Pengetahuan
Bahan
Concrete Material
10
Teknik Teknik Industri W161700004 HERY NURMANSYAH ST., MT.
Abstract Kompetensi
Introduction to Concrete, Structure of Mahasiswa/mahasiswi mengerti dan
concrete, Progress in Concrete memahami arti concrete, structure of
Technology, the Future of Concrete concrete, progress in concrete
technology, the future of concrete, and
application
DEFINISI CONCRETE
Concrete merupakan composite partikel besar biasa dimana matriks dan fase dispersinya
adalah material keramik (Callister & Rethwisch, 2015)
Concrete merupakan perpaduan dari semen (9-15%), air (15-16%), agregate halus (pasir,
25-30%), agregate kasar (gravel atau crushed rock, 30-45%), udara (2-6%) dan chemical
admixture dimana semen dan air telah dikeraskan oleh reaksi kimia hidrasi untuk mengikat
agregate.
Dengan dasar inilah concrete disebut sebagai material yang mendunia universal material
Type of Concrete
a. Based on unit weight:
a.1. normal weight concrete: 2400 Kg / m3
a.2. lightweight concrete: 1800 Kg / m3
a.3. heavyweight concrete: 3200 Kg / m3
CONCRETE PROPERTIES
Ada 3 kondisi concrete:
1. Plastic
2. Setting state
3. Hardened
Kemudian ada 4 properties utama concrete:
1. Workability: artinya mudah untuk menempatkan, menangani, memadatkan dan
menyelesaikan concrete. Dipengaruhi oleh pasta semen dan sifat agregat
2. Cohesiveness: artinya seberapa baik concrete saling mengikat pada kondisi plastik.
Dipengaruhi aggregate grading dan water content
3. Strength
4. Durability: terkait dengan strength. Semakin kuat maka concrete akan semakin awet.
Strength dan durability dipengaruhi oleh compaction (menghilangkan udara dari
concrete), curing (menjaga agar concrete tetap lembab untuk periode tertentu agar
mencapai kekuatan maximum), cuaca, jenis semen, dan water cement ratio.
STRUCTURE OF CONCRETE
Jenis, jumlah, ukuran, bentuk, dan fase distribusi yang ada dalam bentuk solid
berhubungan dengan struktur.
Macrostructure secara umum digunakan untuk gross structure dan bisa terlihat dengan
kasat mata. Batas kasat mata ini 200 µm. Microstructure digunakan untuk porsi microskop
Significance
Properties (sifat bahan) dapat dimodifikasi dengan membuat perubahan yang sesuai dalam
struktur bahan. Meskipun concrete merupakan material yang paling banyak digunakan,
namun struktur concrete merupakan struktur yang sangat kompleks dan heterogen.
Faktor yang paling mempengaruhi concrete adalah:
- Strength (kekuatan)
- Elasticity
- Shrinkage
- Creep
- Cracking
- Durability
Complexities
- Calcium hydroxide:
Calcium hydroxide crystal disebut juga portlandite merupakan komponen penyusun
sebesar 20 sampai 25% volume solid dalam pasta hydrated. Calcium hydroxide ini
merupakan senyawa stoichiometry yang terdefinisi. Cenderung untuk membentuk
Kristal besar dengan hexagonal prisma morfologi yang khas
- Calcium sulfoaluminates:
Komponen ini hanya terdiri berkisar 15 – 20% dari volume solid sehingga hanya
memegang peranan minor dalam hubungan structure – properties
- Capilary voids:
Mempresentasikan space yang tidak diisi oleh komponen solid hcp. Total volume
campuran semen dan air tidak berubah selama proses hidrasi. Metode untuk
menghitung total volume rongga kapiler yang lazim disebut porosity dalam Portland
cement pastes memiliki ratio water / cement yang berbeda atau tingkat hidrasi yang
berbeda. Rongga capiler berkisar antara 10 sampai 50 nm dalam pasta ratio
water/cement yang tinggi. Pada awal hidrasi ronggal capiler berkisar 3 sampai 5 µm.
Rongga yang lebih besar dari 50 nm disebut dengan macropores dan dapat merusak
kekuatan (strength) dan permeability. Rongga yang lebih kecil dari 50 nm disebut
dengan micropores dan diasumsikan lebih penting dalam drying shrinkage dan creep
- Air voids:
Memiliki bentuk umum spherical, sedangkan pada capillary void memiliki bentuk
yang tidak teratur. Admixture ditambahkan ke concrete untuk mengatasi ronggal
udara yang sangat kecil dalam pasta semen. Udara dapat terjebak dalam pasta
cement yang fresh selama proses mixing. Rongga udara yang terperangkap bisa
sebesar 3 nm; entrained rongga udara biasanya sekitar 50 sampai 200 µm. Oleh
karena itu baik entrapped maupun entrained rongga udara dalam hcp lebih besar
dari ronggal capiler (capillary voids) bisa mempengaruhi kekuatan (strength) dan
impermeability
- Adsorbed water:
Ini merupakan air yang dekat dengan permukaan padat, dan dalam pengaruh
tekanan molekul air yang secara fisik diakumulasikan pada permukaan solid di hcp.
Kehilangan akumulasi air akan mempegaruhi shrinkage hcp
- Interlayer water:
Diasosiasikan dengan struktur C-S-H. Layer air monomolecular ini berada diantara
layer C-S-H yang diikat secara kuat dengan ikatan hydrogen. Interlayer water akan
hilang hanya pada strong drying. Struktur C-S-H akan menyusut pada saat interlayer
water hilang
Dimensional Stability
Saturated hcp secara dimensi tidak stabil. Sepanjang dijaga 100% RH (relative humidity)
maka secara praktis tidak ada perubahan dimensi yang terjadi. Namun jika diekspos dengan
kelembaban lingkungan, dimana secara normal lebih rendah dari 100%, maka material akan
mulai kehilangan air dan menyusut. Yang perlu dicatat bahwa mekanisme yang berperan
dalam drying shrinkage amak akan berperan juga dalam creep hcp.
Durability
Berhubungan dengan service life pada kondisi lingkungan. Hcp adalah alkaline, dan
diekspose pada air yang mengandung asam maka akan merusak material. Pada kondisi ini
maka impermeability yang disebut juga watertightness menjadi factor utama untuk
menentukan durability. Impermeability hcp merupakan karakter yang penting karena
diasumsikan impermeable hcp akan menghasilkan impermeable concrete.
Permeability didefinisikan sebagai kemudahan zat cair untuk mengalir melalui zat padat,
sehingga jelaslah bahwa ukuran dan keberlangsungan pori – pori dalam struktur solid
menentukan permeability.
Strength dan permeability hcp merupakan 2 sisi koin yang berhubungan dengan capillarity
porosity atau ration solid / space.
b. Fire resistance
Api dapat merusak steel secara permanen dan juga mengancam keselamatan
manusia dan investasi. Tidak halnya dengan concrete, namun untuk panas yang
berlebihan concrete memerlukan proteksi juga.
d. Vibration damping
Berkaitan dengan kenyamanan manusia, efek kelembaban dengan minimal
vibrasi dalam struktur dan pondasi mesin sangatlah penting untuk keberhasilan
operasi. Steel memiliki efek damping yang lebih rendah dibandingkan dengan
concrete
e. Control of deflections
Defleksi prestressed concrete hanya sekitar 35%
f. Explosion resistance
Explosion resistance yang dimiliki concrete beam lebih baik dibandingkan
dengan normal steel girders. Terhadap ledakan, api, sabotage, dan misil, struktur
reinforced concrete memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
material lainnya.
- Economic consideration
Dalam pengerjaan, concrete hanya membutuhkan beberapa hari saja dibandingkan
dengan steel yang bisa membutuhkan waktu 1 tahun untuk project berstruktur tinggi
- Energy consideration
Banyak studi menunjukkan bahwa struktur concrete lebih hemat energy
dibandingkan dengan steel.
- Ecological consideration
Dibandingkan dengan steel, maka reinforced concrete merupakan material yang
ramah lingkungan.
Oleh karena itu perlu adanya tindakan mengurangi semen dalam concrete agar bisa
mengurangi emisi CO2.
Cara mengurangi emisi CO2 adalah dengan:
1. Dengan economical mix design
2. Mengganti cement dengan flyash
3. Dengan menggunakan bahan alternatif seperti bacterial concrete atau geopolymer
concrete (tidak ada cement dalam concrete)
Salah satu cara untuk mengurangi emisi ini bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif
SCM (Supplementary Cementitious Materials) yakni LC3 – Limestone, Calcined Clay, Clinker
Cements.
Keuntungan utama dari penggunaan teknologi LC3 adalah:
1. Harga produksi yang lebih murah
2. LC3 bisa diproduksi dengan peralatan (equipment) yang ada dalam pabrik semen
3. LC3 tidak memerlukan perubahan besar dalam teknologi concrete
Geopolymer Concrete:
Ratio massa dalam fly ash Silicon oxide (SiO2) terhadap aluminium oxide (Al2O3)
dalam ranah 2 – 3.5. Ratio ini cocok untuk menghasilkan concrete yang bagus
Konsentrasi sodium hydroxide NaOH menurut terminologi Molarity (M) dalam ranah
8 – 16 M
Ratio massa sodium silicate terhadap larutan sodium hydroxide. Efek parameter
tergantung pada komposisi larutan sodium silicate
DAFTAR PUSTAKA
- Al-Neshawy, F. 2016. Introduction to Concrete Technology. Aalto University, School
of Engineering. Finlandia.
- Callister, W.D., Rethwisch, D.G. 2015. Material Science and Engineering. John Wiley
and Sons
- ______. Concrete Basics: A Guide to Concrete Practice. Cement Concrete and
Aggregates. Australia.
- Groover, M.P. 2002. Fundamentals of Modern Manufacturing: Physical Properties of
Materials. John Wiley and Sons.
- Harris, Bryan. 1999. Engineering composite material. Institute of Material, London.
- Idol, James D., Lehman, Richard L. 2004. Chapter 12: Materials: Polymer. CRC
Press
- Kailas, S.V. Material Science: Chapter 02, Indian Institute of Science, Bangalore,
India.
- Mehta, P.Kumar, Monteiro, Paulo J.M. 1993. Concrete: Structure, Properties, and
Materials. Prentice Hall, Englewood cliff, New Jersey 07632.
- Roylance, D. 2008. Mechanical Properties of Material, Massachussets Institute of
Technology (MIT).