Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh:
M. Azziadaturrahman : 5201417061
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
2019
Prakata
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas harian mata
kuliah elemen mesin dengan judul penyambungan keling atau rivet.
Akhirul kalam, Kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
Prakata i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penyusun 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi penyambungan keling atau rivet 3
2.2 Proses sambungan keling atau rivet 3
2.3 Jenis-Jenis Keling atau Rivet 10
2.4 Macam-macam Paku Keling atau Rivet 13
2.5 Pembebanan (Aplikasi Gaya) 16
2.6 Aplikasi Keling atau Rivet 21
2.7 Contoh Soal 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 25
3.2 Saran 25
Daftar Pustaka iii
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar a
Memperlihatkan bahwa paku keling telah dimasukkan ke dalam
lubang paku keling yang telah dibor lebih dahulu dengan ukuran bor yang
sesuai.
Gambar b
Paku keling dengan ditahan oleh batang penahan kepala, logam yang
akan dikeling dirapatkan dengan batang perapat. Demikian pula kedudukan
batang paku keling akan berdiri tegak lurus.
4
Gambar c
Bagian untuk kepala pengikat dari batang paku keling, dipukul-
pukul sehingga melebar dan batang paku mengembang sampai menjadi
padat.
Gambar d
Pekerjaan membentuk bulat kepala pengikat dengan jalan dipukul
sekelilingnya dengan mempergunakan kepala palu-konde.
Gambar e
adalah pekerjaan membulatkan dan menghaluskan kepala pengikat
dengan mempergunakan “batang- pembentuk-kepala” dan ditahan dengan
“batang-penahan-kepala”.
Rivet lay-out yaitu menentukan jarak river pada sisi komponen
maupun jarak antara satu rivet dengan rivet yang lainnya, untuk
mendapatkan hasil gabungan yang baik dan kuat. Pada garis besarnya
ukuran jarak rivet dibagi dalam tiga bagian utama.
a. Edge distance
Yaitu jarak dari titik lubang rivet sampai pada sisi sheet. Umumnya
diambil 2 sampai 4 diameter rivet, kecuali untuk countersunk head rivet
minimal adalah 2,5 diameter rivet
5
b. Pitch (p)
Yaitu jarak antar titik dua pusat rivet yang bersebelahan adalah
antara 3 kali diameter rivet sampai dengan 10 kali diameter rivet.
Normalnya adalah 6 kali diameter rivet, kecuali countersunk head rivet
pada sheet yang dipersiapkan secara dimpling adalah 5 kali diameter
rivet (minimum)
c. Gage / transperse pitch (p”)
Yaitu jarak antara baris rivet yang satu dengan yang lainnya
umumnya diambil ¾ pitch. Bisa sejajar atau formasi zigzag
Pada beberapa komponen dalam bentuk profil, penentuan uuran-
ukuran tersebut haruslah mempertimbangkan :
- Diameter rivet
- Jari-jari profil
- Ketebalan sheet
- Ukuran flange
Sehingga mendapatkan ikatan yang aman tanpa terdapatnya
kepala rivet melukai profil pada radiusnya, akibat tidak cukupnya jarak
antara kepala rivet dan awal atau akhir radius profil.
6
Setiap jenis rivet diidentifikasi dengan part number nya, sehingga pengguna
dapat memilih rivetdengan benar untuk pekerjaannya. Jenis-jenis
kepala rivet dibedakan menurut standarisasi Airforce-Navydan Military
Standard. Angka dan jenis kepala rivet yang paling sering digunakan untuk
pesawat terbang antara lain :
- AN426 atau MS20426 : countersunk head rivets
- AN430 atau MS20430 : roundhead rivets
- AN441 : flathead rivets
- AN456 : brazier head rivets
- AN470 atau MS20470 : universal head rivets
Selain itu juga terdapat huruf dan angka tambahan untuk part
number. Huruf-huruf tersebut untuk mengetahui paduan yang dipakai
pada rivet tersebut, sedangkan angka-angkanya dipakai untuk mengetahui
besar diameter dan panjang rivet tersebut. Huruf-huruf yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan paduannya antara lain :
- A : paduan aluminum, komposisi 1100 atau 3003
- AD : paduan aluminum, komposisi 2117-T
- D : paduan aluminum, komposisi 2017-T
- DD : paduan aluminum, komposisi 2024-T
- B : paduan aluminum, komposisi 5056
- C : tembaga
- M : monel
Angka pertama yang ditulis setelah huruf-huruf tersebut
menunjukkan diameter rivet dalam pertigapuluhdua inci. (Contoh : 3
menunjukkan 3/32 inci, 5 menunjukkan 5/32 inci, dan seterusnya).
Angka terakhir yang ditulis, dipisahkan oleh tanda strip setelah
angka sebelumnya menunjukkan panjang rivet dalam perenambelas inci.
(Contoh : 3 menunjukkan 3/16 inci, 5 menunjukkan 5/16 inci, dan
seterusnya).
Berbagai kode digunakan untuk menentukan jenis bahan paku
keling, jenis kepala, diameter, panjang dan spesifikasi industri. Lihat
7
informasi di bawah ini untuk tinjauan umum kode yang digunakan untuk
produk kami dan di Bagan Identifikasi Keling kami. Berikut ini adalah
ikhtisar singkat tentang cara mengidentifikasi berbagai bagian dari sistem
penomoran paku keling: Contoh: keling AN-470-AD-4-8
a. Set huruf dan angka pertama mengacu pada spesifikasi industri
(standar militer): AN - Ketika kedua huruf ini mendahului angka,
mereka menunjukkan Spesifikasi Angkatan Darat dan Angkatan
Laut. MS - Ketika dua huruf ini mendahului angka, mereka
menunjukkan Spesifikasi Standar Militer.
b. Selanjutnya, ada tiga angka yang menentukan gaya kepala keling:
470 = kepala universal, 430 = kepala bundar, dll.
c. Setelah kode gaya adalah kode huruf yang mengidentifikasi jenis
bahan atau paduan: = 1100 (2S) Aluminium, AD = 2117-Aluminium
Alloy, F = Baja Tahan Korosi, dll.
d. Angka berikutnya adalah diameter keling: Diameter keling
ditunjukkan dalam 32nds inci. 4 = 4/32 "atau 1/8", 12 = 12/32 "atau
3/8", dll.
e. Angka terakhir menunjukkan panjang keling Panjang keling
ditunjukkan dalam 16 inci: 8 = 8/16 "atau 1/2", 10 = 10/16 "atau
5/8", dll. Dalam sebagian besar aplikasi, keling AN470
menggantikan keling AN430, keling AN442, keling AN-455 &
keling AN456.
8
Pemasangan keling juga terdapat beberapa proses pemasangan yaitu
pemasangan paku keling kepala tirus (Counter Sunk), pemasangan paku
keling Eksplosif, pemasangan Blind Rivet.
a. Pemasangan paku keling Kepala Tirus (Counter Sunk)
Pada pemasangan rivet kepala tirus, maka lubang pada permukaan
bagian yang akan disambung harus dibuat tirus (counter sunk) agar sesuai
dengan bentuk kepala paku kelingnya.
9
tersebut akan mengembang sehingga akan terbentuk suatu sambungan paku
keling eksplosif.
c. Pemasangan Blind rivet
Paku keling buntu (blind rivet) sering disebut juga sebagai pop rivet,
dinamakan demikian karena paku keling ini dapat dipasang pada bagian
sambungan yang hanya mempunyai akses atau jalan masuk pada satu sisi
lubang saja. Untuk memasang pop rivet ini diperlukan alat pemasang pop
rivet, yaitu drive rivet (rivet gun) atau sering disebut juga sebagai tang rivet.
Langkah-langkah pemasangan pop rivet adalah sebagai berikut:
Masukkan tangkai paku keling ke dalam lubang dari bagian yang akan
disambung.
Pasang drive rivet (rivet gun) ke dalam ujung tangkai tengah paku
keling.
Tekan rivet gun dengan cukup kuat hingga terbentuk kepala paku keling
baru.
Tarik rivet gun sehingga tangkai tengah (mandrel) dari rivet menjadi
putus, dan terbentuklah suatu sambungan blind rivet.
2.3 Jenis-Jenis Keling atau Rivet
a. Jenis Sambungan Keling atau Rivet
10
Sambungan Kuat, Sambungan kelingan yang hanya memerlukan
kekuatan saja seperti sambungan keling kerangka bangunan,
jembatan, chasis mobil, dan lain-lain.
Sambungan Kuat dan Rapat, Sambungan yang memerlukan
kekuatan dan kerapatan seperti sambungan keling ketel uap, tangki-
tangki muatan tekanan tinggi, dan dinding kapal.
Sambungan Rapat, Sambungan yang memerlukan kerapatan
seperti sambungan keling tangki-tangki zat cair dan bejana tekanan
rendah.
b. Jenis-Jenis Bentuk Blade pada Keling atau Rivet (Sambungan)
o Coincide blade
11
o Double Blade
(Double Blade)
Double blade banyak digunakan untuk sambungan yang
menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi misalnya
sambungan memanjang badan ketel uap. Doubl blade, seperti
halnya Single blade ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris
atau 3 baris.
o Paku Keling Solid`
12
c. Paku Keling Eksplosif dan Blind Rivet
13
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi
ketika dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam
media korosif.
14
Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro
kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia
(Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang
kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan electron.
Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam
elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan
anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface
Attack) atau serangan karat permukaan.
Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini
adalah:
o Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi
anoda dan katoda
o Mengisolasi logam dari lingkungannya
o Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal
dengan mineralisasi
o Mengurangi oksigen yang larut dalam air
o Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
o Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan
o Mencegah celah atau menutup celah
o Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
Anoda/Katoda Tembaga Seng Alumunium Stainless Baja
steel
Tembaga 0,6 0,4 0,15 0,25
Seng 0,05 0,35 0,25
Alumunium 0,35 0,25
Stainless steel 0,2
Baja
15
2.5 Pembebanan (Aplikasi Gaya)
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini
dibedakan yaitu : Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku
keling ini dibedakan yaitu pembebanan tangensial dan pembebanan
eksentrik.
A. PEMBEBANAN TANGENSIAL
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja
terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya
terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang
digunakan, terdapat kampuh yang telah dijelaskan pada poin
sebelumnya.
Coincide Blade
Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat
pada gambar, maka seluruh penampang dari paku tersebut akan
putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan
pada kedua ujung plat tersebut.
Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu :
Tegangan geser :
16
Maka diameter paku keling :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan
putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan.
Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan
tarik.
17
Bila coincide blade dikeling tunggal satu baris seperti
terlihat pada gambar. Dimana tegangan yang terjadi, pada paku
keling yaitu :
Sehingga :
18
dimana :
𝜎 = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus
adalah :
19
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu sama dengan
coincide lainnya dan untuk luas penampang kemungkinan akan putus.
20
Menentukan lebar minimal plat. Pada sistem sambungan ini,
kemungkinan plat yang putus tertarik yaitu plat yang akan di
sambung itu sendiri (plat bagain tengah ) . bila lebar plat (b) dan
tebal (t) serta jarak antara sumbu paku (p), maka luas penampang
plat yang akan putus bila jumlah paku dalam satu baris (z1) adalah :
21
dapat dilepas melalui perusakan kepala paku keling atau pengeboran paku
keling. Seperti halnya jenis sambungan yang lain, sambungan paku keling
banyak digunakan:
Sebagai sambungan penahan beban, misalnya pada konstruksi baja, pesawat
angkat (crane), konstruksi pesawat terbang, konstruksi pesawat luar angkasa,
dan konstruksi kendaraan (konstruksi ringan);
Sebagai sambungan pengikatan (tanpa beban yang jelas), misalnya
konstruksi asesori untuk bagian luar kendaraan atau pesawat terbang;
22
B. Dua buah plat disambung seperti terlihat pada gambar diatas dimana
pada kedua ujungnya bekerja gaya sebesar 10000( N ). Bila Tegangan
yang di izinkan untuk plat 137.9 N/m𝑚2 tegangan geser izin untuk
bahan paku 109.8 N/m𝑚2 . Jumlah paku keling yang di gunakan
berjumlah 6 buah serta ketebalan plat 5 mm.
Ditanyakan : a. Diameter paku keling.
b. Jarak antara paku .
c. Lebar plat yang dibutuhkan .
Penyelesaian :
23
24
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paku keling merupakan jenis penyambungan bahan secara manual yang
mempunyai kekuatan menyaingi las. Cara pemasangan paku keling dapat
dilakukan dengan bagian yang akan disambung (2 buah pelat) disatukan,
dilubangi hingga tembus. Selanjutnya dipasang paku keling dan dipukul
dengan pembentuk kepala, hingga saling mengikat dengan erat.
Jenis sambungan terdapat 3 jenis yakni sambungan kuat, rapat dan
campuran. Dalam melaksanakan penyambungan terdapat beberapa jenis
kampuh dan cara penyambungannya jadi tidak semata-mata hanya
memasang dengan cara memukul.
3.2 Saran
Semoga materi ini bisa menjadi sebagai referensi pembaca sehingga
pembaca lebih mudah menyelesaikan tugasnya. Semoga materi ini bisa
diperdalam oleh pembaca sehingga pembaca selanjutnya bisa mengetahui
lebih detail tentang keling atau rivet.
Daftar Pustaka
Rizki Saputra, M Rio (2017, 10 April).Rivets Joint. Dikutip 14 September 2019
dari slideshare: https://www.slideshare.net/MuhammadRioRizkySapu/rivets-joint-
74817862
Tan, piruluk (2017, 13 Juli). Riveting Prosedur. Dikutip 14 September 2019 dari
Our Akuntansi: https://ourakuntansi2.blogspot.com/2017/07/riveting-
prosedur.html
Himpunan Mahasiswa Mesin Unisyah (2013, 14 November). Corrosion
Engineering. Dikutip 19 September 2019 dari blogger:
http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam-macam-bentuk-
korosi.html
Pandapotan Sinaga, Rizal Agustinus (2014, 28 Januari). Aircraft Rivet. Dikutip 14
September 2019 dari blogger: http://airtechjournal.blogspot.com/2014/01/aircraft-
rivet.html?m=1
Flame (2014, 25 Mei). Sambungan Paku Keling (Riveted joints). Dikutip 14
September dari Petualangan Dunia Teknik:
http://madyoidesaksomo.blogspot.com/2014/05/sambungan-paku-keling-riveted-
joints.html
JC (2019). Rivet Head Styles and Standard Head Markings. Dikutip 14 September
2019 dari JAY-CEE SALES & RIVET, INC.: https://www.rivetsonline.com/rivet-
data
Wibowo, Ari. 2016. Analisis Sifat Korosi Galvanik Berbagai Plat Logam Di
Laboratorium Metalurgi Politeknik Negeri Batam. Batam. Politeknik Negeri
Batam
Firdausi, Arif. 2013. Mekanika dan elemen mesin. Malang: kementrian
pendidikan&kebudayaan.
iii