Oleh :
RIZKY ARDIANSYAH
NPM : 19120038
BANDAR LAMPUNG
2022
MONITORING PENERIMAAN CRUDE PALM OIL (CPO) DI
Oleh :
RIZKY ARDIANSYAH
NPM : 19120038
Program Pendidikan Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Industri
BANDAR LAMPUNG
2022
ii
PT. INTI SENTOSA ALAM BAHTERA
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa program studi
Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung TA 2021 – 2022
NPM : 19120038
Rizky Ardiansyah
iv
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini sebagai wujud rasa hormat,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT. Atas limpahan kasih dan berkat-Nya yang selalu diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik ini.
2. Bapak, ibu dan adik-adik serta istri yang selalu memberikan dukungan dan
mendoakan penulis.
3. Ibu Lidia Olga, S.T, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun tugas akhir ini.
4. Bapak Idris Asmuni, S.T, M.M., selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri.
5. Bapak Dedi Nuryanto, S.Si., selaku Assisten Manajer Laboratorium
sekaligus Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera (ISAB) yang telah memberi nasihat, pengarahan, serta kritik dan
saranya selama Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak Agung Bastoro selaku SPV Laboratorium sebagai pengawas
Laboratrium PT. Inti Sentosa Alam Bahtera (ISAB)
7. Bapak Rosidi selaku Senior Analis sebagai pengawas Laboratorium PT.
Inti Sentosa Alam Bahtera (ISAB)
8. Kak Attar, Kak Enjang, Kak Restu, Kak Ermanto selaku Analis
Laboratorium PT. Inti Sentosa Alam Bahtera (ISAB)
Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan semua mendapat
pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Masih banyak kesalahan dan kekurangan
v
dalam penyusunan laporan ini. Penulis berharap laporan dapat bermanfaat untuk
semua pembaca.
Penulis
Rizky Ardiansyah
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................x
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
1.3 Manfaat.............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................................6
2.1 Teori Umum......................................................................................................6
vii
3.4.1 Jumlah Karyawan..................................................................................36
3.4.2 Waktu Kerja...........................................................................................36
BAB IV............................................................................................................................38
PELAKSANAAN PKL..................................................................................................38
4.1 Dasar Pemilihan Masalah..............................................................................38
5.2 Saran...............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................50
LAMPIRAN...................................................................................................................51
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Standar Mutu Penerimaan CPO pada PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti
Sawit
x
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.
Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki
beberapa jenis lemak jenuh asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam
stearat (5%), dan asam palmitat (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak
jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam linoleat (10%), dan asam alfa
linoleat (0.3%). Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung
kolesterol meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan
kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat
metabolisme asam lemak dalam tubuh. Minyak sawit juga GMO free, karena tidak
ada kelapa sawit termodifikasi genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk
menghasilkan minyak sawit.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit disebut Palm Kernel
Oil (PKO), minyak yang dihasilkan dagung buah kelapa sait yang disebut Crude
Palm Oil (CPO). CPO dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan,
seperti minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffe whitener,
filled milk, coating fats, ice cream, biscuit cream, sabun, bahana baku kosmetik,
biofuel, bahan peledak, dan sebagainya (Anonim, 2019)
Minyak sawit adalah bahan memasak yang umum di negara tropis di Afrika, Asia
Tenggara, dan sebagian Brasil. Penggunaannya dalam industri makanan komersial
di belahan negara lain didorong oleh biaya produksinya yang rendah dan
kestabilan oksidatifnya ketika digunakan untuk menggoreng.
Minyak sawit atau Crude Palm Oil memegang peranan penting dalam
perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama
dalam perdagangan dunia. Standar mutu merupakan hal yang penting untuk
menentukan minyak yang bermutu. Dalam proses pengolahan sawit, mutu hasil
olah sangat ditentukan oleh bahan bakunya, Pengolahan minyak kelapa sawit
menghendaki mutu yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Adapun
rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor – faktor tesrsebut dapat langsung dari sifat induk pohonya, penanganan
pascapanen, pengangkutan dan kesalahan selama pemrosesan. Mutu minyak
kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni dan
tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut
dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik
lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit
berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya meliputi kadar air, kadar asam
lemak bebas, logam besi, kadar zat pengotor, logam tembaga, dan ukuran
pemucatan.
Asam Lemak Bebas (ALB) atau disebut Free Fatty Acid adalah asam yang
dibebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi
untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam Palmitat
(berat molekul 256), (Anonim, 2013)
Kadar Air atau Moisture adalah banyaknya kandungan dalam air yang terdapat di
dalam sample. Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar
2
air, maka semakin rendah mutu CPO. Kadar zat pengotor adalah bahan yang tarut
dalam minyak, yang dapat disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut.
Tabel 1.1 Standar Mutu Penerimaan CPO pada PT. Inti Sentosa Alam Bahtera
Parameter Analisa Mutu Spesifikasi
Free Fatty Acid (FFA) 5.00% max
Moisture 0.50% max
DOBI Min (2.0)
Sumber : PT. Inti Sentosa Alam Bahtera, 2022.
Di PT. Inti Sentosa Alam Bahtera, penerimaan CPO melalui jalur darat dan jalur
laut. Untuk menjaga mutu minyak sawit, PT. Inti Sentosa Alam Bahtera memiliki
bagian QC (Quality Control) laboratorium yang selalu melakukan analisis mutu
minyak sawit setiap hari untuk mengetahui mutu CPO. Setelah dianalisa, jika
hasilnya inspec (masuk dalam spesifikasi pada tabel diatas) dapat dibongkar untuk
disimpan di storage tank, dan dikirim ke Lini 3 melalui pipa untuk di proses lebh
lanjut.
Proses dasar dalam mengolah CPO untuk dijadikan minyak yaitu meliputi rafinasi
dan fraksinasi. Di plant rafinasi terdapat proses Pemisahan Gum (degumming),
pemucatan (bleaching), deodorisasi (deodorization). Proses Pemurnian CPO
tersebut dilakukan dengan metode pemurnian secara kimiawi yang menghasilkan
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang memiliki kualitas dan
stabilitas yang diinginkan. Sedangkan di plant fraksinasi adalah pemisahan
minyak yang sudah matang dengan dipisahkan pada fase cair dan padat. Fase cair
3
disebut RBD Olein (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) dan fase padat
disebut sebagai RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin).
PT. Inti Sentosa Alam Bahtera menjadi pilihan tempat Praktek Kerja Lapangan
karena perusahaan tersebut memiliki fasilitas, aset, system dan SDM yang
memadai khususnya untuk bagian Laboratorium sebagai alasan untuk menuntut
ilmu sebagai seorang Quality Control yang kompeten. Di Laboratorium para
analis menguji berbagai macam sample Minyak (Oil) khususnya minyak kelapa
sawit / Crude Palm Oil bahkan Monitoring Penerimaan CPO sesuai standar mutu
PT. Inti Sentosa Alam Bahtera.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
Monitoring Penerimaan Crude Palm Oil (CPO) sesuai standar yang telah
ditetapkan meliputi parameter Analisa FFA (Free Fatty Acid), Moisture, dan
DOBI.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Prkatek Kerja Lapangan ini bagi Industri adalah :
4
Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini bagi Masyarakat adalah :
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious
diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi
penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara
bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah
sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak
bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan
sendirinya. Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji)
merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas
tinggi.
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada
kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan
bakal akar (radikula).
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di
daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-
500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan
iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak
7
tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan
tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa
gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,
minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat – linoleat.
Lemak atau minyak memiliki struktur trigliserida yang sama dan hanya berbeda
dalam bentuk (wujud). Lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair pada suhu
ruang.
(Soepadiyo, 2003)
8
Rata- rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Sawit
Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit
Asam Kaprilat - 3–4
Asam Kaproat - 3–7
Asam Laurat - 46 – 52
Asam Miristat 1,1- 2,5 14 – 17
Asam Palmitat 40 – 46 6,5 – 9
Asam Stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam Oleat 39 – 45 13 – 19
Asam Linoleat 7 – 11 0,5 – 2
Sumber : Eckey, S. W. (1995)
9
kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki
produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah.
Banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species
yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E.oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Dura,
Pisifera, dan
Tenera.
10
Endoskarp, cangkang pelindung inti
11
peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh
bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak
menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian
daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi
bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak
nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki
kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan
baku margarin.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur
90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan
cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan
cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan
ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
12
Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah
permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari
sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan
tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara
komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet,
seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit
pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal
perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian
didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau
Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan
pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran,
Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika
Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1910.
Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-
militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian
diambil alih Malaya (lalu Malaysia).
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga
sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa
sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
13
6. Hama Dan Penyakit
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pada tanaman kelapa
sawit diantaranya hama dan penyakit. Serangan hama utama ulat pemakan daun
kelapa sawit, yakni ulat api (Lepidoptera: Limacodidae) dan ulat kantung
(Lepidoptera: Psychidae). Potensi kehilangan hasil yang disebabkan kedua hama
ini dapat mencapai 35%. Jenis ulat api yang paling banyak ditemukan di lapangan
adalah Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta dan Darna
bradleyi. Selain hama, penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman
kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi
cendawan Ganoderma boninense merupakan penyakit penting yang menyerang
kebun-kebun kelapa sawit. Cendawan G. boninense merupakan patogen tular
tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas dan
mempunyai kemampuan saprofitik yang tinggi.
14
diperhatikan adalah penimbangan yang akurat untuk produk yang masuk dan
keluar pabrik, sistem keluar masuk truk dan lori yang teratur.
2. Penimbangan
Penimbangan merupakan tahap awal dilakukanya proses TBS (Tandan Buah
Segar) yang akan masuk ke pabrik.
Timbangan yang dipakai adalah jembatan timbang digital yang dilengkapi dengan
alat yang dinamakan weight bride indicator. Fungsi jembatan timbang itu sendiri
adalah merupakan alat ukur berat yang berfungsi untuk mengetahui jumlah berat
dari tandan yang akan diolah dan menimbang hasil produksi lainya.
Lori yang berisi tandan buah segar dimasukkan kedalam sterilizer dengan
menggunakan capstand (alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer). Pada proses
perebusan ini ditentukan kapasitas rebusan. Kapasitas rebusan yaitu kemampuan
menyediakan tandan buah segar maksimal perjam yang siap diproses.
15
5. Stasiun Penebahan (Threshing)
Proses penebahan merupakan proses kelanjutan setelah proses perebusan. Ada
3 proses utama di stasiun ini ,yaitu pengisian dan pengumpanan tandan buah yang
telah direbus kedalam hopper untuk diproses lebih lanjut, pemisahan brondolan
buah dari tandan, penanganan material yang telah dipisah (brondolan dengan
tankos).
Buah yang terlepas melalui celah-celah threser dibawa ke fruit conveyer dan
melalui fruit conveyor di distribusikan. Fruit conveyor berfungsi membawa
brondolan atau buah masak dari threser ke conveyor di distribusikan ke fruit
elevator.
16
tanpa menghancurkan bijinya. Buah diangkat oleh elevator dan masuk kedalam
digester, kemudian buah dilumat dan terjadi pengadukan yang akan memisahkan
daging buah dan biji. Proses pengadukan berlangsung selama 30 menit dan
penginjeksian uap sebesar 1 – 1,5 kg/cm2 secara langsung atau melalui dinding
mantel. Suhu didalam digester sebesar 90 – 95 oC. Setelah 30 menit proses
pelumatan berjalan, maka hasil pelumatan tersebut masuk ke proses pengempaan
pada screw press.
a. Screw Press
Tekanan kempa diatur oleh 2 buah cone yang berada pada ujung pengempa yang
dapat digerakan maju mundur secara hidrolisis. Tekanan kerja cone adlah 50 - 60
kg/cm2 dan digunakan oleh panas pada suhu 90 - 95 oC. Untuk mejaga agar hasil
kempa tidak terlalu kering dan supaya lubnag pengeluaran minyak tidak
tersumbat.
Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah,
sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding
cone ini berada didalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana
17
dindingnya berlubang - lubang pada seluruh permukaanya. Minyak dari bubur
buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang - lubang press cage, sedangkan
ampasnya keluar melalui celah antar sliding cone dan press cage. Selama proses
pengepresan berlangsung ditambahkan uap untuk pengenceran. Jumlah
penambahan uap berkisar antara 15 – 20% dari berat tandan buah dari temperatur
90 oC. Proses pengepresan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%
minyak, 42% air dan 8% kotoran dengan tekanan 40 - 50 kg/cm2 dan putaran 11 –
12 rpm.
18
Vibrating screen berfungsi menyelesaikan benda – benda padat yang
terbawa dalam minyak kasar dan kotoran yang berupa serabut kasar yang
selanjutnya dikembalikan ke timba buah (Fruit Elevator) untuk diproses kembali.
Minyak hasil penyaringan ditampung dalam Crude Oil Tank (COT). Vibrating
screen terdiri dari 2 tingkat saringan, tingkat atas memakai kawat saringan mesh
20 dan tingkat bawah saringan mesh 40. Kapasitas rata – rata vibrating screen
adalah sekitar 30 – 35 ton TBS/jam. Dalam proses penyaringan, saringan getar
disiram dengan air panas sehingga kotoran akan jatuh ke Bottom Cross Conveyor
untuk dikembalikkan ke digester sedangkan Crude Oil (Minyak Kasar) dipompa
ke Crude Oil Tank menggunakan Crude Oil Pump.
Minyak kasar yang terkumpul di Crude Oil Tank selanjutnya dipanaskan sehingga
mencapai temperature 95 - 100 ⁰C dengan menggunakan pipa air panas, agar
terjadi perbedaan berat jenis antara minyak, air, dan sludge yang membantu dalam
proses pengendapan. Penambahan air panas ini tidak boleh melebihi 30%.
Minyak dari Crude Oil Tank selanjutnya dialirkan melalui Sand Cyclone yang
bertujuan untuk memisahkan antara kotoran dengan minyak. Kotoran yang
mempunyai massa jenis lebih berat akan turun kebawah menuju saluran Fatfit,
sedangkan minyak akan keatas menuju Preheater. Di Preheater minyak akan
dipanaskan terlebih dahulu sebelum dikirim ke tangki pengendap (Continuous
Settling Tank).
19
kotoran yang terendap di Blow Down. CST dilengkapi dengan sistem Spiral
Steam Injection, pipa drain dan peyung pengutip minyak (Skimmer).
Ruang CST horizontal dibagi menjadi 3 sekat yang dipisahkan dengan pelat
pemisah. Crude Oil yang berasal dari COT masuk ke sekat 1, kemudian masuk ke
sekat 2 melalui under flow. Di karenakan adanya perbedaan berat jenis antara
minyak, air, dan sludge maka akan terjadi pemisahan dimana minyak berada
dibagian atas sedangkan air dan sludge berada dibawahnya. Lpisan minyak
selanjutnya masuk ke Oil Tank melalui payung pengutip (Skimmer), sedangkan
sludge masuk ke sekat 3 untuk selanjutnya dialirkan ke sludge tank. CST vertikal
tidak ada sekat – sekat pemisah. Pasir atau lumpur yang mempunyai berat jenis
paling besar mengendap di bagian bawah tangki.
d. Oil Tank
20
e. Oil Purifier
Vacum dryer berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara
minyak cara penguapan hampa, sehingga kadar air dalam minyak kurang 0,1%.
Minyak dimasukkan melalui nozzle dan akan memercik melalui plat, sehingga air
yang ada dalam minyak menguap dan terhisap oleh tekanan vacum dari steam
injector dengan tekanan minimal 0,7-0,8 kg/cm dan temperatur 60-90⁰C. Untuk
menjaga keseimbangan jumlah minyak agar tidak kelebihan kapasitas didalam
vacum dryer maka digunakan float tank.
g. Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi menampung sludge yang dialirkan dari CST dan
memisahkan minyak dari kotoran dengan pemanasan dan penambahan air panas.
Didalam sludge tank suhu dipertahanan 90-95⁰C dengan mengalirkan uap panas.
Alat ini berbentuk silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut yang
berfungsi untuk menangkap kotoran dan air. Blow down dilakukan setiap 2 jam
21
sekali berupa minyak yang dialirkan ke sludge separator. Sebelum ke sludge
separator minyak akan dialirkan melalui self cleaning strainer untuk menyaring
kotoran.
i. Sludge Separator
Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak, air, dari
cairan sludge dengan cara sentrifuge dengan perbedaan berat jenis masing-masing
komponen.
Pasir dan sludge yang berasal dari sludge separator dialirkan menuju Fat
Pit, sedangkan cairan minyak menuju Reclaimed Oil Tank. Minyak dari
Reclaimed Oil Tank selanjutnya dipompakan menuju oil tank untuk diproses lagi
di oil purifier, sehingga di dapat minyak bersih dan akan dipompakan ke storage
tank. Residu Tank berfungsi menampung endapan dan sisa-sisa pengurasan
(residu) dari CST, Oil Tank, sludge separator dan menampung minyak hasil
pengutipan dari fat pit. Minyak yang berasal dari residu tank kemudian
dipompakan ke reclaimed oil tank. Untuk pengenceran kedalam tangki ini
ditambahkan air panas dan injeksi uap. Minyak yang mengapung dikutip dengan
Skimmer dan endapan atau kotoran dialirkan ke fat pit.
22
k. Fat Pit
Fat Pit berfungsi mengutip sisa-sisa minyak dari pengolahan di pabrik. Fat
Pit berbentuk bak-bak yang disekat sehingga cairan minyak dan sludge dari crude
oil tank, sludge tank, sludge separator, oil purifier dan lain-lain ditampung
sekaligus sebagai tempat pengutipan minyak yang terbawa oleh sludge agar dapat
menekan kehilangan minyak. Untuk pengenceran dan pemanasan digunakan uap
air kondensat pabrik. Minyak yang mengapung dikutip dan dipompakan ke residu
tank, sedangkan cairan non minyak (limbah) dialirkan ke kolam-kolam pendingin
untuk diolah.
Dari vacum dryer minyak dipompakan ke storage tank melalui oil flew
meter. Oil flew meter berfungsi untuk memonitor jumlah minyak dalam satuan
liter yang dipompakan. Storage Tank adalah satu bejana berbentuk silinder tegak,
terbuat dari pelat baja dengan ukuran bervariasi. Storage Tank berfungsi untuk
menyimpan minyak kelapa sawit hasil proses pengolahan yang siap di jual.
Tangki ini dilengkapi pipa-pipa pemanas untuk menjaga viskositas dan
mengurangi terjadinya oksidasi pada minyak yang dapat menaikan ALB. Minyak
dipompakan dari vacum dryer ke storage tank melalui flow meter, sehingga dapat
diketahui jumlah minyak sawit yang telah diproduksi.
23
Sinar Jaya Inti Mulya, PT. Cemerlang Usaha Agri Nusantara, dan lain sebagainya.
Pembelian CPO dilakukan dengan sistem kontrak.
Penerimaan CPO dari jalur darat diangkut dengan truk tangki dengan kapasitas
10-30 ton per-mobil ditimbang dan ditampung dalam tanki timbun di PT. Inti
Sentosa Alam Bahtera, sedangkan penerimaan CPO dari jalur laut, CPO dialirkan
langsung lewat pipa pada kapal yang disambungkan dan menuju tanki timbun.
24
cara menulis data yang diperlukan di log sheet (bukti hasil) penerimaan CPO
berdasarkan surat keterangan yang diterima dari supir. Data yang dicatat
diantaranya : nomor urut, nomor polisi kendaraan, kebun asal, nomor kontrak,
hasil analisa kebun. Setelah selesai Analis melakukan analisa pada sampel minyak
dan mencatat lainya pada log sheet (bukti hasil) penerimaan CPO melalui jalur
darat maupun jalur laut.
4. Penimbangan
Penimbangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui berat bahan
baku yang masuk kedalam PT. Inti Sentosa Alam Bahtera dengan cara truk yang
mengangkut CPO harus melalui jembatan timbang terlebih dahulu untuk
mengetahui berat awal truk. Pada saat penimbangan supir truk mengambil surat
keterangan pada petugas yang ada di jembatan timbang. Setelah ditimbang maka
truk dapat menuju tempat bongkar.
25
5. Pembongkaran CPO
Setelah menerima form perintah bongkar, operator bongkaran mengosongkan
tanki truk dengan cara membuka valve truk dan minyak yang mengalir lewat
corong dimasukan ke bak curah yang kemudian akan di transer menggunakan
pompa dan masuk ke dalam tangki timbun / storage tank
6. Penimbangan akhir
Penimbangan akhir merupakan proses penentuan berat CPO yang masuk
melalui berat tanki truk pengangkut yang digunakan dalam pengangkutan CPO
dengan cara setelah truk dikosongkan truk kembali ditimbang sebelum
mininggalkan area, hal ini dilakukan untuk mengetahui berat bersih CPO yang
diterima oleh perusahaan. Proses penimbangan dilakukan pada jembatan timbang
yang digunakan untuk menimbang berat CPO yang masuk.
2.1.4 Mutu
1. Man (manusia)
2. Market (Pasar)
3. Money (uang)
4. Management (manajemen)
5. Motivation (motivasi)
6. Materials (bahan)
26
7. Machines (mesin)
8. Information (informasi)
27
Pembentukan Asam Lemak Bebas
Terbentuknya asam lemak bebas (ALB) mulai saat tandan dipanen sampai
tandan dioleh dipabrik. Asam lemak bebas (ALB) dapat terjadi karena adanya
reaksi hidrolisa pada minyak oleh adanya enzim lipase dan air didalam minyak
tersebut. Buah kelapa sawit mengadung enzim lipase yang sangat aktif dan
dapat memecah minyak (Tim Penulis.1997).
28
2.1.6 Kadar Air
29
Metode ini pertama kali dilakukan oleh Dr. P.A.T. Swoboda dari Palm
Oil Research Institute of Malaysia ( Sekarang menjadi Malaysian Palm
Oil Board). Metodenya adalah melarutkan palm oil ke dalam hexane
dan kemudian ditentukan penyerapannya dengan menggunakan
spectrophotometer.
Sebab – sebab lain yang berhubungan dengan kasus diatas adalah tertundanya
proses sementara akibat machinery breakdown yang berpengaruh tertundanya
proses pengolahan (buah restan), Tingginya temperatur crude oil pada Station
Klarifikasi.
Tandan buah warna hitam sebelah kiri mempunyai minyak dengan DOBI
yang sangat rendah.
Tandan buah ditengah mempunyai minyak dengan DOBI yang sangat
tinggi.
Minyak yang diambil dari buah hitam mempunyai DOBI < 1,5, sedangkan
tandan buah dengan kematangan yang tinggi mempunyai DOBI > 3,5.
30
DOBI yang tinggi akan membuat lebih baik harga jual CPO di pasaran domestik
dan internasional. Disamping itu pula menunjukkan proses pengolahan dari kebun
– pabrik – refineri berlangsung dengan baik. Adanya sinergi ini menunjukkan
kualitas tim kerja dari kebun – pabrik – refineri terjaga dengan baik. Dan ke
semuanya bermuara pada nilai jual perusahaan sebagai perusahaan yang
mengedepankan kualitas standar internasional.
31
BAB III
GAMBARAN UMUM
Visi kami : ”Bekerja menuju masa depan yang aman dan berkelanjutan,
berkontribusi pada upaya global menyediakan keberlangsungan untuk populasi
yang terus bertambah”.
33
Struktur Organisasi PT. Inti Sentosa Alam Bahtera dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut.
General
Manager
Secretary
Dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi kerja yang baik, PT. Inti
Sentosa Alam Bahtera telah brusaha ke unit-unit kerja. PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan perusahaan. General Manager secara langsung
membawahi Departement Head. Beberapa Departemet yang terdapat di PT. Inti
Sentosa Alam Bahtera adalah Departement PO (Dermaga), Departement Bulking,
Departement Finance, Departement GA, Departement Maintenance (Teknik),
Departement QC (Laboratorium), dan Departement Utility. Berikut ini adalah
fungsi dari beberapa Departement yang ada di PT. Inti Sentosa Alam Bahtera.
34
1. PO (Dermaga)
Departemen ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya kapal,
dan mengatur semua kegiatan yang ada di dermaga yang meliputi
pengiriman dan penerimaan bahan baku cair maupun padat via jalur laut.
2. Bulking
Merupakan tempat penyimpanan barang atau bahan, baik berupa
bahan baku (raw material), barang jadi (finished goods). Dan mengatur
aktivitas yang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman
barang atau bahan dari suatu tempat ke tempat lainya.
3. Finance
Fungsi finance secara umum bertanggungjawab terhadap penyediaan
dana untuk perusahaan dalam mencapai profit dan juga untuk memberi
manfaat bagu pemilik dana dalam bentuk return.
4. GA (General Affair)
Fungsi departemen GA adalah untuk mendukung perusahaan dalam
menjalankan operasional dengan mengurus segala urusan rumah tangga
perusahaan. Salah satu tugasnya memenuhi semua kebutuhan operasional
pada internal perusahaan seperti penyedian ATK untuk karyawan, pengajuan
barang baru, pengajuan perawatan kendaraan dan lain-lain.
5. Teknik (Maintenance)
Fungsi departemen maintenance adalah melakukan perawatan dan
controling yang bertujuan memperpanjang umur eonomus dari mesin dan
peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan
35
produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai unuk
pelaksanaan proses produksi.
7. Utility
Fungsi departemen ini untuk bertanggung jawab akan semua mesin
yang mendukung sarana prasarana, mengurus pengadaan sumber energi, dan
mengatur apa-apa yang berkaitan dengan suplai.
1. Bagian kantor
Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB
2. Bagian Lapangan
Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 14.00 WIB
36
Untuk pembagian shift kerja PT. Inti Setosa Alam Bahtera dapat dilihat pada
berikut
Senin – Jum’at 08.00 – 16.00 16.00 – 24.00 24.00 – 08.00 08.00 – 16.00
Sabtu 08.00 – 20.00 20.00 – 08.00 - 08.00 – 14.00
Minggu 08.00 – 20.00 20.00 – 08.00 - -
Sumber : PT. Inti Sentosa Alam Bahtera, 2022
37
BAB IV
PELAKSANAAN PKL
Bahan yang digunakan yaitu sampel larutan IPA (Iso Prophyl Alcohol) netral,
indikator PP (Phenolpthalein), larutan NaOH 0,1 N, Aquadest, Potassium
hydrogen phtalate dan Iso Octane.
4.2 Pembahasan
Bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang ada di PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera berasal dari kebun penghasil CPO yang telah bekerja sama dengan
perusahaan, beberapa contoh suplayer dari jalur darat antara lain PT. Aek Tarum,
PT. Mutiara Bunda Jaya, PT. Gunung Tua Abadi, PT. Sampoerna Agro atau yang
disebut (Sampoerna Group), PT. Anaktuha Sawit Mandiri, PT. Serasan
Sekundang Sawitmas, PT. Kalirejo Lestari, PT. Menggala Sawitindo atau yang
disebut (Soetomo Group), PT. Bengkulu Sawit Lestari, PT. Surya Utama Nabati
dan lainya. Sedangkan incoming jalur laut menggunakan pelabuhan pelindo atau
melalui Jetty PT. Inti Sentosa Alam Bahtera. Beberapa suplayer melalui jalur
laut antara lain yaitu PT Sinar Jaya Inti Mulya, PT. Cemerlang Usaha Agri
Nusantara, dan lain sebagainya. Pembelian CPO dilakukan dengan sistem kontrak.
Analisis bahan baku untuk penerimaan CPO terdapat beberapa parameter
uji meliputi Free Fatty Acid (FFA), Moisture Content, dan DOBI. Proses
penerimaan CPO melalui jalur darat menggunkan angkutan truk tanki. Bahan
baku yang datang diambil sampel dan dianalisa terlebih dahulu oleh analis
Laboratorium untuk mengetahui mutu CPO yang diterima, jika hasil inspec maka
truk tanki berisi CPO bisa dilakukan pembongkaran, jika outspec maka truk
tangki akan dilakukan re-sampling atau pengambilan sampel ulang dan dilakukan
analisa kedua, kemudian jika inspec bisa dibongkar dan jika outspec akan
dilakukan negosiasi lebih lanjut oleh pihak logistik dan suplayer. Jumlah
penerimaan CPO yang diterima setiap harinya sebanyak 1000 – 2000 ton. Truk
yang membawa bahan baku ditimbang untuk mengetahui volume CPO.
39
Berikut gambar alur proses penerimaan Crude Palm Oil.
Pada proses penerimaan CPO yang diilakukan di PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera terdapat tiga analisis untuk mengetahui kualitas CPO, diantaranya, Free
40
Fatty Acid (FFA)/ Asam Lemak Bebas (ALB), Moisture Content/ Kadar Air, dan
Deterioration of Bleachability Index (DOBI) & β-Carotene.
Keterangan :
Contoh perhitungan analisis Asam Lemak Bebas pada sampel CPO dari
supplier PT. Anaktuha Sawit Mandiri sebagai berikut :
Diketahui :
V NaOH : 3,93 ml
41
N NaOH : 0,0995 N
W : 2,1205 gr
Perhitungan :
= 4,72 %
B−C
%Moist = x 100%
B− A
Keterangan :
42
A : Berat beaker glass kosong
Contoh perhitungan analisis Kadar Air pada sampel CPO dari supplier PT.
Anaktuha Sawit Mandiri sebagai berikut :
Diketahui :
Perhitungan :
B−C
%moist = x 100%
B− A
= 0,37 %
43
perlu dilakukan perhitungan, rumus mengetahui nilai karote perlu dilakukan
perhitungan, rumus mengetahui nilai beta karoten :
Keterangan :
W : Berat Sampel
Hasil analisis FFA, Moisture, dan DOBI untuk penerimaan CPO pada
bulan Februari 2022 untuk semua supplier yang masuk memiliki quality mutu
dapat dilihat dari tabel 4.1 sebagai berikut.
44
Tabel 4.1 monthly report summary penerimaan CPO
45
min 2.00. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan perusahaan dari keseluruhan
total penerimaan bulan Februari 2022 masih didapatkan hasil mutu CPO yang
baik dan memenuhi standar perusahaan dan SNI yaitu FFA 4,83%, Moist 0,32%,
DOBI 2,09 dengan total quantity 29.459.141 kg. Hal ini membuktikan bahwa
bahan baku yang diterima dari supplier memenuhi standar mutu perusahaan
maupun SNI 01-2901-2006 yang selanjutnya dengan mutu tersebut bahan baku
baik untuk diolah.
Hasil analisis FFA, Moisture, dan DOBI untuk penerimaan CPO pada
bulan April 2022 untuk semua supplier yang masuk memiliki quality mutu dapat
dilihat dari tabel 4.2 sebagai berikut.
46
memiliki batas min 2.00. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan perusahaan
dari keseluruhan total penerimaan bulan April 2022 masih didapatkan hasil mutu
CPO yang baik dan memenuhi standar perusahaan dan SNI yaitu FFA 4,28%,
Moist 0,32%, DOBI 2,238 dengan total quantity 46.369.036 kg. Hal ini
membuktikan bahwa bahan baku yang diterima dari supplier memenuhi standar
mutu perusahaan maupun SNI 01-2901-2006 yang selanjutnya dengan mutu
tersebut bahan baku baik untuk diolah.
Dari kedua tabel diatas beberapa supplier mengalami outspec baik dari
parameter FFA, Moist, ataupun DOBI sebelumnya sudah dilakukan re-sampling
dan hasil re-sampling tetap menunjukan quality outspec selanjutnya analis
Laboratorium sudah memberi informasi kepada pihak logistik, atas konfirmasi
logistik supplier yang outspec tetap di lakukan pembongkaran yang sebelumnya
sudah ada negosiasi harga jual beli (claim) antara pihak logistik dan supplier.
Beberapa hal yang mempengaruhi bahan baku dari supplier inpec atau
outspec adalah pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu, proses hidrolisa
selama permrosesan di pabrik, jarak perjalanan, suhu dan lainya.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan telah dilakukan Monitoring
Penerimaan Crude Palm Oil (CPO), data yang telah diperoleh maka akan dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis FFA, Moisture, dan DOBI untuk penerimaan
CPO pada bulan Februari 2022 untuk semua supplier dari penerimaan jalur darat
dan jalur laut yang masuk memiliki quality mutu total keseluruhan FFA 4,83%,
Moist 0,32%, DOBI 2,09 dengan total quantity 29.459.141 kg dan total
penerimaan bulan April 2022 yaitu FFA 4,28%, Moist 0,32%, DOBI 2,238
dengan total quantity 46.369.036 kg. Hal ini membuktikan bahwa bahan baku
yang diterima dari supplier memenuhi standar mutu perusahaan maupun SNI 01-
2901-2006 yang selanjutnya dengan mutu tersebut bahan baku baik untuk diolah
lebih lanjut.
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di PT. Inti Sentosa Alam
Bahtera, penulis akan memberikan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan
untuk lebih meningkatkan perkembangan perusahaan di masa mendatang.
49
DAFTAR PUSTAKA
Ermanto Setyo Budi. 2019. Tugas Akhir Analisis Asam Lemak Bebas Dan Kadar
Air Pada Crude Palm Oil (CPO) di PT. Inti Sentosa Alam Bahtera. Bandar
Lampung
Ketaren, S. 1989. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan I. Jakarta. UI- Press
Prosedur Penerimaan Komoditi Curah Cair PT. Inti Sentosa Alam Bahtera
PTPN VII. 2017. Alur Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit. Lampung Tengah
Rizky Ardiasnyah. Laporan Praktik Kerja Industri Analisis Penetapan Kadar Air
Pada Crude Palm Oil (CPO) di PTPN VII Bekri. Lampung Tengah
50
LAMPIRAN
51
Sampel CPO Rak Retain Sampel
Beaker Glass
Indikator PP Erlenmeyer
52
Spectrofotometri UV VIS Oven 130⁰C Hotplate
Destikator
53