Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FABRIKASI PLAT

Nama kelompok :
1. Achmad Zakky Prayogo P.P (01)
2. Ali Musthofa (04)
3. Gilang Andika P. (10)
4. Juven Syifa A. (12)
5. Thoriq Sholahudin W. (25)

Dosen pengampu : Mujahid Wahyu, S.Pd., M.Pd.

D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


PSDKU POLINEMA DI KOTA KEDIRI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................3
1.1 Pendahuluan..................................................................................3
1.2 Rumusan masalah.........................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
BAB II.........................................................................................................4
2.1 Landasan Teori...............................................................................4
2.2 Kelebihan sambungan lipat.........................................................5
2.3 Kekurangan sambungan lipat.....................................................6
BAB III.......................................................................................................7
3.1 Proses Pengerjaan Sambungan Lipat.........................................7
3.2 Alat dan bahan...............................................................................7
3.3 Prosedur pelaksanaan praktikum..............................................8
BAB IV.....................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................13
4.2 Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................14

ii
BAB I
1.1 Pendahuluan
Fabrikasi plat adalah proses pembuatan atau manipulasi
bahan plat (biasanya logam) menjadi bentuk yang diinginkan
melalui berbagai metode seperti pemotongan, pemodelan,
pembentukan, dan penyambungan. Prosesnya dapat melibatkan
penggunaan mesin, alat tangan, atau proses otomatis untuk
menciptakan komponen atau struktur yang sesuai dengan
spesifikasi desain yang diinginkan. Proses fabrikasi plat
umumnya digunakan dalam industri manufaktur, konstruksi, dan
rekayasa. Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi
dalam bidang industri, proses manufaktur memiliki peran
penting dalam peningkatan hasil produksi. Dalam proses
produksi sering memanfaatkan teknik pembentukan logam
karena diangap lebih cepat dan dapat menghemat biaya
produksi.
1.2Rumusan masalah

1. Apa kelebihan sambungan lipat ?


2. Apa kekurangan sambungan lipat ?
3. Sambungan mana yang paling efektif ?

1.3Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk :
 Mempelajari dasar dan jenis-jenis sambungan lipat
 Memahami kelebihan sambungan lipat
 Memahami kekurangan sambungan lipat
 Dapat mencoba membuat berbagai sambungan lipat
3
BAB II
2.1 Landasan Teori
Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik
digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk
lurus dan melingkar. Ketebalan pelat yang baik disambung
berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab untuk penyambungan
pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan
untuk proses pelipatannya. Proses penyambungan pelat dengan
metode pelipatan ini dapat dilakukan secara manual di atas
landasan-landasan pelat dan mesin mesin pelipat.
Penyambungan pelat dengan metode lipatan dilakukan dengan
cara melipat kedua pelat yang akan disambung kemudian
dikaitkan satu dengan lainnya dan dikuatkan dengan menekan
secara bersamaan menggunakan pembentuk sambungan beralur.
Sambungan lipat dapat digunakan untuk konstruksi sambungan
pelat yang berbentuk lurus dan melingkar.
Jenis-jenis sambungan pelat ini diantaranya:
1. Sambungan berimpit (lap seam)
2. Sambungan berimpit dengan solder (soldered seam)
3. Sambungan lipat (grooved seam)
4. Sambungan bilah (cap strip seam)
5. Sambungan tegak (standing seam)
6. Sambungan alas luar (lap bottom seam)
7. Sambungan alas dalam (insert bottom seam)
8. Sambungan alas tunggal (sigle bottom seam)
9. Sambungan alas ganda (double bottom seam)
10. Sambungan sudut ganda (corner double seam)
11. Sambungan siku (elbow seam)
12. Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam)
13. Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam)
4
2.2 Kelebihan sambungan lipat
Sambungan lipat pada plat memiliki beberapa kelebihan,
antara lain:
1. Kekuatan: Sambungan lipat dapat meningkatkan kekuatan
plat karena memperluas area kontak antara plat yang
disambung. Hal ini membantu dalam menahan beban yang lebih
besar.
2. Tidak membutuhkan sambungan tambahan: Dibandingkan
dengan beberapa metode sambungan lainnya, seperti
pengelasan, sambungan lipat tidak memerlukan bahan tambahan
atau proses tambahan seperti pengelasan atau paku, sehingga
mengurangi waktu dan biaya produksi.
3. Estetika: Sambungan lipat memberikan tampilan yang lebih
rapi dan bersih dibandingkan dengan beberapa metode
sambungan lainnya. Ini membuatnya cocok untuk aplikasi di
mana tampilan visual penting, seperti pada struktur bangunan
atau perabot.
4. Fleksibilitas: Sambungan lipat dapat dengan mudah
disesuaikan dengan kebutuhan desain yang berbeda. Mereka
dapat dilipat dalam berbagai sudut dan bentuk sesuai dengan
persyaratan spesifik aplikasi.
5. Tahan terhadap kelelahan material: Sambungan lipat
cenderung lebih tahan terhadap kelelahan material dibandingkan
dengan beberapa jenis sambungan lainnya, karena beban
terdistribusi secara merata di sepanjang area sambungan.

5
2.3 Kekurangan sambungan lipat
Meskipun memiliki banyak kelebihan, sambungan lipat
pada plat juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Kompleksitas desain: Desain sambungan lipat yang efektif
memerlukan pemahaman yang baik tentang tegangan, gaya, dan
beban yang akan dialami oleh sambungan tersebut. Hal ini bisa
menjadi tantangan bagi desainer, terutama untuk aplikasi yang
kompleks atau memiliki persyaratan khusus.
2. Keterbatasan pada ketebalan plat: Sambungan lipat
mungkin kurang cocok untuk plat dengan ketebalan yang tinggi,
karena mungkin sulit untuk melipat plat yang sangat tebal
dengan presisi yang tinggi.
3. Risiko kegagalan akibat keausan: Meskipun sambungan
lipat dapat memiliki toleransi yang baik terhadap perubahan
dimensi, mereka rentan terhadap keausan pada area lipatan yang
dapat mengurangi kekuatan struktural dari waktu ke waktu.
4. Ketidakmampuan untuk mengatasi gaya tarik yang tinggi:
Sambungan lipat cenderung lebih baik dalam menahan gaya
tekan daripada gaya tarik. Oleh karena itu, mereka mungkin
kurang cocok untuk aplikasi di mana gaya tarik dominan.
5. Dibutuhkan pemeliharaan yang tepat: Untuk memastikan
kinerja yang optimal dan mencegah kerusakan atau kegagalan,
sambungan lipat memerlukan pemeliharaan yang teratur dan
perawatan yang tepat.

6
BAB III
3.1 Proses Pengerjaan Sambungan Lipat
Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan
dengan ketebalan pelat dan jenis pelat yang digunakan. Untuk
konstruksi sambungan lipat ini dengan ketebalan pelat di bawah
1 mm, lebar lipatan yang digunakan berkisar antara 10 – 20 mm.
Untuk mendapatkan hasil sambungan lipatan yang baik
dibutuhkan ketelitian dan ketekunan serta memperhitungkan
radius lipatan. Permukaan pelat pada daerah sambungan juga
sangat berpengaruh terhadap kualitas sambungan.
Apabila sambungan lipatan pelat dipukul tidak merata atau
menimbulkan cacat bekas pukulan maka kualitas sambungan
akan buruk.
3.2 Alat dan bahan
1. Palu karet

2. Gunting baja

7
3. Penggaris siku

4. Pelat

3.3 Prosedur pelaksanaan praktikum


1. Buat pola sesuai kebutuhan, lalu potong plat

8
2. Lipat sesuai pola yang telah dibuat
 Groved seam

 Cap strip seam

9
 Standing seam

 Single bottom seam

 Bottom double seam

10
 Pittsburgh lock

 Corner double seam

11
 Elbow seam

 Reversible elbow seam

12
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
sambungan lipat memang terbukti kuat namun ada beberapa
kendala yang kami alami saat praktikum yakni pada saat
pemotongan dan pelipatan plat kami sedikit kesulitan untuk
memotong dan melipat serapi mungkin, sehingga hasil yang
didapat kurang rapi.

4.2 Saran
Dikarenakan gunting baja yang kami gunakan tidak tajam
yang mengakibatkan sulitnya memotong dengan rapi, disarankan
untuk mengganti gunting yang sudah rusak dengan gunting yang
baru. Dikarenakan plat yang kami gunakan sangat tajam maka
saat melakukan pemotongan maupun pelipatan plat harus
dengan hati-hati agar tangan tidak tergores tajamnya plat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, P. I. (2019). PERANCANGAN MESIN ROL PLAT


DENGAN METODE COLD ROLLING SKALA HOME
INDUSTRY. Jurnal Teknik Industri. 9(2), 31-36. Diperoleh
dari
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/industri/article/view/365
Nugraha, H. D. (2020). Kerja Bangku Dan Kerja Pelat : Teori
Implementasi. Guepedia.
Nurkolis, M. (2020). Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Untuk
SMK/MAK Kelas X. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setiaji, N. (2020). Analisa Pembentukan Mangkuk Bahan
Aluminium Dengan Metode Metal Spinning Menggunakan
Variasi Ketebalan Bahan. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Diperoleh dari
https://eprints.ums.ac.id/id/eprint/80135

14

Anda mungkin juga menyukai