Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
Agus Afandi, S.T., M.T
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2022/202
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2
A. Pengertian Sambungan...........................................................................2
B. Macam-Macam Sambungan...................................................................2
C. System Sambungan pada Pada Baja.......................................................2
D. System Sambungan Pada Las Dan Macamnya......................................9
E. Sambungan Paku Keling........................................................................18
BAB III PENUTUP..........................................................................................21
A. Kesimpula................................................................................................21
B. Saran .......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam suatu proses perencanaan, kegiatan rekayasa merupakan kegiatan untuk mendapatkan
produk yang lebih baik. Dalam evaluasi biasanya hanya berdasarkan beban statis dalam analisa
kegagalan dan hal ini sudah kurang sesuai, minimal juga harus sudah memperhitungkan beban
dinamis ( fatigue ) dan pengaruh lingkungan jika perlu.
Analisa perambatan retak merupakan salah satu analisa kegagalan terhadap beban fatigue,
terutama pada struktur sambungan yang banyak digunakan untuk konstruksi dibidang kelautan dan
penerbangan. Dengan berkembangnya teknologi, jumlah angkutan udara di Indonesia semakin
meningkat, dari seluruh angkutan udara yang didominasi oleh pesawat terbang, penggunaan
sambungan pada struktur pesawat ini masih memegang peranan penting, terutama sambungan
keling banyak dijumpai dibagian perut (fuselage), sayap (wing) dan ekor (tail unit) dari pesawat
terbang. Beban dinamis yang terjadi pada fuselage paling kritis disebabkan adanya tabrakan
turbulensi campuran gas dengan partikel udara terhadap pesawat dan adanya perbedaan tekanan
udara di dalam kabin terhadap tekanan udara di luar kabin kapal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari sambungan
2. Apa saja Macam-macam sambungan
3. Apa saja System sambungan baut pada baja
4. Apa saja System sambungan las dan macamnya
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian sambungan
2. Mengetahui Macam-macam sambungan
3. Mengetahui System sambungan baut pada baja
4. Mengetahui System sambungan las dan macamnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sambungan
Tiap mesin atau konstuksi terbentuk dari beberapa suku bagian,macam-macam
bagian. Sesamanya dihubungkan, salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke
suku bagian yang lain diperlukan / memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu.
Penyambungan bagian satu dengan lainnya pada struktur pesawat terbang
diperlukan rivet, struktur akan mengalami pengurangan luasan akibat lubang rivet.
Pangaruh adanya lubang rivet menimbulkan konsentrasi tegangan yang
menurunkan kekuatan struktur. Hasil inspeksi retak pada pesawat terbang banyak
terlihat justru pada bagian sambungan keling ini, banyak ditemukan retak
“Multiple Site Damage” (MSD) yang dapat didefinisikan sebagai terjadinya retak-
retak yang berasal dari lubang paku keling akibat adanya beban dinamis.
B. Macam-Macam Sambungan:
1) Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara
merusaknya, contoh:sambungan keeling dan sambungan las.
2) Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita
bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
2
mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dan simbol pabrik pada salah satu
mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada
baut standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada
tangkai baut yang memerlukan kekuatan maksimumnya.
Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya
pratarik (pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan
tidak menimbulkan deformasi permanen atau kehancuran baut. Bahan baut
menunjukkan kelakuan tegangan-regangan (beban-deformasi) yang tidak
memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai pengganti tegangan leleh, istilah beban
leleh (beban tarik awal/proof load) akan digunakan untuk baut. Beban leleh adalah
beban yang diperoleh dari perkalian luas tegangan tarik dan tegangan leleh yang
ditentukan berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau perpanjangan
0,5% akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325 dan A490 masing-
masing minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan tarik maksimumnya.
3
tergantung pada diameter. Baut A490 juga diberi perlakuan panas tetapi terbuat
dari baja paduan (alloy) dengan kekuatan leleh sekitar 115 sampai 130 ksi (793
sampai 896 MPa) yang tergantung pada diameter. Baut A449 kadang-kadang
digunakan bila diameter yang diperlukan berkisar dari II sampai 3 inci, dan juga
untuk baut angkur serta batang bulat berulir. Diameter baut kekuatan tinggi
berkisar antara 1/2 dan 1 1/2 inci (3 inci untuk A449). Diameter yang paling
sering digunakan pada konstruksi gedung adalah 3/4 inci dan 7/8 inci, sedang
ukuran yang paling umum dalam perencanaan jembatan adalah 7/8 inci dan 1 inci.
Baut kekuatan tinggi dikencangkan (tightened) untuk menimbulkan
tegangan tarik yang ditetapkan pada baut sehingga terjadi gaya jepit
(klem/clamping force) pada sambungan. Oleh karena itu, pemindahan beban kerja
yang sesungguhnya pada sambungan terjadi akibat adanya gesekan (friksi) pada
potongan yang disambung. Sambungan dengan baut kekuatan tinggi dapat
direncanakan sebagai tipe geser (friction type), bila daya tahan gelincir (slip) yang
tinggi dikehendaki; atau sebagai tipe tumpu (bearing type), bila daya tahan
gelincir yang tinggi tidak dibutuhkan.
b. Paku keeling
Sudah sejak lama paku keling diterima sebagai alat penyambung batang,
tetapi beberapa tahun terakhir ini sudah jarang digunakan di Amerika. Paku keling
dibuat dari baja batangan dan memiliki bentuk silinder dengan kepala di salah satu
ujungnya. Baja paku keling adalah baja karbon sedang dengan identifikasi ASTM
A502 Mutu I (Fv = 28 ksi) (1190 MPa) dan Mutu 2 (Fy = 38 ksi) (260 MPa), serta
kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan pada bahan baja batangan.
Pembuatan dan pemasangan paku keling menimbulkan perubahan sifat mekanis.
Proses pemasangannya adalah pertama paku keling dipanasi hingga
warnanya menjadi merah muda kemudian paku keling dimasukkan ke dalam
lubang, dan kepalanya ditekan sambil mendesak ujung lainnya sehingga terbentuk
kepala lain yang bulat. Selama proses ini, tangkai (shank) paku keling mengisi
lubang (tempat paku dimasukkan) secara penuh atau hampir penuh, sehingga
menghasilkan gaya jepit (klem). Namun, besarnya jepitan akibat pendinginan
4
paku keling bervariasi dari satu paku keling ke lainnya, sehingga tidak dapat
diperhitungkan dalam perencanaan. Paku keling juga dapat dipasang pada
keadaan dingin tetapi akibatnya gaya jepit tidak terjadi karena paku tidak
menyusut setelah dipasang
c. Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM
A307, dan merupakan jenis baut yang paling murah. Namun, baut ini belum tentu
menghasilkan sambungan yang paling murah karena banyaknya jumlah baut yang
dibutuhkan pada suatu sambungan. Pemakaiannya terutama pada struktur yang
ringan, batang sekunder atau pengaku, anjungan (platform), gording, rusuk
dinding, rangka batang yang kecil dan lain-lain yang bebannya kecil dan bersifat
statis. Baut ini juga dipakai sebagai alat penyambung sementara pada sambungan
yang menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las. Baut hitam (yang
tidak dihaluskan) kadang-kadang disebut baut biasa, mesin, atau kasar, serta
kepala dan murnya dapat berbentuk bujur sangkar.
5
sebagai alternatif dari paku keling. Diameter yang sesungguhnya pada baut
bersirip dengan ukuran tertentu sedikit lebih besar dari lubang tempat baut
tersebut. Dalam pemasangan baut bersirip, baut memotong tepi keliling lubang
sehingga diperoleh cengkraman yang relatif erat. Jenis baut ini terutama
bermanfaat pada sambungan tumpu (bearing) dan pada sambungan yang
mengalami tegangan berganti (bolak-balik).
Variasi dari baut bersirip adalah baut dengan tangkai bergerigi
(interference-body bolt.) yang terbuat dari baja baut A325. Sebagai pengganti
sirip longitudinal, baut ini memiliki gerigi keliling dan sirip sejajar tangkainya.
Karena gerigi sekeliling tangkai memotong sirip sejajar, baut ini kadang-kadang
disebut baut bersirip terputus (interrupted-rib). Baut bersirip sukar dipasang pada
sambungan yang terdiri dari beberapa lapis pelat. Baut kekuatan tinggi A325
dengan tangkai bergerigi yang sekarang juga sukar dimasukkan ke lubang yang
melalui sejumlah plat; namun, baut ini digunakan bila hendak memperoleh baut
yang harus mencengkram erat pada lubangnya. Selain itu, pada saat pengencangan
mur, kepala baut tidak perlu dipegang seperti yang umumnya dilakukan pada baut
A325 biasa yang polos
b) Teknik Pemasangan
Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang
dibutuhkanadalah metode kunci yang dikalibrasi (calibrated wrench), metode
putaranmur (turn-of the nut), dan metode indikator tarikan langsung (direct
tensionindicator). Metode kunci yang dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci
puntirmanual (kunci Inggris) atau kunci otomatis yang diatur agar berhenti
padaharga puntir yang ditetapkan. Secara umum, masing-masing proses
pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat untukmematahkan
baut. Bila metoda putaran mur digunakan dan baut ditariksecara bertahap dengan
kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patahsetelah empat putaran dari titik
erat. Metode putaran mur merupakanmetode yang termurah, lebih handal, dan
umumnya lebih disukai. Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut
adalah metodeindikator tarikan langsung. Alat yang dipakai adalah cincin
6
pengencangdengan sejumlah tonjolan pada salah satu mukanya. Cincin
dimasukkan dantara kepalabaut dan bahan yang digenggam, dengan bagian
tonjolanmenumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga terdapat celah
akibattonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan
tertekandan memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut
ditentukandengan mengukur lebar celah yang ada.
Kedua, apabila lubang-lubang dibor terlalu dekat pada tepi batang tarik, maka baja
di belakang alat-alat penyaambung akan meleteh akibat geseran
7
keempat jenis keruntuhan yang dikemukakan di atas.
Pertama, untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan pada bagian-bagian yang
disambung, bagian-bagian tersebut harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga
tegangan tarik yang bekerja pada penampang bruto lebih kecil dari 0,6 Fy, dan
yang bekerja pada penampang etektif netto lebih kecil dari 0,5 F .
Kedua, untuk mencegah robeknya baja yang terletak di belakang alat
penyambung, maka jarak minimum dari pusat lubang alat penyambung ke tepi
batang dalam arah yang sarna dengan arah gaya tidak boleh kurang dari 2 P/ Fu t .
Di sini P adalah gaya yang ditahan oleh alat penyambung, dan t adalah tebal kritis
dari bagian yang disambung.
Ketiga, untuk menjamin supaya alat penyambung tidak runtuh akibat geseran,
maka jumlah alat penyambung harus ditentukan sesuai dengan peraturan, supaya
dapat membatasi tegangan geser maksimum yang terjadi pada bagian alat
penyambung yang kritis.
Keempat, untuk mencegah terjadinya kehancuran pada bagian yang disambung
akibat penyaluran gaya dari alat penyambung ke batang maka harus ditentukan
jumlah minimum alat penyarnbung yang dapat mencegah terjadinya kehancuran
tersebut.
8
6. Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi gedung adalah ¾ inci
dan 7/8 inci.
7. Diamter yang paling sering digunakan pada konstruksi jembatan adalah 7/8
inci dan 1 inci
8. Saat ini sambungan baut lebih ekonomis daripada sambungan keling.
9
Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya
pencairan maka kedua ujung elektroda diberi air pendingin.
10
(alumunium, magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan
logam-logam anti korosi lainnya. Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak
menggunakan proses elektroda sekali habis (non consumable electrode).
Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini adalah 3000 0F atau
1664,8 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi
udara luar terhadap cairan logam yang dilas.
o Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya
diperoleh dari busur listrik. Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja
dengan ujung kawat elektroda yang keluar dari nozzle bersamasama dengan gas
pelindung.
Jenis-jenis Sambungan Las
Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang
yang bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang
tersedia untuk pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las
terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang
banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt),
lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi.
1) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung
plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis
sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan
lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan
las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan
sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis
dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan
disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan)
dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat
dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara
teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat
mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
11
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling
umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan
ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain.
Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam
pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan
persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung
dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang
khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan
beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah
dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-
up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau
penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya
potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar
6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang
yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las
tumpul.
4) Sambungan Sudut
12
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk
boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul
momen puntir yang besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai
untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk
mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan
kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena
biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural
dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi
sambungan) terbaik dalam setiap persoal.
Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :
a .Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan
menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
b. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
c. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
d. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat
konstruksi,sedangkan dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat
konstruksi.
e .Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
f .Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh.
Kerugian Sambungan Las
a. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika
pengelasannya baik maka kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika
13
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak
baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal.
Salah satu
sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan
yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian
materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk
konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia
tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
b. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
1 Pengertian
Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir
untuk mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan Ulir
merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang).
Sambungan ulir terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni Baut (Inggris=Bolt, yakni yang
memiliki ulir di bagian luar) dan Mur (Inggris = Nut , yakni yang memiliki ulir di
bagian dalam).
2 Fungsi Sambungan Ulir
Dilihat dari kontruksi yang memiliki ulir (yang dapat di bongkar pasang)
sambungan ulir memiliki fungsi teknis utama, yaitu :
¾ Digunakanu untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan
pelepasan tanpa merusak bagian mesin perawatan. ¾ Untuk memegang dan
penyesuaian dalam perakitan atau
3 Keuntungan dan Kerugaian Sambungan Ulir
Ditinjau dari sisi teknik sambungan ulir memiliki keuntungan da
n kerugian sebagai berikut :
Keuntungan Sambungan Ulir
1 . Mempunyai reliabilitas (kehandalan) tinggi dalam operasi.
2 . Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen.
14
3. Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa
kondisi operasi.
4 . Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien.
15
Mata Ulir berbentuk Segiempat. Aplikasi : power transmisi, machine
tools, valves, screw jacks.
d. Acme threat
Mata Ulir berbentuk Trapesium Aplikasi : cutting lathe, brass valves,
bench vices
Jenis Ulir
Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut : ulir segi
tiga, persegi, trapezium, gigi gegaji, dan bulat, bentuk persegi,trapezium, dan gigi
gergaji, pada umumnya dipakai untuk pengerak atau penerus gaya , sedangkan ulir
bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena kotoran . tetapi bentuk yang
paling banyak dipakai adalah ulir segitiga.
Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris dan
inch, dan menurut ulir kasar dan lembut sebagai berikut :
16
1. seri ulir kasar metris
2. seri ulir kasar UNG
3. seri ulir lembut simetris
4. seri ulir lembut UNF
Kelas Ulir
Ukuran ulir uar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif
( diameter dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama ), dan
diameter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan diameter
efektif , ukuran pembatas yang diizinkan, dan toleransi.
Atas dasar besarnya toleransi, ditetapkan kelas ketelitian sbb:
Untuk ulir metris : kelas 1,2 dan 3. Untuk ulir UNC, UNF UNEF : kelas
3A, 2A, dan 1A, untuk ulir luar. Kelas 3B, 2B, dan 1B untuk ulir dalam.
Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JTS adalah kelas 1, dan
dalam standar amerika adalah 3A atau 3B . Patokan yang dipakai untuk pemilihan
kelas adalah sbb:
Kelas teliti ( kelas 1 dalam JTS ) untuk ulir teliti
Kelas sedang ( kelas 2 dalam JTS ) untuk pemakaian umum .
Kelas kasar ( kelas 3 dalam JTS ) untuk ulir yang sukar dikerjakan, Misalnya ulir
dalam dari Lubang yang panjang.
Bahan Ulir
Penggolongan ulir menurut kekuatannya distandarkan dalam JTS seperti
diperlihatkan dalam Tabel 1.3. arti dari bilangan kekuatan untuk baut dalam tabel
tersebut adalah sbb : angka sebelah kiri tanda titik adalah 1/10 harga minimum
kekuatan tarik σb ( kg /mm) dan sebelah kanan titik adalah 1/10 (σγ/σB ) Untuk
mur , bilangan yang bersangkutan menyatakan 1/10 tegangan beban jaminan.
Jenis ulir Menurut Bentuk Bagian Dan Fungsinya.
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segi enam , soket segi
enam , dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut : baut
17
penjepit , baut untuk pemakaian khusus , sekrup mesin sekrup penetap , dan mur,
seperti diuraikan dibawah ini :
a. Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana
jepitan diketatkan dengan sebua mur
b. Baut tap , untuk menjepit dua bagian, dimanajepitan diketatkan dengan ulir
yang ditapkan pada salah satu bagian .
c. baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua
ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian, baut ditanam pada salah satu
bagian yang mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah
mur.
18
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper
(+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll
19
dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit)
khususnya untuk jenis-jenis yang besar.
* Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan
rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu. Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat
dilepas dengan cara merusaknya. Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang
dapat kita lepas dan dapat kita bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
Contohnya : sambungan pasak,sambungan pena,dan sambungan ulir. ,
Contohnya : sambungan keeling dan sambungan las.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan
dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca atau makalah ini agar dapat memberikan
kritikan dan masukan yang bersifat membangun. Sehingga makalah dapat
tersusun dengan baik dan sempurna.
21
DAFTAR PUSTAKA
22