Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

atau Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat Asung Kerta Wara Nugra-Nyalah

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Sambungan Baut

dan Keling”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

elemen mesin
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran

yang membangun. Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis senantiasa mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih

Bukit Jimbaran, Rabu 9 Oktober 2019

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1
1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
3
2.1 Definisi Sambungan Baut dan Keling ...............................................................
3
2.2 Definisi Keling.....................................................................................................
3
2.3 Sambungan Baut dan Mur....................................................................................
4
2.4 Jenis Sambungan Baut.........................................................................................
4
2.5 Pembuatan Sambungan........................................................................................
5
2.6 Jenis Jenis Keling.................................................................................................
5
2.7 Kerusakan Sambungan.........................................................................................
5
2.8 Keuntungan dan Kerugian....................................................................................
6
BAB III PENUTUP....................................................................................................
10
3.1 Simpulan..............................................................................................................
10
3.2 Saran.....................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makna sambungan yang dipahami dalam bidang permesinan, tidak jauh
dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
menghubungkan antara satu benda dengan benda lainnya. Sebagaimana yang
diketahui, manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Hal
ini tidak lain karena keterbatasan manusia dalam menjalani prosesnya.

Sehingga benda yang dibuat manusia umumnya terbuat dari berbagai


komponen yang dibuat melalui proses pengerjaan dan perlakuan yang
berbeda. Sehingga untuk dapat merangkainya menjadi benda utuh dibutuhkan
elemen penyambung.

Menilik fungsinya, elemen penyambung sudah pasti akan ikut mengalami


pembebanan saat benda yang dirangkainya dikenai beban. Ukurannya akan
lebih kecil dari elemen yang disambung, sehingga akan mengakibatkan beban
terkonsentrasi terhadap sambungan tersebut.

Metode penyambungan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri apabila


dibandingkan dengan metode lainnya. Sehingga penggunaan metode
sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal tersebut
mengingat efisiensi sambungan.

Ada dua jenis sambungan, yaitu sambungan tetap dan sambungan tidak tetap.
Dalam makalah ini akan dibahas sambungan baut. Sambungan baut
merupakan contoh dari sambungan tidak tetap (semi permanent), yaitu
sambungan yang dapat dibongkarpasang selagi masih dalam kondisi normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan macam-macam sambungan baut dan keling.

2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian pada sambungan baut dan keling.

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penulisan makalah ini bertujuan agar penulis dapat mengklasifikan
macam-macam sambungan baut, dapat menjelaskan macam-macam
sambungan baut, mengetahui keuntungan dan kerugian sambungan baut, dan
dapat menghitung kekuatan sambungan baut.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1Definisi Sambungan Baut
Mesin atu kontruksi terdiri dari beberapa bagian yang
mana bagian satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah
satu cara untuk menghubungkan satu bagia ke bagian yang
lain adalah dengan cara memberikan sambungan. Dapat juga
dikatakan sambungan adalah hasil penyatuan bebrapa
bagian atau kontruksi dengan menggunakan suatu cara
tertentu.

2.2 Definisi Keling


Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang
sederhana. sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan,
ketel, tangki, kapal Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan
dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan
pelat-pelat alumnium. Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya
digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang
relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri,
masing masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit
untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar
daripada batang paku kelingnya.

2.3 Sambungan Baut dan Mur


Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap,
artinya sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak
konstruksi. Baut dan mur adalah sambungan yang relatif murah serta banyak
sekali penggunaannya. Ulir yang ada pada sambungan baut dan mur
terbentuk dari suatu alur yang diputar pada permukaan silinder dengan
kemiringan tertentu. Bagian dari suatu sambungan baut
RIN
MU BAU

2.4 Jenis Sambungan Baut

 Sambungan Tipe Tumpu


Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut
Mutu Tinggi (HSB) yang dikencangkan untuk menimbulkan
gaya tarik minimum yang disyaratkan, yang kuat
rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut dan
tumpuan pada bagian-bagian yang disambungkan.

 Sambungan Tipe Friksi


Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut
Mutu Tinggi (HSB) yang dikencangkan untuk menimbulkan
gaya tarik minimum yang disyaratkan, sehingga gaya-gaya
geser rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja
dalam bidang kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara
bidang-bidang kontak

2.5 Pembuatan Sambungan

Forging (tempa) atau menggunakan mesin bubut


2.6 Jenis jenis keling

Paku keling memiliki beberapa bentuk, antara lain.

1. Paku keling kepala bulat,

2. Paku keling trapesium,

3. Paku keling datar,

4. Paku keling khusus.

2.7 Kerusakan Sambungan

a. Kerusakan pada baut akibat geser

b. Kerusakan pada pelat lewat lubang sambungan

c. Kerusakan pada tepi pelat akibat geser

d. Kerusakan pada baut ataupun pelat

2.8 Keuntungan dan Kerugian


 Keuntungan sambungan baut
1. Sambungan lebih mudah dipasang saat pembuatan
kontruksi.
2. Sambungan dapat menyambung kontruksi dengan tebal
baja 4d.
3. Kontruksi mudah dibongkar-pasang.
4. Sambungan dapat diaplikasikan untuk pembutan
kontruksi bangunan yang bersifat berat serta beban
tertukar.
 Keuntungan Keling
1. Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh
karena itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
2. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
3. Pemeriksaannya lebih mudah
4. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku
keling tersebut
 Kerugian Sambungan Baut
1. Sambungan mur harus dirawat terus menerus agar tidak
mengalami kerusakan.
2. Apabila ada salah satu mur atau baut yang mengalami
kerusakan, maka proses pembongkaran akan sangat
sulit.
3. Ikatan yang terbentuk antara mur dengan baut lambat
laun akan melonggar.
 Kerugian Keling.
1. Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang
paku kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang
tadi selama paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa
dilakukan dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak
(dinamit) khususnya untuk jenis-jenis yang besar.
2. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung
dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya
peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan uraian materi dapat disimpulkan bahwa keberadaan sambungan
sangat dibutuhkan di dunia nyata, baik itu dalam kehidupan sehari-hari,
didunia permesinan, bahkan dunia kontruksi. Definisi sambungan adalah hasil
dari penyatuan beberapa bagian/kontruksi menggunakan suatu cara tertentu.

3.2. Saran
Dari kesimpulan tersebut, saya dapat memberi saran :
1. Sebelum melakukan praktek mahasiswa sebaiknya mempelajari teori
sambungan baut terlebih dahulu.
2. Dalam mempelajari teori sambungan baut, mahasiswa sebaiknya
mempelajarinya secara bertahap dari yang pertama sampai terakhir.
3. Mahasiswa harus mampu menghitung kekuatan baut secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

www.makalahteknik.blogspot.com/sambungan-baut.html
http://www.pange.dpakis.com/komunitas-tehnisi/2012
http://aspalirenk.blogspot.co.id/2013/05/sambungan-baut.html

Anda mungkin juga menyukai