Anda di halaman 1dari 18

CHILLER

Pengertian Chiller
Mempelajari apa itu pengertian chiller membuat kita harus mengenal lebih jauh
seputar sistem pendingin udara dengan tujuan untuk bermacam keperluan. Chiller adalah
mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air
dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor (FCU/Fan Coil
Unit). Pada sistem pendinginan ini dikenal beberapa jenis chiller berdasarkan kompresor dan
kondensornya. Lebih jauh mengenai apa dan bagaimana sistem tersebut bekerja mari kita
lanjutkan pada pembahasan cara kerja chiller pada sistem pendingin.

Cara Kerja Chiller


Membahas lebih lanjut tentang cara kerja chiller mari kita lihat pada uraian berikut.
Penarikan panas atau kalor dimulai pada evaporator. Heat Exchanger disini adalah sebuah
pipa yang ada pipa lain didalamnya, berfungsi untuk mengalirkan air pada pipa besar
sedangkan pipa didalamnya berfungsi mengalirkan udara atau refrigeran. Seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini :

Gambar I Pipa Exchanger Chiller

Pada bagian Heat Exchanger seperti di atas berlangsung proses pertukaran kalor antara
refrigeran yang dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigerant sehingga setelah melewati
Heat Exchanger menyebabkan air di dalamnya menjadi semakin dingin.
Air yang sudah menjadi dingin tersebut lalu diteruskan mengalir ke AHU (Air
Handling Unit) yang berfungsi untuk menjadikan udara menjadi dingin. AHU terdiri dari
/heat Exchanger yaitu pipa dengan kisi-kisi yang mempunyai fungsi utama mendinginkan air
dan udara dengan proses pertukaran antara kedua komponen tersebut sehingga menghasilkan
suhu tertentu sesuai yang diinginkan.

Gambar 2 Siklus Chiller


Air yang dalam kondisi dingin ini akan melewati AHU kemudian suhunya akan naik
karena pertukaran kalor dari udara, kemudian air tersebut diteruskan kembali ke chiller untuk
didinginkan lagi. Begitulah seterusnya cara kerja chiller ini berulang-ulang sehingga dapat
membantu mendinginkan udara misalnya pada sistem pendingin ruangan atau Air
Conditioner.

Jenis-Jenis Chiller
Berdasarkan jenis kompressornya :
a. Kompresor Piston (Reciprocating compressor)
Kompresor piston kerja tunggal
Kompresor piston kerja tunggal adalah kompresor yang memanfaatkan
perpindahan piston, kompresor jenis ini menggunakan piston yang didorong
oleh poros engkol (crankshaft) untuk memanpatkan udara/gas. Udara akan
masuk ke silinder kompresi ketika psiton bergerak pada posisi awal dan udara
akan keluar saat piston/torak bergerak pada posisi akhir/depan.
Kompresor piston kerja ganda
Kompresor piston kerja ganda beroperasi sama persis dengan kerja tunggal,
hanya saja yang menjadi perbedaan adalah pada kompresor kerja ganda,
silinder kompresi memiliki port inlet dan outlet pada kedua sisinya. Sehingga
meningkatkan kinerja kompresor dan menghasilkan udara bertekanan yang
lebih tinggi dari pada kerja tunggal.
Kompresor diafragma
Kompresor diafragma adalah jenis klasik dari kompresor piston dan
mempunyai kesamaan dengan kompresor piston, hanya yang membedakan
adalah jika pada kompresor piston menggunakan piston untuk memampatkan
udara, pada kompresor diafragma menggunakan membrane fleksibel atau
diafragma.

b. Kompresor Kisar (Rotary compressor)


Kompresor screw (Rotary screw compressor)
Kompresor screw merupakan jenis kompresor dengan mekanisme putar
perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk mengganti kompresor
piston, bila diperlukan udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih
besar.
Lobe
Vane
Liquid Ring
Scroll
c. Kompresor Ulir (Screw compressor)
d. Kompresor Sentrifugal (Centrifugal compressor)
Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya sentrifugal
yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida udara (gaya kinetic),
yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi tekanan (menjadi gaya tekan)
dengan memperlambat aliran melalui diffuser.

Berdasarkan jenis cara pendinginan kondensornya :


a. Air Cooler

Gambar 3 Air Cool Chiller

Mesin refrigerasi dengan pendinginan udara (air cooled chiller), pada prinsipnya
hampir sama dengan split duct AC, tetapi dalam ukuran besar. Unit mesin ini pada
umumnya berada di atas atap beton dari sebuah bangunan.
Komponen utama dari 1 unit ACC adalah 2 kompresor atau lebih, dengan katup
ekspansi dan evaporator berada dalam unit utama, termasuk kondensornya. Evaporator
mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap tingkat melalui alat pengatur
udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari AHU dengan blower besar
menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air
dingin utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan. Udara dingin yang masuk ke
dalam ruangan AHU ini diatur dengan diffuser yang ada disetiap ruanagan, atau
kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil
unit) atau disingkat FCU.
Dalam desain gedung, bila menggunakan air cooled chiller perlu diperhatikan lokasi
dan luas atap beton untuk penempatan unit-unit chillernya. Yang sering kurang
diperhatikan dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses untuk
pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari water cooled
chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah waktu instalasi ataupun keadaan
air setempat. Tetapi perubahan seperti itu pada akhirnya berakibat fatal terhadap
konstruksi air cooled chiller tersebut yang mengambil ruang (space) apa adanya.
b. Water Coler

Gambar 4 Water Cool Chiller

Mesin refrigerasi dengan pendinginan air (water cooled chiller), pada prinsipnya
hampir sama dengan mesin refrigerasi pendinginan udara (air cooled chiller) dalam
distribusi udara dingin melalui AHU atau FCU. Perbedaan utamanya adalah
pendinginan refirgerasinya, bukan dengan udara, tetapi dengan air, dimana airnya
didinginkan melalui menara air atau cooling tower. Mesin refrigerasi dengan
pendinginan air, pada umumnya ditempatkan dalam lantai bawah (basement) suatu
bangunan. Dalam desain yang perlu diperhatikan adalah ventilasi keruangan chiller
harus dihitung dengan baik, agar ruangan tersebut jangan menjadi neraka bagi
pengerjanya.
Sama halnya dengan mesin refirigerasi pendinginan udara, refrigerant dari kompresor
ditekan melalui katup ekspansi masuk berembun dalam alat evaporator. Evaporator
mendinginkan air dan air dingin disirkulasi ke setiap tingkat melalui alat pengatur
udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari AHU dengan blower besar
menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air
dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan. Udara dingin yang
masuk ke dalam ruangan dari AHU ini diatur dengan diffuser yang ada di setuap
ruangan, atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas
koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Pendinginan air melalui menara air (cooling tower), dalam desain gedung perlu
diperhatikan aliran udara yang diperoleh dari kipas udara. Aliran udara dan aliran air
di dalam menara pendingin ini dapat berlawanan arah (counter flow), arah melintang
(cross flow), aliran parallel (parallel flow) aliran melalui dek atau aliran pancar.

c. Absorpsi Chiller

Gambar 6 Contoh Absorpsi Chiller


Salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu ruangan secara mekanis
adalah teknologi absorbs (absorption technology). Kelihatan tak masuk akal dengan
membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu yang terjadi dalam
suatu chiller absorpsi.
Teknologi absorpsi ini sebenarnya mudah pengoperasiannya maupun
pemeliharaannya, tetapi pada masa kini teknologi ini mulai hampir tidak digunakan
karena tidak fleksibel penggunaannya.

Gambar 7 Siklus Absorpsi Chiller

Karena perubahan fase yang terjadi dan yang member dampak pendinginan adalah
melalui media air. Fluida kedua yang mengatur proses ini adalah garam, yang
dikatakan sebagai Litium Bromida (lithium bromide). Panas dibutuhkan untuk
memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian dipertemukan kembali dalam
lingkungan yang hampir vakum. Air ini mengalami perubahan fase pada waktu
dicampur kembali dengan garam pada suhu yang sangat rendah. Pada tekanan atmosfir
yang normal, air menguap pada suhu 212F, dalam suatu alat absorpsi, air menguap
cukup dingin untuk menghasilkan air dingin pada 46F.
Karena suhu air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorpsi paling rendah adalah
46F, maka chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan refrigerasi dengan
suhu rendah.
Peralatan tata udara dengan sistem absorpsi ini sebenarnya sangat efisien dan
pemeliharaannya mudah, tetapi bila ada kerusakan pada peralatan ini perbaikannya
memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Bahkan untuk kerusakan tertentu,
maka seluruh unit tidak dapat difungsikan kembali. Ini menyebabkan penggunaan
peralatan pengkondisian udara dengan sistem absorpsi ini kurang diminati.
Ikhtisar I
Pendingin penyerapan mendinginkan air menggunakan energy yang disediakan oleh
sumber panas. Mereka berbeda dari konvensional sistem (kompresi uap) pendinginan dalam
dua cara. Proses penyerapan termokimia di alam, sebagai lawan mekanik. Juga, pendingin
penyerapan beredar air sebagai pendingin bukan chlorofluorocarbons hidro (CFC atau HCFC,
yang juga dikenal sebagai Freon).
Sistem chiller penyerapan standar menggunakan air, sebagai pendingin, dan bromide
lithium, sebagai penyerap, dalam siklus. Bromide lithium memiliki afinitas yang tinggi untuk
air. Proses ini berlangsung dalam ruang hampa, memungkinkan refrigerant (air) mendidih
pada suhu yang lebih rendah dan tekanan daripada biasanya akan membantu untuk
mentransfer panas dari satu tempat ke tempat lain.
Perumahan berukuran unit-unit kecil menggunakan ammonia sebagai refrigerant, dan
air sebagai penyerap.

Aplikasi
Selain menjadi langsung dipecat oleh gas alam, pendingin penyerapan dapat
menjalankan off air panas, uap, atau limbah panas, membuat mereka merupakan bagian
integral dari sistem kogenerasi atau kemanapun limbah panas dalam bentuk apapun yang
tersedia.
Pendingin penyerapan umumnya digunakan dimana tingkat kebisingan dan getaran
yang menjadi masalah, terutama di ruma sakit, sekolah, dan gedung perkantoran.

Peralatan Pilihan
Pendingin penyerapan bisa dipecat langsung maupun tidak langsung, dan dapat
tunggal-efek ganda. Pendingin langsung dipecat menggunakan panas dari sumber lain,
sedangkan pendingin langsung dipecat menggunakan kompor gas alam untuk daya siklus.
Efek ganda pendingin mendaur ulang beberapa limbah panas yang dihasilkan selama siklus,
dan dengan demikian lebih efisien per unit input panas. Efisiensi ini dating pada biaya yang
membutuhkan input panas seperti uap atau gas alam.
Ukuran peralatan partikel berkisar dari 4,5 ton pendinginan hingga beberapa ratus ton
pendinginan.
Sumber Daya
1. Equipment Manufacturer database
2. Gas AC Konsorsium

Gambar 8 Contoh Absorpsi Chiller

Cara Kerja Chiller Absorpsi


Efek siklus penyerapan tunggal menggunakan air sebagai pendingin dan bromide
lithium sebagai penyerap. Ini adalah afinitas kuat bahwa dua zat tersebut memiliki satu sama
lain yang membuat pekerjaan siklus. Seluruh proses terjadi di hampir vakum lengkap.
Solusi Pompa : Sebuah solusi bromide encer lithium (konsentrasi 63%) dikumpulkan di
bagian bawah shell absorber. Dari sini, pompa solusi kedap udara bergerak solusi melalui
shell dan tube heat exchanger untuk pemanasan.
Generator : Setelah keluar dari penukar panas, solusi encer bergerak ke shell atas. Solusinya
mengelilingi bundle tabung yang membawa baik uap atau air panas. Uap atau air panas
transfer panas ke dalam kolom larutan encer lithium bromide. Solusinya bisul, mengirim uap
refrigerant ke atas ke kondensor dan meninggalkan bromide lithium terkondensasi. Solusi
lithium bromide terkonsentrasi bergerak ke penukar panas, dimana ia didinginkan oleh larutan
lemah yang dipompa ke generator.
Kondensor : Uap refrigerant bermigrasi melalui eliminator kabut dengan bundle tabung
kondensor. Uap refrigerant mengembun pada tabung. Panas dihapus oleh air pendingin yang
bergerak melalui bagian dalam tabung. Sebagai refrigerant mengembun, itu terkumpul dalam
palungan di bagian bawah kondensor.
Evaporator : Bergerak cairan pendingin dari kondensor dalam shell atas sampai ke
evaporator dalam shell yang lebih rendah dan disemprotkan di atas bundle tabung evaporator.
Karena vakum ekstrim dari shell yang lebih rendah [6 mmHg (0,8 kPa) tekanan absolute],
cairan pendingin mendidih pada sekitar 39F (4C), menciptakan efek pendingin. (Vakum ini
diciptakan oleh tindakan higroskopik-bromida afinitas lithium yang kuat memiliki air-di
Absorber langsung di bawah).
Absorber : Sebagai uap refrigerant berpindah ke absorber dari evaporator, solusi lithium
bromide yang kuat dari generator disemprotkan dari atas bundle tabung absorber. Solusi
lithium bromide yang kuat sebenarnya menarik uap refrigerant ke dalam larutan, menciptakan
vakum ekstrim dalam evaporator. Penyerapan uap refrigerant ke dalam larutan lithium
bromide juga menghasilkan panas yang dikeluarkan oleh air pendingin. Sekarang larutan
encer lithium bromide mengumpulkan di bagian bawah shell yang lebih rendah, dimana ia
mengalir ke pompa solusi. Siklus dingin sekarang selesai dan proses dimulai lagi.

Penggolongan Sistem Pengkondisian Udara


Jenis yang mendasari adalah sistem pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin
pengaturan pengkondisian udara ruangan yang diteliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik
pengkondisian uadar yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa
sistem. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.

Jenis-jenis sistem penghantar udara adalah sebagai berikut :


a. Sistem Saluran Tunggal
Sistem ini merupakan sistem penghantar udara yang paling banyak dipergunakan.
Campuran udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali
ke dalam ruangan melalui saluran udara.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian dan
perawatannya
Biaya awal lebih rendah dan murah
Kerugian dari sistem ini adalah :
Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih besar
Kesulitan dalam mengatur temperature dan kelembaban dari ruangan yang
sedang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan yang berbeda satu
dengan yang lainnya
Pada dasarnya sistem pengaturan untuk sistem saluran tunggal menyangkut
pengaturan temperature udara melalui bagian-bagian utama dari saluran. Dalam hal
tersebut, laju aliran air dingin, laju aliran air panas atau uap ke koil udara, diatur
sedemikian rupa sehingga temperature udara dapat diubahn. Sistem ini dinamakan
sistem volume konstan temperature variable, yang sudah banyak dipergunakan dalam
sistem penghantar udara.
Dalam keadaan dimana beban kalor dari beberapa ruangan yang akan dilayani ini
berbeda-beda, boleh dikatakan tidak mungkin mempertahankan udara ruangan pada
suatu temperature tertentu, kecuali bagi beberapa ruangan dengan beban kalor yang
sama oleh satu pengolah udara secara sentral.
Sistem saluran udara tunggal yang lain adalah sistem pemanasan ulang, dimana udara
segar yang mengalir di dalam saluran utama tersebut dapat dipertahankan konstan,
pada temperature yang rendah. Kemudian udara tersebut masuk ke dalam ruangan
melalui alat pemanas yang dipasang pada saluran-saluran canbang masing-masing.
Pemanas tersebut memanaskan udara dan diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh
temperature udara yang sesuai dengan temperature udara ruangan yang diinginkan.
Sistem ini dinamakan sistem pemanasan ulang terminal dan banyak digunakan untuk
melayani beberapa ruangan pribadi yang ada di dalam gedung perkantoran umum.
Ada pula sistem saluran tunggal yang bekerja dengan volume variable dimana jumlah
aliran udara dapat diubah sesuai dengan beban kalornya, jadi volume aliran udara akan
berkurang dengan turunnya beban kalor dari ruangan yang harus dilayani. Pengaturan
volume aliran udara dilakukan dengan mengatur posisi damper atau dengan unit
volume variable damper. Ada beberapa macam unit volume variable damper. Salah
satu diantaranya seperti gambar di bawah ini
Gambar 9 Unit Volume Udara Variable

Pada hal tersebut terakhir terdapat dua saluran, satu saluran menyalurkan jumlah udara
yang minimal diperlukan, sedangkan saluran lainnya menyalurkan jumlah udara
sesuai dengan pembukaan katup udara yang diatur oleh thermostat. Pemasukan udara
diatur oleh tekanan udara yang bekerja pada tirai dari alat pengatur udara konstan dan
gaya pegas. Pemasukan udara minimum harus diatur supaya distribusi udara di dalam
ruangan dapat berlangsung sebaik-baiknya, dengan jumlah ventilasi udara yang
minimal. Jumlah udara masuk akan berkurang dengan turunnya beban kalor, sehingga
apabila jumlah udara masuk menjadi kecil daripada jumlah udara masuk yang
minimal, maka temperature udara masuk akan berubah.
Dalam sistem volume variable, putaran atau sudu isap dari kipas udara dapat diatur
sesuai dengan perubahan pemasukan udara yang diinginkan. Sistem pengaturan kipas
udara tersebut diatas memungkinkan penghematan daya listrik yang diperlukan untuk
menggerakkan kipas udara pada beban parsial.
b. Sistem Udara Penuh

Gambar 10 Unit Volume Udara Variable


c. Sistem Dua Saluran
Selain sistem saluran tunggal, terdapat pula sistem dua saluran yang dapat menutupi
kekurangan dari sistem saluran tunggal. Sistem ini kebanyakan digunakan di gedung-
gedung besar, dalam hal tersebut udara panas dan udara dingin dihasilkan secara
terpisah oleh mesin penyegar udara yang bersangkutan. Kedua jenis udara itupun
disalurkan melalui saluran yang terpisah satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur
sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat keadaan yang sesuai dengan beban kalor
dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah itu disalurkan ke dalam ruangan yang
bersangkutan. Sistem ini dinamakan sistem dua saluran.
Dalam sistem ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara panas dan udara
dingin dalam perbandingan jumlah aliran yang ditetapkan untuk memperoleh kondisi
akhir yang diinginkan, dinamai alat pencampur. Sistem dua saluran dapat memberikan
hasil pengaturan yang lebih teliti. Tetapi memerlukan lebih banyak energy kalor dan
lebih tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistem dua saluran, yaitu sistem volume
konstan dan sistem volume variable.

d. Sistem Air Udara


Ciri-ciri sistem air udara
Dalam sistem air udara, unit koil kipas udara atau unit induksi dipasang di
dalam ruangan yang akan dikondisikan. Air dingin dialirkan ke dalam unit tersebut,
sedangkan udara ruangan dialirkan melalui unit tersebut sehingga menjadi dingin.
Selanjutnya udara tersebut bersirkulasi di dalam ruangan. Demikian pula untuk
keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan dan dikeringkan atau udara luar
yang telah dipanaskan dan dilembabkan dialirkan dari mesin pengolah udara jenis
sentral keruangan yang akan dikondisikan.
Oleh karena berat jenis dan kalor spesifikasi air lebih besar dari pada udara,
maka baik daya yang diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran pipa yang
diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama adalah lebih kecil. Dengan demikian,
untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan dikondisikan, banyaknya udara
yang mengalir dari mesin pengolah udara jenis sentral adalah lebih kecil. Disamping
itu, ukuran mesin pengolah udara maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika
dibandingkan dengan yang diperlukan oleh sistem udara penuh.

e. Unit Koil Kipas Udara dan Unit Induksi


Unit ini dinamakan unit terminal dan dipasang di dalam ruangan. Semua unit
tersebut merupakan bagian dari sistem penghantar udara yang berfungsi sama. Di
dalam unit tersebut koil udara ditempatkan di dalam cabinet kecil, dimana dialirkan air
dingin. Pada unit koil kipas udara, udara dialirkan oleh kipas udara yang dipasang di
dalam unit tersebut. Pada unit induksi, udara primer berkecepatan tinggi dialirkan
melalui beberapa nosel. Selanjutnya dengan efek induksi secara primer, udara ruangan
terisap masuk ke dalam unit dan didinginkan oleh koil udara, kemudian disirkulasikan
kembali ke dalam ruangan.

Contoh Water Cool Chiller


Unit Chiller yang digunakan pada sistem ini merupakan jenis Water Cooled Chiller
dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap/3 stage centrifugal compressor
(Kompresor sentrifugal 3 tingkat), yang diproduksi oleh salah satu pabrikan unit AC yang
cukup terkenal yaitu Trane Company. Unit ini berkapasitas 320 Ton Refrigerant/320 TR,
dengan menggunakan sistem negative pressure, dimana jika terjadi kebocoran pada unit
Chiller maka refrigerant yang terdapat di dalamnya tidak akan terbuang ke udara, melainkan
udara luar yang akan masuk ke dalam sistem. Di dalam sistem Chiller sendiri terdapat satu
unit pembuang udara yang masuk saat terjadi kebocoran tadi yang dinamakan Purging Unit.
Cara kerja purging seperti ini : saat Chiller mengalami kebocoran, maka udara luar akan
masuk ke dalam sistem chiller sehingga refrigerant atau Freon akan bercampur dengan udara
luar yang mengandung uap air, sensor pada purging unit akan membaca perbedaan tekanan
pada sistem dan kelembaban refrigerant pada sistem sehingga akan mengaktifkan purging unit
tersebut.
Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana mestinya tanpa
terganggu. Udara yang terhisap masuk ke dalam sistem akan ditekan keluar oleh purging unit,
sehingga tekanan pada sistem mengalami kondisi stabil barulah unit chiller dapat diperbaiki.
Untuk media pendingin yang digunakan oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan
untuk Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah ramah lingkungan.

Chilled Water & Condensor Water Pump


Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit Chiller ke AHU
maupun air yang mendinginkan unit condenser di Chiller ke Cooling Tower, maka digunakan
masing-masing sistem satu paket pompa sirkulasi air dingin dan pompa sirkulasi air
pendingin. Jenis kedua pompa ini adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal
Pump dengan tekanan kerja pompa adalah 10 kg/cm2.
Pada sistem ini, sistem Chilled Water atau air yang didinginkan menggunakan 2 buah
pompa yang beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar umur pompa dapat lebih lama
mengingat jarak antara ruang pompa dan lokasi hotel cukup jauh. Sedangkan untuk sistem air
pendinginan hanya digunakan satu buah pompa sirkulasi, mengingat jarak ruang pompa dan
unit Cooling Tower cukup dekat.
Gambar 14 Chilled Water Condenser Water Pump

Cooling Tower Unit


Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller dengan media
yang digunakan adalah air, dimana sistem kerja Cooling Tower dapat dijelaskan sebagai
berikut : condenser di unit Chiller akan memiliki temperature dan tekanan yang tinggi akibat
tekanan kerja dari kompresor, sehingga diperlukan media pendingin untuk merubah fase
refrigerant di kondensor tersebut, untuk itu dibuat suatu sistem pendinginan dengan
menggunakan media air yang disirkulasikan pompa ke unit Cooling Tower, dimana air yang
disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari kondensor untuk kemudian dilepaskan
kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami penurunan temperature
dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.
Unit Cooling Tower sendiri terdiri dari : satu unit casing Cooling Tower, Motor
Blower, Basin dan Water Filter atau jika diartikan menjadi sirip-sirip pendingin air.
Gambar 15 Unit Cooling Water

Air Handling Unit dan Fan Coil Unit


Baik Air Handling Unit maupun Fan Coil Unit memiliki kesamaan fungsi, Air
Handling Unit difokuskan untuk menangani kapasitas pendinginan yang lebih besar
sedangkan Fan Coil Unit difokuskan untuk kapasitas pendinginan yang lebih kecil, dalam
sistem ini AHU digunakan untuk mengkondisikan fresh air (udara segar) dari udara luar yang
akan didistribusikan sebagai tambahan udara segar untuk FCU dan kamar juga sebagai
distribusi suplai udara dingin guna keperluan koridor di masing-masing lantai.
Komponen-komponen dari AHU maupun FCU sebenarnya cukup sederhana yang
terdiri dari : Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.

Anda mungkin juga menyukai