Produk Kami
Untukmenghitung kapasitas pendinginan dari sebuah mesin pendingin (chiller) atau refrigerator,
diperlukan beberapa data. Data tersebut adalah temperatur air pendingin (chilled cooling water) yang
masuk ke mesin, temperatur air pendingin yang kita perlukan dan laju alir air pendingin.
Kemudian, bagaimana cara menghitung kapasitas chiller yang kita butuhkan? Langkahnya sangat
sederhana, seperti dikutip dari waterchiller.com. Apapun aplikasinya nanti, kapasitas chiller dapat
dihitung dengan cara:
Langkah-1. Hitung selisih temperatur (dT) antara air pendingin yang masuk chiller dan temperatur air
pendingin yang kita perlukan.
Langkah-2. Hitung panas yang harus diserap oleh chiller dalam BTU per jam, yaitu: laju alir (gallon per
jam) x 8.33 x dT F
Langkah-3. Hitung kapasitas pendinginan dalam tons: panas yang harus diserap (BTU/jam) 12,000
Langkah-4. Tambahkan allowance (oversize) kapasitas pendinginan dari kondisi ideal yang dihitung di
Langkah-3 sebesar 20% (ton): Tons x 1.2.
Kapasitas chiller telah selesai kita hitung. Namun, disarankan untuk memperhatikan rule of thumb yang
mungkin ada, sesuai dengan jenis penggunaan (area aplikasi) chiller nantinya.
Chiller Service
cara menghitung kapasitas chiller, kapasitas chiller, perhitungan kapasitas chiller, menghitung kapasitas
chiller, yhs-fullyhosted_00
Besarnya I ~ 6 Ampere Ini adalah ukuran perkiraan. Efisiensi kompresor bisa jadi lebih rendah demikian
juga efisiensi mekanis yang selanjutnya akan meningkatkan keperluan arus listrik. Ditambah lagi
keperluan ampere juga bergantung pada jenis starter motor bos Wardi, walaupun hal ini hanya untuk
keperluan start-up.
Ditinjau dari medium pendingin kondenser, water chiller system digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Air cooled water chiller
b. Water cooled water chiller
Ada dua tipe kompresor yang paling umum digunakan pada water chiller system yaitu :
a. Reciprocating water chiller
b. Centrifugal water chiller
Sistem Kontrol
1.
Kontrol Kapasitas
Sensor temperatur air dingin mengirimkan sinyal berupa tekanan udara (sistem pengontrol
pneumatik) atau elektrik (Sistem Kontrol Elektronik) ke bagian rangkaian pengontrol, yang
selanjutnya akan mengatur kapasitas kompresor untuk mengantisipasi terhadap perubahan
temperatur air dingin karena adanya perubahan beban pendinginan.
Sistem pengaturan kapasitas chiller tergantung pada tipe chiller :
o Reciprocating Chiler menggunakan kombinasi cylender Unloading dan On-Off sikus kompresor
dari satu atau lebih kompresor
o Centrifugal Chiller menggunakan pengaturan inlet cuide vane untuk mengatur laju aliran
refrigerant
o Screw chiller menggunakan slide valve untuk mengatur panjang lintasan kompresi
Pada penerapannya kapasitas centrifugal dan Srew chiller pada umumnya dapat diatur dari
100% s/d 10% beban. Sedangkan Reciprocating Chiller, untuk chiller dengan kapsitas rendah
pada umumnya menggunakan on-off siklus kompresor; untuk chiller dengan kapasitas sedang
dan besar dengan multiple kompresor unit, menggunakan sistem unloading dan kapasitas
chiller dapat diatur sampai 12,5% beban.
2.
Kontrol Pengaman
Sistem kontrol pengaman akan mematikan kompresor water chiller secara otomatis jika terjadi
ketidakberesan didalam operasi sistem. Beberapa atau seluruh sistem pengaman berikut ini
umum dijumpai pada Water Chiller system :
a. High Conseder Pressure
Sakelar tekanan ini akan membuka apabila tekanan dis charge kondenser melampaui ambang
batas yang ditetapkan
b. Low Refrigerant Pressure (atau Temperatur)
Alat ini akan membuka jika tekanan (temperatur) evaporator mencapai ambang batas
keamanan minimum
c. High Oil Temperature
Alat ini akan mengamankan kompresor jika sistem pendingin pelumas tidak berfungsi atau ada
kerusakan pada bearing sehingga menyebabkan pemanasan yang berlebihan.
d. High Motor Temperature
Jika sistem pendingin motor tidak berfungsi atau overload yang disebabkan oleh terjadinya
kerusakan pada sistem kontrolnya, alat ini akan mematikan mesin. Sensor alat ini umumnya
diletakkan didalan starter winding atau pada bagian discharge gas keluar kompresor. Jenis
sensor yang digunakan biasanya Thermostat Bimetal atau thermistor
e. Motor Overload
Kompresor jenis Hermetic Reciprocating tipe kecil umumnya memakai direct overload pada
rangkaian daya ke motor. Pada motor kompresor jenis centrifugal dan screw umumnya
menggunakan starter overload untuk mencegah timbulnya over current
f.
Water chiller dengan kompresor jenis reciprocating (torak) sangat luas pemakaiannya, karena
mempunyai rentang yang lebar dari 20 TR sampai dengan 400 TR.
Kompresor torak adalah resin dengan perpindahan positif, gas diisap masuk kedalam silinder
dan langsung dikompresikan sehingga dapat mengalirkan volume refrigerant dengan laju yang
konstan pada rentang tekanan yang lebar.
Ada tiga tipe kompresor torak yang umum digunakan pada water chiller yaitu:
a. Fully Hermetic
b. Semi Hermetic
c. Direct-drive Open
Refrigerant yang umum dipakai adalah R-12 dan R-22
1.
Karakteristik Performansi
Hal yang khusus pada kompresor torak adalah karakteristik kenaikan tekanan versus kapasitas.
Kenaikan tekanan kecil pengaruhnya terhadap kenaikan laju aliran volume dari kompresor dan
dengan demikian Reciprocating Water Chiller tetap berada disekitar kapasitas pendinginan
penuh walaupun bekerja diatas temperratur wet-bulb perencanaan. Reciprocating water chiller
cocok untuk pemakaian kondensor berpendingin udara (Air Cooled Condenser) dan sistem
refrigerasi temperatur rendah.
Metode pengontrolan kapasitas dari kompresir reciprocating dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Unloading of Compresor Cylinder
b. On-off siklus kerja kompresor
c. Hot-gas bypass
d. Compresor speed control
e. Kombinasi darisemua cara diatas.
2.
a. Kompresor
Gas refrigerant dan evaporator dihisap masuk kedalam Kompresor dan mengalami proses
kompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik, kemudian mengalir ke kondenser.
b. Kondenser
Didalam kondenser terjadi proses pekepasan kalor dari gas refrigerant ke medium pendinging
kondenser (air), sehingga refrigerant mengalami perubahan fasa dari fas agas ke fasa cair
sedangkan temperatur air pendingin setelah keluar kondenser naik
c. Cooler (evaporator)
Refrigerant cair dari kondenser mengalir masuk ke cooler (evaporator) setelah mengalami
ekspansi di katup ekspansi. Pada waktu masuk cooler temperatur dan tekanan refrigerant turun
dalam fasa campuran. Kemudian refrigerant menguap pada temperatur rendah sambil
menyerap kalor dari air dingin, fasa refrigerant seluruhnya menjadi uap dan dihisap kembali
kedalam kompresor.
d. Katup Ekspansi
Refrigerant yang kelur dari kondenser dalam keadaan fasa cair dengan temperatur dan tekanan
yang tinggi
Pada saat masuk kedalam katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant
sehingga refrigerant dapat menguap (sambil menyerap kalor) pada temperatur rendah didalam
cooler.
e. Pengontrol
Freeze Protection Thermostat
Sensor alat ini mendeteksi temperatur air dingin yan keluar dari cooler. Bila temperatur air
dingin terlalu rendah, lebih rendah dari set point thermostat, kontroler akan mematikan
kompresor. Pada umumnya tempratur air dingin keluar dari cooler adalah pada rentang 4-10 oC
High pressure switch akan mematikan motor kompresor sebelum tekanan Discharge kompresor
mencapai harga setting relief valve. Sebagai contoh : untuk sistem yang menggunakan R-12
membuka pada 175 psi dan menutup pada 125 psi. sedangkan sistem yang menggunakan R22 membuka pada 275 psi dan menutup pada 225 psi.
Low Pressure Switch akan mematikan motor kompresor sebelum tekanan cooler (evaporator)
mencapai harga yang bersesuaian dengan temperatur refrigerant 32oF. sebagai contoh untuk
sistem yang menggunakan R-12 akan menutup pada posisi 50 psi dan akan membuka pada 33
psi.
Capacity Control
Fungsi dari Kontrol kapasitas ssitem adalah untu mengatur kapasitas pemompaan refrigerant
dari kompresor secara otomatis yang disesuaikan dengan beban peningin yang ada. Sensor
dari alat ini mendeteksi temperatur air dingin yang masuk kecooler.
Sinyal darisensor masuk ke arangkaian Kontroler. Jika tempratur air dingin berada di
bawah/atas setpoint thermostat, kontroler akan mengatur bukanan selenoid valve yang
selanjutnya secara sekuensial akan mengatur pembebanan dari satu atau dua set slilinder
kompresor
f.
Pada saat ini kapasitas dari Centrifugal Water Chiller yang ada berkisar antara 80-2400 TR
pada kondisi air dingin keluar dari cooler 44oF (6,7 oC) dan air pendingin keluar dari Kondenser
95 oF (35 oC). Refrigerant yang populer digunakan pada sistem adalah R-12 dan
1.
R-22
Sistem pendingin kondenser dari Water chiller tipe ini pada umumnya Water cooled condeser
(kondenser berpendingin air). Seperti halnya Reciprocating Water Chiller komponen-komponen
dari sistem ini yaitu kompresor, kondenser, katup ekspansi, dan cooler (evaporator)
Mekanisme kerja siklus refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman pada umumnya
sama dengan yang terdapat pada Reciprocating Water Chiller. Uap /gas refrigerant dari cooler
(Evaporator) masuk kedalam kompresor sentrifugal, alirannya dipercepat oleh impeller,
kemudian masuk ke bagian diffuser.Dimana pada bagian ini terjadi perubahan energi kinetik
menjadi energi tekanan.Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut masuk ke Kondenser
dan mengalami kondensasi sambil melepas kalor ke air pendingin kondenser. Sebelum masuk
ke cooler (Evaporator) refrigerant cair mengalami ekspansi di katup ekspansi.
Didalam cooler (Evaporator) refrigerant menyerap kalor dan air dingin sehingga pada waktu
keluar dari cooler temperatur air dingin turun. Siklus refrigerant berulang seperti semula.
2.
Kapasitas pendinginan dari Water Chiller ini dapat diatur dari 10%-100% dari kapsitasnya
dengan putaran berkisar antara 1800-1900 rpm. Pengaturan kapasitas kompresor sentrifugal
dapat dilakukan dengan empat metoda atau kombinasu diantaranya yaitu :
a. Variabel kecepatan putaran
b. Pengaturan bukan Inlet Guide Vane
c. Throtting Suction Gas
d. Variabel tekanan kondenser
Dari keempat metode pengaturan kapasitas tersebut pengaturan dengan bukaan vane yang
umum digunakan karena yang paling efsien. Pengaturan kapasitas chiller didasarkan pada
temperatur air dingin yang keluar dari cooler yang dideteksi oleh sebuah sensor (biasanya
thermistor). Sinyal dari sensor masuk ke rangkaian kontroler yang akan membuka dan menutup
relay diabagian modulator. Relay akan menggerakkan kedua katup selenoid sedemikian,
sehingga oli mengalir dan menggerakkan piston hidrolis, dimana piston ini yang akan
mengendalikan posisi dari inlet Guide Vanes. Jika temperatur air dingin yang keluar dari cooler
naik, posisi IGV akan bergerak ke arah pembuka sebaliknya apabila temperatur air dingin turun,
posisi IGV bergerak ke arah menutup.
3.
Sistem Pelumasan
Ada dua fungsi sistem pelumasan yaitu untuk memberi pelumasan pada bantalan-bantalan
kompresor dan sebagai fluida kerja dari sistem pengontrolan kapasitas.Komponen utama
sistem pelumasan ini antara lain adalah : pompa oli, filter oli, pendingin oli dan oil separator.
Minyak pelumas (oli) yang berasal dari kompresor masuk ke alam tangko oli. Di bagian
separator, campuran refrigerant dan oli dipisahkan, refrigerant kembali ke bagian suction
kompresor sedangkan oli dimasukkan ke bagian pendingim oli dan didinginkan kemudian
masuk ke filter oli sebagian masuk ke kompresor dan sebagian masuk ke dalam sistem
pengontrolan.