PENDAHULUAN
1
saat berfungsi. Saat ini, sudah banyak kontruksi atap bangunan yang
menggunakan bahan baja ringan dan penyambungan yang digunakan adalah
sambungan paku keling. Sebelum sambungan paku keling di gunakan dalam
kontruksi atap bangunan, terlebih dahulu harus diketahui gaya-gaya yang
mempengaruhi pada paku keling dan juga ukuran paku keling yang
digunakan.
Oleh karena itu penulis mengambil judul “Perencanaan sambungan
paku keling pada tiang penyangga atap bangunan dengan beban 3 ton” untuk
mengetahui gaya-gaya yang mempengaruhi pada kontruksi atap bangunan
dan ukuran paku keling yang digunakan.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan tugas ini :
1. Menghitung tegangan yang terjadi pada kontruksi atap bangunan.
2. Menghitung kekuatan paku keling terhadap beban dan tegangan yang
diterima.
3. Mengetahui ukuran paku keling yang digunakan.
2
LANDASAN TEORI
3
Gambar 2.1 Sambungan tetap
Sumber ; https://pudukstifarea.files.wordpress.com/2014/04/gambar-6-37-
sambungan-lap-keling-ganda1.jpg
a. Kelebihan
4
Kelebihan dari macam-macam sambungan, yaitu sambungan las,
sambungan keling, dan sambungan baut.
b. Kekurangan
5
Kekurangan dari macam-macam sambungan, yaitu sambungan las,
sambungan keling, dan sambungan baut.
6
dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi
atau tanpa bahan pengisi. Sistem sambungan las ini termasuk jenis
sambungan tetap dimana pada konstruksi dan alat permesinan, sambungan las
ini sangat banyak digunakan. Untuk menyambung baja bangunan kita
mengenal 2 jenis las yaitu :
7
Gambar 2.4 Sambungan las listrik
Sumber ; http://jetzukaj.blogspot.co.id/2014/02/posisi-pengelasan-dasar-
posisi.html
8
a) Fungsi Sambungan Ulir
Dilihat dari kontruksi yang memiliki ulir (yang dapat di bongkar pasang)
sambungan ulir memiliki fungsi teknis utama, yaitu :
Digunakanu untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan
pelepasan tanpa merusak bagian mesin perawatan.
Untuk memegang dan penyesuaian dalam perakitan.
9
Pengerjaan kembali dan pembesaran tangkai ini bersama-sama dengan
penyusutan paku keling panas tersebut, kebanyakan telah menghasilkan
sambungan yang kuat. Konstruksi paku keling selama pendinginan ditahan
oleh bahan sambungan dan akan mengembangkan tegangan dalam paku
keling sehingga sebuah sambungan paku keling berada di tengah-tengah
antara sebuah sambungan jenis gesekan dan sebuah sambungan jenis dukung.
Sambungan ini meneruskan beban desain terutama melalui gesekan diantara
plat-plat klem yang membuat sambungan tersebut. Sambungan paku keling
telah mempunyai sejarah keberhasilan yang cukup panjang di bawah
tegangan lelah (Fatique Stress) seperti sambungan rel kereta api.
10
- Kerugian
1. Kekuatan bahan berkurang dengan adanya lubang
2. Konstruksi relative lebih mahal
3. Terjadi pemusatan tegangan
Kampuh Bilah Tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya
tarik terlalu besar, jika gaya tarik terlalu besar dapat menyebabkan lengkung
bilah dan merenggangnya sambungan. Kampuh Bilah Tunggal ada yang
dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris.
11
Kampuh Bilah Ganda banyak ditemukan untuk sambungan yang
menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi, misalnya
sambungan memanjang badan ketel uap.Kampuh Bilah Ganda, ada yang
dikeling 2 baris atau 3 baris.
Bila paku keling dapat diputus-geser pada suatu penampang saja, sambungan
tersebut disebut potongan tunggal, sambungan plat- plat ganda disebut
potongan ganda, karena kedua penampang paku keling dibebani.
Rusaknya sambungan paku keling itu karena berbagai sebab diantaranya :
- Gerakan pelat antara satu sama lain.
- Patah pelat antara lubang paku keling pada baris yang sama.
- Dalam praktek ternyata bahwa sudah mencukupi untuk membuat jarak
sampai ke tepi pelat = (1,5……..2) d agar pelat tidak retak ke tepi.
- Dalam hal gaya. Tangkai paku keling yang bekerja pada tepi lubang
menjadi terlalu besar, maka bahan pada dinding lubang mengalami
perubahan bentuk.
Metode pengelingan yang akan digunakan untuk plat yang relatif tipis pada
suatu struktur, maka akan menggunakan jenis kampuh bilah tunggal. Pada
sambungan ini yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar, jika gaya tarik
terlalu besar akan dapat menyebabkan lengkung bilah dan merenggangnya
sambungan.
12
P
P
P P
Beban seberat ”h” bekerja pada peneampang ”a” atas dasar geseran :
Ta = V / Akeling
𝜋
ℎ = 𝑛 . 𝑑2 𝑇𝑎
4
4ℎ = 𝑛. 𝜋. 𝑑2 . 𝑇𝑎
4ℎ
𝑑2 =
𝑛. 𝜋. 𝑇𝑎
4ℎ
𝑑 = √𝑛.𝜋.𝑇 .............................................(Umar Sukrisno,1983)
𝑎
13
Keterangan:
h = Beban (Kg)
δ=P.l/A
ℎ = 𝑛. 𝑑. 𝛿. 𝛿𝑠
ℎ
𝛿= ..............................................(Umar Sukrisno,1983)
𝑛.𝑑.𝛿𝑠
l = Panjang (m)
14
b) Kampuh Bilah Ganda Dikeling Tunggal
P P
15
Keterangan:
h = Beban (cm)
b = Lebar plat (cm)
𝛿 t = Tegangan tarik (kg/cm2)
n = Jumlah paku keling
dl = Diameter lubang (cm)
𝛿 = Tebal plat (cm)
2.4. Perhitungan
Dalam perhitungan paku keling dapat di rumuskan sebagai berikut :
a. Gaya Yang Bekerja Pada Paku Keling
Untuk mencari gaya yang bekerja pada paku keling maka dapat di
rumuskan sebagai berikut :
F = m x g.....................................(Joko.S,2009)
Keterangan:
F = Gaya yang bekerja (N)
m = Massa benda (Kg)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
16
b. Jumlah paku keling
Untuk mengetahui jumlah paku keling yang digunakan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
𝐹
𝑛𝑥𝐴 = ...........................................(Antono.S,2013)
𝜏𝑎
𝐹
𝑛=
𝜏𝑎 𝑥 𝐴
Keterangan:
𝑛 = Jumlah paku yang digunakan
𝐹 = Gaya yang bekerja (N)
𝐴 = Luas plat (m2)
𝜏𝑎 = Tegangan geser izin (𝑁⁄𝑚2)
4.𝐹
𝑑 = √𝑛.𝜋.𝜏 .........................................(Alfiono.R,2013)
𝑎
Keterangan :
F = Gaya yang bekerja (𝑁)
17
d. Luas penampang paku
Sedangkan untuk mencari luas penampang paku adalah sebagai berikut :
𝜋∙𝑑2
𝐴= ........................................................(Alfiono.R,2013)
4
𝜋
𝑃𝑠 = 4 𝑑2 ∙ 𝜏𝑎 ∙ 𝑛.....................................(R.S Khurmi dan J.Kgupta)
Keterangan :
Keterangan:
F = Gaya yang bekerja (N)
A = Luas Penampang (mm2)
18