Anda di halaman 1dari 24

1.

Pendahuluan
Aplikasi 3D CAD saat ini menjadi teknologi populer dalam bidang desain
dan produksi dalam berbagai industri dan manufaktur digital semakin
meluas. Dengan adanya rencana pra-konstruksi dan proses simulasi
produk menggunakan 3D digital model, maka efisiensi dan keselamatan
kerja dapat ditingkatkan pada tiap tahapan kerja dan optimasi produksi
dapat diraih. Pada paper ini mendeskripsikan konsep dari manufaktur
digital dalam pembangunan kapal, dimana sistem CAD 3D sangat
penting/krusial sebagai aplikasi yang efektif karena dalam pada struktur
kapal memiliki penampang tiga dimensi yang kompleks dan banyak pihak
yang saling bekerja sama dalam produksi kapal yang kompleks tersebut.
Berikut beberapa contoh aplikasi yang berhasil diterapkan di IHI Marine
United,Inc., adalah: proses ereksi blok lambung kapal, kerangka desain
(scaffolding), dan simulasi manusia (human simulation).
Pada industri bangunan kapal, computer-integrated manufacturing
(CIM), telah dikembangkan dan menjadi langkah awal untuk memasuki
pembangunan kapal secara nyata. Sistem CIM saat ini fokus kepada
pemodelan produk, 3D CAD, dan teknologi jaringan. Kedepannya CIM
diharapkan mampu meraih optimasi secara global dan renovasi dengan
melalui manufaktur digital yang dapat menggatikan produksi secara
manual yaitu dengan tenaga kerja manusia.

2. Digital Manufacturing
Konsep ini mulai dikembangkan pada tahun 1980an, kemudian pada
tahun

1990an

cenderung

konsep

dalam

CIM

proses

mulai

diperkenalkan,

produksi,

tepat

konsep
pada

tersebut
waktunya,

pemrosesan/pembuatan secara kontinyu. Saat ini digital manufaktur


diposisikan

sebagai dasar fungsi dari product life cycle management

(PLM).
Pembanguan kapal secara tradisional sebenarya banyak pengetahuan
yang dipahami,sehingga pengetahuan hanya dijabarkan secara eksplisit

dalam hal ini sangat penting membuat informasi secara digital dengan
kata lain kita dapat berinovasi mengguknakan teknologi informasi untuk
memproduksi kapal dengan waktu lebih cepat dan meringankan pekerjaan
manusia. Seino and Ikeda (2003) memaparkan beberapa bagian dalam
proses digital:
Teknologi dan skill dari digital
Konversi dan penggunaan data numerik ke dalam format utuk
menentukan keputusan dan penilaian
Desain secara virtual dan fabrikasi : prediksi produk awal oleh simulasi
komputer
Integrasi dan penggunaan data di semua divisi dari hul sampai hilir
Manajemen global secara tertutup : pemanfaatan jaringan.
Metode Produksi dalam bangunan kapal secara tradisional berfokus
pada tenaga kerja dan pengalaman, hal tersebut menyebabkan adnya
ambigu dalam proses pembuatan dilapangan. Saat ini aplikasi perakitan
difokuskan melalui manufaktur virtual/ manufaktur dengan komputer.
Pada umumnya tahapan pada Digital manufacturing antara lain:
Proses perencanaan, proses pendetailan dan validasi, pemodelan dan
simulasi, pengestraksian data manufaktur dan instruksi kerja.
Tujuan utama digital manufacturing

Mengurangi waktu produksi


Mengurangi pengulangan pekerjaan
Meningkatkan produktivitas dan pekerja

Digital manufacturing fokus pada beberapa hal antara lain :

Mengurangi jadwal produksi


Menghindari pembangunan kembali atau pekerjaan yang tidak

aman
Meminimalisir perubahan permintaan setelah penghentian desain
Mempercepat respon terhadap perubahan maupun kondisi yang
tidak direncanakan di galangan

Keuntungan pemakainan Digital Manufacturing

Tidak seperti sistem yang diwariskan pada galangan umumnya ,


pemakaian Digital Manufacturing dapat mengintregasikan data
produk di bidang engineering, dan proses dan sumber data
pembangunan.

3. Tahapan Umum Digital Manufacturing


3.1 Process Planning
Tahap pertama pada digital manufacturing adalah process
planning.
perencanaan

Pada tahap ini terdiri dari beberapa pekerjaan dimulai dari


produk,

pendefinisian

tugas

tugas

yang

akan

dilakukan,

pendefinisian layout, dan perencanaan simulasi. Proses ini merupakan proses


iterasi yang mana kalau terjadi ketidaksesuaian akan berputar sampai keadaan
sudah sesuai.

Gambar 1. Alur Process Planning

3.1.1 Process engineering


Pada process engineering , process engineers berkolaborasi
dengan tim pendesain kapal. proses pendesainan struktur blok sebelumnya
dibantu dengan menggunakan software CATIA. Pada proses ini penggabungan
pada skala besar di break down ke skala yang lebih kecil. Supaya mempermudah
langkah selanjutnya dalam menentukan urutan penggabungan.

Gambar 2. Contoh pembuatan bottom structure pada process engineering


3. 1. 2 Process Graphs
Process graphs melakukan pelayaan sebagai jalan yang mudah untuk
memvisualisasikan urutan pembangunan yang komplek. Grafik ini nantinya akan
memberikan

info

bagaimana

pembangunan

nantinya.

Proses

ini

juga

memberikan informasi bagian-bagian dan tugas-tugas dengan hierarki atau


kombinasi didalam grup tugas.

Gambar

3.

Penyusunan tugas-tugas dalam proses produksi

3. 1. 3 Manufacturing constraints
Dalam pembangunan kapal hampir selalu dibatasi oleh biaya,
produktivitas,

rencana

target,

jadwal,

lokasi

pembangunan,

dan

ketersediaan peralatan welding, coating, lifting dan sandblasting . Untuk


menggambarkan hal tersebut ,DELMIA bisa digunakan sebagai tools yang dapat
digunakan untuk mendifinisikan dasar-dasar pemikiran kerja. Tujuannya adalah
untuk mensimulasikan kondisi real pembangunan kapal semirip mungkin.

3. 1. 4 Time analysis
Didalam time analysis , operasional dan urutan kerja didefinisikan
didalam process graph yang dikombinasikan dengan penilaian waktu
individual

untuk

membuat

sebuah

gambar

yang

realistis

yang

menggambarkan berapa lama dia akan membuat sebuah produk dan


berapa lama durasi waktu dari masing-masing tugas . Beberapa bentuk dari
time analysis antara lain adalah man-hours, man-days, yard operations calendar,
machine turn around cycles, dll.

3. 1. 5 Manufacturing concept
Manufacturing concept merupakan langkah dimana pembuatan
perencenaan

produk,

process,

dan

sumber-sumber

pekerjaan

dilakukan.

Manufacturing process ini masih merupakan proses yang ada didalam process
graph. Hasil dari proses ini adalah mapping dari semua aktivitas yang dilakukan
digalangan

seperti inspeksi, transport equipment, test positions, sera human

resources planning.

Gambar 4. Manufacture mapping


3. 1. 6 Layout definition
Proses ini menyediakan pendefinisian batasan-batasan yang
belum

didefinisikan

pada

manufacturing

concept

yang

meliputi

ketersediaan lahan, letak lokasi perlengkapan sebenarmya (robot, tukang


las, pemotong, pembengkok pipa, pengecat dll) dan sistem kerja dari
crane dan lifter.

Gambar 5. Perencanaan Layout


3. 1. 7 Discrete Event Evaluation
Salah satu keuntungan besar dari penggunaan virtual
manufacturing

adalah

produksi

dampak

dan

kemampuannya
perubahan

dalam

layout

menganalisa

fasilitas

dengan

scenario
cepat,

pengalokasian beberapa sumber pekerjaan di lapangan, penjadwalan, dan


pengintregasian produk dari masing-masing team.

Gambar 6. Layuot galangan beserta fasilitasnya

Pada proses ini semua aliran proses yang sudah dikonsep pada tahap
sebelumnya dikombinasikan menjadi satu kesatuan kerja.

3.2 Process Detailing and Validation


Dalam proses pendesainan, ada beberapa komponen desain yang tidak
dapat dengan mudah direalisasikan, dioperasikan pada sebuah kapal. Maka dari
itu dalam virtual manufacturing ini selain CATIA yang dapat menyediakan
bagian-bagian model, assembly, dan mekanisme kerja, DELMIA digital product
manufacturing

(DPM)

digunakan

sebagai

tools

untuk

melakukan

proses

pendetailan dan validasi untuk mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul


sebelum desainer memutuskan untuk dibangun/diproduksi.

3.2.1 Resource Modelling and Simulation


3.2.1.1 Human simulation
Pada proses ini kinerja dari manusia khusunya pekerja di modelkan dan disimulasikan
bagaimana cara atau urutan melakukan suatu tugas produksi dengan baik dan sesuai
dengan aturan keselamatan.

Gambar 7. Human simulation

3.2.1.2 Robotic simulation


Bukan hanya simulasi pada manusia , pada virtual manufacturing juga
dimodelkan dan disimulasikan bagaimana peralatan robotic bekerja.

Gambar 8. Robotic simulation

3.2.2 Manufacturing and engineering hub connection


Pada proses ini hasil perencanaan pada engineering bisa dilakukan
dengan CATIA dikombinasikan dengan hasil perencanaan manufacturing
yang banyak dilakukan dengan DEMIA . Pengombinasian ini dilakukan dengan
menggunakan ENOVIA. Namun demikian penggunaan software lainnya juga bisa dilakukan
sejauh sistemnya mendukung.

4. Penerapan Sistem Tiga-Dimensi


4.1 Pemodelan Dua-Dimensi
Hingga saat ini komplikasi kapal 3D yang dimodelkan dari 2D akibat
dari keterbatasan dari kapasitas dan performa komputer serta sistem
yang

dikembangkan

dikonsepkan

dan

secara

individual,

pemodelan

tiap

sebuah

departemen/bagian

objek

dari

sudut

pandang/penampang yang tergantung pada tujuan tertentu dan model


ditampilkan hanya pada bagian yang digenerasikan, dengan kata lain
pada objek model 3D tersusun penampang-penampang dalam bentuk
luasan tertentu (2D) serperti pada Gb.1 kurangnya konsistensi dan
hubungan antar penampang satu dengan penampang lain. Ketika data
dimodifikasi

dalam

mentransmisikan

ke

satu

sistem

sistem

lain

maka

akan

kesusahan

dalam

atau

terjadi

kesalahan

dalam

menggabungkan. Proses ini tidak mencukupi untuk teknisi yang kontinyu


dalam proses yang komplek seperti pembangunan kapal.

Gambar 9. Sistem dengan model 2D

Gambar

10.

Sistem

dengan model 3D

3.2 Pemodelan Tiga-Dimensi


Dengan adanya peningkatan dari kapasitas dan performa komputer
pada beberapa tahu terakhir, memungkinkan untuk memproses data
dengan sistem 3D. Okumoto et al. (2006). Model 3D pada kapal
merupakan sentral dan langkah awal yang paling umum yang nantinya
dianalisa dalam berbagai aspek. Pada Gambar 2 memiliki data yang
kompak dan kontrol tiap sub sistem relatif mudah. Koreksi data dan
modifikasi menjadi semakin dinamis,cepat membuat proses yang kontinyu
semakin mudah. Pada Gambar 3 menujukkan efek dari pemodelan
3D,kolaborasi antar bagian dapat ditercapai dengan model yang lazim dan

database untuk bagian desain, bagian teknologi produksi, dan bagian


manajemen produksi.
Informasi dapat cpat dikirim dan mengecek ulang hasil kerja dari
adanya kesalahan dalam penurunan transfer informasi serta pada
waktunya untuk memimpin waktu produksi. Dalam hal ini model yang
presisi menyedikansimulasi produksi yang akurat dan variant optimasi
produk sebelum produksi berada. Agar penurunan dalam pelacakan ulang
dan produksi yang sis-sia maka kuncinya adalah kolaborasi,optimasi dan
pengurangan dari lead time. Pada sebuah industi automobil kebanyakan
peningkatan

tercapai

dengan

menggunakan

aplikasi

CAD/CAM/CAE

dengan 3D model. Dalam pembangunan kapal syarat untuk pengenalan


3D model mencakup hal berikut:
Pengurangan lead time: Rentang waktu dari pembayaran oreder hingga
pengiriman biasanya 16 bulan untuk kapal kargo, mungkin bisa
direduksi, Gambar 4
Produksi yang efektif

tanpa

pelacakan

ulang

Kebanyakan

Pembangunan kapal tergantung dari skill tenaga kerja, jika sistem


memungkinkan trial & error dapat dihilangkan dan efisiensi fabrikasi
dapat ditingkatkan. Untuk gaji pegawai saat ini memakan 30% - 40%
dari total biaya produksi kapal, tetapi dapat direduksi dengan metode
produksi efektif.
Pengurangan biaya material : Biaya material sekitar 60% - 70% dari
total pembiayaan. Simulasi yang efektif dapat menekan biaya material
Non-Skilled Produksi: Jumlah tenaga kerja yang memiliki skill cukup di
jepang sangat terbatas,dan diganti dengan sistematisasi dan otomasi
teknologi informasi. kemudian untuk mempertahankan kelangsungan
produksi mereka mengandalkan pada pekerja non skilled tidak memiliki
keterempilan dalam pembangunan kapal
Pengembangan Bangunan Kapal baru: Galangan kapal dapat memilih
dari mass produksi dari kapal dagang yang konvensional kemudian
dikembangkan menjadi advance
Peningkatan Keselamatan kerja: Kecelakaan dalam industri dan
kurangnya keselamatan kerja masih sering terjadi. Sehingga dibutuhkan

sistem untuk membangun kapal dengan aman karena keselamatan


tenaga kerja sangat penting dalam menunjang proses produksi.

Gambar 11. Efek dari Model 3D

Gambar 12. Jadwal Produksi Kapal

5. Aplikasi Digital Manufacturing untuk Produksi


Lambung (Application to Hull Production) yang
dilakukan IHI MU Inc
5.1 Simulasi Produksi
Dari beberapa contoh simulasi produksi ,aplikasi yang paling efektif
adalah, Okumoto et al.(2006):

Untuk mengecek kemungkinan yang terjadi dari prosedur konstruksi


dan

efisiensi

dimana

mencakup

kemampuan,kemudahan

atau

kesusahan dan keselamatan.


Untuk menilai/menganalisa interferensi antar manusia dan struktur
serta dari struktur tersebut secara keseluruhan, hal tersebut dapat
dilihat melalui 3D space yang menggunakan gambar dinamis yang
bergerak. Bahakan dengan keterbatasan skill pekerja yang sering
membuat kesalahan maka simulasi dapat mengingatkan error tesebut.
Optimasi dari proses konstruksi. Dalam produksi bangunan kapal,
kebanyakan bergantung dari jumlah pekerja yang kooperatif, hal ini
tergantung dari skala dan kesukaran dari pekerjaan tersebut, sehingga
semakin besar produksi maka semakin besar relasi kooperatif antar
pekerja. Hal tersebut tidaklah mudah dan belum pasti teroganisir dengan
baik. Dengan adanya simulasi produksi ( desain dan rencana) maka
optimasi secara global dapat tercapai, seperti yang digunakan oleh IHI
Marine United Inc. (IHI MU)
Ada beberapa tujuan umum dari simulasi pada gaangan kapal yaitu :
1. Peningkatan kualitas : memprediksi dan mengestimasi performance
seperti kecepatan kapal, DWT, kekuatan, dan lain-lain, yang sesuai
dengan permintaan desain.
2. Mempersingkat waktu : mempersingkat waktu konstruksi dan
pekerjaan lainnya
3. Mengurangi biaya produksi : mengurangi biaya pengadaan material
maupun biaya karyawan dan mengurangi pemborosan waktu pada
waktu proses poduksi berjalan.
4. Menganalisa dan mengevaluasi proses produksi
5. Membantu perencanaan dalam proses produksi
6. Simulasi untuk para pekerja dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
seperti line heating, welding,dll.
7. Untuk memastikan keselamatan kerja
Kapal merupakan produk yang berukuran besar yang terdiri banyak
komponen, hal ini menyebabkan tidak jarang terjadi kesalahan sewaktu
proses produksi. Penggunaan komputer dalam mensimulasikan produksi

kapal merupakan cara yang paling efektif dalam rangka merencanakan


maupun mengidentifikasi sewaktu proses produksi. Cara tersebut sudah
lama digunakan oleh galangan namun biaya pengadaannya sangat tinggi.
Seiring dengan berjalannya waktu biaya pengadaan untuk peralatan
simulasi semakin menurun karena semakin berkembangnya teknologi
yang menghasilkan software simulasi.berikut contoh sistem yang
dikembangkan oleh IHI MU( IHI Marine United Inc) yaitu sistem yang
dinamai AJISAI yang didalamnya semua produk dimodelkan secara
digital.

Gambar 13. Sistem AJISAI yang dikembangkan oleh IHI MU

5.2 Erection Planning


Proses utama dari pekerjaan konstruksi lambung adalah pada bagian
erection/pemasangan, dimana beberapa bagian block dari lambung
digabungkan dengan crane, dalam hal ini perencanaan dan diskusi
tentang erection dari berbagai bidang/departemen sangat penting guna
mendapat proses yang efisiendari periode total produksi.

Untuk menyambung antar block dibutuhkan beberapa crane yang


telah di set up dan interferensi/gangguan antar blok,lambung kapal dan
fasilitas harus dihindari.

Gambar 14. Diskusi Proses Ereksi

Gambar 15. Simulasi dari Cara

Kerja Crane
Instalasi blok dalam kamar mesn mencakup prosedur yang komplek
dari adanya berbagi fitting (perpipaan,peralatan dan permesinan). Dan
banyak pekerja yang tergabung dalam hal ini, sehingga sangat riskan /
bahaya pada proses ini jika kondisi tidak pas/fit dan stabil.
Pada Gambar 16 menunjukkan simulasi dari blok yang diangkat
sebelum

diinstalasi, dimana harus secara aman dan efisien. Dengan

adanya simulasi ini maka problem yang ada dapat teratasi. Pada Gambar
17 memperlihatkan Instalasi yang dimasukkan disekeliling empat blok
dalam kamar mesin. Hubungan antara blok yang telah dimasukkan dan
struktur yang telah diinstalasi berdampingan/berdekatan memang sangat
rumit.
Blok-blok

biasa

diseleseikan/dikerjakan

pada

lantai/ground

kemudian peralatan dipasang pada blok tersebut, kemudian blok dijaga


agar tetap stabil pada proses pengangkatan untuk diereksi. Sehingga
membutuhkan keahlian dan kecermatan dalam proses tersebut agar
terpasang secara akurat.hal tersebut sangat sulit untuk dideskripsikan
secara manual, sehingga butuh kompeterisasi. Dengan adanya 3D CAD
dapat mengekspresikan kegiatan tersebut seperti trasisi/perpindahan dan

situasi/ gambaran yang kompleks serta simulasi pra konstruksi. Sehingga


proses menjadi lebih tepat, efisien dan aman.

Gambar 16. Simulasi Instalasi Blok Lambung

Gambar

17.

Instalasi

Pemasangan Blok

5.3 Scaffolding Planning


Scaffolding diperlukan untuk konstruksi kapal yang aman dan efisien
di tempat-tempat yang lebih tinggi. Banyak peralatan scaffolding telah
digunakan sampai sekarang sesuai dengan struktur bagunan dan yard.
Sistem ini digunakan pada building dock di bagian dalam dan luar dari
lambung kapal. Namun, IHI MU terus menggunakan temporary scaffolds
pada cargo hold division dari kapal-kapal kontainer, karena sulit untuk

menghindari gangguan antara gerakan booming aerial vehicles dan


struktur lambung yang kompleks di dalam palka.
IHIMU mampu menghentikan penggunaan temporary scaffolds, karena
simulasi

3-d

gerakan

booming

aerial

vehicles

dapat

menentukan

gangguan (interference) dengan lebih tepat terlebih dahulu. Peserta dari


berbagai pihak konstruksi bersama-sama melihat simulasi konstruksi dan
mampu mencapai instalasi yang rumit dengan aman di lapangan tanpa
gangguan antara fasilitas dermaga dan struktur lambung. Pekerjaan ini
masih memerlukan banyak keterampilan dan pengerjaan yang baik, tetapi
pekerja yang kurang berpengalaman dapat melakukannya secara efisien
dan aman dengan menggunakan simulasi komputer.

Gambar 18. Gerakan Booming Aerial Vehicles

Gambar 19. Digital

Human Model

6. Simulasi Manusia (Human Simulation)


6.1 Manusia Digital (Digital Human)
Proses pembangunan kapal melibatkan manufaktur yang fleksibel;
tidak mungkin full otomatisasi. Dengan demikian faktor manusia masih
memainkan peran penting dalam proses produksi. Usia rata-rata pekerja
di perusahaan galangan kapal Jepang telah meningkat nyata dalam
beberapa tahun terakhir dan kecenderungan ini akan berlanjut di masa
depan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari beban fisik yang besar
pada para pekerja. Kesehatan dan keselamatan harus dipertimbangkan
dengan hati-hati terutama bagi pekerja yang lebih tua. Gerakan manusia
dapat

disimulasikan

pada

komputer

dan

ketegangan

fisik

dapat

diperkirakan dengan menggunakan digital human 43 models dan analisis


biomekanik. Gambar 19 menunjukkan contoh simulasi pekerja mendorong
blok. Simulasi perilaku manusia dikombinasikan dengan model pabrik
digital dapat membuat manufaktur virtual termasuk pekerja, seperti yang
digambarkan oleh dua contoh berikut ini, Okumoto et al. (2002).

6.2 Akses Melalui Bukaan (Access Through Opening)


Ketegangan fisik harus tetap kecil sementara pekerja melewati bukaan
di struktur lambung. Namun, terkadang ada lubang sulit untuk dilewati
karena keterbatasan pada struktur lambung kapal. Ada banyak kasus di
mana tekanan fisik berat dan kelelahan tubuh terakumulasi. Biasanya,
akses bukaan berdiameter sekitar 500 mm. Namun demikian, ada
beberapa lubang dengan bentuk yang tidak biasa; lubang berbentuk elips,
lubang dengan flange di tepinya, bukaan dengan gagang di bagian atas,
bukaan dengan pijakan kaki di bagian bawah, dll, sehingga agak sulit
untuk mengakses lubang tersebut. Di sini, sebuah lubang bukaan
berdiameter 500 mm dengan tinggi ambang 550 mm dipelajari sebagai
lubang yang khas (typical hole).

Animasi postur tubuh manusia yang melewati lubang seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 19. Satu siklus melewati lubang diasumsikan
selama 5 detik, dan gaya tekan pada punggung bagian bawah dihitung
setiap 0,5 detik. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 12, beban meningkat
dalam 2,5 detik dari ketika manusia melintasi lubang (Gambar 11(c)) dan
3,5 detik ketika manusia menarik kaki kedua (Gambar 11(d)). Nilai
maksimum yang terhitung adalah 1800 N, sedangkan nilai yang diijinkan
dari gaya tekan pada punggung bagian bawah untuk orang tua lebih dari
60 tahun adalah 2300 N sesuai dengan NIOSH. Karena kedua nilai ini
dekat, maka sangat krtis bagi orang tua untuk melewati sebuah lubang.

Gambar 20. Digital Human Passing An Opening

Gambar 21. Calculation Results at Passing An Opening

6.3 Memanjat Tangga (Ladder Climbing)


Statistik menunjukkan bahwa ada banyak kecelakaan untuk korban
kerja di akses tangga. Banyak pekerja jatuh karena postur tubuh yang
tidak seimbang mereka selama mendaki dan menuruni tangga. Oleh

karena

itu,

penanggulangan

yang

memadai

untuk

keselamatan

diperlukan, karena beban pada lutut cukup besar dan pekerja dengan
mudah kehilangan keseimbangan saat mereka memanjat tangga.
Di sini optimisasi dilakukan untuk memanjat tangga (ladder climbing).
Lebar tangga adalah 400 mm, dan jarak antar anak tangga adalah 300
mm sebagai nilai standar di galangan kapal. Kemiringan tangga sekitar
45-90 (lihat Gambar 22), dan beban pada lutut dan gaya tekan pada
punggung bagian bawah dihitung dengan input dari kekuatan (0-25 kgf)
ditumpu oleh kedua lengan. Gaya tekan pada punggung bagian bawah
menyebbkan sakit punggung, yang menimpa banyak pekerja di galangan
kapal. Gaya dorong pada tangan diisi pada sudut kemiringan 65 atau
kurang karena pusat gravitasi tubuh manusia terletak di depan kaki,
sementara gaya tarik diisi pada sudut kemiringan lebih dari 65 karena
pusat gravitasi terletak di belakang kaki.
Hasil torsi yang dihitung ditunjukkan pada Gambar 23 di lutut kanan
dan di Gbr.24 untuk gaya tekan pada punggung bawah. Pada hasil torsi di
lutut kanan, nilai optimum menjadi 70 untuk non arm force dan 75 pada
arm force sebesar 20-25 kgf (Gambar 14). Dari hasil torsi pada kedua
lutut, sudut kemiringan 75 pada arm force sebesar 20-25 kgf merupakan
nilai optimum. Mengenai gaya tekan pada punggung bawah, Gambar 15
menunjukkan

bahwa

peningkatan

beban

yang

paling

besar

pada

kemiringan 75-80 pada arm force sebesar 25 kgf, yang merupakan


kebalikan dari hasil torsi pada lutut. Sehingga dapat diambil kesimpulan
dalam naik turun tangga, yang paling optimum adalah membuat arm
force sebesar 10 kgf pada sudut kemiringan 75.

Gambar 22. Human Model Climbing A Ladder

Gambar 23. Torque on Right Knee

Gambar 24. Low Back

Compression Force

7. Aplikasi Digital Manufacturing Lainnya


7.1 Design for Assembly, Design for Supportability, LPD-17
Digital manufacturing telah digunakan dalam perancangan LPD (Loading
Dock Platform), LPD ini nantinya akan direncanakan membawa 700
tentara lengkap dengan perlengakapannya dan membawa helicopter,
landing

craft,

dan

kapal

amfibi.

Dengan

menggunakan

digital

manufacturing proses perencanakan kapal ini jauh lebih cepat daripada


menggunakan cara tradisional.

Gambar 25. LPD 17 USS San Antonio


7.2 Production plan optimizes production at BIW for LPD-17
Digital manufacturing juga diberlakukakn pada Bath Iron Works
Waterfront dalam menyusun dan mengembangkan galangannya. Dalam
pengembangannya pembuatan galangan secara digital juga memasukkan
bagian-bagian maupun fasilitas yang ada didalamnya seperti gedung,
roadway, railway, cranes, equipment, floating dock, dan peralatan berat
lainnya.

Gambar 26. Bath Iron Works Waterfront

8. Kesimpulan
Makalah

ini

menekankan

pentingnya

simulasi

produksi

dengan

menggunakan tiga dimensi CAD sebagai pusat manufaktur digital.


Makalah ini juga memperkenalkan beberapa contoh simulasi produksi
yang telah berhasil diterapkan dalam produksi aktual di IHI MU Kure
galangan kapal, Jepang, di mana sistem CIM yang lengkap telah
dikembangkan dan diterapkan. Selain itu, makalah ini juga mengenalkan
tentang contoh simulasi manusia. Pendekatan simulasi tersebut akan
memungkinkan kapal-kapal untuk dibangun secara rasional dan aman.

Anda mungkin juga menyukai