OLEH :
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua, penulis khususnya. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan praktek kerja ini dengan baik dan benar serta tepat pada
waktunya.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada orang tua, teman, dan juga kepada
instruktur yang senantiasa membantu penulis selama ini sehingga penulis mampu
menyelesaikan praktek kerja ini dengan baik dan juga laporan yang siap tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada rekan-rekan dan pihak-pihak
yang senantiasa membantu penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan lapran ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih sangat jauh jika dikatakan sempurna. Untuk itu penulis dengan senang
hati sangat mengharapkan adanya kritik atau saran-saran yang mendukung tentunya demi
tercapainya kesempurnaan laporan ini. Dan semoga bisa berguna dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Teori Dasar
B. Peralatan
C. Langkah Percobaan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
E.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada suatu benda kerja diperlukan suatu kekasaran tertentu pada permungkaannya
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan agar berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena
itu kita perlu mengukur kekasaran permungkaan benda kerja tersebut. Untuk mengukur
kekasaran permungkaan maka perlu dilakukan uji kekasaran atau surface tester.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Teori Dasar
Permukaan suatu benda kerja sebenarnya dapat terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan ini
diantaranya ada yang terlihat lebih menonjol membentuk pola yang kompleks yang disebut
profil. Berdasarkan profil ini permukaan benda dapat terdiri dari empat ketidakteraturan,
yaitu:
2. Ketidakteraturan gelombang
3. Ketidakteraturan alur
4. Ketidakteraturan serpihan
Profil permukaan benda kerja dapat terdiri dari empat ketidakteraturan. Dari empat
ketidakteraturan tersebut, yang disebut dengan kekasaran permukaan adalah kombinasi dari
ketidakteraturan alur dan serpihan.
Elemen geometrik lainnya adalah Kehalusan dan tekstur (rupa) permukaan bisa
merupakan elemen geomtrik yang penting, misalnya elemen permukaan berfungsi :
1. Mengurangi gesekan
4. Memperindah tekstur/rupa
5. Mencegah korosi
Untuk memproduksi profil suatu permukaan maka jarum peraba dari alat ukur
kekasaran permukaan akan bergerak sepanjang lintasan yang berupa garis lurus dengan jarak
yang telah ditentukan terlebih dahulu. Panjang lintasan ini disebut dengan panjang
pengukuran (lm). Sesaat setelah jarum berhenti maka secara elektronis alat ukur melakukan
perhitungan berdasarkan data yang telah terdeteksi oleh jarum peraba. Bagian dari panjang
pengukuran dimana dilakukan analisa profil disebut panjang sampel (l).
3. Profil referensi adalah profil yang digunakan sebagai acuan untuk menganalisa
ketidakteraturan konfigurasi permukaan.
4. Profil alas adalah profil referensi yang digeserkan kebawah (arah tegak lurus
terhadap profil geometrik ideal) pada suatu panjang sampel sehingga
menyinggung titik terendah dari profil terukur.
5. Profil tengah adalah profil referensi yang digeserkan kebawah pada suatu
panjang sampel sedemikian rupa sehingga jumlah luas daerah diatas profil
tengah sampai ke profil terukur sama dengan luas daerah profil bawah profil
tengah sampai ke profil terukur.
2. Kekasaran perataan (Rp) adalah jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil
tengah.
4. Kekasaran rata-rata kuadratik (Rq) adalah akar dari jarak kuadrat rata-rata antara
profil terukur dengan profil tengah. Dapat dirumuskan :
lm
l
Rq=√ ∫ [ f ( x ) ] [d ( x ) ]
lm 0
5. Kekasaran rata-rata total (Rz), merupakan jarak rata-rata profil als ke profil terukur
pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata-rata profil ke alas profil terukur
pada lima lembah terendah.
Rz = (P1+P2+...+P5-V1-V2-...-V5)/5
Pemilihan baja AISI 1045 karena baja ini banyak dipakai dalam pembuatan komponen-
komponen
permesinan, murah dan mudah didapatkan di pasaran. Komponen mesin yang terbuat dari
baja ini
contohnnya poros, roda gigi dan rantai. Adapun data-data dari baja ini adalah sebagai
berikut :
1. AISI 1045 diberi nama menurut standar american iron and steel institude (AISI) dimana
angka1xxx menyatakan baja karbon, angka 10xx menyatakan karbon steel sedangkan angka
45
2.Penulisan atau penggolongan baja AISI 1045 ini menurut standar yang lain adalah sama
dengan
5. Dengan meningkatnya kandungan karbon maka kekuatan tarik dan kekerasan semakin
menjadi
naik sedangkan kemampuan regang, keuletan, ketangguhan dan kemampuan lasnya menurun.
Kekuatannya akan banyak 8 berkurang bila bekerja pada temperatur yang agak tinggi. Pada
B. Peralatan
1. Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu, hasil pengerjaan dari mesin
frais, bubut, gerinda dan sebagainya
Benda kerja 1
Benda kerja 2
Benda kerja 3
Benda kerja 4
Benda kerja 5
Benda kerja 6
Benda kerja 7
Benda kerja 8
Benda keja 9
Benda kerja 10
2. Peralatan
Rockwell
Rockwell merupakan metode yang paling umum digunakan karena
mudah dan tidak menghendaki keahlian khusus. Indenter : intan
kerucut Berdasarkan besar beban minor dan major. Uji kekerasan
rockwell : - beban minor : 10 kg - beban major : 150 kg Pengujian
kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji
(speciment) yang berupa kerucut intan yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut.
C. Langkah Kerja
Pada penelitian ini pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Rockwell. Pengujian
tersebut menggunakan beban 100 kg dengan indentor bola baja 1/16 inchi. Spesimen
pengujian berjumlah 10 spesimen dengan masing-masing spesimen mendapatkan lima
titik kekerasan dan didapat data-data seperti pada tabel
4. Pasang detektor. Perhatikan letak sensor dan jangan sampai dipegang dengan tangan
Data Pengamatan
- Data Hasil Kekerasan Data Harga Kekerasan Awal Baja AISI 1045
Proses perlakuan panas dengan cara Annealing bertujuan untuk memperbaiki mampu
Ra = 2,998 µm
lsampel = 2,5 mm
Benda uji 1
Rq = 7,410 Rc = 22,782
Rv = 13,619 Rt = Rz + Rv
Benda uji 2
Ra = 6,620 Rc =E0110
Rp = 27,029 Rt = Rz + Rv
Rv = 4,812 = 36,653
Rsk = 1,918 N =9
Rku = 4,158
Benda uji 3
Ra = 1,092 Rc = 4,262
Rp = 2,556 Rt = Rz + Rv
Rv = 2,725 = 8,006
Rsk = 0,177 N =6
Rku = 1,958
Benda uji 4
Rq = 0,737 Rc = 2,663
Rv = 3,528 Rt = Rz + Rv
Benda uji 5
Ra = 5,072 Rc = 25,942
Rp = 22,736 Rt = Rz + Rv
Rv = 18,752 = 60,24
Rsk = 0,846 N =9
Rku = 4,398
Benda uji 6
Ra = 0,715 Rc = 4,260
Rp = 2,952 Rt = Rz + Rv
Rv = 3,581 = 10,114
Rsk = -0,709 N =6
Rku = 3,109
Benda uji 7
Rz = 55,722 Rc = 23,374
= 75,766
Benda uji 8
Ra = 4,175 Rc = 15,686
Rp = 8,735 Rt = Rz + Rv
Rv = 13,576 = 35,887
Rsk = -0,877 N =7
Rku = 2,529
Benda uji 9
Ra = 3,151 Rc = 15,268
Rp = 77,55 Rt = Rz + Rv
Rv = 16,160 = 40,074
Rsk = -1,064 N =8
Rku = 4,891
Benda uji 10
Ra = 2,966 Rv = 13,707
Rp = 19,250 Rc = 21,499
Rsm = 876,0 = 46,665
RΔq = 0,153 N =8
Rt = Rz + Rv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum surface tester/uji kekasaran permukaan
ini yaitu, dalam menentukan atau memeriksa kualitas permukaan komponen mesin yang
dihasilkan dalam jumlah banyak maka diperlukan pengujian surface tester ini untuk
menentukan tingkat kekasarannya, yang dapat berpatokan pada angka kekasaran ISO atau
IDN.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan pada pratikum ini yaitu sebagai berikut :
Dalam pengambilan data, pastikan kondisi mesin surface test stabil dan rata