Disusun Oleh :
2017
BAB I
LATAR BELAKANG
3.2 Penggunaan
Penggunaan PET sangat luas antara lain untuk botol-botol untuk air
mineral, soft drink, kemasan sirup, saus, selai, minyak makan. Botol minuman
plastik yang beredar di Indonesia terbuat dari PET (Polyethilene Perepthalate),
dapat dikenali dengan symbol angka 1 pada bagian dasar botol. PET memiliki
berat jenis 1,38 g/cm3 (200C), titik leleh 2500 C, titik didih 3500C
(terdekomposisi), modulus elastisitas 2800-3100 MPa, dan kuat tarik 55-75 MPa.
Gambar 2.beberapa bentuk aplikasi plastik PET
PET merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat
diberi penguat fiber glass, atau filler mineral. PET film bersifat jernih, kuat, liat,
dimensinya stabil, tahan nyala api, tidak beracun, permeabilitas terhadap gas,
aroma maupun air rendah. PET engineer resin mempunyai kombinasi sifat-sifat:
kekuatan (strength)-nya tinggi, kaku (stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan
kimia dan panas, serta mempunyai sifat elektrikal yang baik. PET memiliki daya
serap uap air yang rendah, demikian juga daya serap terhadap air. PET dapat
diproses dengan proses ekstrusi pada suhu tinggi 518- 608oF, selain itu juga dapat
diproses dengan teknik cetak injeksi maupun cetak tiup. Sebelum dicetak
sebaiknya resin PET dikeringkan lebih dahulu (maksimum kandungan uap air
0,02%) untuk mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan.
Penggunaan PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft drink,
kemasan sirup, saus, selai, minyak makan. (Iman Mujiarto, 2005)
Sifat – sifat fisik dari Polyethylene terephthalate (PET) (Derucher, K.N., Heins,
C.P., 1981), sebagai berikut :
a. Specific gravity : 0.92
-4 3 o
b. Konduktivitas Thermal : 8×10 cal / (sec) (cm ) ( C)
-5 o
c. Ekspansi thermal : (16-18) × 10 in./in. C
d. Water absorption : < 0.01
e. Terdiri atas beberapa warna
f. Umum digunakan sebagai bahan dasar pembuatan : botol, kabel listrik.
Sifat – sifat mekanik dari Poyethylene terephthalate (PET) (Derucher, K.N.,
Heins, C.P., 1981), sebagai berikut :
3
a. Kuat tarik (tensile strength) : (1.5-1.8) ×10 psi
b. Kuat tekan (compressive strength) :-
5
c. Modulus elastisitas (modulus of elasticity) : 0,19 × 10 psi
d. Kuat tumbuk (Impacts strength) : < 16 ft-lb/in.s
Dalam salah satu penelitian tentang daur ulang PET, pirolisis yang
dilakukan tidak menghasilkan gas yang terkondensasi karena PET memiliki sifat
dasar mudah menyublim. Produk char hasil pirolisis PET mengandung karbon
sekitar 84,9%. Penelitian ini dengan massa 500 g menghasilkan gas 45,40%; wax
36,42%; dan char 18,18%. Berdasarkan penelitian sebelumnya, pirolisis dengan
plastik PET menghasilkan gas 49,1%; wax 39,4%; dan char 12,8%. Pirolisis
dengan bahan PET didominasi hasil gas karena sifat dasar kimia PET yang mudah
menyublim.
Penelitian lain dilakukan dengan pengujian untuk mengetahui proses dan
karakteristik bahan bakar minyak yang dihasilkan dari plastik jenis PP, PET dan
PE. Dari pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari data di atas diketahui bahwa ditinjau dari jumlah energi yang dibutuhkan dan
jumlah minyak yang dihasilkan, plastik jenis PP adalah jenis plastik yang paling
bagus bila diolah menjadi bahan bakar. Dapat dilihat pada pengolahan plastik PP,
LPG yang dipakai adalah paling sedikit sedangkan jumlah minyak yang
dihasilkan lebih banyak dari plastik jenis PE. Sedangkan dari penelitian ini
diketahui bahwa plastik jenis PET tidak menghasilkan minyak sama sekali.
Material yang keluar dari kondenser semacam serbuk berwarna kekuning-
kuningan. Bahkan serbuk ini menempel di sepanjang saluran pipa. Dari hasil ini
diketahui bahwa plastik tipe PET tidak potensial untuk diolah menjadi bahan
bakar minyak.
SARAN
Dari beberapa kutipan tentang penelitian plastik PET yang telah disebutkan diatas
dapat diketahui bahwa pemanfaatan limbah daur ulang PET masih kurang
maksimal, salah satu pemanfaatannya yaitu dengan menjadikannya sebagai
campuran aspal jalan dan yang lain hanya sebatas daur ulang menjadi produk baru
lagi. Sementara semakin banyak produksi dan penggunaan plastik PET namun
pemanfaatan limbah daur ulangnya belum bias mengimbangi jumlah produksi hal
ini terbukti dengan masih banyaknya sampah plastik PET yang hanya berupa
sampah tanpa memiliki nilai guna atau nilai fungsi. Seharusnya limbah plastik
PET dapat digunakan dengan lebih luas lagi yang berarti masih diperlukan
penelitian tentang penggunaan dan pengelolaan sampah plastik PET terutama di
lingkungan yang menggunakan banyak produk plastik PET.
DAFTAR PUSTAKA
Derucher, K.N., Heins, C.P., “Material for Civil and Highways Engineers”, New
Jersey : Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, 1981.
Ehrig, R.J (editor), “Plastik Recycling”, New York: Oxford University Press,
1993.
Juwono, H., Arman, Kurniawan, F., “Studi Pengkajian Limbah Botol Minuman
Atau Polietilen Terephtalate (PET) Sebagai Bahan Campur Tambah (Admixture)
Dalam Pembuatan Polimer”, Laporan Penelitian, Surabaya: 1990.
Young J.F, Mindness, S., Bentur, A. (editor), “The Science and Technology of
Civil Engineerial Material”, Prentice Hall, 1993.