Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi batu adalah salah satu jenis konstruksi yang menempati urutan
besar dalam suatu konstruksi bangunan gedung. Kerja batu ini banyak di lakukan
orang untuk keperluan membuat dinding, lantai di parkiran. Dalam praktek kerja
batu ini, mahasiswa membuat paving, dimana paving tersebut dibuat untuk
keperluan seperti membuat lantai di parkiran, dll. Jenis paving yang dibuat yaitu
paving block/conblock tipe batu. Paving ini banyak diminati banyak orang karena
konstruksi memakai perkerasan paving yang ramah lingkungan, pelaksanaanya
cepat,mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan.

Paving block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran

semen portland atau bahan perekat sejenis, air dan agregat halus dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari pada beton
tersebut (SK.SNI S-04-1989-F,DPU). Beberapa peneliti telah menggunakan
berbagai cara dalam meningkatkan kualitas paving. Salah satunya dengan
menambahkan pozzoland berupa abu batu dan penambahan serat berupa serat
baja, serat plastik, serat alami.

Keberadaan paving dapat dijumpai di trotoar, area bermain / taman, jalan


lingkungan perumahan dan tidak tertutup kemungkinannya digunakan pada
daerah pelabuhan. Hal itu terbukti, hampir di berbagai tempat seperti daerah
parkiran, trotoar, di Universitas Jember menggunakan paving block. Paving block
yang telah dibuat lalu di uji tekan di hari ke-21 dan 28. Uji tekan tersebut
dilakukan untuk menguji besar kekuatan paving menahan beban diatasnya.
1.2 Rumusan Masalah

Dari praktikum bengkel kerja besi di dapatkan rumusan masalah sebagai


berikut:

1.2.1 Bagaimana cara pembuatan paving block dengan perbandingan yang telah
ditentukan?

1.2.2 Berapakah jumlah cetakan paving yang diperoleh sesuai dengan


perbandingan volume bahan yang tersedia?

1.2.3 Dari point 1 dan 2, Apakah kebutuhan paving sesuai target?

1.3 Tujuan Praktikum

1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan paving dengan perbandingan


yang telah ditentukan

1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui jumlah paving yang diperoleh sesuai dengan
perbandingan volume yang tersedia

1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan peving yang dibuat berdasarkan


praktikum yang telah dilakukan

1.4 Manfaat Praktikum

1.4.1 mengetahui cara pembuatan paving dengan perbandingan yang telah


ditentukan

1.4.2 mengetahui jumlah paving yang diperoleh sesuai dengan perbandingan


volume yang tersedia

1.4.3 mengetahui kebutuhan peving yang dibuat berdasarkan praktikum yang


telah dilakukan
1.5 Batasan

1.5.1 Tidak menghitung biaya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Paving Blok

Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu
komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan
perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan menurut SK SNI
T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton
dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa
sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998).
Sebagai bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah, paving blok sangat
luas penggunaannya untuk berbagai keperluan, mulai keperluan yang sederhana
sampai penggunaan yang memerlukan sepesifikasi khusus. Paving block dapat
digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan dikota-kota . Paving
blok dengan kualitas baik adalah paving blok yang mempunyai nilai kuat desak
tinggi (satuan Mpa), serta nilai absobsi (presentase serapan air)yang rendah (%).
Semakin tinggi nilai kuat desaknya maka paving blok semakin bagus.
2.2 Bentuk Paving

1. Paving block / conblock tipe Batu

Ukuran dimensi : 10,5 cm x 21 cm, keterabalan : 6 cm, 8 cm, 10 cm, 44 pcs isi
dalam 1 m2, warna : abu abu, merah / hitam.

2. Paving block / conblock tipe Cacing

Ukuran dimensi : 11,5 cm x 22,5 cm, ketebalan : 6 cm, 8 cm, 10 cm, 39 pcs isi
dalam 1 m2, warna : abu abu, merah / hitam.
3. Paving block / conblock tipe Segitiga

Ukuran dimensi : 19,7 cm x 9,6 cm, ketebalan : 6 cm, 8 cm, 10 cm, 39 pcs isi
dalam 1 m2, warna : abu abu, merah / hitam

4. Paving block / conblock tipe Segienam

Ukuran dimensi : 20 cm x 20 cm, ketebalan : 6 cm, 8 cm, 10 cm, 27 pcs isi


dalam 1 m2, warna : abu abu, merah / hitam

5. Paving block / conblock tipe Grassblock L8

Ukuran dimensi : 30 cm x 45 cm, ketebalan : 6 cm, 8 cm, 7,5 pcs isi dalam 1 m2,
warna : abu abu, merah / hitam.

6. Paving block / conblock tipe Grassblock L5

Ukuran dimensi : 40 cm x 40 cm, ketebalan : 8 cm, 6.25 pcs isi dalam 1 m2,
warna : abu abu, merah / hitam.

7. Paving block / conblock tipe topi uskup

Ukuran dimensi : 30 cm x 6 cm x 21 cm, ketebalan : 6 cm, 8 cm, 10 cm, 25 pcs


isi dalam 1 m2, warna : abu abu, merah / hitam.
2.3 Mutu Paving

Persyaratan mutu paving block menurut SNI-03-0691-1996 sebagi berikut :

1) Sifat Tampak. Bata beton untuk lantai harus mempunyai bentuk sudut yang
sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sududt dan rusuknya tidak
mudah direpihkan dengan jari tangan.

2) Bentuk dan ukuran. Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum
60mm dengan toleransi +8 %

3) Sifat Fisis. Bata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti tercantum
pada tabel berikut :

Tabel 1: Kekuatan Fisis Paving Block

Kuat Tekan (Mpa) Ketahanan Aus (mm/menit)


Mutu Penyerapan air, rata-rata (%)
Rata-Rata Minimum Rata-Rata Maksimum

A 40 35 0,09 0,103 3

B 20 17 0,13 0,149 6

C 15 12,5 0,16 0,184 8

D 10 8,5 0,219 0,251 10

-Paving mutu A : digunakan untuk jalan


- Paving mutu B : digunakan untuk peralatan parkir
- Paving mutu C : digunakan untuk pejalan kaki
- Paving mutu D : digunakan untuk taman dan pengguna lainnya

Menurut Candra (2012), persyaratan ketebalan paving blok pada umumnya


sebagai berikut:

1. 6 cm digunakan untuk beban lalu lintas ringan dengan frekuensi terbatas,


misalnya : sepeda motor, pejalan kaki

2. 8 cm digunakan untuk beban lalu lintas sedang atau berat dan padat
frekuensinya, misalnya: mobil, pick up
3. 10 cm digunakan untuk beban lalu lintas super berat, misalnya tronton

2.4 Alat untuk Pembuatan Paving

Cetakan paving block

Sekop

Cetok

Ember
Plat kayu (triplek hanya untuk paving blok)

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Paving Block

Keunggulan Paving Block antara lain:

Mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan yang bersifat


insidentil.
Dapat diproduksi baik secara mekanis, semi mekanis, maupun di
cetak tangan.
Tidak mudah rusak oleh kendaraan.
Memperindah lapisan permukaan.
Anti slip.
Ukuran lebih terjamin.
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan.
Tidak mudah rusak oleh perubahan cuaca (tahan terhadap cuaca) dan
lain-lain.
Daya serap terhadap air hujan cukup baik, sehingga dapat
mengurangi genangan air di halaman, karena pemasangan antara
satu dengan yang lain tanpa menggunakan perekat/adukan semen.
Kekurangan Paving Blok antara lain:
Pasangan paving blok mudah bergelombang bila pondasinya tidak
dipasang dengan kuat.
Paving juga kurang cocok untuk dipasang di lahan yang dilalui
kendaraan berkecepatan tinggi. Sehingga paving block hanya cocok
untuk dipasang di lahan yang dilalui kendaraan berkecepatan rendah
saja misalnya lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan pratikum bengkel kerja batu bertempat di laboratorium


bengkel patrang
3.2 Waktu Pelaksanaan

Pratikum bengkel kerja batu dilaksanakan pada tanggal 6-7 oktober 2016

3.3 Metode Pelaksanaan

3.3.1 Bahan

Bahan yang digunakan yaitu pasir, abu batu, dan semen, dengan perbandingan
masing-masing yaitu 6 batu pecah : 10 pasir : 2 semen serta air secukupnya .
Dengan perbandinagn dapat menghasilkan satu adukan berisi 8 cetakan paving
blok dengan voleme paving 20 x 10 x 8 cm.

Pasir dan abu batu : sebagai bahan dasar pembuatan paving

Air : sebagai bahan pengikat

Semen : sebagai bahan pengikat utama dalam adukan

3.3.2 Alat

Cetakan paving block

Cetakan paving block

Ayakan pasir

Sekop
Cetok

Ember

Plat kayu (triplek hanya untuk paving blok)

3.4 Diagram Pelaksanaan

START

Pengumpulan Bahan
PASIR AIR SEMEN SEMEN

Pencampuran Bahan

Pencetakan

Perawatan

Uji Tekan

3.5 Target Produksi

Paving dengan Mutu k = 300, dengan jumlah paving yang akan dibuat 528 buah
paving.

3.6 Ukuran Cetakan


Ukuran cetakan pada paving yaitu 20 x 10 x 8 cm

3.7 Metode Pencampuran Bahan

1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan paving.


2. Menyaring pasir terlebih dahulu dengan ukuran saringan 1cm kemudian
3. Hidupkan mixer atau pengaduk campuran pembuat paving setelah mesin hidup.
4. Masukkan pasir terlebih dahulu lalu masukan split atau batu pecah sampai
homogen selama 30 menit, setelah merata kemudian masukan semen dan aduk
selama 30 menit setelah tercampur semua.
5. Masukkan air secukupnya hingga siap dituangkan dan melakukan pencetaka
paving.
6. Periksa campuan pasir dan semen yang telah diaduk dengan mesin mix agar
paving yang akan dicetak memiliki kuat yang maksimal
7. Sebelum menuangkan campuran ke mesin press paving, olesi terlebih dahulu
dinding-dinding cetakan press batako dan paving agar tidak lengket.
3.8 Metode Pencetakan

1. Hidupkan mesin pres batako dan paving dengan menaikkan tuas yang ada
ditiang sebelah kanan mesin
2. Masukkan campuran pasir dan semen yang telah diaduk kedalam cetakan
3. Getarkan mesin pres agar campuran masuk kedalam cetakan dengan
sempurna
4. Tekan tuas mesin pres sampai menyentuh permukaan campuran kemudian
getarkan ulang mesin pres paving bersamaan dengan menekan tuas hingga
mencapai tekanan yang telah ditentukan
5. Setelah campuran di pres naikkan kembali tuas agar penekanannya
kembali ke atas
6. Matikan mesin pres dengan cara yang ada disebelah kanan mesin pres dan
keluarkan batako atau paving yang telah dicetak
3.9 Metode Perawatan

1. Bersihkan peralatan setelah selesai dipakai

2. Asahlah pisau apabila hasil kurang sempurna


3. Berilah pelumas pada bearing alat agar tidak mudah aus

4. Menyiram air pada paving yang telah di buat

3.10 Uji Tekan

Uji tekan suatu material didefinisikan sebagai kemampuan material dalam


menahan beban atau gaya mekanis sebagai kemampuan material dalam
menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan (failure).
Uji kuat tekan , dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

= F/A

Dimana :

= Kuat tekan (N/cm2)

F = Beban maksimum (N)

A = Luas Bidang Permukaan (m2)

Anda mungkin juga menyukai