Anda di halaman 1dari 58

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKA DESA

MANURUNGE KECAMATAN ULAWET G


KABUPATEN BONE TENTANG N
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

Oleh : SERLIANI
PO.71.3.251.11.1.094

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASS R
JURUSAN FARMASI A
2014

i
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA
MANURUNGE KECAMATAN ULAWENG
KABUPATEN BONE TENTANG PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat


Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Program
Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh : SERLIANI
PO.71.3.251.11.1.094

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN
FARMASI
2014

ii
LEMBARPENGESAHAN
KARYATULISILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA


MANURUNGE KECAMATAN ULA WENG
KABUPATENBONETENTANG
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing Il,

Dra Hasnahibrahim, S.Farm, M.MKes. Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt.


NIP: 19500613 197004 2 001 NIP: 19660601 199103 2 001

0506 199703 1 002

iii
LEMBARPENGESAHAN
TIMPENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Telah Dipertahank:anDi Hadapan Tim Penguji Ujian Karya
Tulis Ilmiah Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Makassar Pada Tanggal 10 Juni 2014

Tim Penguji Tanda Tangan


~~
1. Dra. Hasnah Ibrahim, S.Farm, M.MKes. ( )

2. Rusdiaman, S.Si, M.Si, Apt. ( )

3. Hj. Asmawati, S.Si, M.Kes, Apt. ( )

Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

lV
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin adalah kalimat yang tak henti-hentinya

diucapkan sebagai perwujudan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, Pencipta segala

makhluk, Pemilik segala cinta dan kasih sayang, Pengijabah segala Doa, dan

Penawar segala derita, atas segala nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat

akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Farmasi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Makassar.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

sayang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Bulan dan

Ibunda Atirah atas segala Doa, perhatian, kasih sayang, dan dorongan baik moril

maupun materil selama penulis menempuh masa pendidikan dan Keluarga

Besarku yang telah menjadi motivator bagi penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada yang terhormat Ibu Dra. Hasnah Ibrahim, S.Farm, M.MKes.

selaku Pembimbing I dan Ibu Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt. selaku

Pembimbing II atas segala waktu, pikiran, perhatian, motivasi, dan bimbingan

yang diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Tidak lupa pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya penulis sampaikan kepada :

v
1. Bapak DR. H. Ashari Rasyid, SKM, MS. Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Makassar yang telah memberikan saya mengikuti pendidikan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

2. Bapak Drs. Rusli, Sp. FRS, Apt. Ketua Jurusan Farmasi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Makassar atas kesempatan yang diberikan kepada

saya menjadi mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Makassar.

3. Ibu Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt. selaku pembimbing akademik

penulis selama masa studi di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Makassar penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

4. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Makassar terima kasiah atas ilmu, motivasi dan kerja sama yang diberikan

kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

5. Saudaraku tersayang Selviani dan Syahriani, terima kasih atas dukungan

dan bantuan selama mejalani pendidikan di Farmasi Poltekkes Makassar.

6. Teman-teman seperjuangan anak Baji Ampe Community Anti, Dewi,

Rani, Inna, Chanda, K’ Icha, Nike, Umi, Muti, Nisda, Nurmy, Rury,

Ilham dan Andi atas candatawa serta kerja sama yang mewarnai hari-hari

penulis.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa khususnya Indication Kelas reguler B

Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar atas masukan-masukan yang

diberikan kepada penulis.

8. Sahabat penulis Adhi dan A. Ani atas bantuan yang diberikan.

vi
Dengan rendah hati penulis sampaikan pula rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu,

yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat bagi

pembaca, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Makassar dalam menambah pengetahuan dan wawasannya. Namun sebagai

seorang manusia biasa, jika terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam Karya

Tulis Ilmiah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Makassar, Mei 2014

Serliani

vii
ABSTRAK

SERLIANI, Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan


Ulaweng Kabupaten Bone Tentang Penggunaan Antibiotika (Dibimbing oleh
Hasnah Ibrahim dan Djuniasti Karim).
Penelitian telah dilakukan di Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten
Bone pada bulan April – Mei 2014 yang bertujuan untuk menentukan tingkat
pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone
tentang penggunaan antibiotika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan metode survei analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
angket (kuesioner) kepada 100 responden yang dihitung berdasarkan rumus
Slovin dengan teknik pemilihan sampel menggunakan Purposive Sampling.
Kuesioner dibuat dalam bentuk Check List (√) dengan 4 opsi jawaban serta diolah
berdasarkan Skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone tentang
penggunaan antibiotika termasuk dalam kategori rendah (55.4%).
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat Desa Manurunge dan
Penggunaan Antibiotika.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………........ i

HALAMAN PRASYARAT ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI ………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………………... iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………...... v

ABSTRAK …………………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... ix

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….... xi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….... 3

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Obat..........……………………………………………….... 4

B. Antibiotika ……………………………………………..................... 4

C. Prinsip Penggunaan Antibiotka………………………….…............. 10

D. Pengetahuan ………......................................................….….......... 13

E. Gambaran Umum Desa Manurunge................................................... 16

ix
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………………………………………………….…. 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……………….......... 17

C. Populasi dan Sampel ………………………………………………. 17

D. Jenis dan Sumber Data …………………………………………….. 18

E. Variabel Penelitian ……………………………………………….... 18

F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………... 18

G. Pengolahan dan Analisa Data ……………………………………... 18

H. Defenisi Operasional ………………………………………………. 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………..... 20

B. Pembahasan………………………………………………………... 24

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………... 32

B. Saran ………………………………………………………………. 32

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...... 33

LAMPIRAN………………………………………………………..…........ 35

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jenis Kelamin Responden ……………………………………... 20

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Responden ...…….………………………. 21

Tabel 3 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Subvariabel Pengetahuan ……………………………..….......... 21

Tabel 4 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Subvariabel Indikasi ………........……………………………... 22

Tabel 5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Subvariabel Aturan Pakai.. …………………………………….. 22

Tabel 6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Subvariabel Efek Samping..……...…………………………….. 23

Tabel 7 : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone Tentang

Penggunaan Antibiotika ……………………………….............. 24

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Skema Kerja …………………………………………....... 35

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian …………………………………….. 36

Lampiran 3 : Data Perolehan Responden …………………………….... 39

Lampiran 4 : Perhitungan dan Hasil Analisis Data Kuesioner ………... 43

Lampiran 5 : Surat Bukti Penelitian di Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone...……………….. 45

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang

dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit

berikut gejalanya (Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007).

Obat tidak dapat digunakan sembarangan tanpa ada indikasi penyakit yang

jelas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat yaitu

indikasi, dosis, cara penggunaan serta efek sampingnya, karena bila hal

tersebut diabaikan maka akan menimbulkan efek yang merugikan bagi

kesehatan. Salah satu obat yang harus diperhatikan penggunaannya adalah

antibiotika.

Antibiotika merupakan obat yang dihasilkan oleh mokroorganisme yang

dapat menghambat pertumbuhan atau dapat membunuh mikroorganisme lain

(Anief, M., 2004).

Beberapa akibat yang dapat timbul karena penggunaan antibiotika yang

tidak tepat adalah terjadinya resistensi kuman atau bakteri. Selain itu, resistensi

dapat juga terjadi akibat penggunaan antibiotika yang berlebihan.

Resistensi terhadap antibiotika adalah obatnya tidak mampu membunuh

kuman atau kumannya menjadi kebal terhadap obat (Anief, M., 2004).

Menurut Suara Pembaharuan, 2011, di Indonesia, tingginya kasus

resistensi obat antibiotika cukup mengkhawatirkan, bahkan Indonesia

menduduki peringkat ke-8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan

1
2

kuman terhadap obat di dunia berdasarkan data WHO tahun 2009

(Wahyunadi, 2013).

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Endang Rahayu

Sedyaningsih, menyatakan bahwa sekitar 92% masyarakat di Indonesia tidak

menggunakan antibiotika secara tidak tepat. Ketika digunakan secara tepat,

antibiotika memberikan manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. Namun bila

dipakai atau diresepkan secara tidak tepat (irrasional prescribing) dapat

menimbulkan kerugian yang luas dari segi kesehatan, ekonomi, bahkan untuk

generasi mendatang (Apua, 2011 dalam Utami, E.R., 2012).

Fenomena yang terjadi di masyarakat, penggunaan antibiotika merupakan

hal yang sama pada penggunaan obat bebas seperti Paracetamol. Sebagian

besar masyarakat mengatasi masalah penyakit dengan pengobatan sendiri dengan

menggunakan antibiotika tanpa ada peresepan dari dokter.

Berdasarkan observasi awal di Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng

Kabupaten Bone, ada kecenderungan masyarakat menggunakan antibiotika

secara tidak tepat. Diperoleh informasi bahwa, terkadang masyarakat hanya

menggunakan antibiotika satu tablet atau dua tablet saja. Sebagai contoh,

ketika mengalami sakit gigi, hanya menggunakan amoxisilin satu tablet saja

dan menghentikan pengobatan setelah sakitnya berhenti, padahal lazimnya

penggunaan antibiotika 3-5 hari secara teratur. Antibiotika yang digunakan

juga diperoleh tidak dengan resep dokter, hanya membeli secara bebas di toko

obat tanpa ada pelayanan informasi tentang cara penggunaan, dosis serta aturan

pakai antibiotika tersebut.


3

Selain itu, sebagian masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng

Kabupaten Bone, ketika mengalami gejala penyakit dan bermaksud untuk

mengobatinya, mereka akan selalu memilih antibiotika. Mungkin hal ini terjadi

karena adanya anggapan keliru yang berkembang di masyarakat dan kurangnya

pemahaman bahwa antibiotika merupakan obat dewa yang dapat mengobati

segala macam penyakit.

Berangkat dari uraian di atas maka telah dilakukan penelitian tentang

tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng

Kabupaten Bone tentang penggunaan antibiotika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan

Ulaweng Kabupaten Bone terhadap penggunaan antibiotika?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat

pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone

terhadap penggunaan antibiotika.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotika.

2. Sebagai bahan tambahan pengetahuan baik dari penulis sendiri maupun

pembaca.

3. Sebagai bahan bacaan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Obat

Berdasarkan UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan

atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

B. Antibiotika

1. Sejarah Antibiotika

Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan

oleh dr. Alexander Fleming (Inggris, 1928, penicilin). Tetapi penemuan ini

baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan Perang Dunia II di

tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk

menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran.

Kemudian, para peneliti diseluruh dunia menghasilkan banyak zat lain

dengan khasiat antibiotis. Tetapi berhubungan dengan sifat toksisnya bagi

manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat

(Tjay, H.T., dan Rahardja, K., 2007).

2. Definisi Antibiotika

Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang

dihasilakan oleh fungi atau bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau

4
5

menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia

relatif kecil (Tjay, H.T., dan Rahardja, K., 2007).

3. Penggolongan Antibiotika

Penggolongan antibiotika dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum

Penggunaan Antibiotika, berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu :

a. Obat yang Menghambat Sintesis atau Merusak Dinding Sel Bakteri.

1) Antibiotika Beta-Laktam

Antibiotika beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang

mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin,

monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase. Obat-obat

antibiotika beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar

efektif terhadap organisme Gram-positif dan negatif. Antibiotika beta-

laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat

langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang

memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.

a) Penisilin, contoh obat pada golongan ini, yaitu Penicilin G dan

Penicilin V, amoxicilin, ampicilin dan piperasilin.

b) Sefalosporin, menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan

mekanisme serupa dengan penisilin. Antibiotika yang termasuk

golongan ini, yaitu Sefadroksil, Sefuroksim dan Seftriakson.


6

c) Monobaktam (beta-laktam monosiklik), contoh antibiotika yang

termasuk dalam golongan ini Aztreonam.

d) Inhibitor beta-laktamase, yang termasuk dalam dolongan ini yaitu,

Asam klavulanat, Sulbaktam, dan Tazobaktam.

2) Basitrasin

Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotika

polipeptida, yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil

Gram-positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema pallidum sensitif

terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit,

serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan

hipersensitivitas. Pada beberapa sediaan, sering dikombinasi dengan

neomisin dan/atau polimiksin. Basitrasin bersifat nefrotoksik bila

memasuki sirkulasi sistemik.

3) Vankomisin

Vankomisin merupakan antibiotika lini ketiga yang terutama aktif

terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk

infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap

metisilin (MRSA). Semua basil Gram negatif dan mikobakteria

resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan secara intravena,

dengan waktu paruh sekitar 6 jam. Efek sampingnya adalah reaksi

hipersensitivitas, demam, flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta

gangguan pendengaran dan nefrotoksisitas pada dosis tinggi.


7

b. Obat yang Memodifikasi atau Menghambat Sintesis Protein.

Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Aminoglikosid,

Tetrasiklin, Kloramfenikol, Makrolida, Klindamisin, Mupirosin, dan

Spektinomisin.

1) Aminoglikosida

Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Streptomisin,

Neomisin, Kanamisin, Gentamisin, Tobramisin, Amikasin dan

Netilmisin.

2) Tetrasiklin

Antibiotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin,

doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.

3) Kloramfenikol

Kloramfenikol adalah antibiotika berspektrum luas, menghambat

bakteri Gram positif dan negatif aerob dan anaerob, Klamidia, Ricketsia,

dan Mikoplasma.

4) Makrolida

Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Eritromisin,

Azitromisin, Klaritromisin dan Roksitromisin.

c. Obat Antimetabolit yang Menghambat Enzim-Enzim Esensial dalam

Metabolisme Folat.

Antibiotika yang termasuk golongan ini yaitu, Sulfonamid dan

Trimetoprim. Sulfonamid bersifat bakteriostatik. Trimetoprim dalam

kombinasi dengan Sulfametoksazol, mampu menghambat sebagian besar


8

patogen saluran kemih, kecuali P. aeruginosa dan Neisseria sp. Kombinasi

ini menghambat S. aureus, Staphylococcus koagulase negatif,

Streptococcus hemoliticus, H . influenzae, Neisseria sp, bakteri Gram-

negatif aerob (E. coli dan Klebsiella sp), Enterobacter, Salmonella,

Shigella, Yersinia, P. carinii.

d. Obat yang Mempengaruhi Sintesis atau Metabolisme Asam Nukleat.

1) Kuinolon

Antibiotika yang termasuk golongan ini yaitu,

a) Asam nalidiksat

b) Florokuinolon, golongan ini meliputi Norfloksasin, Siprofloksasin,

Ofloksasin, Moksifloksasin, Pefloksasin, Levofloksasin, dan lain-

lain.

2) Nitrofuron, antibiotika yang termasuk golongan ini meliputi

Nitrofurantoin, Furazolidin, dan Nitrofurazon.

4. Efek Samping Antibiotika dan Penggunaan Antibiotika

Efek samping yang paling umum dari antibiotika antara lain diare,

muntah, mual dan infeksi jamur pada saluran pencernaan dan mulut. Dalam

kasus yang jarang terjadi, antibiotika dapat menyebabkan batu ginjal,

gangguan darah, gangguan pendengaran, pembekuan darah abnormal dan

kepekaan terhadap sinar matahari, serta terjadinya resistensi yaitu aktivitas

kuman untuk melindungi diri terhadap efek antibiotika.


9

Sementara untuk penggunaan antibiotika, tidak dihentikan sebelum

waktu yang ditentukan, sebab bakteri memiliki potensi untuk tumbuh lagi

dengan kecepatan yang cepat (Nawawi, Q., 2013).

5. Kerugian Pemakaian Antibiotika Secara Sembarangan

Dampak negatif dari pemakain antibiotika secara sembarangan akan

mencakup hal-hal sebagai berikut : (Staf pengajar Departemen Farmakologi,

2008 dalam Ihya, 2013), yaitu :

a. Terjadinya resistensi kuman. Timbulnya strain-strain kuman yang

resisten akan sangat berkaitan dengan banyaknya pemakaian antibiotika

dalam suatu unit pelayanan.

b. Terjadinya peningkatan efek samping dan toksisitas antbiotika, yang

terjadi secara langsung karena pengaruh antibiotik yang bersangkutan

atau karena terjadinya superinfeksi. Misalnya pada pemakaina linkomisin

atau dapat terjadi superinfeksi dengan kuman clostrium difficile yang

menyebabkan colitis pseudomembranosa.

c. Terjadinya pemborosan biaya misalnya karena pemakain antibiotik yang

berlebihan pada kasus-kasus yang kemungkinan sebenranya tidak

memerlukan antibiotika.

d. Tidak tercapainya manfaat klinik optimal dalam pencegahan maupun

pengobatan penyakit infeksi Karena kuman dan lain-lain.


10

C. Prinsip Penggunaan Antibiotika

1. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotika

a. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan

melemahkan daya kerja antibiotika. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa

cara, yaitu (Drlica & Perlin, 2011):

1) Merusak antibiotika dengan enzim yang diproduksi.

2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotika.

3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotika pada sel bakteri.

4) Antibiotika tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat

dinding sel bakteri.

5) Antibiotika masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan

dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel.

b. Satuan resistensi dinyatakan dalam satuan KHM (Kadar Hambat

Minimal) atau Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu kadar

terendah antibiotika (μg/mL) yang mampu menghambat tumbuh dan

berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai KHM menggambarkan tahap

awal menuju resisten.

c. Enzim perusak antibiotika khusus terhadap golongan beta-laktam,

pertama dikenal pada Tahun 1945 dengan nama penisilinase yang

ditemukan pada Staphylococcus aureus dari pasien yang mendapat

pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemukan pada pasien

terinfeksi Escherichia coli yang mendapat terapi ampisilin (Acar and


11

Goldstein, 1998). Resistensi terhadap golongan beta-laktam antara lain

terjadi karena perubahan atau mutasi gen penyandi protein (Penicillin

Binding Protein, PBP). Ikatan obat golongan beta-laktam pada PBP

akan menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga sel mengalami

lisis.

d. Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotika bisa terjadi

dengan 2 cara, yaitu:

1) Mekanisme Selection Pressure. Jika bakteri resisten tersebut berbiak

secara duplikasi setiap 20-30 menit (untuk bakteri yang berbiak

cepat), maka dalam 1-2 hari, seseorang tersebut dipenuhi oleh bakteri

resisten. Jika seseorang terinfeksi oleh bakteri yang resisten maka upaya

penanganan infeksi dengan antibiotika semakin sulit.

2) Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui plasmid.

Hal ini dapat disebarkan antar kuman sekelompok maupun dari satu

orang ke orang lain.

e. Ada dua strategi pencegahan peningkatan bakteri resisten:

1) Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan

antibiotika secara bijak (prudent use of antibiotics).

2) Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat diatasi

dengan meningkatkan ketaatan terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan

standar (universal precaution).


12

2. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat

Pemberian antibiotika secara bersamaan dengan antibiotika lain, obat

lain atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek

dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari yang ringan

seperti penurunan absorpsi obat atau penundaan absorpsi hingga

meningkatkan efek toksik obat lainnya. Sebagai contoh pemberian

siprofloksasin bersama dengan teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin

dan dapat berisiko terjadinya henti jantung atau kerusakan otak permanen.

Demikian juga pemberian doksisiklin bersama dengan digoksin akan

meningkatkan efek toksik dari digoksin yang bisa fatal bagi pasien.

3. Faktor Biaya

Antibiotika yang tersedia di Indonesia bisa dalam bentuk obat generik,

obat merek dagang, obat originator atau obat yang masih dalam lindungan hak

paten (obat paten). Harga antibiotika pun sangat beragam. Harga antibiotika

dengan kandungan yang sama bisa berbeda hingga 100 kali lebih mahal

dibanding generiknya. Apalagi untuk sediaan parenteral yang bisa

1000 kali lebih mahal dari sediaan oral dengan kandungan yang sama.

Peresepan antibiotika yang mahal, dengan harga di luar batas kemampuan

keuangan pasien akan berdampak pada tidak terbelinya antibiotika oleh

pasien, sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan terapi. Setepat apa

pun antibiotika yang diresepkan apabila jauh dari tingkat kemampuan

keuangan pasien tentu tidak akan bermanfaat (Permenkes, 2011).


13

D. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana

penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

1997).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang (Anonim,

2011) adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya.
14

b. Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh


15

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah

nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan

demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk

membaca.
16

E. Gambaran Umum Desa Manurunge

Manurunge adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Ulaweng,

Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Luas daerah desa ini

adalah 6,6km2. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 2.350 jiwa dengan kepadatan

356 jiwa. Mata pencaharian masyarakat Desa Manurunge mayoritas wiraswasta,

selebihnya PNS, dan petani. Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa

Manurunge bermacam-macam ada yang hanya minimal lulusan SD, SMP,

maupun SMA. Tetapi yang paling dominan adalah lulusan SMA.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan

metode survei analitik.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng

Kabupaten Bone, dan waktu pengumpulan data dari responden dilakukan pada

bulan April - Mei 2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua masyarakat Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone dengan jumlah penduduk 2.350 jiwa.

2. Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive

Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan atas kriteria tertentu,

antara lain :

a. Minimal pendidikan SMA

b. Sering menggunakan antibiotika

c. Bersedia untuk mengisi kuesioner

Jumlah Sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin (Sevilla, C.G., 1993

dalam Prasetyo, B., 2013) dengan nilai kritis sebesar 10%.

17
18

Rumus Slovin : n =

Dimana :

n = besaran sampel

N = besaran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan

Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang

D. Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer. Data primer merupakan data yang

sumber datanya dikumpulkan dengan membagikan kuesioner kepada

responden.

E. Variable Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat

terhadap antibiotika, dengan subvariabel yaitu pengetahuan, indikasi, aturan

pakai dan efek samping.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket (kuesioner).

2. Kuesioner dibuat menggunakan Rating Scale (Sugyono, 2005) dalam bentuk

check list (√) yang berisi 4 opsi jawaban, yaitu sangat mengetahui,

mengetahui, tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk nilai skor, dihitung total skor

untuk pertanyaan dari setiap subvariabel lalu dipersentasekan. Skoring untuk

setiap jawaban dari kuesioner diolah berdasarkan Skala Likert.


19

Pengukuran Skor : Untuk Jawaban Sangat Mengetahui 4

: Untuk jawaban Mengetahui 3

: Untuk jawaban Tidak Mengetahui 2

: Untuk jawaban Sangat Tidak Mengetahui 1

Persentase skor = × 100 %

Skor rata-rata =

Skor ideal = jumlah responden × 4

Data yang diperoleh dengan memberikan penilaian terhadap setiap

jawaban responden pada kuesioner kemudian dibagi dalam 4 kategori yaitu:

a. 25.00% - 43.75% = Pengetahuan sangat rendah

b. > 43.75% - 62.50% = Pengetahuan rendah

c. > 62.50% - 81.25% = Pengetahuan tinggi

d. > 81.25% – 100% = Pengetahuan sangat tinggi

H. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah unsur yang menunjukkan seberapa banyak yang

diketahui masyarakat mengenai antibiotika terkait dengan penggunaanya,

yang dinyatakan dalam persen (%). Pengetahuan tentang antibiotika ini

meliputi pengetahuan, indikasi, aturan pakai, dan efek samping.

2. Masyarakat adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di Desa

Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone tentang penggunaan antibiotika pada

bulan April – Mei terhadap 100 responden yang dipilih berdasarkan purposive

sampling.

Data hasil penelitian yang diperoleh berupa karakteristik dan hasil jawaban

responden dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Karakteristik Responden

Dari 100 orang responden terdiri dari beberapa karakterisitk

diantaranya, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan umur responden.Adapun

karakterisitk tersebut dapat diuraikan pada tabel-tabel berikut :

Tabel 1 : Jenis Kelamin Responden

Jumlah Persen
No. Jenis Kelamin
(Responden) (%)
1. Laki-laki 37 37%
2. Perempuan 63 63%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer 2014

Berdasarkan tabel 1 di atas menunujukkan bahwa jumlah responden

laki-laki sebanyak 37 orang (37%) dan jumlah responden perempuan

sebanyak 63 orang (63%).

20
21

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Responden

Jumlah Persen
No. Tingkat pendidikan
(Responden) (%)
1. SMA 67 67%
2. Perguruan tinggi 33 33%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer 2014

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan

tingkat SMA sebanyak 67 orang (67%) dan yang berpendidikan tingkat

perguruan tinggi sebanyak 33 orang (33%).

2. Hasil Jawaban Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh jawaban

responden mengenai tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone dalam 4 subvriabel, yang akan

diuraikan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 3 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Subvariabel


Pengetahuan
A B C D
Sangat %
Butir Sangat Tidak Jumlah
Mengetahui Tidak Skor
Soal Mengetahui Mengetahui
Mengetahui
Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor
1 21 84 54 162 21 42 4 4 100 292 73
2 14 56 55 165 25 50 6 6 100 277 69.3
3 2 8 17 51 52 104 29 29 100 192 48
4 2 8 8 24 58 116 32 32 100 180 25
5 8 32 35 105 39 78 18 18 100 233 58.3
Jml 47 188 169 507 195 390 89 89 500 1174 273.6
Rata-
9.4 37.6 33.8 101.4 39 78 17.8 17.8 100 234.8 54.7%
rata
%
9.4% 25.4% 19.5% 4.5% 58.7% 13.7%
skor
Sumber: Data primer 2014
22

Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat Desa

Manurunge tentang antibiotika termasuk kategori rendah (58.7%).

Tabel 4 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Subvariabel Indikasi

A B C D
Sangat %
Butir Sangat Tidak Jumlah
Mengetahui Tidak Skor
Soal Mengetahui Mengetahui
Mengetahui
Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor
1 9 36 46 138 37 74 8 8 100 256 64
2 1 4 26 78 58 116 15 15 100 213 53.3
3 2 8 26 78 52 104 20 20 100 210 52.5
4 2 8 10 30 74 148 14 14 100 200 50
5 3 12 18 54 65 130 14 14 100 210 52.5
Jml 17 68 126 378 286 572 71 71 500 1089 272.3
Rata-
3.4 13.6 25.2 75.6 57.2 114.4 14.2 14.2 100 217.8 54.5
rata
%
3.4% 18.9% 28.6% 3.6% 54.5% 13.6%
skor
Sumber: Data primer 2014

Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat Desa

Manurunge tentang antibiotika pada subvariabel indikasi termasuk kategori

rendah (54.5%).

Tabel 5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Subvariabel Aturan


Pakai
A B C D
Sangat
Butir Sangat Tidak Jumlah %
Mengetahui Tidak
Soal Mengetahui Mengetahui Skor
Mengetahui
Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor
1 11 44 55 165 32 64 2 2 100 275 68.8
2 2 8 24 72 58 116 16 16 100 212 53
3 1 4 21 63 61 122 17 17 100 206 51.5
4 2 8 20 60 58 116 20 20 100 204 51
5 7 28 33 99 46 92 14 14 100 233 58.3
Jml 23 92 153 459 255 510 69 69 500 1130 282.6
Rata 4.6 18.4 30.6 91.8 51 102 13.8 13.8 100 226 56.5
%
4.6% 22.9% 25.5% 3.5% 56.5% 14.1%
skor
Sumber: Data primer 2014
23

Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat Desa

Manurunge tentang antibiotika pada subvariabel aturan pakai termasuk

kategori rendah (56.5%).

Tabel 6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Subvariabel Efek


Samping
A B C D
Sangat %
Sangat Tidak Jumlah
Butir Mengetahui Tidak Skor
Mengetahui Mengetahui
Soal Mengetahui
Sko
Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Jwb Skor
r
1 10 40 54 162 34 68 2 2 100 272 68
2 3 12 16 48 54 108 27 27 100 195 48.8
3 2 8 14 42 61 122 23 23 100 195 48.8
4 1 4 15 45 54 108 30 30 100 187 46.8
5 6 24 9 27 51 102 34 34 100 187 46.8
Jml 22 88 108 324 254 508 116 116 500 1036 259.2
Rata-
4.4 17.6 21.6 64.8 50.8 101.6 23.2 23.2 100 207.2 51.8
rata
%
4.4% 16.2% 25.4% 5.8% 51.8% 12.9%
skor
Sumber: Data primer 2014

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat Desa

Manurunge tentang antibiotika pada subvariabel efek samping tergolong

rendah (51.8%).

Dari keempat tabel tersebut dapat dapat dilihat beberapa jawaban

responden mengenai tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge

tentang penggunaan antibiotika dari 4 subvariabel yaitu, pengetahuan,

indikasi, aturan pakai, dan efek samping. Dari keempat subvariabel tersebut

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Desa Manurunge

Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone tegolong rendah.


24

Tabel 7 : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan


Ulaweng Kabupaten Bone
A B C D
Sangat %
Butir Sangat Tidak Jumlah
Mengetahui Tidak Skor
Soal Mengetahui Mengetahui
Mengetahui
Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor Jwb Skor
1 21 84 54 162 21 42 4 4 100 292 73
2 14 56 55 165 25 50 6 6 100 277 69.3
3 2 8 17 51 52 104 29 29 100 192 48
4 2 8 8 24 58 116 32 32 100 180 25
5 8 32 35 105 39 78 18 18 100 233 58.3
6 9 36 46 138 37 74 8 8 100 256 64
7 1 4 26 78 58 116 15 15 100 213 53.3
8 2 8 26 78 52 104 20 20 100 210 52.5
9 2 8 10 30 74 148 14 14 100 200 50
10 3 12 18 54 65 130 14 14 100 210 52.5
11 11 44 55 165 32 64 2 2 100 275 68.8
12 2 8 24 72 58 116 16 16 100 212 53
13 1 4 21 63 61 122 17 17 100 206 51.5
14 2 8 20 60 58 116 20 20 100 204 51
15 7 28 33 99 46 92 14 14 100 233 58.3
16 10 40 54 162 34 68 2 2 100 272 68
17 3 12 16 48 54 108 27 27 100 195 48.8
18 2 8 14 42 61 122 23 23 100 195 48.8
19 1 4 15 45 54 108 30 30 100 187 46.8
20 6 24 9 27 51 102 34 34 100 187 46.8
Jml 109 436 556 1668 990 1980 345 345 2000 4429 1087.7
Rata-
5.45 21.8 27.8 83.4 99 99 17.3 17.3 100 221.5 54.4
rata
%
5.5% 20.9% 24.8% 4.3% 55.4% 13.6%
skor
Sumber: Data primer 2014

Dari tabel 7 di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone

termasuk kategori rendah (55.4%).

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Manurunge Kecamatan

Ulaweng Kabupaten Bone terhadap 100 responden pada bulan April - Mei di

diperoleh persentase skor sebesar 55.4%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
25

pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten

Bone termasuk rendah.

Adapun pembahasan setiap subvariabel adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Untuk subvariabel pertama yaitu pengetahuan responden tentang

antibiotika, diperoleh persentase 58.7% berarti termasuk kategori tidak

mengetahui. Pada butir soal 1 yaitu “apakah Anda mengetahui Ampicilin

termasuk antibiotika?” diperoleh 10 responden menjawab sangat

mengetahui, 54 responden menjawab mengetahui, 34 responden menjawab

tidak mengetahui dan 2 responden menjawab sangat tidak mengetahui. Dari

jawaban responden tersebut menunjukkan bahwa masyarakat mengetahui

Ampicilin termasuk antibiotika dengan persentase 73%. Hal ini disebabkan

karena masyarakat lebih banyak menggunakan Ampicilin dalam mengatasi

masalah penyakitnya. Pada butir soal 2 yaitu “apakah anda mengetahui

Amoxiciln termasuk antibiotika?”. Diperoleh jawaban, 14 responden sangat

mengetahui, 55 responden menjawab mengetahui, 25 responden menjawab

tidak mengetahui dan 6 responden menjawab sangat mengatahui serta

persentase sebesar 69.3%. Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian masyarakat mengetahui bahwa amoxicilin termasuk antibiotika.

Butir soal 3 diperoleh persentase 48% dengan jawaban, 2 responden

menjawab sangat mengetahui, 17 responden menjawab mengetahui, 52

responden menjawab tidak mengetahui dan 29 responden menjawab sangat

tidak mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat tidak


26

mengetahui bahwa cefadroksil termasuk antibiotika. Butir soal 4, diperoleh

persentase sebesar 25% yang termasuk kategori sangat tidak mengetahui

serta responden terbanyak diantara kelima soal yang terdapat pada subvariabel

ini, sebanyak 58 responden yang menjawab tidak mengetahui bahwa

antibiotika termasuk golongan obat keras. Hal ini terjadi karena masyarakat

begitu mudahnya mendapatkan atau membeli antibiotika tersebut. Butir

soal 5, diperoleh persentase sebesar 58.3% dengan jawaban 8 responden

menjawab sangat mengetahui, 35 responden menjawab mengetahui, 39

responden menjawab tidak mengetahui dan 18 responden menjawab sangat

tidak mengetahui.

2. Indikasi

Untuk subvariabel kedua yaitu indikasi tentang antibiotika, diperoleh

persentase sebesar 54.45%. Pada butir soal 1, diperoleh jawaban tertinggi

sebanyak 46 responden menjawab mengetahui bahwa antibiotika digunakan

sebagai obat antiinfeksi. Sedangkan 9 responden menjawab sangat

mengetahui, 37 responden menjawab tidak mengetahui dan 8 responden

menjawab sangat tidak mengetahui. Sehingga diperoleh persentase sebesar

64% yang termasuk dalam kategori pengetahuan tinggi. Butir saol 2 diperoleh

persentase sebesar 53.3%, didapat hanya 1 responden menjawab sangat

mengetahui, 26 responden menjawab mengetahui, 58 responden menjawab

tidak mengetahui dan 15 responden menjawab sangat tidak mengetahui. Hal

ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat termasuk kategori tidak

mengetahui bahwa antibiotika itu tidak digunakan sebagai


27

obat penghilang rasa nyeri. Butir soal 3 diperoleh persentase sebesar 52.5%,

2 responden menjawab sangat mengetahui, 26 responden menjawab

mengetahui, 52 responden menjawab tidak mengetahui dan 20 responden

menjawab sangat tidak mengetahui. Dari jawaban tersebut menunjukkan

bahwa pengetahuan masyarakat termasuk kategori tidak mengetahui bahwa

antibiotika itu tidak digunakan untuk segala macam penyakit.

Butir soal 4 diperoleh persentase sebesar 50% yang menunjukkan

bahwa pengetahuan masyarakat termasuk kategori tidak mengetahui dengan

jawaban, 2 responden menjawab sangat mengetahui, 10 responden

menjawab mengetahui, 74 tidak mengetahui dan 14 responden menjawab

sangat tidak mengetahui. Hal ini membuktikan bahwa tidak banyak

masyarakat mengetahui bahwa antibiotika itu tidak digunakan sebagai obat

flue. Butir soal 5 diperoleh persentase sebesar 52.5% dengan jawaban, 3

responden menjawab sangat mengetahui, 12 responden menjawab

mengetahui, 65 responden menjawab tidak mengetahui bahwa antibiotika

tidak digunakan sebagai obat demam dan 14 responden menjawab sangat tidak

mengetahui. Pada subvariabel ini dari soal 2-4 menunjukkan jawaban tertinggi

responden pada pilihan tidak mengetahui, sehingga dapat diartikan bahwa

sebagian besar masyarakat mengetahui antibiotika itu dapat digunakan

sebagai obat penghilang rasa nyeri, dapat digunakan untuk segala macam

penyakit, dapat digunakan sebagai obat flue dan dapat digunakan sebagai obat

demam. Hal tersebut diakibatkan masyarakat lebih memilih antibiotika ketika

mengalami gejala penyakit seperti nyeri ataupun demam.


28

3. Aturan Pakai

Adapun subvariabel ketiga yaitu aturan pakai tentang antibiotika,

diperoleh persentase sebesar 56.5%. pengetahuan masyarakat mengenai

aturan pakai antibiotika secara spesifik masih tergolong rendah. Dapat

dibuktikan pada jawaban responden terhadap beberapa pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner. Namun, pada butir saol 1 menunjukkan bahwa

sebagian masyarakat mengetahui bahwa antibiotika mempunyai aturan

pakai sendiri. Terbukti dengan perolehan persentase jawaban sebesar 68.8%

yang termasuk kategori mengetahui dengan jawaban responden, dimana 11

responden menjawab sangat mengetahui, 55 responden menjawab

mengetahui, 32 responden menjawab tidak mengetahui dan 2 responden

menjawan sangat tidak mengetahui. Akan tetapi, pada butir soal 2-5

kebanyakan responden menjawab tidak mengetahui. Pada butir soal 2

diperoleh persentase sebesar 53% dengan jawaban, terdapat 2 responden

menjawab sangat mengetahui, 24 responden menjawab mengetahui, 58

responden menjawab tidak mengetahi dan 16 responden menjawab sangat

tidak mengetahui. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat tidak

mengetahui bahwa antibiotika harus digunakan selama 3-5 hari.

Butir soal 3 diperoleh persentase sebesar 51.5% dengan jawaban, 1

responden menjawab sangat mengetahui, 21 responden menjawab

mengetahui, 61 responden menjawab tidak mengetahui dan 17 responden

menjawab sangat tidak mengetahui. Menunjukkan bahwa masyarakat tidak

mengetahui antibiotika tidak dapat dibeli secara bebas tanpa ada peresepan
29

dari dokter. Selanjutnya butir soal 4 didapatkan 2 responden menjawab

sangat mengetahui, 20 responden menjawab mengetahui, 58 responden

menjawab tidak mengetahui bahwa antibiotika itu tidak dapat diminum

hanya 1 tablet atau 2 tablet saja dan 20 responden menjawab sangat tidak

mengetahui. Adapun persentase jawaban sebesar 51% sehingga pengetahuan

masyarakat tentang hal ini termasuk dalam kategori tidak mengetahui. Pada

butir soal 5 yang berisi “apakah anda mengetahui antibiotika ketika diresepkan

harus dihabiskan?”. diperoleh persentase sebesar 58.3% dengan jawaban 3

responden menjawab sangat mengetahui, 33 responden menjawab

mengetahui, 46 responden menjawab tidak mengetahui dan 14 responden

menjawab sangat tidak mengetahui. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat

tidak mengetahui antibiotika itu ketika diresepkan harus dihabiskan.

4. Efek Samping

Pada subvariabel keempat yaitu efek samping tentang antibiotika

diperoleh persentase sebesar 51.8%. Pengetahuan masyarakat mengenai

efek samping antibiotika juga tergolong rendah. Pada butir soal 1, terdapat

54 responden menjawab mengetahui bahwa penggunaan antibiotika yang

tidak sesuai aturan pakai dapat menyebabkan efek samping. Sedangkan

responden lain diantarnya 10 responden menjawab sangat mengetahui, 34

responden menjawab tidak mengetahui dan 2 responden menjawab sangat

tidak mengetahui. Pada soal pengetahuan masyarakat termasuk kategori tinggi

dengan persentase sebesar 68%. Butir soal 2 diperoleh persentase


30

sebesar 48.8% terdapat 3 responden menjawab sangat mengetahui, 16

responden menjawab mengetahui, 54 responden menjawab tidak

mengetahui dan 27 responden menjawab sangat tidak mengetahui. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui

bahwa penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menimbulkan

resistensi atau kekebalan pada bakteri atau kuman.

Adapun butir soal 3 yang masih berhubungan dengan soal sebelumnya,

diperoleh persentase sebesar 48.8% dengan jawaban 2 responden menjawab

sangat mengetahui, 14 responden menjawab mengetahui, 61 responden

menjawab tidak mengetahui dan 30 responden menjawab sangat tidak

mengetahui. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar mesyarakat tidak

mengetahui bahwa dibutuhkan antibiotika dosis tinggi ketika kuman atau

bakteri telah kebal atau resisten. Sementara pada butir soal 4 menunjukkan

bahwa sebagian besar pula masyarakat tidak mengetahui bahwa antibiotika

dapat menyebabkan reaksi alergi. Hal ini dibuktikan dengan persentase

sebesar 46.8% dengan jawaban responden, dimana 1 responden menjawab

sangat mengetahui, 15 responden menjawab mengetahui, 54 responden

menjawab tidak mengetahui dan 30 responden menjawab sangat tidak

mengetahui. Sedangkan pada butir saol terakhir didapatkan 6 responden

menjawab sangat mengetahui, 9 responden menjawab mengetahui, 51 orang

menjawab tidak mengetahui dan 34 responden menjawab sangat tidak

mengetahui dengan persentase sebesar 46.8%. Hal ini diartikan bahwa


31

adanya sepengetahuan masyarakat bahwa tetrasiklin itu dapat diberikan

kepada ibu hamil, yang seharusnya tidak dapat diberikan.

Secara komulatif diperoleh persentase jawaban responden sebesar 55,4%

yang menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Manurunge Kecamatan

Ulaweng Kabupaten Bone tentang penggunaan antibiotika tergolong rendah.

Angka persentase di atas menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang

menggunakan antibiotika tidak mengetahui dengan jelas mengenai indikasi,

aturan pakai serta efek samping antibiotika tersebut. Hal yang menjadi penyebab

minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotika yaitu

kurangnya informasi yang didapatkan adanya rasa acuh untuk tahu tentang

penggunaan antibiotika. Tidak hanya itu alasan lain yang dapat mempengaruhi

minimnya pengetahuan masyarakat adalah dilihat dari persentase tingkat

pendidikan responden yang sebagian besar adalah hanya pada tingkat SMA

saja. Jadi adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

diperoleh persentase skor sebesar 55.4%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng

Kabupaten Bone tentang penggunaan antibiotika termasuk kategori rendah.

B. Saran

1. Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan khususnya tenaga kefarmasian

yang berada di Puskesmas maupun di Apotek bekerja sama dengan

pemerintah setempat agar memberikan informasi berupa penyuluhan kepada

masyarakat mengenai penggunaan antibiotika yang tepat.

2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan dengan

banyak menggali pengetahuan tentang obat.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan masayarakat tentang penggunaan

antibiotika.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2004, Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan


Penggunaannya, Gadjah Madah University Press, Yogyakarta, Hal 16,17.

Anonim, 2011, Defenisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,


http://duniabaca.com/definisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-pengetahuan.html, Diakses 20 Januari 2014.

..........., 2012, Jenis Antibiotika dan Indikasi Penggunaannya,


http://growupclinic.com/2012/12/06/jenis-antibiotika-dan-indikasi-
penggunaannya/, Diakses tanggal 19 Januari 2014.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik


Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20Nomor%20
36%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf, Diakses tanggal
20 Januari 2014.
Nawawi, Q., 2013, Efek Samping Konsumsi Antibiotik & Penggunaannya,
http://health.okezone.com/read/2013/11/21/486/900523/efek-samping-
konsumsi-antibiotik-penggunaannya, Diakses 29 Januari 2014.
Notoatmodjo, S., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta,
Hal.127.
Prasetyo, B., Jannah, L. M., 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi, Rajawali Pers, Jakarta, Hal. 137.

Sugyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, Hal. 113.

Sugyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,


Bandung, Hal. 95.

Tjay, H.T., Rahardjo, K., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, Dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
Hal. 3,65.

Ulumuddin, I., 2013, Tingkat Pengetahuan Pasien Apotek Kimia Farma Asy-
Syifa Kota Bima Tentang Penggunaan Antibiotika, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Makassar, Makassar.

Utami, E.R., 2012, Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi,


http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/sainstis/article/download/1861/pdf, Diakses
tanggal 28 Januari 2014.
34

Wahyunadi, N.M.D., 2013, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya


Resistensi Antibiotik dengan Perilaku Penggunaan Antibiotik yang Irasional
Pada Pasien di Puskesmas Rampal Celaket Malang,
http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/ni%20made
%20dewi.pdf, Diakses tanggal 29 Januari 2014.
35

Lampiran 1

SKEMA KERJA

TINGKAT PENGETAHUAN
MASYARAKAT DESA MANURUNGE
KECAMATAN ULAWENG KABUPATEN
BONE TENTANG PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA

PENGETAHUAN INDIKASI ATURAN EFEK


PAKAI SAMPING

MASYARAKAT DESA
MANURUNGE

KUESIONER

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN DAN
SARAN
36

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

JUDUL : TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA


MANURUNGE KECAMATAN ULAWENG
KABUPATEN BONE TENTANG PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA

Saya mengucapkan banyak terima kasih atas keikhlasan dan waktu anda
untuk menjawab kuisioner ini sebagai data pembantu dalam menyelesaikan
KaryaTulis Ilmiah saya. Besar harapan saya, anda menjawab pertanyaan ini sesuai
dengan apa yang anda ketahui dan tanpa perasaan tertekan.

Identitas Responden:
Nama : ………………………………………….

Umur : ………………………………………….

Jenis Kelamin : ………………………………………….

Pendidikan : ………………………………………….

Petunjuk pengisisan:
Baca dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda check list (√)
pada salah satu kolom!
SM : Sangat Mengetahui
M : Mengetahui
TM : Tidak Mengetahui
STM : Sangat Tidak Mengetahui

A. Pengetahuan

No. Pertanyaan SM M TM STM


Apakah Anda mengetahui ampicilin termasuk
1
antibiotika?
Apakah Anda mengetahui amoxicilin termasuk
2
antibiotika?
Apakah Anda mengetahui cefadroksil termasuk
3
antibiotika?
37

Apakah Anda mengetahui antibiotika termasuk


4
golongan obat keras?
Apakah Anda mengetahui tetrasiklin termasuk
5
antibiotika?

B. Indikasi
No. Pertanyaan SM M TM STM
Apakah Anda mengetahui Antibiotika digunakan
1
sebagai obat penyakit infeksi?
Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak
2
digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri?
Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak
3
digunakan untuk segala macam penyakit?
Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak
4
digunakan sebagai obat flue?
Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak
5
digunakan sebagai obat demam?

C. Aturan Pakai
No. Pertanyaan SM M TM STM
Apakah Anda mengetahui antibiotika mempunyai
1
aturan pakai sendiri ?
Apakah Anda mengetahui antibiotika harus
2
digunakan selama 3 samapi 5 hari ?
Apakah Anda mengetahui Antibiotika tidak dapat
3
dibeli secara bebas tanpa peresepan dokter?
Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak dapat
4
diminum hanya 1 tablet atau 2 tablet saja?
Apakah Anda mengetahui antibiotika ketika
5
diresepkan harus dihabiskan?
38

D. Efek Samping
No. Pertanyaan SM M TM STM
Apakah Anda mengetahui penggunaan antibiotika
1 yang tidak sesuai aturan pakai dapat
menyebabkan efek samping?
Apakah Anda mengetahui penggunaan antibiotika
2 tidak tepat dapat menimbulkan kuman atau
bakteri menjadi kebal (resisten)?
Apakah Anda mengetahui setelah kuman kebal,
3 membutuhkan antibiotika dengan dosisi yang
lebih tinggi?
Apakah Anda mengetahui antibiotika dapat
4
menimbulkan reaksi alergi?
Apakah Anda mengetahui tetrasiklin tidak dapat
5
diberikan kepada ibu hamil ?
Lampiran 3

DATA PEROLEHAN RESPONDEN

Butir soal
No. Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 4 1 2 1 49
2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 41
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 46
4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40
5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 37
6 6 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 4 2 3 1 1 3 2 3 1 1 45
7 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 2 3 1 1 33
8 8 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 49
9 9 4 4 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 54
10 10 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 52
11 11 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 51
12 12 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 3 1 2 2 1 33
13 13 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 52
14 14 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 43
15 15 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 50
16 16 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 3 43
17 17 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 33
18 18 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1 4 49
19 19 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 69
20 20 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 52
21 21 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 2 62
22 22 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
23 23 3 3 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 46
24 24 3 3 1 1 3 3 2 2 2 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 1 40
25 25 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 43
26 26 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 30

39
40

27 27 3 3 1 1 3 2 2 2 1 1 3 2 1 1 4 4 1 1 1 2 39
28 28 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 61
29 29 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 52
30 30 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 48
31 31 3 3 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 38
32 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
33 33 4 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 54
34 34 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 49
35 35 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 44
36 36 3 3 1 1 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 1 1 1 3 44
37 37 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 3 2 1 2 1 3 1 2 1 4 41
38 38 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 28
39 39 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 2 45
40 40 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 34
41 41 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 3 43
42 42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40
43 43 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 41
44 44 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 53
45 45 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 52
46 46 3 3 1 1 3 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 3 1 40
47 47 3 3 2 2 2 3 1 1 1 1 3 2 2 1 1 4 1 3 2 1 39
48 48 4 4 2 2 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 3 1 52
49 49 4 3 2 3 1 3 1 3 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 1 39
50 50 3 3 3 1 3 3 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 37
51 51 4 4 1 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 47
52 52 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 4 2 3 3 3 3 2 2 1 1 49
53 53 3 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 36
54 54 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 38
55 55 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 43
56 56 3 3 1 1 1 2 3 3 1 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 38
57 57 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 3 4 1 2 3 1 37
58 58 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41
59 59 4 4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 2 40
41

60 60 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 3 1 1 3 4 52
61 61 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 46
62 62 3 4 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41
63 63 3 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 42
64 64 3 3 3 1 1 1 3 1 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 42
65 65 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 35
66 66 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 29
67 67 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 38
68 68 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 2 35
69 69 4 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 45
70 70 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 40
71 71 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 53
72 72 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 43
73 73 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 49
74 74 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47
75 75 3 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 36
76 76 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 48
77 77 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 50
78 78 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 47
79 79 3 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 1 49
80 80 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 41
81 81 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 1 1 1 34
82 82 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 37
83 83 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 1 1 34
84 84 4 4 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 54
85 85 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 51
86 86 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40
87 87 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 4 2 3 1 1 3 2 3 1 1 45
88 88 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 47
89 89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 37
90 90 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 52
91 91 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 49
92 92 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 4 1 2 1 49
42

93 93 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46
94 94 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 1 1 1 34
95 95 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 50
96 96 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 49
97 97 3 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 36
98 98 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 37
99 99 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 48
100 100 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 50
Jumlah 292 277 192 180 233 256 213 210 200 210 275 212 206 204 233 272 195 195 187 187 4429
Lampiran 4

PERHITUNGAN DAN HASIL ANALISIS DATA KUESIONER

Presentase untuk setiap sub variabel :


1. Pengetahuan

Rata – rata skor =


 Nilai responden
 Jumlah butir soal

=
= 234.8

Jumlah Skor R ata  rata


Persentase = x100%
Skor ideal

.
= 100%

= 58.7 %
2. Indikasi

Rata – rata skor =


 Nilai responden
 Jumlah butir soal

=
= 217.8

Jumlah Skor Rata  rata


Persentase = x100%
Skor ideal

.
= 100%

= 54.5%

43
3. Aturan pakai

Rata – rata skor =


 Nilai responden
 Jumlah butir so al

= 226

Jumlah Skor Rata  rata


Persentase = x100%
Skor ideal

= 100%

= 56.5%
4. Efek samping

Rata – rata skor =  Nilai responden


 Jumlah butir soal

= 207.2

Jumlah Skor Rata  rata


Persentase = x100%
Skor ideal

.
= 100%

= 51.8%
Lampiran 5

Grafik Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng


Kabupaten Bone

(%)
60

50

40

30 55,4%

20

10

0
Lampiran 6

Grafik tingkat pengetahuan masyarakat


per subvariabel

60

58

56
Persentase

54

52

50

48

Subvariabel

Anda mungkin juga menyukai