Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN BATAKO

MENGGUNAKAN MESIN COMPRESSION DENGAN ALAT HAMMER

Adji Trimanto
1)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Kontruksi Bangunan Air, Politeknik Pekerjaan Umum Semarang
Jl. Prof. Soedharto, SH - Tembalang, Semarang, JT 50275, Indonesia
Email: adjitmbaru@gmail.com

ABSTRAK

Batako adalah batu bata padatan (concrete brick) yang terbuat dari campuran beberapa bahan
seperti semen, kapur, kericak, dan pasir. Kalau di Indonesia sendiri, istilah concrete sering
dikenal dengan beton, tak heran batako sering disamakan dengan bataton (batu bata beton) dan
sekilas mirip dengan paving block yang digunakan untuk material lantai atau jalan. Batako pada
umumnya merupakan material bangunan untuk dinding yang terbuat dari bahan campuran
antara lain semen dan pasir kasar, serta air. Komponen bahan tersebut dicampur jadi satu
hingga akhirnya dipadatkan lalu ditunggu berhari – hari untuk mengeras. Karena batko
merupakan material bangunan maka harus diketahui beban sturuktur seperti apa yang dapat
ditanggung oleh batako, sejak proses pengerasan batako pengujian kuat tekan sudah dapat
dilakukan dengan menggunakan mesin Compression dan alat Hammertest, pengujian tersebut
dilakukan peneliti di Lab Kantor BWS Nusa Tenggara I dengan menggunakan mesin
Compression dan alat Hammertest yang ada di sana.
Kata kunci: Batakol; Kuat Tekan; mesin Compression, alat Hammertest,

I. PENDAHULUAN alat itu ada di Lab Kantor BWS Nusa


Tenggara I. Dan sering kali kedua metode
1.1 Latar Belakang ini mengalami perbedaan hasil padahal
Batu bata kosong atau Batako adalah menggunakan benda uji yang sama.
batu bata padatan (concrete brick) yang
terbuat dari beberapa bahan seperti semen, 1.2 Rumusan Masalah
kapur, kericak, dan pasir yang dicampur lalu Berdasarkan fenomena pada latar
ditunggu sampai mengeras. Batako biasanya belakang tersebut maka permasalahan yang
merupakan material penyusun dinding yang dirumuskan sebagai berikut :
berarti harus memiliki kekuatan tekan, hal 1. Apa yang menyebabkan terjadinya
tersebut bisa diketahui dari percobaan yang perbedaan hasil dari percobaan
sering dilakukan yaitu percobaan pengujian pengujian kuat tekan batako
kuat tekan dengan mesin Compression yaitu menggunakan mesin Compression
sebuah mesin yang dapat menghasilkan gaya dengan menggunakan alat Hammer
dorong yang diwaktu bersamaan dapat Test?
menahan benda uji agar tetap diam agar 2. Lebih akurat menggunakan pengujian
gaya tekan dari mesin Compression kuat tekanbatako menggunakan mesin
maksimal tersalurkan kepada benda uji yang Compression atau alat Hammertest?
akhirnya diketahui kuat tekannya dan
pengujian kuat tekan dengan alat Hammer 1.3 Tujuan Penelitian
Test yaitu sebuah alat yang dapat 1. Mengetahui kekuatan tekan batako
menghentakan suatu plunger gaya ke benda 2. Untuk mengetahui penyebab perbedaan
uji lalu gaya tersebut dipantulkan kembali pengujian kuat tekan batako
ke alat Hammer Test tersebut sehingga menggunakan mesin
diketahui kuat tekannya yang diaman kedua Compression

1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Batako
Batako mempunyai sifat – sifat satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
panas dan ketebalan total yang lebih baik bahan tambahan yang digiling bersama –
daripada beton padat. Batako dapat disusun sama dengan bahan utamanya. Proses
4 kali lebih cepat dan cukup untuk semua hidrasi semen cukup rumit sehingga tidak
penggunaan yang biasanya menggunakan dapat diketahui hasilnya. Namun hasil
batu bata. Dinding yang dibuat dari batako utama dari hasil proses hidrasi semen adalah
mempunyai keunggulan dalam hal meredam C3S2H3 yang biasa disebut “Tobermorite”
panas dan suara. Semakin banyak produksi yang berbentuk gel. Selain gel tersebut,
batako semakin ramah terhadap lingkungan proses hidrasi menghasilkan panas hidrasi
daripada produksi batu bata tanah liat karena dan kapur bebas yang merupakan sisa dari
tidak harus dibakar. Campuran batako terdiri proses hidrasi. Kapur bebas ini akan
dari semen portland, agregat, dan air. mengurangi kekuatan semen karena
Pengertian batako atau batu cetak tras-kapur kemungkinan akan larut dalam air yang
menurut PUBI-1982 adalah bata yang dibuat mengakibatkan “poreus”.1
dengan mencetak dan memelihara dalam  Agregat
suasana lembab, campuran tras, kapur dan Agregat ialah butiran mineral alami
air dengan atau tanpa bahan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pengisi
lainnya. Bahan bangunan seperti batako campuran beton. Agregat ini menempati
secara umum biasanya digunakan untuk sebanyak 70% dari volume beton. Agregat
dinding tembok. Batako terdiri dari berbagai sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat
bentuk dan ukuran. Istilah batako betonnya, sehingga pemilihan agregat
berhubungan dengan bentuk persegi panjang merupakan suatu bagian penting dalam
yang digunakan untuk dinding beton. pembuatan beton. Agregat yang digunakan
Batako digolongkan ke dalam dua kelompok dalam campuran beton dapat berupa agregat
utama, yaitu batako padat dan batako alam atau agregat buatan. Secara umum
berlubang. Batako berlubang memiliki sifat agregat dapat dibedakan berdasarkan
peredam panas yang lebih baik dari batako ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat
padat dengan menggunakan bahan dan halus. Batasan antara agregat kasar dan
ketebalan yang sama. agregat halus berada antara disiplin ilmu
2.2 Deskripsi Kuat Tekan Batako yang satu dengan lainnya. Meskipun
Pengertian kuat tekan batako adalah demikian, dapat diberikan batasan ukuran
besarnya beban per satuan luas, yang antara agregat halus dan agregat kasar yaitu
menyebabkan benda uji batako retak atau 4.80 mm (British Standard) atau 4.75 mm
hancur bila dibebani gaya tekan tertentu (Standar ASTM), dan agregat halus adalah
yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat batuan yang lebih kecil dari 4.80 mm (4.75
tekan batako merupakan salah satu sifat mm).2
penting dalam kualitas batako. Kekuatan  Air
tekan batako ditentukan oleh pengaturan Air diperlukan untuk bereaksi
dari perbandingan semen, agregat halus dan dengan semen, serta untuk menjadi bahan
air. pelumasantara butir – butir agregat agar
2.3. Bahan Penyusun Batako dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan.
 Semen Portland Untuk bereaksi dengan semen, air yang
Menurut ASTM C-150, 1985, semen
Portland didefinisikan sebagai semen 1
SNI. (15-2049-2004). Semen Portalnd. Bandung:
hidrolik yang dihasilkan dengan cara Badan Standar Indonesia
menggiling klinker yang terdiri dari silikat – 2
ASTM. (C.33-03-2002). Standard Spesification For
silikat kalsium yang umumnya mengandung Concrete Aggregates. USA: Annual Books Of ASTM
Standards.

2
diperlukan hanya sekitar 25% berat semen air semen yang dipakai sulit kurang dari
saja, namun dalam kenyataannya nilai faktor 0,35. Kelebihan air ini yang dipakai sebagai
pelumas. Karena pengerasan beton seperti semen, beton, batu –batuan, dan
berdasarkan reaksi antara semen dan air, material lainnya seperti metal dan lainnya.
maka perlu pemeriksaan apakah air yang Cara kerja mesin ini adalah menempatkan
akan digunakan memenuhi syarat tertentu. benda uji di tengah – tengah mesin lalu gaya
Air tawar yang dapat diminum, tanpa dorong muncul dari pergerakan perata beban
diragukan dapat dipakai. Air minum tidak dari bawah ke atas menekan benda uji yang
selalu ada maka disarankan untuk ditahan oleh pelat penahan, hal tersebut
mengamati apakah air tersebut tidak menyebabkan benda uji tertahan dan
mengandung bahan – bahan yang merusak menerima gaya tekan sampai akhirnya
beton/baja. Air yang digunakan dapat benda uji tersebut retak atau hancur yang
berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, berarti telah mencapai gaya tekan
kolam dan lainnya). Air yang digunakan maksimalnya. 3.2 Penyiapan Bahan
dalam campuran beton harus bersih, tidak  Alat Hammer Test
boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat Alat Hammer Test adalah alat pengujian
organis atau bahan lainnya yang dapat untuk menguji suatu material bangunan dari
merusak beton atau tulangan. permukaannya tanpa merusak material
bangunan tersebut. Adapun proses uji kuat
2.4. Alat Pengujian Kuat Tekan Batako tekan menggunakan alat Hammer Test
 Mesin Compression adalah sebagai berikut :
Mesin Compression adalah sebuah 1. Keluarkan plunger dari alat concrete
alat pengujian untuk menguji suatu material hammer dengan cara menekan secara tegak
yang nantinya akan dipergunakan untuk lurus pada elemen struktur yang akan diuji
bahan konstruksi seperti pembuatan jalan, 2. Kemudian untuk mendapatkan kuat
jembatan, bangunan dan lainnya. Cara kerja tekan dapat dilihat dalam grafik hubungan
alat ini adalah ketika bahan uji dimasukkan nilai pantul dengan kuat tekan beton
ke dalam mesin Compression, lalu mesin ini 3. Setelah mengenai permukaan keras,
akan menekan dari bawah dengan daya hammer akan memantul dan besaran inilah
hidrolik suatu benda uji dan ditahan oleh yang digunakan menjadi ukuran kekerasan
lempengan logam dibagian atasnya sehingga permukaannya. Bacaan nilai rebound
benda uji tetap diam saat ditekan sampai selanjutnya dikonversi pada skala menjadi
retak atau hancur. Alat pengujian yang satu kuat tekan
ini dapat dipergunakan untuk material

Gambar 2.1 Skema pengujian kuat tekan Gambar 2.2 Skema pengujian kuat tekan
batako menggunakan Mesin Compression batako menggunakan alat Hammer Test

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian

3
Penelitian dilakukan di Lab Kantor ukuran Panjang 10 cm, Lebar 15 cm dan
BWS PU NT 1, Dengan objek batako dibeli Tinggi 25 cm
dari industri kecil batako yang berasal dari
Desa Tembelok, Kecamatan Narmada, 3.5. Pelaksanaan Penelitian
Kabupaten Lmbok Barat yang mempunyai  Pengujian dengan mesin Compression
lahan usaha serta pekerja yang cukup Pengujian kuat tekan dengan mesin
memadai dalam pembuatan batako. Compression adalah kemampuan batako
untuk menerima gaya tekan dari mesin
3.2. Penyiapan Bahan Compression persatuan luas. Besarnya kuat
Sebelum pelaksanaan penitian tekan dapat dihitung dengan cara membagi
dimulai, yang pertama dilakukan adalah beban maksimum pada saaat benda uji
membeli 3 buah batako di industri kecil hancur dengan luas penampang benda uji
batako yang beralamatkan di Desa mendekati acuan SNI, 03-6825-2002 dengan
Tembeloq, Kecamatan Narmada, Kabupaten prosedur pengujian sebagai berikut :
Lombok Barat dengan umur yang berbeda – 1. Mendesain benda uji dengan ukuran
beda yaitu 3 hari, 14 hari, 30 hari dengan balok10 x 15 x 25
komposisi penyusun batako 1 semen 2. Meratakan permukaan atas bawah benda
berbanding 9 pasir uji dengan gerinda dengan serata mungkin
karena menjadi bidang tekan mesin
3.3. Penyiapan Peralatan compression
Pelaratan yang digunakan untuk 3. Menimbang Benda Uji menggunakan
melakukan penelitian kuat tekan batako timbangan mekanik
adalah timbangan mekanik, mesin 4. Meletekkan benda uji pada mesin uji
compression dan alat hammer test, Peralatan dengan posisi tegak di mesin Compression
tersebut disiap di Lab Kantor BWS Nusa 5. Mengoperasikan mesin hingga didapat
Tenggara I dan alat – alat tersebut harus pembebanan maksimum saat benda benda
sudah terkalibrasi atau telah telah dicek uji mulai retak atau hancur
penormalan kembali ke kondisi normal. 6. Menghitung nilai kuat tekaan batako
dengan membandingkan beban maksimum
3.4. Pembuatan desain benda uji dan luas permukaan benda uji.
Penelitian ini dilakukan dengan trial
design untuk memenuhi syarat pengujian
kuat tekan mengguanakan mesin
compression yaitu harus memiliki
permukaan benda uji yang rata dan
maksimal tinggi agar dapat masuk ke dalam
mesin compression yaitu ±26 cm. Dengan
bentuk ketiga benda uji yang relatif sama
tetapi memiliki umur yang berbeda.
Memotong batako bagian atas dan
bawahnya dengan gerinda dan diusahakan
sehalus mungkin karena akan dijadikan
permukaan tekan mesin compression, agar
lebih cepat bisa menggunakan palu atau
gergaji besi tetapi hasilnya kurang Gambar 3.2. Pengujian dengan mesin
maksimal. Benda uji batako dibuat dengan Compression

 Pengujian dengan alat Hammer Test Pengujian kuat tekan dengan alat
hammertest adalah kemampuan batako

4
untuk menerima hentakan gaya dari alat
hammertest yang menimbulkan angka
lenting atau angka rebound. Pengujian
dengan alat hammertest ini dilakukan
setelah melakukan pengujian kuat tekan
batako dengan mesin compression
dengan memanfaatkan sisa batako yang
telah retak tetapi masih kokoh dan dapat
diuji dengan alat hammertest. Besarnya
kuat tekan dapat dihitung dengan cara
menggunakan persamaan angka rebound
yang terbaca di alat hammertest terhadap Gambar 3.2. Pengujian Dengan Hammer
kuat tekan. Acuan teknis penggunaan Test
hammertest dapat dilihat di SNI, 03-
4430-1997 dengan prosedur pengujian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut :
1. Meletakkan ujung plunger yang 4.1 Hasil Pengujian Benda Uji
terdapat pada ujung alat hammertest Hasil penelitian ini merupakan
pada titik yang akan ditembak dengan informasi kekuatan tekan batako khususnya
memegangnya dengan arah tegak lurus yang diproduksi di Desa Tembelok,
bidang permukaan batako Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok
2. Plunger ditekan secara perlahan – Barat dengan bahan campuran 1 semen
lahan pada titik tembak dengan tetap berbanding 9 pasir yang dilaksanakan di Lab
menjaga kestabilan arah dari alat Kantor BWS Nusa Tenggara I pada tanggal
hammertest. 17 Oktober 2020. Seluruh pengujian telah
3. Pada saat ujung plunger akan lenyap diusahakan untuk mengikuti standar
masuk akan terjadi tembakan oleh pengujian yang terdapat di SNI. Hasil
Plunger terhadap batako, dan tombol Pengujian Kuat tekan batako sebagai
yang tedapat dekat pangkal alat berikut;
hammertest ditekan.
4. Pengetesan dilakukan terhadap 3  Menggunakan Mesin Compression
batako dengan umur 3, 14 dan 30 hari
dengan titik dan tempat pengujian yang Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan
sama. Batako menggunakan Mesin Compression
5. Kemudian data lentingan hasil No Umur Luas Berat Kuat Konv
dianalisa sesuai dengan SNI, 03-4430- batako Bidang Benda Tekan ersi
1997. (hari) Tekan Uji (Kg / (Mpa)
(cm2) (gram) cm2)
1. 3 145,285 7.282 21,062 4,462
2. 14 144,421 7.194 14,125 1,367
3. 30 143,919 7.555 28,349 2,38

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat


bahwa terjadi penurunan dan kenaikan nilai
kuat tekan (kg / cm2) atau dalam satuan kuat
tekan (Mpa). Pengujian dengan mesin
Compression ini menggunakan seluruh
permukaan benda uji.

5
 Menggunakan alat Hammer Test

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kuat Tekan


Batako menggunakan alat Hammer test

No Umur Berat Rebound Kuat Konv


batako Benda Hammer Tekan ersi ke
(hari) Uji Test (Kg / Mega
(gr) cm2) pascal
1. 3 7.282 10 16 2,886
2. 14 7.194 12 42 3,961
3. 30 7.555 16 90 7,47
Gambar 2.1 Kondisi Batako umur 3 Hari
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa
terjadi kenaiki secara linier antara umur
batako dengan kuat tekan. Semakin
bertambah umur batako maka semakin
bertambah pula kuat tekannnya. Penelitian
dengan alat hammer test ini berbeda dengan
menggunakan mesin Compression, dengan
alat Hammer Test yang membutuhkan hanya
minimal 5 cm3 luas bidang benda uji untuk
dapat diketahui kuat tekan suatu benda uji.
Gambar 2.2 Kondisi Batako umur 14 Hari
4.2. Pembahasan
Dari kedua tabel hasil tersebut
terlihat berbagai perbedaan yang
signifikan padahal menggunakan benda
uji yang sama. Hal ini merupakan hal
yang ganjal lalu diidentifikasi oleh
peneliti adanya kesalahan – kesalahan
baik dari proses penelitian maupun dari
bahan uji yang digunakan. Identifikasi
akan hasil penelitian tersebut sebagai
berikut :
Gambar 2.3 Kondisi Batako umur 30 Hari
 Mesin Compression
1. Ketika menyiapkan benda uji, benda
2. Terlihat dari ketiga kondisi di atas hanya
uji 3, 14, 30 hari bila sekilas dilihat
batako dengan umur 3 hari yang dapat
maka terlihat sama tetapi benda uji
berdiri dengan tegak dan tanpa kecacatan,
dengan umur 14 hari dan 30 hari
sedangkan batako dengan umur 14 dan 30
sedikit berbeda, yaitu permukaannya
hari mengalami adanya ketidak
lebih kasar dan mengalami kecacatan
merataan.dan dari permukaan terasa lebih
sehingga kuat tekannya kurang
kasar.
maksimal
3. Dari hal – hal tersebut penulis
mengindetifikasi bahwa saat benda uji 14
dan 30 hari dimasukan ke dalam mesin
compression gaya tekan dari mesin

6
tersebut tidak merata tersalurkan ke benda ketimbang menggunakan mesin
uji karena permukaan yang tidak rata Compression sehingga tingkat kesalahan
menyebabkan adanya pemusatan gaya saat melakukan penelitian menggunakan
tekan sehingga batako menjadi cepat retak alat hammer test lebih sedikit ketimbang
atau hancur. menggunakan mesin compression tetapi
4. Mesin Compression faktanya dapat hal tersebut belum bisa menjamin secara
menghasilkan hasil kuat tekan yang umum bila menggunakan alat hammer
analitis seperti yang dilakukan oleh test keakuratan data kuat tekan yang
penelitian lain yaitu Harun Mallisa sebenarnya diketahui.
dengan judul penelitian “Studi Kelayakan
Kualitas Batako Hasil Prorduksi Kota IV. PENUTUP
Palu” mendapatkan hasil kuat tekan
batako menggunakan mesin Compression 5.1 KESIMPULAN
sebagai berikut : 1. Mesin Compression dan alat Hammer
Test
Kod Variasa Berat Isi Kuat merupakan suatu instrumen yang analitis
e Semen Rata – Rata Tekan karena dapat menghasilkan kuat tekan
& (grm / cm3) (MPa) suatu benda uji
Agregat 2. Penyebab adanya perbedaan yang terjadi
BA 1 : 22 1,941 1,926 antara hasil pengujian kuat tekan
BB 1 : 21 2,011 2,519 menggunakan mesin Compression
BC 1 : 20 2,025 2,593 dengan alat Hammer Test yang paling
BD 1 : 18 2,047 3,037 utama adalah karena syarat bidang tekan
BE 1 : 17 2,079 3,778 yang berbeda, bila dalam mesin
BF 1 : 17 2,064 3,630 Compression dibutuhkan bidang tekan
Tabel 4.3. Hasil Pengujian kuat tekan seluruh permukaan atas dan bawa benda
terhadap kubus dari hasil industri uji, oleh karena itu kerataan suatu benda
batako di Kota Palu3 uji sangat berpengaruh dalam pengujian
Yang dapat diambil dari hasil penelitian kuat tekan menggunakan mesin
tersebut bahwa mesin Compression bisa compression bila benda uji tidak rata
digunakan meneliti nilai kuat tekan. maka gaya tekan dari mesin
Terbukti dari perbedaan yang cukup analitis Compression tidak merata tersalurkan ke
dari perbandingan semen dan agregat permukaan benda uji yang menyebabkan
dengan kuat tekan (Mpa). gaya terpusat sehingga benda uji cepat
retak atau hancur. Sedang dengan alat
 Alat Hammer test Hammer Test merupakan alat yang tidak
perlu mensyaratkan seluruh permukaan
1. Hasil dari alat Hammer Test sejalan
benda uji melainkan hanya minimal 5
dengan teori dan penelitian – penelitian
cm3 dari bagian benda uji.
yang lain yaitu semakin bertambah umur
3. Untuk keakuratan dalam penelitian kuat
benda batako maka bertambah pula kuat
tekan batako ini yang lebih akurat adalah
tekannya.
alat Hammer Test daripada menggunakan
2. Peneliti mengidentifikasi hasil seperti di
mesin Compression dikarenakan
tabel hasil pengujian kuat tekan batako
pengujian dengan alat Hammer Test lebih
menggunakan mesin hammer test di atas
kecil kemungkinan kesalahan bila
terjadi karena prosedur dan persyaratan
menguji tekan batako karena tidak perlu
menggunakan hammert test lebih mudah
perlakuan khusus untuk batako agar bisa
3
Mallisa, H. (2011). Studi Kelayakan Kualitas dilakukan percobaan kuat tekan dengan
Batako Hasil Produksi Industri Kecil di Kota alat Hammer Test. Berbeda dengan mesin
Palu. Media Litbang Sulteng, 4(2)

7
Compression yang dimana batako harus KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL, 22(1), 35-
dilakukan mendesainan dulu terlebih 42.
dahulu dan perlakuan – perlakuan agar SNI. (15-2049-2004). Semen Portalnd.
memenuhi persyaratan mesin Bandung: Badan Standar Indonesia
Compression. ASTM. (C.33-03-2002). Standard
SNI 03-2461-1991, Kekerasan dari agregat
kasar: Badan Standar Nasional.
5.2 SARAN Harjawinata Jefri, 2018. Uji Kekuatan Beton
1. Untuk mendesain batako agar sesuai dengan Hammer Test.
kriteria yang diuji menggunakan mesin http://jharwinata.blogspot.com/2018/10/uji-
Compression harus berhati – hati dalam kekuatan-beton-dengan-hammer-test.html.
pembuatannya. Misalnya kriteria ukuran Diakses tanggal 7 Januari 2021
10 x 15 x 25 dalam proses mengerinda
pastikan memotong batako harus sehalus
mungkin bagian atas dan bawahnya
karena akan menjadi bidang tekan mesin
Compression. Ketika bidang tekan
batako tidak rata atau halus maka gaya
tekan dari mesin Compression tidak
merata mengenai bidang tekan batako
yang menyebabkan batako cepat retak
dan tidak diketahui kekuatan tekan
aslinya.
2. Untuk pemilihan batako usahakan
memilih
batako yang seragam kualitasnya
walaupun membeli ditempat yang sama
bisa ada kemungkinan kualitas batakonya
berbeda.
3. Ketika telah selesai menguji batako
menggunakan mesin Compression sisa
batako yang telah retak jangan langsung
dibuang, karena sisa batako yang hanya
retak tersebut masih bisa digunakan
sebagai bahan uji untuk melakukan
pengujian menggunakan alat Hammer
Test.
DAFTAR PUSTAKA

Mallisa, H. (2011). Studi Kelayakan


Kualitas Batako Hasil Produksi Industri
Kecil di Kota Palu. Media Litbang
Sulteng, 4(2)
Dharmawan, W. I., Oktarina, D., & Safitri,
M. (2017). Perbandingan Nilai Kuat Tekan
Beton Menggunakan Hammer Test dan
Compression Testing Machine terhadap
Beton Pasca Bakar. MEDIA

Anda mungkin juga menyukai