Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK

UNTUK BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN PAVING BLOCK


SEBAGAI ALTERNATIF PERKERASAN PADA LAHAN PARKIR
DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Yusuf Amran

Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro


Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung.
Email : yusufamran@yahoo.com

ABSTRAK

Penambahan serat plastis dalam adukan paving block terbukti mampu meningkatkan kuat tekan
paving block. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat plastik pada
adukan paving terhadap peningkatan kuat tekan paving block. Hasil penelitian ini diharapkan
menjadi masukan bagi industry paving block dalam peningkatan kualitas paving. Dalam
penelitian ini perbandingan semen dan pasir adalah 1 : 6 dengan penambahan serat plastik 0,2%,
0,4%, 0,6%, 0,8% dari volume dengan faktor air semen 0,50. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penambahan serat plastik sebanyak (0,2-0,8)% pada adukan paving block
dapat meningkatkan kuat tekan, dengan peningkatan kuat tekan maksimum pada penambahan
serat plastik 0.4% yaitu sebesar 41,83% dari paving biasa.

Kata Kunci : paving block, serat plastis, kuat tekan.

PENDAHULUAN plastik ini hanya dibuang begitu saja, karena tak


Sampah atau limbah plastik yang tadinya dapat dipergunakan lagi. Namun, dengan sedikit
hanya sebagai barang buangan kotor berbau dan kreativitas dan pengembangan ilmu
banyak menimbulkan penyakit serta mencemari pengetahuan, limbah plastik tersebut dapat
lingkungan, sebenarnya dapat dimanfaatkan dimanfaatkan menjadi suatu bahan konstruksi
menjadi berbagai macam bahan konstruksi ringan antara lain berupa paving block yang
ringan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan bermanfaat bagi manusia pada umumnya dan
manusia. Selain dapat dimanfaatkan dari segi kampus Universitas Muhammadiyah Metro pada
teknis, bahan olahan dari sampah plastik juga khususnya.
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Limbah
berupa sampah plastik sangat mudah kita jumpai TINJAUAN PUSTAKA
di sekitar kita dan ketersediaannya pun sangat Paving Block
melimpah secara umum di Kota Metro, yang Bata beton untuk lantai (paving block)
terkonsentrasi di beberapa titik di Kota Metro, adalah suatu elemen bahan bangunan yang
seperti di lokasi Tempat Pembuangan Akhir dibuat dari campuran semen hidroulis atau
(TPA) di Karang Rejo Metro Utara serta sejenisnya, agregat halus dan air dengan atau
beberapa lokasi-lokasi penampungan bahan- dengan bahan tambahan lainnya yang tidak
bahan bekas (rongsokan) yang dikelola oleh mengurangi mutu bata beton (paving block)
perorangan, belum lagi bahan-bahan plastik tersebut. Paving block disebut juga interblock
tersebut banyak juga terdapat hampir di setiap concrete, sudah sejak tahun 1950-an telah
tempat di kota ini yang dibiarkan saja tanpa ada dipakai secara luas di negeri Belanda sebagai
penanganan yang jelas. Secara teknis kualitas pengganti batu bata konvensional untuk
paving block dari limbah plastik tak perlu pekerjaan jalan (Andriati Amir Husin 1990).
diragukan lagi, bahkan kekuatannya jika Karena kebutuhan terus meningkat,
dibandingkan dengan paving block biasa jauh sedangkan produksi batu bata tidak dapat
lebih kuat dan tak mudah pecah. Bagi sebagian mengimbangi akhirnya paving block
besar orang, tumpukan sampah plastik ini menggantikan seluruh fungsi batu bata
pastilah tidak bermanfaat. Tidak jarang sampah tradisional karena kelebihannya. Kelebihan

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 125


pemakaian paving block dibandingkan dengan Paving block untuk lantai apabila diuji
batu bata merah adalah sebagai berikut : dengan menggunakan natrium sulfat
a. Mudah dalam pemeliharaan dan pemasaran tidak boleh cacat dan kehilangan berat
b. Kualitas beton lebih baik dibandingkan dari yang diperkenankan maksimum 1%.
tanah liat Kuat hancur paving block dipengaruhi
c. Dapat diproduksi secara mekanis, semi oleh :
mekanis, maupun dicetak tangan 1. Jenis semen dan kualitas yang
d. Ukuran lebih terjamin kurang baik
e. Tidak mudah rusak oleh kendaraan 2. Jenis dan lekuk-lekuk bidang
f. Faktor anti slip (Skidding Resistance) pada permukaan agregat
paving block lebih besar sehingga aman 3. Efisiensi dari perawatan (curing),
untuk lalu lintas kehilangan kekuatan sampai 40%
g. Tahan terhadap cuaca bila pengeringan dilakukan
(Andriati Amir Husin 1990). sebelum waktunya
Mengingat persyaratan mutu paving block 4. Suhu, pada umumnya kecepatan
(mutu I, II dan III) itu tinggi di mana kuat tekan pengerasan beton meningkat
secara berurutan mencapai 40 Mpa, 30 Mpa dan dengan bertambahnya suhu pada
20 Mpa maka juga diperlukan mutu bahan dasar titik beku kuat tekan akan tetap
yang baik. Adapaun persyaratan mutunya adalah rendah untuk waktu yang sama.
: (L. J. Murdock. 1991).
1. Syarat fisik dan mekanik Semen
Paving block untuk lantai harus Semen adalah hidraulic blinder (perekat
mempunyai kekuatan fisik seperti pada tabel di hidraulis) yang berarti bahwa senyawa-senyawa
bawah ini : yang terkandung dalam semen tersebut dapat
Tabel Kekuatan Fisik Paving Block bereaksi dengan air dan membentuk zat baru
Kuat Tekan Ketahan Aus yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.
Penyerapa
Mut (Mpa) (mm/mnt)
n Air Rata- Sifat-sifat semen pada umumnya adalah :
u Rata- Rata- Minima
Minimal Rata (%)
Rata Rata l
I 40 34 0,090 0,103 3
a. Hidrasi Semen
II 30 25 0,130 0,149 5 Hidrasi semen adalah proses yang
III 20 17 0,160 0,184 7
terjadi setelah semen ditambah dengan air,
(Sumber : SK-SNI-S-4-1989-F,. Bahan reaksi ini dipengaruhi oleh kehalusan
Bangunan Bagian A. Tahun 1989). semen, jumlah semen, suhu dan sebagainya.
2. Persyaratan Lain : b. Setting (pengikatan) dan Hardening
a. Ketebalan (pengerasan)
Ketebalan paving block umumnya yang Pengikatan merupakan gejala
digunakan adalah : terjadinya kekakuan pada adonan, yang
1) 6 cm, diperuntukkan bagi beban diukur sebagai waktu mulai dari adonan
lalu-lintas dengan frekuensi terjadi hingga terjadinya kekuatan.
terbatas, misalnya : pejalan kaki Sedangkan pengerasan merupakan proses
dan sepeda motor. yang terjadi setelah pengikatan sehingga
2) 8 cm, diperuntukkan bagi lalu- kekuatan adonan penuh tercapai.
lintas sedang/berat yang Semen portland (PC) dan semen portland
sedang/padat frekuensinya komposit (PCC) adalah semen yang diperoleh
misalnya : sedan, pick up, truck dan dengan mencampur bahan-bahan yang
bus. mengandung kapur (lime) dan lempung,
3) 10 cm, beban lalu-lintas super berat membakarnya pada temperatur yang
yang dikhsuskan pada kendaraan- mengakibatkan terbentuknya klinker dan
kendaraan/alat-alat berat. kemudian menghaluskan klinker dengan gips
b. Toleransi Ukuran sebagai bahan tambahan. Kandungan utama
Umumnya toleransi ukuran adalah 2 Semen portland (PC) dan semen portland
mm untuk ukuran lebar/luar bidang dan komposit (PCC) terdiri dari kapur (CaO), oksida
3 mm untuk tebalnya. silika (SiO2), silika alumina (Al2O3) dan oksida
c. Ketahanan Terhadap Larutan Natrium fesi (Fe2O3) pada persentase tertentu.
Sulfat

126 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


Agregat 2. Thermo Kasar
Agregat adalah butiran mineral alami yang Plastik telah menjadi kebutuhan manusia
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam yang sangat penting di segala bidang. setiap
campuran beton, walaupun hanya sebagai bahan haripun kita pasti menggunakan plastik untuk
pengisi akan tetapi agregat sangat berpengaruh melakukan akitivitas. Plastik merupakan bahan
terhadap sifat-sifat beton. Sehingga pemilihan sintetic atau semi-sintetic yang termasuk dalam
agregat merupakan suatu bagian penting dalam bahan organik.
pembuatan beton. Sifat yang paling penting dari Adapun penggolongan plastik di bidang
agregat (batu-batuan, kerikil, pasir) ialah kekuatan industri dibedakan menjadi PET, HDPE, PVC,
hancur dan ketahanan terhadap benturan, porositas LDPE, PP, PS.
dan karakteristik penyerapan air dan gradasi agregat
atau susunan butiran agregat. Rumus Dasar Perhitungan
(Mulyono, T. 2001. Teknologi Beton) Pengujian kuat tekan paving block
mengacu terhadap pengujian kuat tekan beton.
Air Kuat tekan dapat dihitung dengan persamaan:
Air yang digunakan untuk campuran fc= P/A
beton serta untuk pemeliharaan beton yang telah dengan ;
mengeras harus memenuhi persyaratan air tawar fc = Kuat tekan (kg/cm2)
yang bersih, dan tidak mengandung bahan P = Beban hancur (Kg)
organik, lumpur, minyak, gula, klorida, asam A = Luas bidang tekan (cm2).
atau bahan lain yang merusak beton. Pada (Catatan : Satuan kuat tekan paving
penelitian ini air yang digunakan adalah air dikonversikan dari Kg/cm2 menjadi Mpa)
setempat yang telah memenuhi syarat sehingga
tidak dilakukan pemeriksaan terhadap air. METODE PENELITIAN
Digunakan air yang berasal dari lokasi Dalam penelitian ini, data-data yang
laboratorium, air tersebut jernih, tidak berbau diperlukan dapat diperoleh melalui dua metode
dan memenuhi persyaratan sebagai air minum. yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Plastik Dengan menggunakan metode observasi
Plastik merupakan bahan baru yang yaitu dengan melakukan pengamatan secara
semakin berkembang. Dewasa ini, plastik langsung terhadap objek yang diteliti dalam hal
banyak digunakan untuk berbagai macam bahan ini limbah plastik.
dasar. Penggunaan plastik dapat dipakai sebagai 2. Penelitian Kepustakaan (Library
bahan pengemas, konstruksi, elektroteknik, Research)
automotif, mebel, pertanian, peralatan rumah Penelitian ini dimaksudkan untuk
tangga, bahan pesawat, kapal mainan dan lain mengolah data yang telah diperoleh di lapangan,
sebagainya.Penggunaan plastik di berbagai memperoleh pengetahuan dan landasan teori
bidang seperti di atas di dasarkan pada alasan dari beberapa literatur dan hasil penelitian orang
bahwa bahan plastik mempunyai keunggulan lain yang mempunyai hubungan dengan masalah
dibandingkan dengan bahan lain antara lain, yang diteliti serta dapat dipertanggung jawabkan
seperti tidak mudah berkarat, kuat, tidak mudah kebenarannya.
pecah, ringan, dan elastis.
Ada beberapa proses yang terjadi pada Peralatan Pendukung
industri plastik, yaitu bahan dasar biji plastik a. Kompor/pemanas dan bahan bakar
mengalami pemanasan, kemudian dikirim ke b. Pan/nampan
tempat pembentukan. Pembentukan bisa c. Cetakan paving block
dilakukan dengan berbagai cara antara lain: d. Pemadat manual
pencetakan, pengepresan, dan pembentukan e. Timbangan
dengan pemanasan atau dengan vakum. Setelah f. Saringan agregat
mengalami pembentukan, selanjutnya dilakukan g. Sendok semen/pengaduk campuran
proses pendinginan. Proses ini bertujuan agar dasar
plastik yang sudah terbentuk tidak mengalami h. Oven agregat
perubahan bentuk lagi. Secara umum plastik i. Spatula dan kuas
dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu : j. Bak rendaman
1. Thermo Halus

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 127


Peralatan Pengujian Paving Block h. Pada umur hari tertentu (28 hari) sampel
1 unit mesin uji kuat tekan (compressive paving block siap diuji kekuatannya
strength machine) i. Menganalisa data hasil pengujian antara
Bahan yang digunakan paving block plastis dengan paving
1. Semen (PCC) block konvensional yang ada dipasaran
2. Agregat halus (pasir) (0% serat plastis)
3. Limbah plastik j. Finishing
4. Minyak pelumas
5. Air Prosedur Pengujian.
Pengujian kuat tekan paving block
Pembuatan Paving Block dilakukan dengan menggunakan alat
Sampel dalam penelitian ini adalah paving Compression Testing Machine dengan
block dan serat yang digunakan serat plastik air memberikan beban secara bertahap sampai
mineral berbentuk gelas dari berbagai merk dan benda uji hancur. Kuat tekan dihitung dengan
ukuran. Variasi konsentrasi serat plastik yang persamaan (1).
digunakan 0%, 0.2%, 0.4%, 0.6%, 0.8% dari Adapun tahapan pengujian dapat
volume semen paving block dan dapat dilihat dijabarkan di bawah ini ;
pada tabel 3.1 dengan perbandingan campuran 1. Studi Pustaka, studi jurnal penelitian
semen : pasir : fas adalah 1 : 6 : 0,5. Tiap yang relevan
komposisi campuran dibuat tiga unit paving 2. Menyiapkan alat
block dalam bentuk paving hexagonal dengan 3. Mempersiapkan beberapa peralatan,
ukuran keenam sisi 11,5 cm dan tebal 6,5 cm bahan dan mesin yang diperlukan dalam
untuk uji tekan. proses pengujian.
Tabel Variasi Campuran Benda Uji 4. Membuat sampel pengujian (paving
Konsentrasi Serat Plastik
Jumlah Sampel block plastis)
Pengujian 5. Pengujian
0% 3
0.2% 3 a. Mencatat data
0.4% 3 b. Mengumpulkan data
0.6% 3
0.8% 3
c. Mengolah data
Total Jumlah Benda Uji 15 6. Analisis data hasil penelitian/pengujian
Sumber :Hasil Perhitungan dan Pengujian
Adapun tahapan pembuatan benda uji HASIL PENGUJIAN
(paving block plastis) adalah sebagai berikut ; Hasil pengujian agregat digunakan sebagai
a. Melelehkan limbah plastik dengan cara dasar dalam perhitungan rencana campuran.
dibakar, setelah mengering kemudian di Dalam penelitian ini agregat tidak merupakan
hancurkan menjadi serbuk/agregat halus variabel pembentuk beton karena hanya
(lolos saringan no. 200-ASTM) digunakan satu tipe agregat. Sedangkan serat
b. Cetakan paving diberi pelumas agar plastik merupakan suatu variabel, karena
tidak lengket persentase yang digunakan bervariasi yaitu :
c. Mencampur bahan dasar (semen dan 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6% dan 0,8% dari berat
pasir) dengan komposisi/perbandingan semen. Pengujian yang dilakukan pada paving
tertentu ke dalam bak/pan dan diaduk block berupa pengujian kuat tekan. Hasil
sampai homogen pengujian kuat tekan paving block dimaksudkan
d. Memasukkan bahan campuran paving untuk mengetahui besarnya kekuatan tekan
ke dalam cetakan paving dengan paving block yang diuji.
dimensi dan bentuk tertentu serta
dipadatkan Pengujian Kuat Tekan Paving Block
e. Bahan kemudian didinginkan pada Pengujian kuat tekan paving block pada
waktu tertentu umur 28 hari dimaksudkan untuk mencari
f. Sampel paving block dilepas dari konsentrasi penambahan serat plastis terhadap
cetakan kuat tekan paving block yang optimum. Hasil
g. Sampel paving block dipelihara dengan pengujian kuat tekan paving block pada berbagai
metode diuapkan di dalam mesin variasi konsentrasi serat plastis dapat dilihat
penguap sampai umur hari tertentu pada grafik dan tabel di bawah ini.

128 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


Tabel Hasil pengujian kuat tekan paving block KESIMPULAN DAN SARAN
rata-rata Kesimpulan
Variasi Kuat tekan rata-rata (kg/cm2) Kuat tekan optimum terjadi pada
Penambahan 14 21 28
Serat Plastis
7 Hari
Hari Hari Hari penambahan serat plastis sebesar 0.4% dengan
0% 107,76 113,05 128,16 137,76 kuat tekan yang terjadi sebesar 185,23 kg/cm2,
0,2 % 111,55 127,41 142,32 171,55
meningkat 41,83% pada umur 28 hari, jika
dibandingkan paving normal dan mengalami
0,4 % 125,23 144,38 159,30 185,23
penurunan kuat tekan pada penambahan serat
0,6 % 111,90 131,73 156,65 181,90 plastis di atas 0,4% pada umur 28 hari, hal ini
0,8 % 104,92 124,37 144,82 174,92 diakibatkan lekatan antara bahan-bahan
Sumber : Hasil Pengujian dan Perhitungan di penyusun paving kurang bekerja maksimal
Laboratorium karena jumlah konsentrasi serat plastis yang
tidak sesuai mengakibatkan volume pasta semen
20

18
18,520 18,190 berkurang, sehingga banyak rongga atau celah
Kuat Tekan Rata- rataa(Mpa)ra

17,150 17,500
16 15,930 15,670 kosong yang membuat struktur tatanan paving
14,430 14,230 14,480
14
12,520
13,170
12,740 12,430 12,810
13,770
0% tidak padat waktu diuji.
12
11,150 11,190 11,300
10,770
10,490 0.2%
10

8 0.4% Saran
6 0.6%
Untuk penggunaan serat sintesis/plastis,
4 0.8%

2
sebaiknya digunakan variasi konsentrasi < 0,8%
0
7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
dan penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Umur Beton
dilakukan dengan memvariasikan panjang,
Grafik Hubungan kuat tekan paving block bentuk, jenis serat yang digunakan antara lain
dengan umur beton dengan tambahan serat serat baja, serat alami dan lain-lain serta proses
Plastis pemadatan paving dapat menggunakan mesin
press paving untuk mendapatkan sampel benda
Analisa Paving Block uji yang benar-benar baik.
Berdasarkan grafik 4.2 dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi serat 0.4% menghasilkan DAFTAR PUSTAKA
kuat tekan optimum sebesar 185,23 kg/cm2 dan Annual Book of ASTM Standart 1994. Concrete
meningkat 41,83% dari paving normal. Nilai and Agregat, American Society for
kuat tekan paving tertinggi diperoleh pada Testing and Material. Philadelpia.
paving serat dengan konsentrasi penambahan Heinz Frick, CH. Koesmartadi. Ilmu Bahan
serat 0.4% dan penurunan kuat tekan pada Bangunan, Ekploitasi, Pembuatan,
konsentrasi serat kurang dari 0.4% dan lebih Penggunaan dan Pembangunan.
dari 0.4%. Menurunnya kuat tekan paving pada SNI 03-2495-1991. Penggunaan Bahan
konsentrasi 0.6% dan 0.8% diakibatkan lekatan Tambahan untuk Beton, Departemen
antara bahan-bahan penyusun paving kurang Pekerjaan Umum. Jakarta.
bekerja maksimal karena jumlah konsentrasi SNI 1972-2008. Cara Uji Slump Beton,
serat plastis yang tidak sesuai yang Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
mengakibatkan volume pasta semen berkurang, Standar SK SNI M-11-1989 F, Metode
sehingga banyak rongga atau celah kosong yang Pengujian Kadar Air Agregat,
membuat struktur tatanan paving tidak padat Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
waktu diuji. Tjokrodimulyo, K. 1996. Pengetahuan Dasar
Teknologi Beton dan Ilmu Teknik.
UGM. Yogyakarta.
Triono Budi Astanto. 2001. Konstruksi beton.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 129

Anda mungkin juga menyukai