Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ikhsan Arief Nur Rachman breksi batu apung memiliki potensi yang besar

untuk digunakan sebagai bahan baku struktur


NIM : 22540144011
beton ringan. (Muryowihardjo dalam Hidayat,
Kelas : E 2013)

LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh Sesuai dengan deskripsi diatas , maka
dari penggunaan teknologi beton ringan, antara penelitian ini dilakukan untuk mengetahui :
lain beton ringan dengan berat jenis rendah, yang
1. Kajian daya tahan beton ringan berkaitan
dapat mengurangi berat mati elemen struktur,
dengan komposisi material batu apung dan
sehingga terjadi peningkatan pesat dalam
batu pecah terhadap kuat tekan
penggunaan beton ringan. Kepadatan yang lebih
rendah ini juga memiliki keuntungan mengurangi TUJUAN MASALAH
beban mati struktural dan mengurangi ukuran
Tujuan yang ingin dicapai melalui
pondasi yang dibutuhkan.
penelitian ini yaitu untuk mengetahui komposisi
Selain itu, pada daerah rawan bencana optimum agregat untuk menghasilkan beton ringan
gempa juga diperlukan sistem struktur dengan struktural dengan bahan dasar batu apung.
total bobot struktur yang rendah. Hal ini dapat
TINJAUAN PUSTAKA
dipahami semakin besar berat struktur akan
berakibat semakin besar pula gayagempa yang Beton merupakan komponen suatu
bekerja pada bangunan tersebut. Oleh karena konstruksi, beton terdiri dari agregat halus, agregat
itu,penggunaan material beton ringan memenuhi kasar, semen dan air. Beton konvensional
pada manfaat yang signifikan dalam cenderung memiliki berat jenis yang tinggi dan
pembangunan infrastruktur di daerah rawan tahan terhadap air, sehingga saat terjadi genangan
gempa. Beton ringan dapat diproduksi dengan air kurang efektif dalam menyerap air. Beton
menggunakan agregat ringan, yang secara garis normal adalah elemen yang sangat berat, berat
besar dibagi menjadi dua jenis: agregat ringan jenisnya mencapai 2400 kg/m.
alami dan agregat ringan buatan. Kriteria agregat
ringan dalam struktur beton ringan didefinisikan Beton ringan adalah beton yang
dengan jelas dalam ASTM 330, yang mengandung Agregat ringan memenuhi
mensyaratkan bahwa berat kering material lepas persyaratan struktur dan persyaratan ASTM-
tidak melebihi 880 kg/m3 dan berat jenis agregat C.330 dan memiliki berat unit tidak melebihi 1900
tidak melebihi 2000 kg/m3. kg/cm3 sesuai dengan ASTM-C567. Kuat tekan
beton ringan lebih rendah dari beton normal dan
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tidak dapat menghantarkan panas. Beton ringan
potensi besar untuk mengembangkan produk biasanya dibuat dengan menambahkan gelembung
berbasis batu apung (natural pumice). Cadangan udara ke dalam campuran beton atau dengan
batu apung buatan sendiri tercatat lebih dari 350 menggunakan agregat ringan seperti tanah liat
juta m2, meliputi 157,3 juta m di Bantul, 122,9 yang dibakar, batu apung, dll. Selain itu
juta m di Gunung Kidul dan ± 214,8 juta m di keuntungan penggunaan beton ringan dalam
Sleman, dan masing-masing lokasi relatif dekat pekerjaan konstruksi adalah beban yang diterima
satu sama lain. Hasil pengujian pertama yang oleh pondasi cenderung berkurang. Namun karena
dilakukan menunjukkan bahwa batu apung bobotnya yang lebih ringan, kuat tekan beton
formasi batuan Semiril di daerah DIY memiliki ringan jauh lebih kecil dibandingkan dengan beton
berat kering lepas 760 kg/m3 dan berat jenis 1600 biasa. (Sujatmiko dalam Laksono, 2022)
kg/m3. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa
Batu apung merupakan salah satu batuan
sedimen yaitu batuan vulkanik karena sangat 1. Timbangan yang digunakan merupakan
berpori dan memiliki bobot yang ringan, batu timbangan yang berkapasaitas 310 gram, 10
apung biasanya berwarna terang atau putih. Batu Kg, 50 Kg.
apung juga banyak digunakan sejak zaman 2. Oven yang dapat memanaskan di temperatur
Romawi kuno, dengan cara digali, dicuci, dan hingga 110 derajat celcius.
kemudian digunakan. Batu apung dapat digunakan 3. Kompor yang digunakan untuk memanaskan
dalam pebuatan beton ringan baik dalam agregat elerang.
kasar atau agregat halus , karena memiliki 4. Gelas ukur dengan ketelitian 1 ml dan 20 ml.
porositas tinggi, densitas rendah, isoterm tinggi 5. Jangka sorong untuk mengukur diameter
dan ketahanan terhadap guncangan gempa silinder dan tinggi silinder.
(Limbong dalam Miswar, 2020). Penelitian ini 6. Ayakan yang memiliki fungsi untuk
dilakukan dengan pengujian kuat tekan dan berat memisahkan pasir dan kerikil.
jenis terhadap beton ringan. Besarnya kuat tekan 7. Alat pelurus yang digunakan bersamaan
suatu material adalah rasio beban maksimum yang denga pelat capping supaya benda uji
dapat ditahan material terhadap penampang silinder tegak lurus.
material bantalan. Secara matematis, kekuatan 8. Pelat capping digunakan untuk mencetak
tekan suatu material: belerang supaya permukaan beton menjadi
rata.
σ= P/A 9. Mesin Los Angeles yang digunakan untuk
σ= Kuat tekan benda uji silinder (MPa) menguji ketahanan aus dan kekerasan
agregat kasar.
P = Beban maksimum (kN) 10. Cetakan beton yang digunakan adalah
A = Luas penampang benda uji (mm²) cetakan silinder 15x30cm.
11. Mesin penguji kuat tekan.
METODE PENELITIAN
C. Material
A. Variabel Penelitian
1. Agregat kasar yang digunakan yaitu breksi
batu apung berdiameter 19 mm.
2. Agregat halus atau pasir dari Gunung
Merapi dengan diameter maksimum 4,8
mm.
3. Air bersih dari Labolatorium bahan
bangunan ,Fakultas Teknik ,Universitas
Negeri Yogyakarta.
4. Semen Portland dengan merek Semen
Gresik
5. Bahan tambahan Silica Fume
6. Superplasticizer yang diperoleh dari produk
komersil berbasis Naphthalene Sulfonate

D. Prosedur Penelitian
Tahap I :Peperiksaan sifat bahan agregat kasar
Gambar 1. Hubungan Variabel Penelitian
dan agregat halus.
(sumber : Hidayat, 2013)
Tahap II : Perhitungan rencana campuran(mix
B. Peralatan design).
Tahap III : Demoulded density.
Tahap IV : Pengujian kuat tekan beton.
Tahap V : Analisis dan interprestasi data hasil
penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai