Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah

Sambungan Las

OLEH

MUH FIQRA RAHMAN

112001058

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya
sehingga, Puji Tuhan makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi“Sambungan Las” .

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen selaku dosen mata kuliah
Perencanaan dan Pengendalian Proyek yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis
dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi
tugas ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu
juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.
Terimakasih.

Pasarwajo, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4
A. Latar belakang............................................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................................ 4

C. Tujuan.......................................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
A. Pengertian Sambungan................................................................................................................................ 5

B. Macam-Macam Sambungan........................................................................................................................ 5

C. System Sambungan Pada Las Dan Macamnya...........................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................... 16


A. Kesimpulan................................................................................................................................................ 16

B. Saran.......................................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam suatu proses perencanaan, kegiatan rekayasa merupakan kegiatan untuk mendapatkan produk yang lebih baik.
Dalam evaluasi biasanya hanya berdasarkan beban statis dalam analisa kegagalan dan hal ini sudah kurang sesuai,
minimal juga harus sudah memperhitungkan beban dinamis ( fatigue ) dan pengaruh lingkungan jika perlu.

Analisa perambatan retak merupakan salah satu analisa kegagalan terhadap beban fatigue, terutama pada struktur
sambungan yang banyak digunakan untuk konstruksi dibidang kelautan dan penerbangan. Dengan

 berkembangnya teknologi, jumlah angkutan udara di Indonesia semakin meningkat, dari seluruh angkutan udara yang
didominasi oleh pesawat terbang, penggunaan sambungan pada struktur pesawat ini masih memegang peranan

penting, terutama sambungan keling banyak dijumpai dibagian perut (fuselage), sayap (wing) dan ekor (tail unit) dari
pesawat terbang. Beban dinamis yang terjadi pada fuselage paling kritis disebabkan adanya tabrakan turbulensi

campuran gas dengan partikel udara terhadap pesawat dan adanya


 perbedaan tekanan udara di dalam kabin terhadap tekanan udara di luar kabin kapal.

B. Rumusan Masalah

Apakah Pengertian dari sambungan

Apa saja Macam-macam sambungan

Apa saja System sambungan las dan macamnya

C. Tujuan
Mengetahui Pengertian sambungan
Mengetahui Macam-macam sambungan
Mengetahui System sambungan las dan macamnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sambungan

Tiap mesin atau konstuksi terbentuk dari beberapa suku bagian,macam-macam bagian. Sesamanya dihubungkan,
salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke suku bagian yang lain diperlukan / memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.
Penyambungan bagian satu dengan lainnya pada struktur pesawat terbang diperlukan rivet, struktur akan mengalami
pengurangan luasan akibat lubang rivet. Pangaruh adanya lubang rivet menimbulkan konsentrasi tegangan yang
menurunkan kekuatan struktur. Hasil inspeksi retak pada pesawat terbang banyak terlihat

 justru pada bagian sambungan keling ini, banyak ditemukan retak “Multiple Site Damage” (MSD) yang dapat
didefinisikan sebagai terjadinya retak-retak yang berasal dari lubang paku keling akibat adanya beban dinamis.

B. Macam-Macam Sambungan:

Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara merusaknya, contoh:sambungan keeling dan
sambungan las.
C. System Sambungan Pada Las Dan Macamnya
Proses pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan energi panas.
Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang
memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik
 jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan
konstruksi las lebih sederhana dan relatif murah.
Ada beberapa macam jenis pengelasan yang dilakukan untuk menyambung logam, yaitu:
Ø Las Resistansi Listrik (Tahanan)
Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang disambung
ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut
menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi listrik. Sambungan las resistensi listrik dibagi atas dua
kelompok sambungan yaitu sambungan tumpang dan sambungan tumpul. Las resistansi listrik ini sangat
baik digunakan untuk menyambung pelat-pelat tipis sangat.
Proses pengelasan dengan las resistansi listrik untuk penyambungan pelat-pelat tipis yang biasa digunakan
terdiri dari 2 jenis yakni :
Ø Las Titik (Spot Welding)
Pengelasan dengan las titik ini hasil pengelasannya membentuk seperti titik. Elektroda penekan
terbuat dari batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah
 bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak menekan pelat yang akan
disambung. Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka
kedua ujung elektroda diberi air pendingin.
Ø Las Resistansi Rol (Rolled Resistance Welding)
Proses pengelasan resistansi tumpang ini dasarnya sama dengan las resistansi titik, tetapi dalam
 pengelasan tumpang ini kedua batang elektroda diganti dengan roda yang dapat berputar sesuai dengan
alur/garis pengelasanyang dikehendaki
Ø Las Busur Listrik
Energi masukan panas las busur listrik bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari
 panas pembakaran gas, atau energi listrik.Panas yang ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi
dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses
 pengelasan ini mencapai 2000-3000º C. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur
secara bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan las busur listrk adalah pemilihan elektroda yang
tepat. Secara umum semua elektroda diklasifikasikan menjadi lima kelompok utama yaitu mild steel, hight
carbon steel, special alloy steel, cast iron dan non ferrous. Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala
dilakukan dengan elektroda dalam kelompok mild steel (baja lunak).
Ø Penyambungan dengan Las Oxy-Asetilen
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas C2 H2 dengan O2,
sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencair logam induk dan logam pengisi. Sebagai
 bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan atau hidrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang
 paling banyak digunakan adalah asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-
asetilen. Ø Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) merupakan salah satu pengembangan
dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan secara manual yang khususnya untuk
 pengelasan non ferro (alumunium, magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan
logam-logam anti korosi lainnya. Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses
elektroda sekali habis (non consumable electrode). Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini
adalah 3000 0F atau 1664,8 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi
udara luar terhadap cairan logam yang dilas.
Ø Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh dari
busur listrik. Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja dengan ujung kawat elektroda yang keluar
dari nozzle bersamasama dengan gas pelindung.
Jenis-jenis Sambungan Las
Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang bertemu di sambungan,
 jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai
 jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang
 banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut,
dan sisi.

1. Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang
sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang
timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las
tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran
sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah
ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan
dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang
akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat
di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.

2. Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai
dua keuntungan utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya
 bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi
kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya
dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik
untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya
dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan
ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya
 berlainan.

3. Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1,
gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol
(bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c).
Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang
disambung dengan las sudut maupun las tumpul.

4. Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang
digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.

5. Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih
 plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi kelima jenis sambungan las
dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah
 batang struktural dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan)
terbaik dalam setiap persoal.
Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :
a .Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh
(lebih sempurna).
 b. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
c. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
d .Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1  –  1,5% dari berat konstruksi,
sedangkan dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat konstruksi.
e .Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak perlu memasang
 potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).
f .Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya utuh.

Kerugian Sambungan Las


a. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika pengelasannya baik maka
kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi
 juga tidak baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal.
Salah satu sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan
yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit
 bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya /
kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
 b. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.

amin tidak berputar pada poros.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.
Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
Contohnya : sambungan keeling dan sambungan las.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi

 penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kepada para pembaca atau makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan
yang bersifat membangun. Sehingga makalah dapat tersusun dengan baik dan
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

1.Gunawan, T. Dan Margaret, S. (1991). Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi Baja I Jilid I.
Jakarta : Delta Teknik Group

Pasaribu, Patar M. (1996).Konstruksi Baja. Medan: Percetakan Bin Harun. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia (PPBBI) 1983. BandungYayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
STRUKTUR BAJA I / 3 SKS / MODUL 3/ Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Dadang S.Permana
buku ajar diktat elemen mesin 1oleh: Drs. Lagiyono, MPd, MT
https://plus.google.com/103544668433675570498/posts/U2cso9txqHJ

Anda mungkin juga menyukai