Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK MENYAMBUNG PLAT DENGAN SAMBUNGAN KELING

(RIVET)

DI SUSUN OLEH:

1. MOCH. RIZKI GALIH AJI (2231240090)

2. MOH. AFRIZA JIHAD F. (2231240117)

3. MOSA INAM MAULANA (2231240118)

4. MUH. FAQIH NURDIN (2231240112)

D – III TEKNIK MESIN KELAS 1B

PSDKU POLITEKNIK NEGERI MALANG DI KOTA KEDIRI

TANUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidaya-nya kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan banyak


terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinggga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya,
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya membangun.

Kediri, 27 September 2022

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam praktik kerja plat, kita pasti menemui atau melakukan


pekerjaanmenyambung dua buah plat atau lebih. Dalam menyambung plat
tersebut terdapat berbagai macam metode yang dapat dilakukan sesuai dengan
kondisi dan bahanyang ada pada benda kerja, benda kerja yang akan
disambung harus dipilihmetode yang sesuai.

Pada sambungan ada beberapa metode yang dapat dilakukan salah

satunya adalah sambungan keling yang merupakan metode yang paling kuat
disbanding yang lain. Sambungan keling adalah sambungan yang berfungsi
untuk mengikatkan atau menyatukan bagian suatu benda dengan benda yang
lain menggunakan alat sambung berupa paku keling.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian sambungan keling ?


2. Apa saja bentuk dan ukuran paku keling?
3. Bagaimana cara membuat sambungan keling ?
4. Apa kelebihan sambungan keling ?
5. Apa kekurangan sambungan keling ?

iv
BAB II

2.1 Penggunaan Sambungan paku Keling

Paku keling adalah sejenis pasak atau paku yang digunakan untuk
mengikat suatu sambungan, yang sifatnya permanen dimaksudkan agar
bagian-bagian kostruksi yang telah disambung/diikat tidak bergerak
sedikitpun. Sambungan paku keling umumnya dipakai untuk menyambung
logam-logam ringan yang kurang baik kwalitas dan kekuatannya bila dilas.
Sambungan kelingan digunakan juga untuk konstruksi yang mendapat beban
getaran dan memerlukan kerapatan pada tekanan tinggi. Pada prinsipnya
bahan paku keling dibuat dari logam yang ulet/ductile, karena selain lebih
mudah membentuk kepala keling juga untuk melepas ikatan kelingan dengan
cara merusak paku keling tersebut.

Sambungan kelingan dapat digunakan untuk:

a. Sambungan kuat, yakni sambungan kelingan yang hanya memerlukan


kekuatan saja, seperti sambungan keling kerangka bangunan,
konstruksi jembatan, mesin-mesin, dan lain-lain.
b. Sambungan kuat dan rapat, seperti sambungan keling ketel uap,
tangka.tangki muatan dan tekanan tinggi, dinding kapal dan lain-lain.
c. Sambungan rapat, seperti sambungan kelingan pada tangki-tangki zat
cair, dan bejana tekanan rendah (kurang dari 1 atm)

2.2 Bentuk dan ukuran paku Keling

a. Kepala bulat
Kepala bulat jenis A banyak dipergunakan pada konstruksi-
konstruksi jembatan, bangunan, ketel dan lain-lain, sedangkan jenis B
untuk keperluan keperluan khusus pada konstruksi jenis A

v
b. Kepala tirus/konis

Jenis kepala tirus/konis banyak dipakai pada konstruksi/sambungan


yang tidak boleh bocor seperti tangki ketel uap, tangki minyak dll.

c. Kepala persing/benam (kepala benam)

d. Kepala silinder datar

e. Paku keling dengan bahan peledak (exploded rivet)


Paku keling jenis ini banyak digunakan pada industri pesawat
terbang, dipergunakan pada sambungan rangka pesawat terbang, yaitu
pada bagian bagian yang sulit dikeling dengan paku keling biasa/pejal.
Diameter paku d umumnya > 8 mm.

vi
f. Kepala silinder datar
Banyak dibuat dari alumunium dan tembaga, dipergunakan untuk
pengelingan bahan-bahan bukan logam, isolator dan lain-lain. Diameter
paku d1 = 4 ~ 20 mm, Tebal dinding t = 0,25 ~ 2 mm.

2.3 Cara Membuat Sambungan Keling

Dalam menggunakan paku keling ini, terdapat beberapa jenis


sambungan untuk mengikat suatu bagian dengan bagian lainnya. Sambungan
yang dihasilkan dengan paku keling merupakan jenis sambungan
permanen/tetap. Dengan begitu, sambungan paku keling tidak dapat dilepas
kembali atau dibongkar pasang. Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk melepaskannya adalah dengan cara merusaknya, seperti pada mur atau
baut.

Namun meskipun begitu salah satu keuntungan dari penggunaan paku


keling ini adalah tidak adanya perubahan struktur pada bagian logam yang
disambung. Oleh karena itu, sambungan dengan paku keling lebih banyak
digunakan pada pembebanan dinamis. Sedangkan untuk kekurangannya
adalah membutuhkan proses pengerjaan awal yaitu pengeboran lubang pada
bagian yang disambung. Selain itu, paku ini juga memungkinkan terjadinya
karat pada sekitar lubang sambungan selama paku tersebut dipasang.

Untuk pemasangan paku keling ini bisa dilakukan dengan cara manual
atau dengan menggunakan mesin pemasang rivet. Pemasangan paku keling
secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan palu,
pembentuk rivet serta landasan.

vii
Langkah-langkah pemasangan paku keling sebagai berikut:

1. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar
dari diameter paku keeling
2. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung
3. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung
4. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala
lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa
5. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan
6. Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara,
hidraulis atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang
akan dipasang

Adapun untuk langkah pemasangan paku keling secara manual dapat


dilakukan dengan cara berikut:

1. Langkah pertama adalah membuat lubang pada bagian atau pelat yang
akan disambung dengan cara dibor. Untuk ukuran lubang ini, pada
umumnya dilebihkan sekitar 1.5 mm dari diameter tangkai paku keling
yang dipilih untuk digunakan.
2. Setelah itu, masukkan tangkai paku keling pada lubang yang telah dibuat.
Pastikan panjang tangkai yang keluar dari pelat tersebut sama dengan 1,5
kali diameter paku rivet atau paku keling.
3. Langkah selanjutnya adalah memukul ujung tangkai paku keling beberapa
kali dengan menggunakan palu sampai kepala paku keling mulai
terbentuk.
4. Pasang die atau pembentuk kepala paku keling pada bagian kepala paku
yang mulai terbentuk pada ujung tangkai. Setelah itu, pukul pembentuk

viii
kepala paku dengan menggunakan palu, sehingga kepala paku keling
terlihat lebih berbentuk rapi.
2.4 Kelebihan Paku keling

Kelebihan yang dimiliki oleh sambungan keling yaitu tidak adanya


perubahan struktur dari logam-logam yang disambungkan. Oleh karena itu,
sambungan ini relatif lebih aman daripada jenis sambungan baja yang lain.
Penerapan sambungan keling biasanya diaplikasikan pada konstruksi
bangunan yang digunakan untuk pembebanan secara dinamis.

2.5 Kekurangan Paku Keling

Kelemahan dari sambungan keling ialah adanya kemungkinan


timbulnya karat di sekeliling lubang paku keling selama proses
pengeboran tengah berlangsung. Solusi untuk menyiasati potensi buruk
tersebut ialah mengerjakan proses pembuatan konstruksi bangunan secara
efektif dan efisien. Selain dilakukan secara manual, pemasangan paku keling
bisa dilaksanakan memakai mesin khusus atau bahan peledak.

Sambungan paku keling pada umumnya diterapkan pada konstruksi


baja, aluminium, tembaga, dan brass tergantung jenis beban yang diterima
oleh sambungan tersebut. Di bidang permesinan, sambungan ini biasa dipakai
dalam pembuatan ductile, steet, dan wrought iron. Untuk penggunaan secara
khusus misalnya pada konstruksi untuk keperluan weight, corrosion, atau
material contraints. Paku keling yang berukuran kecil juga bisa dipakai untuk
menyambung dua komponen yang tidak memerlukan kekuatan yang cukup
besar.

 Ada beberapa kerusakan yang bisa menimpa sambungan keling, di


antaranya :
 Kerusakan sambungan paku keling yang disebabkan oleh bergesernya
posisi beban konstruksi.
 Garis sumbu lubang paku keling yang bersilangan dengan garis gaya
mengalami robek.

ix
 Bagian pinggir plat mengalami robek. Hal ini bisa terjadi apabila margin
(m) kurang dari 1,5 diameter paku keling (d).

BAB III

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan sambungan keling (RIVET) digunakan untuk
mengikat suatu sambungan, yang sifatnya permanen dimaksudkan agar
bagian-bagian kostruksi yang telah disambung/diikat tidak bergerak
sedikitpun. Sambungan paku keling umumnya dipakai untuk menyambung
logam-logam ringan yang kurang baik kwalitas dan kekuatannya bila dilas.
Sambungan kelingan digunakan juga untuk konstruksi yang mendapat beban
getaran dan memerlukan kerapatan pada tekanan tinggi. Pada prinsipnya
bahan paku keling dibuat dari logam yang ulet/ductile, karena selain lebih
mudah membentuk kepala keling juga untuk melepas ikatan kelingan dengan
cara merusak paku keling

x
DAFTAR PUSTAKA

xi

Anda mungkin juga menyukai