607

Latar belakang Pendidikan


2007-2013 : SDN 2 Kancinaa

2013-2016 : SMP Negeri 2 Pasarwajo

2016-2019 : SMA Negeri 1 Pasarwajo

41
Lampiran 2

DOKUMENTASI

A. Depo Apotek Rawat Inap

Gambar 5. 1 Penyimpanan Obat Generik Apotek Rawat Inap

Gambar 5. 2 Penyimpanan Alkes, BMHP dan Obat Sediaan Injeksi Paten

42
Gambar 5. 3 Penyimpanan Obat Psikotropika

Gambar 5. 4 Lemari Pendingin di Apotek Rawat Inap

43
B. Depo Apotek Rawat Jalan

Gambar 5. 5 Penyimpana Obat Generik di Etalase Apotek Rawat Jalan

Gambar 5. 6 Penyimpanan Obat Paten di etalase Apotek Rawat Jalan

44
Gambar 5. 7 Meja Racikan Obat Apotek Rawat Jalan

Gambar 5. 8 Lemari Pendingin di Apotek Rawat Jalan

Gambar 5. 9 Loket Penyerahan Obat Apotek Rawat Jalan

45
C. Depo Gudang Farmasi

Gambar 5. 10 Penyimpanan Obat Sediaan Injeksi

Gambar 5. 11 Lemari Pendingin di Gudang Farmasi

Gambar 5. 12 Lemari Narkotika

46
Gambar 5. 13 Lemari Psikotropika

Gambar 5. 14 Lemari Vaksin

Gambar 5. 15 Ruangan Gudang Farmasi

47
D. Dokuemntasi Kegiatan

Gambar 5. 16 Menyiapkan Resep Pasien Rawat Inap

Gambar 5. 17 Meracik Obat Sediaan Puyer Pasien Rawat Inap

Gambar 5. 18 Mengisi Alkes yang kurang


48 di Etalase Apotek Rawat Inap
Gambar 5. 19 Meracik Obat Sediaan Kapsul Pasien Rawat Jalan

Gambar 5. 20 Menyiapkan Resep Obat Pasien Rawat Jalan

Gambar 5. 21 Melakukan Stok Opname di Apotek Rawat Jalan

49
Gambar 5. 22 Menyusun dan Menata Obat di etalase Gudang farmasi

Gambar 5. 23 Menempel label high alert pada obat insulin di Gudang Farmasi

Gambar 5. 24 Menyiapkan Ampra untuk Ruang Perawatan

50

Anda mungkin juga menyukai