Anda di halaman 1dari 44

MODUL TRAINING

COLDSTORAGE

PT. SAYAP MAS UTAMA

April 2019

o Komponen Safety dan Metering Cold Storage


o Komponen Electrical
o Service Periodik 3 Bulanan
o Troubleshooting
BAB I
KOMPONEN UTAMA COLD STORAGE

Penjelasan
Komponen utama dalam sistem merupakan komponen terpenting dari sistem kompresi
uap. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada maka sistem tidak akan bekerja.
Komponen tersebut adalah :
a. Kompresor
Kompresor adalah alat untuk menghisap uap refrigeran yang berasal dari
evaporator dan menekan uap refrigeran tersebut ke kondensor sehingga tekanan dan
temperaturnya meningkat. Kompresor yang biasa digunakan umumnya bersatu dengan
kondensor menjadi satu unit dan biasa disebut dengan kondensing unit.
b. Kondensor
Kondensor berfungsi sebagai alat perpindahan panas yang dilepaskan dari uap
refrigeran ke udara luar (media pengembun) sehingga uap refrigeran akan mengembun,
dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondensor refrigeran berfasa uap
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah ke luar dari kondensor,
refrigeran berfasa cair jenuh yang bertemperatur dan betekanan tinggi.
c. Evaporator
Evaporator merupakan komponen sistem refrigerasi yang berfungsi untuk
memindahkan panas dari udara, air, atau obyek lainnya dengan cara mengambil kalor
untuk proses penguapan refrigeran.
d. Alat ekspansi
Alat ekspansi pada sistem refrigerasi mempunyai dua tujuan, pertama adalah
fungsi termodinamik dengan ekspansi (menurunkan tekanan) cairan refrigeran dari
tekanan kondensor ke tekanan evaporator. Kedua, adalah fungsi kontrol terhadap aliran
cairan yang masuk evaporator. Pada saat masuk katup ekspansi refrigeran berfasa cair
dengan teka nan dan temperatur tinggi. Setelah ke luar, katup ekspansi berfasa
campuran (cair dengan uap) mempunyai tekanan dan temperatur rendah. Jenis alat
ekspansi yang umum digunakan adalah jenis pipa kapiler dan katup ekspansi (terdiri
atas beberapa macam). Pipa kapiler lebih sering digunakan untuk sistem refrigerasi
dengan kapasitas kecil, di bawah 10 KWatt, dan tidak dapat distel lagi untuk mengatasi
beban yang berbeda. Katup ekspansi termostatik (TXV), merupakan katup ekspansi
yang paling populer, yang digunakan untuk kapasitas lebih besar.
BAB II
KOMPONEN PENDUKUNG COLD STORAGE
II.1 Oil Pressure Control

Gambar II.1 Oil Pressure Control

Oil Pressure Control adalah sebuah komponen pengaman untuk memproteksi kompresor
terhadap bahaya kerusakan fatal yang diakibatkan karena kompresor kekurangan oli Jika
kompresor kekurangan oli maka fungsi pelumasan pada part yang bergerak di kompresor
seperti piston, dan poros engkol akan berkurang sehingga menimbulkan panas yang berlebih
dan bahaya kebakaran. Komponen ini akan memonitor jumlah oli dengan cara mendeteksi
beda tekanan antara tekanan pompa oli dan suction. Jika beda tekanan antara tekanan pompa
oli dan suction itu lebih dari 0.9bar maka jumlah oli di dalam sistem masih cukup, namun jika
kurang dari 0.7 bar mengindikasikan jumlah oli kurang dari cukup.
Pada mesin Cold Storage Glico Wings Oil Pressure Control yang dipakai adalah merk
Danfoss dengan type MP54. MP54 ini digunakan pada sistem pendingin yang menggunakan
refrigerant HCFC (R-22,R-123,dll) dan HFC (R-134A,R-404A,dll) yang non-flammable, dan
setingan differential, setpoint, dan timer nya tidak bisa diatur dalam arti settingan sesuai
dengan setelan pabrik. Untuk nilai settingan bisa dilihat di nameplate OPC.
A. Prinsip Kerja
Pengoperasian OPC berdasarkan beda tekanan, antara tekanan suction dengan tekanan
pompa oli. Saat awal pengoperasian tekanan oli pelumas pada kompresor belum stabil
diperlukan waktu dibawah 45 detik, agar tekanan oli pelumas menjadi stabil. Jika sebelum set
timer contohnya 45s oil pelumas mencapai setpoint, maka timer akan membuka dan
kompresor berjalan sesuai dengan normalnya. Namun jika setelah 45 detik dari awal start beda
tekanan tidak mencapai setpoint maka kontak L-M akan membuka dan compressor akan
berhenti.
Cara kerja pompa oli selama berjalan dapat dijelaskan pada gambar 1.2.

Gambar II.2 Diagram Control pada OPC salama pengoperasian

Diagram pada gambar II.2 diatas menunjukkan fungsi control opc selama pengoperasian.
o Pos C : Pos C menunjukkan keadaan beda tekanan turun mencapai setpoint yaitu
0.7 bar, lalu timer T1-T2 cut in dan timer akan jalan.
o Pos D : Pos D menunjukkan beda tekanan oli pelumas naik mencapai
setpoint+differential yaitu 0,9bar sebelum periode timer selesai, maka D circuit T1-
T2 cut out dan memutus timer. Kemudian selanjutnya dalam contoh beda tekanan
oli pelumas menjadi setabil.
o Pos E : Pos E menunjukkan saat pengoperasian beda tekanan oli pelumas turun
mencapai setpoint yaitu 0.7bar. Kemudian Timer T1-T2 cut in dan timer jalan.
o Pos F : Pos F menunjukkan setelah Periode timer selesai yaitu 45 detik, beda
tekanan oli pelumas terus menurun dibawah setpoint. Maka Timer akan
mengcutout , dan karena beda tekanan oli pelumas masih di bawah setpoint setelah
periode timer selesai maka kontak L-M akan membuka dan compressor akan
berhenti.
Berikut Penyebab turunnya tekanan pelumas:
1. Kerusakan pada bagian mekanik dari pompa pelumas.
2. Kurangnya pelumas di bagian crankcase kompresor
3. Tersumbatnya aliran pelumas di bagian hisap pompa atau jika sistem menggunakan Oil
Separator biasanya terjadi penyumbatan pada jarum pengontrol aliran pelumas di Oil
Separator.
4. Oil pelumas terbawa ke sitem.
B. Instalasi

Gambar II.3 Design Oil Pressure Control Gambar II.4 Wiring Circuit Oil Pressure Control

Pada Gambar II.3 menunjukkan bagian bagian pada Oil Pressure Control MP 54, berikut
keterangannya :
1. Sambungan ke sisi tekanan dari sistem pelumasan, Oli
2. Sambungan ke sisi suction, LP
3. Setting (MP55)
4. Reset button
5. Test Device
Pada Gambar II.4 menunjukkan bagian wiring pada Oil Pressure Control MP 54, berikut
keterangannya :
1. Terminal 240 : Berfungsi sebagai terminal input power 240V untuk Timer.
2. Terminal L : Berfungsi sebagai input power control compressor.
3. Terminal 120 : Berfungsi sebagai terminal input power 120V untuk timer.
4. Terminal S : Terminal ini adalah output dari kaki B, pada Cold Storage terminal
ini berfungsi untuk indicator lampu jika beda tekanan oli berada di bawah setpoint.
5. Terminal M : Terminal ini adalah output dari kaki A, pada Cold Storage terminal
ini berfungsi untuk menghubungkan power menuju kompresor.
II.2 Thermostat Dixel

Gambar II.5 Thermostat


Thermostat Dixel XR77CX adalah controller berbasis mikrokontroller. Pengaplikasian
Thermostat pada sistem refrigerasi berfungsi sebagai komponen untuk mengontrol/menjaga
temperatur ruangan. Thermostat ini mempunyai empat input probe, yang pertama untuk
control temperature, yang kedua untuk mengatur defrost termination temperature di
evaporator, probe ke 3 dan ke 4 merupakan probe tambahan (jika dibutuhkan).
Pada mesin Cold Storage Glico Wings Thermostat yang digunakan adalah jenis
Thermostat Electric dengan merk Dixel type XR77CX. Thermostat ini mempunyai 4 output
relay yang berfungsi untuk mengontrol kompresor, fan, defrost dan lampu. Pada Coldstorage
Glico Wings fungsi thermostat untuk mengontrol compressor diubah menjadi mengontrol
on/off selenoid valve, yang kemudian berpengaruh terhadap mati dan hidupnya kompresor.

Gambar II.6 Grafik Temperature Terhadap Jalannya Kompresor

Prinsip kerja thermostat dalam mengontrol kompresor dapat dilihat pada gambar II.6,
Jika suhu meningkat mencapai set+HY(Differential) compressor akan ON, dan kemudian
akan OFF ketika suhu mencapai SET.
Gambar II.7 Gambar Koneksi pada Thermostat XR77CX

Pada Gambar II.7 menunjukkan terminal terminal beserta kegunaan dari tiap tiap terminal
pada thermostat Dixel XR77CX. Dapat dilihat bahwa terminal 2,3,5,8,10 berfungsi sebagai
terminal input power, terminal 6 berfungsi sebagai Defrost dengan output terminal 6 terhubung
dengan electric heater, terminal 7 dan 9 befungsi sebagai output terminal untuk compresor dan
fan evaporator, terminal 7 untuk compresor dan 9 untuk fan evaporator, namun di coldstorage
Glico Wings terminal 7 digunakan untuk menghubungkan power untuk solenoid valve.
Kemudian terminal 11 berfungsi sebagai output terminal lampu/alarm. Kemudian terminal
21,22,23,24 berfungsi sebagai terminal input untuk probe temperatur.

A. Pengaturan dan Pengenalan Parameter


 Perintah pada Front Panel
: Untuk Menampilkan Setpoint; dalam mode program berfungsi untuk
memilih parameter , dan mengkonfirmasi sebuah pengoperasian.

: (DEF) untuk memulai defrost secara manual.

: (UP) Untuk melihat suhu maximal, dalam mode program berfungsi untuk
menelusuri kode parameter atau menaikan nilai yang ditampilkan.

: (DOWN) Untuk melihat suhu minimal, dalam mode program berfungsi


untuk menelusuri kode parameter atau menurunkan nilai yang ditampilkan

: Untuk menghidupkan atau mematikan thermostat.

: Untuk menghidupkan atau mematikan lampu layer.


 Kombinasi

: Untuk membuka dan mengkunci keyboard

: Untuk masuk ke mode program

: Untuk kembali ke display temperature

 Simbol pada panel


Setiap simbol LED pada layer mempunyai fungsi nya masing-masing.
 Fungsi Utama
1. Melihat Set Point
Untuk melihat setpoint, tekan SET, dan display akan menampilkan nilai setpoint.
2. Merubah Set Point
- Tekan tombol SET lebih dari 2detik untuk merubah nilai Setpoint
- Nilai dari setpoint akan terlihat dan “℃” ”F” LED akan mulai mengedip.
- Untuk merubah nilai Set tekan tombol UP dan Bawah dalam 10detik.
- Untuk menyimpan nilai Set yang baru , tekan tombol SET atau tunggu selama
10detik.
 Memulai Defrost Manual
Tekan tombol DEF lebih dari 2 detik untuk memulai defrost secara manual.
B. Alarm Signal

Gambar II.10 Tabel Alarm Signal

II.3 Modul Compressor

Gambar II.11 Modul Compresor SB-1

Modul Compressor pada compressor bitzer adalah sebuah keharusan karena fungsi dari
modul compressor ini yaitu untuk mengamankan compressor dari temperature motor dan
discharge gas yang melampaui batas. Modul Compressor ini terletak di terminal box
compressor.
A. Wiring Diagram

Gambar II.12 Wiring Diagram Modul Compressor SB-1

Wiring diagram modul compressor dapat dilihat pada Gambar II.12. Pada modul
compressor terdapat 7 terminal, yaitu terminal L dan N sebagai power Line dan Netral,
terminal B1 dan B2 berfungsi sebagai lock out, terminal 11 berfungsi sebagai common dengan
input power dari terminal L, terminal 12 berfungsi sebagai NC dengan output terhubung ke
lampu indikator, dan terminal 14 berfungsi sebagai NO dengan output terhubung ke terminal
power OPC. SE-B1 juga mempunyai 2 sensor type PTC untuk discharge gas dan temperature
motor dipasang di socket yang terdapat di dalam bagian terminal box compresor.

14

11

PTC1
L

12
PTC2
Gambar II.12 Bagian- Bagian Modul Compressor SB-1
B. Prinsip Kerja

Pada saat modul compressor energize, switch akan berpindah dari 11-12 menjadi 11-14
sehingga power terhubung menuju compressor. Kemudian kompresor akan memutus saat
sensor PTC1/PTC2 membaca temperature motor atau discharge gas melebihi batas, yang
menyebabkan switch berpindah menjadi 11-12 yang menyebabkan power ke compressor
terputus dan menghidupkan lampu indicator trip module.
II.4 High Pressure (KP5)

Gambar II.13 KP5 Danfoss

KP5 Danfoss adalah komponen control tekanan yang biasa dipasang pada sisi tekanan
tinggi. Pada Cold Storage KP5 ini digunakan untuk menjalankan fan condenser tambahan saat
tekanan discharge sangat tinggi. Saklar pada KP5 berjenis Single-Pole Double-Throw (SPDT)
yaitu satu sumber dua arah.

A. Wiring Diagram

Gambar II.14 Wiring KP5 Danfoss


Wiring KP 5 Danfoss dapat dilihat pada gambar II.14. Terminal 1 berfungsi sebagai
common, kemudian terminal 2 berfungsi sebagai NC, dan terminal 4 berfungsi sebagai NO.
Pada sistem Cold Storage terminal 2 tidak dihubungkan, dan untuk terminal 4 terhubung
dengan A1 kontaktor fan condenser 2.
B. Prinsip Kerja

Gambar II.15 Cara Kerja KP5


Prinsip kerja KP5 adalah saat tekanan pada sisi discharge mencapai titik 280psi, switch 1-
2 akan berpindah ke 1-4 dan power akan terhubung ke coil kontaktor condenser 2, sehingga
fan condenser 2 akan nyala.

II.5 High dan Low Pressure (KP15)

Gambar II.17 KP 15 Danfoss

High and Low Pressure (KP15) berfungsi sebagai komponen pengaman pada sistem
refrigerasi dari tekanan berlebih pada sisi tekanan tinggi dan tekanan yang sangat rendah
pada sisi tekanan rendah. Pada Cold Storage Glico Wings KP15 berfungsi untuk memutus
atau menghubungkan jalannya kompresor. Sehingga kompresor terhindar dari kerusakan
yang disebabkan oleh tekanan yang berlebih.

A. Wiring Diagram

Gambar II.18 Wiring KP15 Danfoss

Wiring KP15 Danfoss dapat dilihat pada gambar II.18. Terminal A berfungsi untuk
terminal input power, terminal B berfungsi untuk output lampu indicator jika terjadi tekanan
yang berlebih, terminal c berfungsi untuk terminal output yang terhubung dengan
compressor.
B. Prinsip Kerja

Gambar II.19 Prinsip kerja KP-15 Danfoss

Prinsip kerja HLP KP-15 adalah pada sisi tekanan rendah jika tekanan turun melebihi
setpoint switch A-C akan terbuka dan power menuju compressor akan terputus, pada sisi
tekanan tinggi jika tekanan naik melebihi setpoint switch A-C akan terbuka dan power
menuju compressor akan terputus.

C. Penyetingan

Gambar II.20 Penyetingan HLP KP-15 Danfoss

Gambar II.20 menunjukkan cara penyetingan range dan differential untuk sisi tekanan
tinggi dan sisi tekanan rendah. Cara penyettingan sama dengan KP-5, yang membedakan
adalah nilai settinganya. Untuk KP-15 nilai settingannya adalah pada sisi Low(Kiri) Cut out
pada 5psig dan differentialnya adalah 15 psig. Sedangkan untuk sisi High(Kanan) nilai Cut
Out nya adalah 350 psig dengan differential tetap 4bar.
II.6 Over Under Voltage Relay

Gambar II.21 Over Under Voltage

Over Under Voltage Relay berfungsi untuk mendeteksi adanya under voltage atau over
voltage yang bisa merusak peralatan listrik pada cold storage. Relay yang digunakan pada
Cold Storage Glico Wings yaitu model Schneider RM35TF yang mempunyai nilai range
antara 220-480 VAC.

A. Bagian-Bagian

7
8

Gambar II.22 Bagian Over Under Voltage

1. Selector buat range voltase (220, 380, 400, 415, 440, 480V)
2. Setting persentase ambang batas buat over voltage
3. Setting persentase ambang batas buat under voltage
4. Potentiometer
5. Timer
6. Mounting
7. Indicator Over/Under Voltage
8. Indicator Relay energize atau de-energized
B. Wiring diagram

Gambar II.23 Wiring diagram RM35TF

Gambar II.23 menunjukkan wiring diagram relay over under voltage model RM35TF,
Terdapat 3 terminal power input L1, L2, dan L3. Sedangkan output dari relay terdapat 6
terminal output yaitu 2 common, 2 NC, dan 2 NO. Jika terminal yg dipakai 11,12,14 maka
jika terjadi drop tegangan switch akan berpindah dari terminal 11-14 ke 11-12 dan power
menuju peralatan listrik cold storage akan putus.

C. Pensettingan

Setelah semua terminal (L1,L2,L3,11,12,14) terhubung maka langkah selanjutnya


adalah pensettingan, berikut langkah-langkah pensettingan over/under voltage relay:

1. Putar selector no 1 ke range voltase yang terukur, pada coldstorage glicowings range
disetting pada 380V.
2. Putar selector no 2 ke ambang batas yang diinginkan, pada coldstorage glicowings
ambang batas untuk over yaitu 10%.
3. Putar selector no 3 ke ambang batas yang diinginkan, pada coldstorage glicowings
ambang batas untuk under yaitu 10%.
4. Putar selector no 4 ke nilai yang diinginkan, pada coldstorage glicowings nilai untuk
asymetri yaitu 10%.
5. Putar selector no 5 untuk timer, pada coldstorage glicowings nilau untuk timer yaitu
2min.
II.7 Kontaktor Magnetic

Gambar II.24 Kontaktor LC1D18

Kontaktor magnetic merupakan saklar yang bekerja dengan prinsip kemagnetan, berfungsi
sebagai alat penghubung dan pemutus antara sumber arus dengan bebannya. Pada Coldstorage
Glico Wings kontaktor digunakan sebagai switching untuk menghubungkan sumber arus
dengan bebannya yaitu heater evaporator, fan condenser, fan evaporator, dan compressor.
Kerusakan yang sering terjadi pada kontaktor adalah belitan koil yang terbakar, atau kontak
tipsnya saling lengket atau ujung kontaknya terbakar.

A. Prinsip Kerja

Gambar II.25 Bagian Kontaktor

Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberada saklar yang
dikendalikan secara elektromagnetik. Pada contactor terdapat saklar dengan jenis NO
(Normally Open) dan NC (Normally Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik
untuk menggerakan saklar tersebut.

Saat sebuah koil teraliri arus litrik koil tersebut akan menjadi magnet dan menarik inti
gerak sehingga sekaligus menarik saklar dan merubah posisi saklar yang sebelumnya NO
menjadi NC dan sebaliknya. Untuk memahami cara kerja kontaktor lebih jauh bisa dilihat
pada gambar II.25 .
B. Susunan Kontak Kontaktor

Gambar II.26 Susunan kontak kontaktor

Susunan kontak dalam kontaktor dapat dilihat pada Gambar II.26 . Secara skematik
kontaktor terdiri dari atas belitan koil dengan notasi terminal yaitu A1-A2. Terminal
kontak utama untuk arus listrik yang relative besar dengan notasi terminal pada sisi sumber
listrik yaitu 1/L1, 3/L2, 5L3, dan terminal ke sisi beban motor atau beban listrik lainnya
adalah 2/T1, 4/T2, 6/T3. Kontaktor juga mempunyai dua kontak bantu NO (Normally
Open) dengan notasi 13-14 dan 43-44, dan dua kontak bantu NC (Normally Close) dengan
notasi 21-22, 31-32. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya saja, dan kontak bantu
digunakan untuk kebutuhan rangkaian control tidak boleh ditukarkan.

II.8 Thermal Overload Relay

Gambar II.27 Thermal Overload Relay

Thermal overload relay berfungsi untuk menjaga dan melindungi motor listrik, karena
motor listrik membutuhkan pengaman dari arus/beban lebih yang bisa menyebabkan
kerusakan fatal. Thermal Overload relay biasanya digandengkan dengan kontaktor, relay ini
biasa dihubungkan pada kontak utama 2/T1, 4/T2, 6/T3 sebelum dihubungkan ke beban. Pada
Cold Storage Glico Wings TOR (thermal overload relay) digunakan di kontaktor fan
evaporator, fan condenser, dan compressor.
A. Prinsip Kerja Thermal Overload Relay

Gambar II.28 Prinsip kerja bimetal

Prinsip kerja thermal overload relay (TOR) berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh arus
yang mengalir melaui elemen-elemen pemanas bimetal, prinsip kerja bimetal dapat dilihat
pada gambar II.28. Jika terjadi beban lebih dan arus yang mengalir menjadi besar yang
mengakibatkan bimetal melengkung sehingga akan menggerakkan kontak-kontak mekanik
pemutus rangkaian listrik kontak 95-96 membuka dan kontak 97-98 menutup. Karena pada
praktiknya kontak 95-96 terpasang seri dengan rangkaian power koil A1 kontaktor dan di
Coldstorage Glico Wings juga dipasang seri dengan rangkaian power ke koil A1 kontaktor,
maka jika kontak 95-96 membuka maka koil tidak teraliri arus listrik dan motor menjadi OFF.
Sedangkan kontak 97-98 terhubung dengan lampu indicator trouble.

B. Diagram penyambungan kontak TOR

Gambar II.29 Diagram penyambungan TOR

Diagram penyambungan Thermal Overload Relay dapat dilihat pada gambar II.29. Pada
gambar terliha bahwa terlihat Thermal Overload Relay dipasang seri dengan kontak utama
kontaktor.
C. Penyetingan Thermal Overload Relay

Test Device

Selector nilai
rating arus

Gambar II.30 Bagian Setting Thermal Overload Relay


Penyetingan Thermal Overload Relay menggunakan obeng min pada bagian selector
nilai rating arus. Putar selector menggunakan obeng min sampai nilai yang diinginkan berada
pada batas penunjuk.
II.9 Relay

Gambar II.31 Relay MY2N

Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara elektromekanikal yang terdiri dari
2 bagian utama yaknik electromagnetic (koil) dan mekanikal (saklar/switch). Relay
menggunakan prinsip electromagnetic untuk menggerakan kontak saklar sehingga dengan arus
listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.

Cara kerja relay menggunakan prinsip magnetic, saat koil teraliri arus listrik koil tersebut
menjadi magnet sehingga menarik armature ke dalam sehingga sehingga saklar yang asalnya
NC menjadi NO, ataupun sebaliknya NO menjadi NC.
Gambar II.32 Bagian Relay

Pada dasarnya relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

1. Coil
2. Armature
3. Saklar
4. Spring
II.10 Timer REXL2TMP7

Gambar II.33 Timer REXL2TMP7

Timer REXL2TMP7 pada sistem Coldstorage Glico Wings berfungsi sebagai penjeda atau
delay hidupnya kompresor. Timer ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
mengoperasikan saklar saklarnya. Terdapat jenis jenis timer yaitu on delay yaitu penjeda
waktu hidupnya mesin dan off delay yaitu penjeda waktu matinya mesin. Namun untuk yang
digunakan pada mesin coldstorage glico wings adalah jenis On Delay.

Timer REXL2TMP7 adalah relay berjenis on delay yang mengoperasikan saklarnya


menggunakan prinsip elektromagnetik. Sehingga saat terminal A1 A2 teraliri arus listrik, arus
listrik tidak langsung seketika masuk ke koil. Namun akan masuk ke koil setelah waktu
settingnya selesai kemudian arus akan masuk ke koil dan koil akan menjadi magnet dan
menarik inti gerak sekaligus saklar-saklarnya akan berpindah.
II.11 Timer MicroRex QT31

4 5

7
1
8

6
Gambar II.34 MicroRex QT31

Timer MicroRex QT31 berfungsi untuk mengontrol jam kerja dari mesin coldstorage dan
di coldstorage glico wings settingan untuk jam kerjanya adalah selama 16 jam perharinya.

A. Wiring Diagram

Gambar II.35 Wiring Diagram

Terminal U1 dan U2 berfungsi sebagai power untuk koil, terminal point 1 berfungsi
untuk common, terminal 2 NC, dan terminal 4 NO.
B. Bagian – Bagian Timer MicroRex QT31

Pada gambar II. Terdapat nomor bagian bagian dari timer, nomer 1 merupakan bagian
selector off-automatic-on, nomer dua penunjuk untuk mengetahui waktu actual, nomer 3
adalah pengaturan waktu mesin off, nomer 4 adalah pengaturan waktu mesin on, dan nomer
5 merupakan bagian untuk mensetting waktu actual.

C. Langkah-Langkah Pensettingan

Dalam keadaan off atau selector (1) pada posisi off (6), putar bagian nomer 5 ke kanan
sampai bagian nomer (2) menunjukkan waktu actual. Kemudian atur waktu kerja mesin on
dengan menekan bagian nomer (3) untuk mesin ON. Setelah selesai mensetting waktu kerja
ubah posisi selector (1) ke posisi automatic (7).
BAB III
PM 3 BULANAN
III.1 Form Service 3 Bulanan

Gambar III.1 Form Service Hal-1

Gambar III.1 dan III.2 menunjukkan form service 3 bulanan yang harus diisi oleh pihak
Alphine untuk merawat dan mengecheck keandalan dari mesin cold storage. Fungsi dari
teknisi coldstorage di Depo adalah sebagai validator apakah pekerjaan yang dilakukan oleh
PT. Alphine sudah benar apa tidak.
BAB IV
PROSEDUR PENGECHECKAN DAN TROUBLESHOOTING

Berikut adalah diagram alur untuk langkah-langkah mencari penyelesaian masalah yang
terjadi di mesin Cold Storage. Untuk Garis yang berwarna Hijau proses penanganannya dapat
dilakukan oleh teknisi namun harus diarahkan oleh teknisi Head Office langsung atau lewat
telepon. Untuk Garis yang berwarna Merah proses penanganannya wajib diarahkan oleh
teknisi Head Office ditempat langsung. Untuk Prosedur Pengecekan dapat dilihat di BAB V
Prosedur Pengecekan dan Perbaikan.

IV.1 Kebocoran
IV.1.1 Indikasi
 Temperatur tidak tercapai
 Tekanan untuk low press dan high press turun
 Pada Sight Glass terlihat gelembung-gelembung

Tekanan
Turun

Tekanan
Normal

Gambar IV.1 Gambar Indikasi Tekanan Mesin Cold Storage Turun


IV.1.2 Flowchart Pengecekan Masalah

Gambar IV.2 Flowchart Pengecekan Kebocoran


IV.2 Heater Mati
IV.2.1 Indikasi
Terjadi pembentukan es yang jumlahnya melebihi normal pada bagian bagian berikut:
 Koil Evap
 Drain
 Pintu
Gambar IV.3 Gambar Bagian Bagian Evaporato yang terdapat bunga es
IV.2.2 Flowchart Pengecekan Masalah
 Heater Drain dan Pintu

Gambar IV.4 Pengecekan Heater Pintu dan Drain Mati


 Heater Evaporator

Gambar IV.5 Pengecekan Heater Evaporator


IV.3 High Temperature
IV.3.1 Indikasi
 Muncul SMS X-Web “High Alarm Level-1/2/3”
IV.3.2 Flowchart pengecekan masalah

Gambar IV.6 Pengecekan High Temperature


IV.4 Mati Low Pressure
IV.4.1 Indikasi
 Lampu Indikator LP pada panel hidup berbaregan dengan matinya kompresor

Gambar IV.7 Gambar Indikasi Mati Low Pressure


IV.4.2 Flowchart Pengecekan Masalah

Gambar IV.8 Pengecekan Mati Low Pressure


BAB V
PROSEDUR PENGECEKAN DAN PERBAIKAN

V.1 Pengecekan Tekanan Refrigerant

Gambar V.1 Gambar Tekanan Standar Mesin Cold Storage

Berikut adalah gambar tekanan normal pada sistem cold storage Glico Wings. Untuk
Tekanan normal pada sisi High berkisar diantar 250 psi – 300 psi. Kemudian untuk Tekanan
normal pada sisi LOW untuk antheroom yaitu 30 – 50 psi sedangkan untuk freezer yaitu 10-
20psi. Lebih atau kurang dari tekanan normal tersebut berarti terdapat indikasi kelebihan atau
kekurangan refrigerant.

V.2 KP 15

Pembuka
Lock
Plate

Dif
f

Cuti
n

Pembuka
Lock Reset Cutou
Plate t
Gambar V.2 Gambar Settingan KP 15
Untuk pengecekan KP 15 bekerja atau tidak, berikut adalah langkah-langkah pengecekan
KP 15. Untuk mengetest bagian LP cukup tutup kran ball valve setelah sightlas, kemudian
tunggu beberapa saat, sambal melihat tekanan suction. Jika tekanan suction sudah mencapai
5psi dan compressor tiba tiba mati maka HLP bagian low masih berfungsi. Untuk Cutout pada
sisi HP berikut cara mengechecknya :

1. Buka Lock Plate di bagian atas KP 15


2. Kemudian Putar Bagian yang untuk mensettingan Cutout pada sisi HP.
3. Sett Cutin pada nilai 250-275psi.
4. Kemudian lihat apakah HLP memutus jalannya kompresor
5. Setelah selesai pengetesan bagian HP, kemudian kembalikan settingan Cutin KP
15 ke nilai semula.
6. Dan lakukan reset dengan menggeser ke kanan tombol reset yang ada pada bagian
atas KP-15.
Standar Penyetingan KP-15 adalah untuk sisi low setpoint nya ada di nilai 5psi dengan
differential 15psi. Kemudian untuk sisi tekanan tinggi nilai sepoint nya di angka 350psi.
V.3 Level Oli Kompresor

Gambar V.2 Level Oli Standar

Untuk pengecekan level oli harus dalam keadaan sistem ON, level oli yang standar
adalah ¾ dari Sight Glass bagian Oli Kompressor. Kurang atau lebih dari itu
mengindikasikan bahwa level oli kelebihan dan kekurangan.

V.4 Oil Pressure Control


Pengecheckan Oil Pressure Control dapat dilakukan dengan menonaktifkan power
compressor lalu power ke OPC nya tetap on. Berikut langkah-langkah pengecheckan OPC.
1. Setting Setpoint CDC ke -27 dengan menekan SET selama 5 detik
2. Ubah nilai setpoint CDC ke -27, lalu tekan Set.
3. Ubah Selector di depan panel ke posisi OFF
4. Matikan Breaker utama
5. Dan posisikan selector di depan panel ke posisi ON
6. Tunggu sekitar 1 menit, jika timbul alarm dengan diindikasikan lampu OPC
hidup maka OPC masih berfungsi.
7. Untuk mematikan alarm, tunggu beberapa saat sekitar 1menit dari mulainya
alarm.
8. Lalu tekan reset pada OPC
V.5 Insulasi Pipa Refrigerant

Gambar V.3 Gambar bagian insulasi pada mesin cold storage

Untuk pengecekan Insulasi Pipa Refrigerant, lakukan pengecekan visual terhadap bagian
pipa yang di insulasi yaitu dari bagian keluaran evaporator sampai menuju kompresor. Lihat
apakah insulasi masih dalam keadaan OK atau sudah ada yang rusak.

V.6 Kompresor

Pengecekan Kompresor meliputi pengecekan amphere menggunakan tang amphere


pada bagian output overload kontaktor Compressor, lakukan pengukuran pada phasa R,S,dan
T. Standar Amphere kompresor berbeda beda tergantung type compressornya. Standar
Amphere Kompresor dapat dilihat di bagian lampiran.
V.7 KP 5

Lockplate

Gambar V.4 Gambar bagian terminal KP5


Pengecekan berfungsi atau tidaknya KP5 dapat dicek dengan cara, yaitu mengubah
settingan Range nya ke nilai 250-275 psi. Langkah-Langkah pengecheckan KP 5 adalah
sebagai berikut.

1. Buka Cover KP-5 bagian atas menggunakan obeng min.


2. Kemudian buka bagian lockplate menggunakan obeng
3. Kemudian ubah settingan range kenilai 250psi menggunakan obeng min, memutar
berlawanan arah jarum jam.
4. Kemudian check fan condenser tambahan, jika berputar maka KP5 masih berfungsi.
Standar Settingan KP-5 adalah 300 psi untuk Range, dan differentialnya adalah 30psi.
V.8 Cleaning Condenser.
Lakukanlah pengecheckan condenser, secara visual meliputi :
1. Putaran fan condenser .
2. Arah putaran fan condenser.
3. Kondisi sirip-sirip
4. Kebersihan sirip sirip condenser, bagian belakang (hisap).

Pastikan fan condenser semuanya berfungsi dengan baik, arah putarannya tidak terbalik
normalnya arah putaran fan condenser berlawan arah jarum jam. Kemudian pastikan sirip
sirip condenser bagian belakang dalam keadaan bersih, tidak terdapat debu atau serangga dan
kotoran lainnya yang berlebih.

V.9 Fan Condenser


Pengecekan Arus Fan Condenser dapat diukur pada output contactor fan condenser
tersebut. Standar Arus pada Fan Condenser dapat dilihat dibagian lampiran.

V.10 Nepel/Sambungan Pipa Condenser

Gambar V.5 Gambar Bagian Nepel dan Sambungan pada Condenser

Pengecekan kondisi OK nepel/sambungan pipa condenser dapat dilakukan dengan


pengecekan visual dan juga pengecekan busa sabun untuk memeriksa kebocoran pada bagian
tersebut, untuk pengecekan busa sabun lakukanlah dalam keadaan mesin off.

V.11 Katup Ekspansi

Gambar V.6 Gambar posisi peletakan bagian bulbTXV

Pengecekan katup ekspansi meliputi kondisi bulb TXV, dan kondisi TXV. Untuk
mengecheck TXV dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Ubah selector di depan panel keposisi off.


2. Lalu ubah lagi selector di depan panel keposisi on.
3. Tunggu sampai lampu cooling menyala.
4. Setelah lampu cooling menyala, tunggu lagi sekitar 1min.
5. Setelah itu kompresor akan jalan, dan check tekanan suction. Jika tekanan suction
turun dan stabil di 10psi-20psi, maka TXV masih berfungsi dengan baik.
6. Namun jika TXV turun sampai mati low press maka diperlukan pengecheckan lebih
lanjut.
Untuk mengecheck kondisi bulb TXV apakah masih bekerja atau sudah kehilangan
cairan di dalamnya dapat dicheck dengan cara menggenggam bulb nya dengan tangan. Jika
tekanan pada sistem naik maka bulb masih berfungsi. Kemudian pengechekan posisi bulb,
posisi bulb yang benar seperti pada gambar gambar di atas, bulb diletakan pada pipa horizontal
setelah evaporator dengan posisi peletakan pada arah jam 3 atau 10 dan baiknya di insulasi.
Pengecheckan TXV dapat di check secara visual. Jika terdapat bunga es pada bagian TXV dan
pipa distributor menuju evaporator maka diperlukan pensettingan superheat pada TXV.

V.12 Fan Evaporator

Fan evaporator dapat di check dengan cara metode visual dan pengukuran ampere pada
fan evaporator. Pengecheckan dengan metode visual dapat dilakukan dengan cara melihat
putaran fannya, putaran fann evaporator normalnya berlawan arah jarum jam. Pengecekan
Arus Fan Evaporator dapat diukur pada output contactor fan Evaporator tersebut. Standar Arus
pada Fan Evaporator dapat dilihat di bagian lampiran.

V.13 Evaporator
Lakukanlah pengecheckan condenser, secara visual meliputi :
1. Putaran fan evaporator.
2. Arah putaran fan evaporator.
3. Kondisi sirip-sirip
4. Kebersihan sirip sirip evaporator, bagian belakang (hisap).

Pastikan fan evaporator semuanya berfungsi dengan baik, arah putarannya tidak
terbalik normalnya arah putaran fan evaporator berlawan arah jarum jam. Kemudian pastikan
sirip sirip condenser bagian belakang dalam keadaan bersih, tidak terdapat debu atau
serangga, dan kotoran lainnya yang berlebih. Pastikan bulb TXV terdapat insulasi, dan
bagian pan evaporator, sirip bagian depan dan belakang tidak terdapat pembentukan es yang
berlebih sehingga bisa menghalangi sirkulasi udara.

V.14 Heater Drain, dan Pintu

Pengechekan heater drain dan pintu dapat dilakukan dengan mengukur besaran amphere
heater tersebut pada masing masing keluaran mcbnya atau dengan melihat dan merasakan
apakah terdapat es pada bagian tersebut jika terdapat es maka heater tidak berfungsi dengan
OK. Kemudian dapat juga dirasakan panas dengan meraba bagian dari pintu dan drain apakah
terasa panas atau tidak.
V.15 Heater Evaporator

Pengechekan heater evaporator dapat dilakukan dengan mengukur besaran amphere


heater tersebut pada keluaran kontaktor atau melihat dan merasakan saat defrost auto/manual
lihat apakah es pada coil evaporator mencair, dan raba coil evaporator apakah terasa panas
atau tidak. Gunakanlah thermometer infrared untuk mengukur suhu heater.

V.16 Solenoid Valve

Gambar V.7 Gambar Selenoid Valve

Pengechekan solenoid valve apakah berfungsi atau tidak dapat di check dengan beberapa
metode, yaitu:

1. Menggenggam bagian cover solenoid yang berwarna biru apa terasa panas atau tidak.
Terasa panas berarti coil teraliri arus listrik dan solenoid berfungsi. Jika tidak terasa
panas check sumber tegangan pada solenoid.
2. Melihat dari display cdc terdapat symbol bunga es samping fan, dan lihatlan tekanan
suctionnya jika stabil diangka 10-20psi maka solenoid valve berfungsi dengan baik.
V.17 Timer Relay

Gambar V.8 Gambar Timer Relay

Pengecheckan timer relay dapat dilakukan dengan mengecheck fungsinya dengan cara :

1. Putar selector switch di depan panel keposisi Off.


2. Kemudian putar kembali keposisi ON.
3. Tunggu beberapa saat sampai lampu Cooling di depan panel menyala, berbarengan
dengan fan condenser berputar.
4. Tunggu sekitar 1 menit, jika setelah 1menit compressor menyala maka timer relay
berfungsi.
V.18 Kontaktor dan Overload

Gambar V.9 Kontaktor dan Overload

Proses pengecheckan kontaktor dan overload, dapat dilakukan dengan menghidupkan


secara manual dengan menekan bagian actuator dari kontaktor. Berikut cara mengetest
contactor.

1. Putar selector switch di depan panel keposisi OFF.


2. Matikan Breaker utama dengan menekan switchnya kebawah.
3. Putar selector switch di depan panel keposisi ON.
4. Lalu tunggu sampai lampu cooling menyala.
5. Setelah lampu cooling menyala, lihat contactor condenser, dan evaporator apakah
bagian aktuatornya menekan kedalam lakukan pengecheckan tegangan pada output
kontak bantu kontaktor tersebut. Khusus kontaktor Condenser dan heater evaporator
tekan actuator secara manual kedalam, lalu check tegangan output kontak bantunya.
Pastikan lakukan hal ini dengan 2 orang.
6. Setelah 1 menit dari lampu cooling pastikan kontaktor compressor juga aktuatornya
menekan ke dalam, dan lakukan pengecheckan tegangan pada kontak bantunya.
7. Setelah selesai pengecheckan contactor matikan selector switch di depan panel
dengan memutarnya keposisi OFF.
8. Lalu Kembalikan posisi Breaker utama keposisi ON
9. Dan putar selector switch keposisi ON.

TEST

1. Putar selector switch di depan panel keposisi OFF.


2. Matikan Breaker utama dengan menekan switchnya kebawah.
3. Putar selector switch di depan panel keposisi ON.
4. Gunakanlah tespen untuk menekan bagian TEST dan geser kekiri untuk mengetest
overload.
5. Jika terjadi alarm dengan diindikasikan lampu alarm, dan buzzer ON. Maka Overload
berfungsi
V.19 MCB

Gambar V.10 Gambar MCB

Pengechekan MCB berfungsi dengan baik dapat dilakukan dengan mengukur tegangan
keluaran MCB dengan multitester pada posisi MCB ON. Jika hasil pengukuran keluaran
MCB menunjukkan nilai yang sama dengan hasil pengukuran input MCB, maka MCB
berfungsi dengan baik.
V.20 Lampu Indikator

Gambar V.11 Gambar Lampu Indicator pada Panel Cold Storage

Pengecheckan lampu indicator berfungsi atau tidak dapat dilakukan berbarengan


dengan :

1. Saat pengecheckan KP15


2. Saat Defrost Manual
3. Saat pengecheckan overload relay.
4. Khusus untuk pengecekan indikator lampu “Modul” Gunakan metode bypass
dengan cara melepas kabel power line ke lampu. Kemudian Jumper Lampu dari
MCB Drain.

V.21 Tegangan Sumber

Gambar V.12 Gambar MCCB pada Panel Coldstorage

Pengecheckan tegangan sumber dapat dilakukan dengan menggunakan multitester pada


input MCB Utama L1-N, L2-N,L3-N, L1-L2,L2-L3,L3-L1. Standard nilai tegangan phase-
netral adalah 220V sedangkan tegangan antara phase yaitu 380V. Kemudian bisa juga
dengan melihat besaran tegangan di display PM5560.

V.22 Kondisi Panel

Lakukanlah pengecheckan kondisi panel meliputi beberapa bagian berikut:


1. Pengunci panel berfungsi.
2. Buka tutup panel berfungsi dengan baik.
3. Kondisi kebersihan panel.
4. Kelengkapan symbol symbol keterangan tiap tiap komponen.
V.23 XWEB Alarm System.

Indikator power

Kabel Sensor Jaringan


Kabel power

Gambar V.12 Gambar XWEB


1.Pengecheckan power XWEB dapat dilakukan dengan melihat indicator lampu power
pada XWEB.
2.Pengecheckan Sensor dapat dilihat dari indicator lampu yang berwarna biru pada
XWEB.
3.Pengecheckan jaringan dapat dilihat dari indicator lampu kuning yang berkedip
dibawah socket kabel jaringan.
4.Pengecheckan display suhu dapat dilihat di bagian antheroom.
V.24 Kebocoran
Bocor pada system refrigerasi biasanya muncul pada bagian sambungan las, nepel, katup
service, dan pipa bertekanan tinggi (high pressure side). Lakukan pencarian terhadap titik
titik tersebut terlebih dahulu.
Prosedur Pencarian Kebocoran :

 Jika terdapat refrigerant di dalam


1. Lakukan pencarian menggunakan busa sabun pada titik titik tersebut.
2. Jika tidak terdeteksi terdapat kebocoran pada titik tikik yang sudah dicari pada
point 1. Lakukan pengecekan menggunakan metode point 3.
3. Jika terlihat pipa yang kondisinya basah (karena oli atau keluarnya refrigerant)
khususnya pada sisi outdoor, segera lakukan pencarian menggunakan busa sabun
pada titik yang dicurigai terdapat kebocoran.
4. Setelah dipastikan sudah terdeteksi titik kebocoran pada sistem pendingin cold
storage, segera lakukan evakuasi (pump down).
5. Evakuasi atau pump bertujuan untuk menyimpan refrigerant yang tersisa ke
liquid receiver dengan cara tutup ball valve yang berada pada pipa liquid.
6. Setelah kompresor mati karena low pressure, tutup service valve pada sisi inlet
liquid receiver.
7. Setelah evakuasi, maka lakukanlah pengelasan pada titik yang terdeteksi
kebocoran
 Jika tidak terdapat refrigerant di dalam
1. Lakukan pencarian menggunakan nitrogen dengan memasukan nitrogen dengan
tekanan tinggi sekitar 300 psi.
2. Setelah sistem telah diberi nitrogen, segera lakukan pengecekan menggunakan
busa sabun pada pipa pipa di titik titik tersebut.
3. Setelah dipastikan ketemu titik kebocorannya, keluarkan nitrogen pada sistem,
dan kemudian lakukan pengelasan pada titik tersebut.
V.25 Penggantian Heater
1. Penggantian Heater Pintu dan Drain
Untuk penggantian heater pintu step stepnya adalah berikut :
- Buka cover heater pada pintu menggunakan dua obeng min.
- Putus kabel heater dengan kabel power yang berada di sisi atas pintu
- Lakukan pelepasan heater dari pintu
- Kemudian Ganti/pasang heater baru ke pintu
- Sambungkan kabel heater baru dengan kabel power.
- Setelah selesai test heater dengan meng “ON” kan MCB Heater.
- Setelah dipastikan hidup pasang kembali cover pintu.
V.26 Pengecekan Settingan Thermostat
Pengecekan settingan thermostat meliputi parameter SET dan HY compressor. Untuk
nilai SET normalnya adalah “-25℃”, dan untuk HY adalah “2℃”. Untuk melakukan
pensettingan parameter SET dan HY caranya dapat dilihat pada BAB I Bagian Thermostat
Dixel .

V.27 Pengecekan kondisi Oil Separator


Pengecekan oil separator dapat dilakukan dengan mengecek temperatur oli kembali ke
kompresor. Normalnya temperature oli balik ke kompresor adalah sedikit lebih tinggi dari
temperature ruangan. Jika temperature oli balik sama dengan temperature discharge, maka
katup apung macet dalam keadaan terbuka. Periksa kemacetan tersebut, apakah kotor yang
menyebabkan katup membuka terus. Jika aliran oli yang keluar sedikit kemungkinannya
adalah katup macet dalam keadaan tertutup.
V.28 Pengecekan Filter Drier
Masuk Filter
Dryer

Keluar Filter
Dryer

Gambar V.13 Gambar Filter Drier


Pengecekan kondisi filter drier tersumbat karena kotor dapat dicek dengan
membandingkan temperature keluaran filter drier dan temperature masuk filter drier. Jika
temperature masuk filter drier lebih tinggi dari keluaran filter drier maka filter drier
kemungkinan tersumbat karena kotor. Sehingga filter drier bekerja seperti katup ekspansi.
Normalnya temperature keluaran dan masuk filter drier adalah sama . Jika filter drier
terindikasi tersumbat segera lakukan penggantian inti core pada filter drier.
V.29 Pengecekan Thermal Expansion Valve
Pengecekan Thermal Expansion Valve meliputi kondisi bulb, superheat, dan katup txv,
berikut pengecekan kondisi-kondisi pada TXV.
 Peletakan Bulb : Peletakan bulb yang tidak benar dapat menyebabkan TXV membuka
katup terlalu lebar sehingga refrigerant yang masuk ke evaporator melebihi beban
ruangan. Sehingga tekanan discharge dan suction naik dan hal itu mempengaruhi
kapasitas pendinginan. Peletakan bulb yang baik adalah diletakaan pada bagian
samping pipa horizontal, sedekat mungkin dengan evaporator, dan baiknya di insulasi.
 Kondisi Bulb : Cairan pada bulb dapat hilang, hal ini menyebabkan katup TXV akan
sedikit membuka, sehingga cairan refrigerant yang masuk evaporator sedikit. Untuk
mengecek kondisi bulb yaitu dengan cara menggenggam bulbnya, jika tekanan suction
dan discharge naik maka kemungkinan cairan bulb tidak hilang. Namun jika tekanan
suction dan discharge tidak naik, maka bulb kehilangan cairannya dan perlu diganti.

Anda mungkin juga menyukai