TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 5 Komponen Kondensor tabung dan pipa horizontal (Shell and Tube)
c. Katup Ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik
cairan refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai
tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah.Pada waktu katup ekspansi
membuka saluran sesuai dengan jumlah refrigeran yang diperlukan oleh
evaporator, sehingga refrigeran menguap sempurna pada waktu keluar dari
evaporator (Arismunandar & Saito, 2005).
Apabila beban pendingin turun, atau apabila katup ekspansi membuka
lebih lebar, maka refrigeran didalam evaporator tidak menguap sempurna,
sehingga refrigeran yang terhisap masuk kedalam kompresor mengandung cairan.
Jika jumlah refrigeran yang mencair berjumlah lebih banyak atau apabila
kompresor mengisap cairan, maka akan terjadi pukulan cairan (Liquid hammer)
yang dapat merusak kompresor. (Arismunandar & Saito, 2005)
Menurut Hartanto (1985), katup ekspansi berdasarkan cara kerjanya terdiri
dari :
1) Katup ekspansi manual / tangan
Berfungsi untuk mengontrol arus refrigerant supaya tepat mengimbangi
beban refrigrasi. Alat ini hanya digunakan kalau beban refrigrasi konstan
yang menunjukkan bahwa perubahan kecil dan berkembang lambat.
Sering dipasang paralel dengan alat kontrol lain sehingga system dapat
tetap dioperasikan jika katup yang lain dalam keadaan rusak (Ilyas,1993)
Gambar 2. 6 Katup Ekspansi Manual
2) Katup ekspansi automatik
Katup yang cara kerjanya berdasarkan tekanan dalam evaporator. Cara
kerja katup ini adalah pada waktu mesin pendingin tidak bekerja, katup
ekspansi tertutup karena tekanan dalam evaporator lebih besar daripada
tekanan pegas katup yang telah diatur. Setelah mesin bekerja, uap didalam
evaporator akan terhisap oleh kompresor sehingga tekanan didalam
evaporator berkurang. Setelah tekanan didalam evaporator lebih rendah
daripada tekanan pegas maka pegas akan mengembangkan diafragma dan
mendorong katup sehingga membuka.
η = (W/Q1) x 100 %
dengan η = efisiensi mesin.
Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan :
W = Q1 – Q2
η = (Q1 - Q2 / Q1) x 100 %
Pada grafik di atas terlihat bahwa grafik memiliki tren yang semakin naik,
nilai ṁ udara naik seiring dengan bertambah besarnya laju aliran udara pada
kondensor high stage. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dipelajari. Bila
ditinjau dari sisi perumusan, kita dapat menggunakan persamaan-persamaan
berikut ini : A v udara udara udara udara m Dari persamaan di atas
ketika laju aliran udara kondensor high stage semakin besar nilai luasan dan
massa jenis udara yang relatif konstan maka akan menyebabkan nilai ṁ udara
semakin besar karena berbanding lurus.
Gambar 8 Grafik pengaruh laju pengeluaran kalor terhadap temperatur
kondensor HS
Pada grafik di atas terlihat bahwa grafik tekanan memiliki tren yang
cenderung turun, nilai tekanan kondensasi refrigeran HS semakin kecil seiring
dengan kenaikan laju pengeluaran kalor pada kondensor high stage. Karena
tekanan berbanding lurus dengan temperatur, maka tekanan kondensor HS akan
menurun seiring dengan turunnya temperatur. Ketika nilai laju pengeluaran kalor
pada kondensor HS bertambah besar, maka mengakibatkan kalor yang
dikeluarkan oleh kondensor semakin banyak. Sehingga tekanan yang berbanding
lurus dengan temperatur kondensasi HS mengalami penurunan.
Ketika laju pengeluaran kalor pada kondensor high stage semakin besar,
maka banyak kalor yang dibuang ke lingkungan. Sehingga menyebabkan
temperatur kondensor semakin kecil. Temperatur kondensor yang turun akan
menyebabkan nilai efek refrigerasi dan nilai kapasitas refrigerasi semakin besar.
Gambar 10 Grafik pengaruh laju pengeluaran kalor kondensor HS terhadap
COP
Pada grafik terlihat tren yang cenderung semakin naik, nilai COP sistem
cascade semakin besar seiring dengan naiknya laju pengeluaran kalor pada
kondensor high stage. Koefisien prestasi adalah bentuk penilaian dari suatu mesin
refrigerasi. Semakin besar koefisien prestasi, maka semakin baik kerja suatu
mesin pendingin. Nilai koefisien prestasi yang semakin besar menunjukkan bahwa
kerja mesin tersebut semakin baik. Besarnya COP dipengaruhi oleh efek
refrigerasi dan kerja kompresi. Kenaikan kecepatan udara pendingin kondensor
menyebabkan efek refrigerasi meningkat, sedangkan kerja kompresi mengalami
penurunan sehingga nilai koefisien prestasi (COP) akan menjadi semakin naik.
Dimana :
Dimana :
QC = panas yang dikeluarkan dari reservoir dingin.
QH = panas yang dipasok ke reservoir panas.
2.10 Kesetimbangan Kalor pada Kondenser
Dalam kondenser refrigerant akan melepaskan kalor dan kalor
tersebut akan diserap di udara. Seperti terlihat pada persamaan dibawah ini
:
Dalam kehiduan sehari-hari kita banyak menemui pressure gauge
di tabung LPG, pompa air rumahan, ataupun ketika kita mengisi angin
untuk ban kendaraan. Perbedaan pressure gauge industri dengan pressure
gauge pada umumny adalah rentang yang tinggi, akurasi,kehandalan, dan
keamanan untuk daerah berbahaya.
Prinsip kerja Pressure Gauge dibedakan berdasarkan tipe nya. Ada
yang menggunakan Bourdon Tube (Tipe C, Spiral, Helical), diaphragm,
Bellows dan Capsule.
Cara kerjanya hampir sama yaitu ketika fluida menekan pressure element
diatas makan akan terjadi perubahan bentuk seperti melengkung dan berputar
(Bourdon tube : C-Type, Helix, Spiral) ataupun memendek (bellows, Diaphragm,
Diaphragm Capsule). Yang kemudian dikonversi menjadi pergerakan pointer dan
dikalibrasi untuk menunjukan rentang tekanan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA