Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan II

Tugas Rangkuman Materi

Nama : NURNANINGSIH

Stambuk : 02320180260

Mata kuliah : METODE PENELITIAN AKUNTANSI

Kelas : B5 akuntansi

KONSEP DASAR RISET

Defenisi Riset

Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003) sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik
yang terorganisasi, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban
atau solusinya (an organized, systematic, data-based, critical, scientific, inquiry or investigation into a specific
problem undertaken with the objective of finding answer or solutions to it).

Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research) sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru
tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.

Riset bisnis (business research) didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001) sebagai pencarian yang
sistematik yang menyediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan bisnis (as a systematic inquiry
that provides information to guide business decisions).

Cooper and Schindler (2003) mendefinisikan riset bisnis sebagai pencarian yang sistematik yang
menyediakan informasi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial (as a systematic inquiry that
provides information to solve managerial problems).

Metode Riset

1. Riset Metode Ilmiah


 Observasi langsung terhadap fenomena.
 Variabel-variabel, metode-metode, dan prosedur-prosedur riset didefinisikan dengan jelas.
 Hipotesis-hipotesis diuji secara empiris.
 Mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis saingan.
 Justifikasi kesimpulan secara statistik tidak secara bahasa.
 Mempunyai proses membetulkan dirinya sendiri.

2. Proses Penelitian Menggunakan Metode Saintifik


Penelitian menggunakan metode ilmiah melibatkan theory construction dan theory
verification.
Penkonstruksian teori (theory construction) adalah proses untuk membentuk struktur atau
kerangka teori.
Struktur atau kerangka teori adalah hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang
akan diteliti yang didukung oleh suatu teori yang sudah ada atau hasil penelitian-penelitian
sebelumnya atau oleh alasan-alasan logis atau alasan-alasan konsep (consept reasoning) yang dapat
mengarahkan ke suatu hubungan variabel-variabel. Dari hasil struktur teori dapat dikembangkan
suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Hipotesis ini kemudian akan diuji secara
empiris (dengan menggunakan fakta).
Verifikasi teori (theory verification) adalah proses memverifikasi teori lewat pengujian
hipotesis secara empiris. Secara empiris berarti menggunakan fakta yang objektif, secara hati-hati
diperoleh, benar-benar terjadi, tidak tergantung dari kepercayaan atau nilai-nilai peneliti maupun
kepercayaan orang lain.
Penelitian atau riset saintifik atau riset ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan
yang valid. Riset saintifik tidak berbasis pada perasaan, pengalaman dan intusi periset semata yang
bersifat subjektif, tetapi lebih bersifat objektif. Sekarang (1992, 2003) lebih lanjut membedakan
riset saintifik dengan riset-riset lainnya sebagai berikut ini.
 Berketujuan yaitu riset saintifik mempunyai tujuan yang jelas.
 Kokoh menunjukkan proses riset saintifik yang dilakukan dengan hati-hati dengan
tingkat keakurasian yang tinggi.
 Ujibilitas menunjukkan bahwa riset saintifik dapat menguji hipotesis-hipotesis
dengan pengujian statistic menggunakan data yang dikumpulkan.
 Replikabilitas yaitu riset saintifik dapat diulang dengan menggunakan data yang lain.
 Ketepatan dan keyakinan menunjukkan bahwa tidak ada riset yang sempurna
ketepatannya tergantung dari keyakinan periset yang diterima umum.
 Objektivitas menunjukkan bahwa riset saintifik memberikan hasil dan konklusi yang
objektif tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif peneliti.
 Generalisabilitas yaitu riset saintifik mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang
konsisten dengan waktu, objek dan situasi yang berbeda.
 Sederhana yaitu riset saintifik mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan riset.
3. Riset Metode Naturalis
Lawan dari penelitian pendekatan ilmiah (scientific method) adalah penelitian pendekatan alamiah atau
naturalis. Pendekatan naturalis menolak bentuk terstruktur dari riset. Proses pembentukan struktur teori tidak
dilakukan. Isu penelitian atau pertanyaan riset tidak perlu dihubungkan dengan teori-teori yang ada kecuali jika
tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori. Tujuan riset seperti ini
jarang dilakukan dan yang umum dilakukan adalah untuk menemukan teori yang baru. Periset pendekatan naturalis
bebas berpikir terhadap teori apapun. Pendekatan naturalis juga tidak membutuhkan hipotesis-hipotesis secara
eksplisit. Penelitian pendekatan naturalis lebih menggunakan dan menjaga setting alamiah (natural) dimana
fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi. Dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur, partisipan
yang diobservasi yang tidak diganggu diharapkan tidak merusak setting ilmiah yang sudah terjadi, sehingga
diharapkan dapat menemukan teori yang dekat dengan kenyataannya tanpa dimanipulasi oleh periset.

Pendekatan Naturalis vs Saintifik

Pendekatan saintifik menolak dan berargumentasi bahwa “facts do not speak for themselves” (Blalock,
1969). Pendekatan saintifik membutuhkan pengujian secara kuantitatif dan statistik. Menurut Abdel-Khalik dan
Ajinkya (1979), penelitian menggunakan metode naturalis ini sejalan dengan grounded theory yang dikembangkan
oleh Glaser dan Straus (1967). Teori membumi (grounded theory) percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan
dan membangun teori adalah dengan menemukannya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa teori grounded di
datanya. Pengikut grounded theory termasuk yang mengembangkan metode penelitian eksplorasi (exploratory
research). Penelitian eksplorasi tidak menggunakan model atau teknik statistik untuk menyimpulkan hasil yang
diobservasi. Hal ini terjadi karena data yang dikumpulkan di penelitian menggunakan metode naturalis atau di
metode eksplorasi bersifat kualitatif bukan kuantitatif.

Perbedaan Metode Saintifik dengan Metode Naturalis

Pendekatan Saintifik Pendekatan Naturalis

(+) menilai data lebih objektif, karena tidak boleh (-) Menilai data lebih subjektif karena hasil
terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan periset atau orang observasi langsung periset dan periset sendiri
lain (harus value free). yang menyimpulkannya.
(-) Setting tidak natural (artifisial) dapat menurunkan (+) Setting natural tidak diubah oleh periset.
validitas penelitian.
(-) Penelitian kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga (+) Penelitian lebih terfokus dan mendalam.
kurang mendalam.
(-) Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi (+) Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah
fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke permukaan yang belum tampak, seperti misalnya
verifikasi teori. penelitian tentang kultur. Lebih untuk
menemukan teori baru.
(+) Dari segi kemudahan mendapatkan data, data sekunder (-) Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh
yang tersedia dapat diguanakan. periset yang biasanya melibatkan waktu yang
lama (bulanan sampai dengan tahunan) untuk
mendapatkannya dengan terlibat langsung sebagai
pengobservasi di tempat kejadian.
(+) Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan (-) Eksternal validiti rendah karena hanya
permasalahan yang lebih luas menggunakan waktu yang melibatkan satu permasalahan di suatu organisasi
lebih panjang dan perusahaan yang lebih banyak sebagai saja karena data primer harus diobservasi sendiri
objek penelitian karena tersedia di data sekunder. yang tidak mungkin dan membutuhkan banyak
waktu untuk melibatkan banyak organisasi.

Jadi, pendekatan yang harus digunakan yaitu :

 Aliran utama (mainstream) atau kelompok pemikiran yang dianut. Untuk aliran positif (positivism)
yang mendasar pada pengujian secara empiris, pendekatan saintifik yang lebih dipilih. Untuk aliran
critical perspective yang lebih menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara
studi kasus terinci, pendekatan yang dipakai lebih ke pendekatan naturalis.
 Kondisi atau lingkungan yang terjadi. Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan tentang perilaku
pemain sepakbola di dalam kejuaraan dunia, maka pendekatan yang dipilih lebih ke pendekatan
naturalis.
 Tingkat kelulusan dan kedalaman penelitian yang diinginkan. Jika tujuan dari penelitian adalah
untuk menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan meliputi banyak objek penelitiannya,
maka pendekatan saintifik lebih mengena. Sebaliknya, jika penelitian ingin menjawab pertanyaan
yang mendalam dan detail khusus untuk satu objek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih
digunakan.
 Jika dimungkinkan, pendekatan ini dapat digabungkan untuk digunakan bersama-sama. Hal ini
dimungkinkan dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada
hakikatnya masing-masing pendekatan mempunyai kebaikan-kebaikan sendiri. Penggabungan
pendekatan-pendekatan ini dikenal dengan istilah triangulation.
 Triangulation ini misalnya dapat dilakukan pertama dengan menggunakan pendekatan naturalis
terlebih dahulu untuk menemukan teori yang baru dan kemudian menggunakan pendekatan saintifik
untuk menguji lebih lanjut teori ini ke fenomena yang lebih luas supaya dapat diterapkan dan
disimpulkan secara umum.
 Triangulation dapat juga dilakukan dengan pertama melakukan penelitian atau riset dengan
pendekatan saintifik terlebih dahulu dan kemudian menggunakan pendekatan naturalis untuk
mendapatkan hasil-hasil yang lebih terinci dan mendalam.

Deduksi dan Induksi

Hasil dari riset harus dijelaskan dengan argument yang dapat diterima. Dua bentuk dari proses argument
yang digunakan di riset yaitu deduksi (deduction) dan induksi (induction). Pendekatan saintifik menggunakan
struktur teori untuk membentuk hipotesis dan kemudian menggunakan fakta atau data empiris untuk menguji
hipotesis untuk mendapatkan kesimpulan atau konklusinya. Proses mengambil kesimpulan seperti ini yaitu menguji
hipotesis menggunakan data empiris disebut dengan proses deduksi dan metodenya disebut metode deduksi.
Contohnya dari proses pengujian hipotesis dengan menggunakan data didapatkan hasil bahwa meningkatnya aliran
kas perusahaan akan meningkatkan harga sahamnya. Dari hasil analisis data maka dapat dideduksi bahwa untuk
meningkatkan harga sahamnya, perusahaan harus meningkatkan nilai aliran kasnya. Maka urutan proses riset dari
pendekatan deduktif yaitu:

1) Membangun hipotesis berbasis struktur teori;


2) Mengumpulkan fakta atau data empiris terlebih dahulu;
3) Menggunakan data tersebut untuk menguji hipotesisnya;
4) Mengambil simpulan (memberikan argumentasi).
Sebaliknya pendekatan naturalis menggunakan data untuk mengambil kesimpulan tanpa menggunakan
hipotesis (let the data speak for themselves). Di pendekatan ini, jika hipotesis harus digunakan, umumnya hipotesis
dibentuk dari data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu. Proses pembentukan hipotesis berdasarkan
data yang ada dan pengambilan keputusan seperti ini disebut dengan proses induksi dan metodenya disebut metode
induktif. Pendekatan induktif mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi
langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Pendekatan induksi didefinisikan sebagai proses mengambil
kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.

Macam-macam Riset

Empat macam kegiatan riset menurut Cooper & Schindler, yaitu :

a) Pelaporan. Riset yang dilakukan hanya untuk menyediakan data atau informasi yang diperlukan
untuk keputusan tertentu. Misalnya ialah informasi apa saja yang diperlukan untuk mengevaluasi
nilai intrinsik suatu perusahaan.
b) Penggambaran. Riset ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan siapa yang terlibat
di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukannya, kapan dilakukan, dimana dan bagaimana
melakukannya.
c) Penjelasan. Riset yang mencoba menjelaskan fenomena yang ada.
d) Prediksi. Mencoba menjelaskan apa yang akan terjadi dari suatu fenomena.

Langkah-langkah Riset Metode Ilmiah

Riset metode ilmiah merupakan riset yang terstruktur dengan langkah-langkah yang jelas dan sistematik.
Langkah-langkah dari riset adalah sebagai berikut ini.

1) Mengidentifikasi isu atau topik dari riset (dilaporkan di bab 1).


2) Menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut adalah menarik dan
penting untuk diteliti (dilaporkan di bab 1).
3) Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (dilaporkan di bab 1)
4) Mengembangkan hipotesis. Untuk merancang (membangun hipotesis) diperlukan teori dan hasil-
hasil riset sebelumnya (dilaporkan di bab 2).
5) Merancang riset. Merancang data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara
empiris dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara statistic.
Rancangan data dan model empiris dilaporkan di bab 3.
6) Mengumpulkan data. Beberapa metode pengumpulan data yaitu metode pengumpulan data dari
arsip (data sekunder), wawancara (data primer), dan observasi (data primer), kuesioner (data
primer). Proses ini dilaporkan di bab 3.
7) Menganalisis data dan menguji hipotesis dilaporkan di bab 4.
8) Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta menyimpulkan
hasilnya dilaporkan di bab 5.
9) Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan riset dilaporkan di bab 5.
10) Mengusulkan perbaikan-perbaikan riset berikutnya dilaporkan di bab 5.

Laporan Hasil Riset

BAB 1. PENDAHULUAN
Latar belakang permasalahan, permasalahan (isu) riset, motivasi dari riset yang menunjukkan
mengapa isuriset ini penting dan perlu diteliti, tujuan dair riset, dan kontribusi dari riset.

BAB 2. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Bagian ini mengkaji teori yang digunakan di riset untuk mengembangkan hipotesis dan menjelaskan
hasil fenomena riset. Dengan menggunakan teori yang sudah dikaji dan juga riset-riset sebelumnya, hipotesis-
hipotesis yand ada dapat dikembangkan.

BAB 3. DISAIN RISET


Bab ini menjelaskan tipe dari riset, rancangan sampel yang meliputi jenis, sumber, proses seleksi dan
karakteristik datanya. Bagian ini juga membahas model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis-
hipotesis yang sudah dikembangkan sebelumnya.

BAB 4. HASIL
Bab ini menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis menggunakan data yang diolah sesuai dengan
model empiris yang sudah ditetapkan. Pengujian hipotesis ini didasarkan secara statistik.

BAB 5. RINGKASAN, SIMPULAN, DISKUSI, IMPLIKASI, KEKURANGAN-KEKURANGAN DAN SARAN-SARAN


Ringkasan menunjukkan hasil riset secara padat. Simpulan menunjukkan keberhasilan tujuan dari
riset. Simpulan menunjukkan hipotesis-hipotesis mana yang didukung dan mana yang tidak didukung.
Implikasi riset menunjukkan kemungkinan penerapan dari riset sehingga kontribusi riset mengena. Saran-
saran diberikan karena adanya keterbatasan-keterbatasan dari riset, sehingga ada beberapa hal yang tidak
dapat dilakukan di riset sekarang, tetapi mungkin dapat dilakukan di riset mendatang. Saran merupakan
perbaikan dan pengembangan riset-riset di masa mendatang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Format Penulisan Daftar Pustaka

 Format American Psychological Association (APA)


 Format Chicago Manual of Style (CMS)
 Format Turabian

Anda mungkin juga menyukai